• Tidak ada hasil yang ditemukan

Askep Fraktur I GUSTI PUTU KRISTIAWAN

N/A
N/A
Gusti Kristiawan

Academic year: 2023

Membagikan "Askep Fraktur I GUSTI PUTU KRISTIAWAN"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.AB

DENGAN DIAGNOSA MEDIS OPEN FRAKTUR MIDDLE PHALANX DIGITI IV PEDIS SINISTRA

DI RUANG BELIBIS RSUD WANGAYA TANGGAL 19-21 JUNI 2021

OLEH :

I GUSTI PUTU KRISTIAWAN (219012825)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIRA MEDIKA BALI DENPASAR

2022

(2)

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.AB

DENGAN DIAGNOSA MEDIS OPEN FRAKTUR MIDDLE PHALANX DIGITI IV PEDIS SINISTRA

DI RUANG BELIBIS RSUD WANGAYA TANGGAL 19-21 JUNI 2021

I. PENGKAJIAN 1. Identitas

1. Identitas Pasien

Nama : Tn. AB

Umur : 16 th

Agama : Hindu

Jenis Kelamin : Laki-laki

Status : Belum menikah

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : wiraswasta Suku Bangsa : Indonesia

Alamat : JL.Werkudara no 3 Denpasar Tanggal Masuk : 19 Juni 2021

Tanggal Pengkajian ...:

19 Juni2021 pukul 19.00 wita No. Register : 777131

Diagnosa Medis : OPEN FRAKTUR MIDDLE PHALANX DIGITI IV PEDIS SINISTRA

2. Identitas Penanggung Jawab

Nama : Tn.IB

Umur : 50th

Hub. Dengan Pasien : Ayah

Pekerjaan : PNS

Alamat : JL.Werkudara no 3 Denpasar Status Kesehatan

(3)

3. Status Kesehatan Saat Ini

1. Keluhan Utama (Saat MRS dan saat ini)

Pasien mengeluhkan nyeri pada telapak kaki kiri akibat kecelakaan jatuh sendiri saat membeli makanan

2. Alasan masuk rumah sakit dan perjalanan penyakit saat ini Pada tanggal 19 Juni 2021 pukul 16.00 wita pasien masuk ke IGD RSUD Wangaya oleh karena kecelakaan jatuh sendiri kemudian dirawat di ruang Belibis dengan open fracture middle phalanx digiti IV pedis sinistra, pasien mengeluhkan nyeri pada kaki kiri. Nyeri dirasakan terus menerus

3. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi

Upaya yang dilakukan untuk mengatasi nyeri pada kaki pasien yaitu pasien diberikan obat injeksi analgetik dan pemasangan finger splint

4. Satus Kesehatan Masa Lalu

1. Penyakit yang pernah dialami

Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit sebelumnya.

2. Pernah dirawat

Pasien mengatakan sebelumnya tidak pernah dirawat di RS

3. Alergi

Pasien mengatakan tidak memiliki alergi terhadap makanan maupun obat-obatan

4. Kebiasaan (merokok/kopi/alkohol dll)

Pasien mengatakan tidak memiliki kebiasaan merokok, minum kopi maupun minuman yg beralkohol

5. Riwayat Penyakit Keluarga -

6. Diagnosa Medis dan therapi

Diagnosa medis: OPEN FRAKTUR MIDDLE PHALANX DIGITI IV PEDIS SINISTRA

Therapi:

Tanggal diberikan Obat Dosis Rute

(4)

19-06-2022 Infus RL 20tpm IV

Ketorolac 3x30mg IV

Ceftriaxone 2x1 vial IV

2. Pola Kebutuhan Dasar ( Data Bio-psiko-sosio-kultural-spiritual) a. Pola Persepsi dan Manajemen Kesehatan

Pasien mengatakan menjaga kesehatan itu penting, pasien tidak ada kebiasaan minum vitamin setiap harinya.

b. Pola Nutrisi-Metabolik

Sebelum sakit :

Pasien mengatakan sebelum sakit, makan 3x sehari dengan porsi 1 piring nasi + lauk dan sayur, pasien minum 1,5 liter / hari. Pasien mengatakan tidak pernah melakukan diet makanan ataupun minuman

Saat sakit :

Pasien mengatakan saat sakit pasien makan 3x sehari dengan porsi 1 piring nasi + lauk dan sayur, pasien minum 1,5 liter / hari

c. Pola Eliminasi

Sebelum sakit :

Pasien mengatakan sebelum sakit pasien BAB 1x sehari dengan konsistensi lunak, bau khas feses, tidak terdapat darah / lendir dan BAK 4-5 kali sehari, warna kuning jernih dan bau khas urine

Saat sakit :

Pasien mengatakan sebelum sakit pasien BAB 1x sehari dengan konsistensi lunak, bau khas feses, tidak terdapat darah / lendir dan BAK 4-5 kali sehari, warna kuning jernih dan bau khas urine

d. Pola Gerak dan aktivitas

Aktivitas Kemampuan Perawatan Diri

0 1 2 3 4

Makan dan minum 

Mandi 

Toileting 

Berpakaian 

(5)

Berpindah 

0: Mandiri, 1: Alat bantu, 2: Dibantu orang lain, 3: Dibantu orang lain dan alat, 4:

Tergantung total.

Latihan

Sebelum sakit:

pasien mengatakan pasien bisa melakukan aktivitas secara mandiri.

Saat sakit:

Pasien mengatakan saat sakit pasien tidak mampu melakukan semua aktivivtasnya secara mandiri kecuali makan dan minum

e. Pola koqnitif dan Persepsi Sensori

Pasien mengatakan tidak mengalami keluhan yg berkenan dengan kemampuan sensasi, baik penglihatan, pendengaran, penciuman, dan pengecap, pasien dapat mengingat, berbicara dan memahami pesan yg diterima dengan baik

Pasien mengeluh nyeri dengan persepsi sebagai berikut:

P : ketika digerakkan dan saat ditekan Q : ditusuk-tusuk

R : pada daerah telapak kaki kiri S : nyeri skala 6

T : terus- menerus

f. Pola Persepsi-Konsep diri

Pasien mengatakan merasa kurang nyaman dengan kondisinya saat ini, karena pasien tidak dapat bergerak dengan bebas dan nyeri yg dirasakanya

g. Pola Tidur dan Istirahat

Citra tubuh : pasien mengatakan suka dengan tubuhnya Identitas : pasien mampu menyebutkan nama dan umurnya

Ideal diri : pasien mengatakan bahwa beliau selalu bersikap ramah dengan siapapun

Harga diri : pasien mengatakan tidak merasa malu meskipun harus dirawat di rumah sakit

Peran : saat sakit px harus libur bekerja karena harus mengalami perawatan intensif di rumah sakit.

(6)

h. Pola Peran-Hubungan Sebelum sakit:

Pasien mengatakan tidak memiliki masalah dalam peran dan hubungan, baik dlm keluarga, masyarakat, maupun di lingkungan sekitar

Saat sakit :

Pasien mengatakan agak sedikit terganggu dalam peran dan hubungannya karena masih terbaring di rumah sakit dan tidak bisa kemana-mana

i. Pola Seksual-Reproduksi

Pasien berjenis kelamin laki-laki , pasien sudah menikah dan memiliki 2 anak j. Pola Toleransi Stress-Koping

Pasien mengatakan cemas dan takut jika kakinya tidak bisa dipergunakan kembali k. Pola Nilai-Kepercayaan

Sebelum sakit :

Pasien mengatakan biasa sembahyang sebelum memulai aktivitasnya, bersembahyang di merajan dan pura setiap ada hari suci keagamaan.

Saat sakit :

Pasien mengataakan hanya bisa berbaring di tempat tidur jadi hanya mampu sembahyang di tempat tidur saja

4. Pengkajian Fisik

a. Keadaan umum : lemah

Tingkat kesadaran : komposmetis, GCS (E4V5M6)

Tanda-tanda Vital : TD ; 110/60 mmHg, Nadi ; 90x/menit, RR; 20x/menit, Suhu; 36,4℃,

b. Keadaan fisik

 Sistem Pernafasan

Inspeksi : Tidak terdapat kelainan bentuk, simetris, tidak ada otot bantu nafas, tidak ada kelainan bentuk tulang vertebra, tidak ada lesi, tidak terdapat retraksi dada

Palpasi : Taktil vocal fremitus teraba dengan jelas kanan kiri Perkusi : Suara paru sonor

Auskultasi : Suara nafas vesikuler

(7)

 Sistem Kardiovaskuler

Inspeksi : Tampak iktus cordis berdenyut

Palpasi : Iktus cordis teraba di ICS 5, tidak terdapat thrill Perkusi : Suara jantung dullness

Auskultasi : BJ I dan BJ II normal terdengar lupdup

 Sistem Persyarafan

Saraf kranial Jenis funsi Pemeriksaan

Nervus olfaktorius ( I ) Sensorik Px dapat memebedakan saat mencium bau-bauan dengan menutup salah satu lubang hidung

Nervus opticus (II) Sensorik Lapang pandang baik, pasien dapat membaca dengan jarak 6 meter yg seharusnya dibaca dengan jarak normal 6 meter (normal:6/6)

Nervus okulomotoris (III)

Motorik Tidak terdapat starbismus / nistagmus, pupil isokor, refleks cahaya(+), tidak ada gangguan dalam menggerakan bola mata Nervus trokleris (IV) Motorik, sensorik

Nervus abdusen (VI) Motorik

Nervus trigeminus (V) Motorik Px mampu merasakan rangsangan benda tajam, tumpul dan lembut pada daerah dahi, pipi, dan dagu. Reflek mengedip (+), tonus muskulusmasketer terdapat kontraksi

Nervus fasialis (VII) Motorik Px mampu mengangkat alis, mengerutkan dahi,

memajukan/mencucukan bibir,

tersenyum, meringis, mengembungkan pipi, px dapat merasakan rangsangan manis, asam dan asin di 1/3 anterior Nervus vestibulokokleris

(VIII)

Sensorik Tes rine: hantaran udara dan tulang sama-sama dirasakan lama dengan durasi 1 menit

Tes weber: hantaran dirasakan seimbang

(8)

kanan kiri Nervus glosofaringeus

(IX)

Sensori dan motorik

Px dapat merasakan rangsangan manis, asam, asin dan pahit di 2/3 anterior Nervus vagus (X) Sensorik dan

motorik

Reflek menelan dan muntah (+), tidak ada deviasi ovula

Nervus assesorius (XI) Sensorik Adanya kontraksi dari muskulus trapezius dan muskulus

sternokledomastoideus

Nervus hipoglosus (XII) Motorik Tidak ada tremor, px mampu mendorong pipi dengan lidah dari arah dalam

 Sistem Perkemihan

Inspeksi : Tidak ada lesi, tidak ada edema

Palpasi : Tidak ada distensi kantung kemih, tidak ada nyeri tekan Perkusi : Terdengar suara timpani

 Sistem Pencernaan

Inpeksi : Bentuk abdomen simetis, tidak terdapat luka Auskultasi : Terdengar suara bising usus 10x/menit Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan

Perkusi : Terdengar bunyi timpani

 Sistem Muskuloskeletal dan Integumen - Muskuloskeletal

Ekstremitas atas

1) Look : Simetris kanan kiri, terdapat sikatriks di radius ulna dextra, terdapat bengkak

2) Feel : Akral teraba dingin, CRT ≤ 3 detik, penurunan kekuatan otot ekstremitas atas dengan tonus otot : 5 5 5 5 5555

3) Move : gerakan terbatas Ekstremitas bawah

1) Look : Simetris kanan kiri, terdapat open praktur femur sinistra, terdapat bengkak pada kaki kiri

2) Feel : Akral teraba dingin, CRT ≤ 3 detik, penurunan kekuatan otot ekstremitas

(9)

bawah sinistra dengan tonus otot : 5 5 5 5 5555 3) Move : Gerakan terbatas

- Integumen

Ekstremutas Bawah

Inspeksi : Simetris kanan kiri, jari ke 4 kaki kiri tampak bengkak,

terdapat luka lecet di telapak kaki kiri, terpasang stik fiksasi di jari ke 4 kaki kiri, tidak ada clubbing fingers, warna kulit sawo matang, tidak ada kelaian

polidaktili/sindaktili, tidak ada sianosis.

Palpasi : CRT ≤ 3 dtk, teraba bengkak pada jari kaki kiri, akral hangat

 Sistem reproduksi

Tidak dilakukan pemeriksaan

 Sistem Hematopoetik

Inspeksi : Tidak ada sianosis

Palpasi : Tidak terdapat thrill, N = 110x / mnt

Perkusi : Batas kiri jantung : dullness, batas kanan jantung tidak terdeteksi Auskultasi : TD : 90/60 mmHg

c. Pemeriksaan Penunjang

 Data laboratorium yang berhubungan tgl 19-02-2022

Parameter Hasil Nilai normal Unit

WBC 8.19 4.1 – 11.0 103/mm3

HGB 16.1 13.5 – 17.5 gr/dL

RBC 4.02 4.5 – 5.9 103/µL

HCT 47.6 41 – 53 %

(10)

PLT 328 150-440 103/µL

BT 2’00 1-5 menit

CT 10’30 5-15 menit

Natrium 140 130-145 Mmol/L

Kalium 4.2 3.5-5.5 Mmol/L

Klorida 102 95-108 Mmol/L

 Pemeriksaan radiologi

No Jenis Pemeriksaan Hasil

1 Rontgen open fracture phalanx digiti IV pedis sinistra

5. ANALISA DATA A. Tabel Analisa Data

DATA Interpretasi

(Sesuai dengan patofisiologi)

MASALAH DS:

- Pasien mengeluh nyeri di telapak kaki kiri, nyeri dirasa ketika digerakan dan ditekan, - Nyeri seperti ditusuk-tusuk,

skala nyeri 6, nyeri terasa terus –menerrus.

Syaraf didaerah fraktur terputus

Impuls nyeri dikirim melalui serabut saraf perifer

Nyeri akut

(11)

DATA Interpretasi

(Sesuai dengan patofisiologi)

MASALAH DO:

- pasien tampak meringis - terdapat adanya deformitas

Serabut nyeri memasuki medula spinalis

Stimulus nyeri mencapai korteks serebral

Pasien meringis dan mengeluh nyeri, terdapat nyeri tekan,

Nyeri akut DS:

- Pasien mengatakan belum bisa menapakan telapak kaki kirinya

- Pasien mengatakan nyeri saat bergerak

DO:

- pasien tampak kesulitan saat bergerak dan berpindah - ROM terbatas , kekuatan otot

menurun

Fraktur

Pasien terpasang traksi, bidai

ADL pasien dibantu

Gangguan mobilitas fisik

Gangguan mobilitas fisik

B. Tabel Daftar Diagnosa Keperawatan /Masalah Kolaboratif Berdasarkan Prioritas

(12)

N O

TANGGAL DITEMUKA

N

DIAGNOSA KEPERAWATAN TANGGAL

TERATASI

Ttd

1.

2.

19-06-2022 19-06-2022

1. Nyeri akut b.d syaraf didaerah fraktur terputus d.d pasien meringis dan mengeluh nyeri, terdapat nyeri tekan

2. Gangguan mobilitas fisik b.d kerusakan integritas struktur tulang d.d pasien terbatas dalam gerak, ADL pasien dibantu

Kris

C. Rencana Tindakan Keperawatan Hari/Tgl No

Dx

Rencana Perawatan Ttd

Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Minggu

19-06- 2022

1. 1. Setelah dilakukan intervensi selama 3x24 jam, maka tingkat nyeri menurun dengan kriteria hasil:

1. keluhan nyeri menurun 2. gelisah menurun 3. frekuensi nadi membaik

Observasi:

1) Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri

2) Identifikasi skala nyeri

3) Identifikasi respons nyeri non verbal

4) Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri

5) Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri

6) Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri

7) Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup

8) Monitor keberhasilan terapi komplementer yang diberikan

(13)

Hari/Tgl No Dx

Rencana Perawatan Ttd

Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

9)Monitr efek samping penggunaan analgetik Terapeutik:

1) Berikan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi rasa nyeri

2) Control lingkungan yang memperberat rasa nyeri

3) Fasilitasi istirahat dan tidur

4) Pertimbangkan jenis dan sumber dalam memilih strategi meredakan nyeri

Edukasi:

1) Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri, periode, dan pemiu nyeri

2) Jelaskan strategi meredakan nyeri

3) Ajarkan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi rasa nyeri

Kolaborasi:

Kolaborasikan pemberian analgetik, jika perlu.

(14)

Hari/Tgl No Dx

Rencana Perawatan Ttd

Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi 2. Setelah dilakukan intervensi selama

3x24jam, diharapkan mobilitas fisik meningkat. Dengan kriteri hasil:

1. Pergerakan ekstremitas meningkat

2. Kekuatan otot meningkat 3. Nyeri menurun

4. Kaku sendi menurun

Observasi:

1) Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainya

2) Identifikasi toleransi fisik melakukan pergerakan

3) Monitor frekuensi jantung dan tekanan darah sebelum memulai mobilisasi 4) Monitor kondisi umum selama

melakukan mobilisasi Terapeutik

1) Fasilitas aktivitas mobilisasi dengan alat bantu

2) Fasilitasi melakukan pergerakan, jika perlu

3) Libatkan keluarga untuk membantu pasien dalam meningkatkan pererakan Edukasi:

1) Jelaaskan tujuan dan prosedur mobilisasi 2) Anjurkan melaukan mobilisasi dini

Ajarkan mobilisasi sederhana yang harus dilakukan (mis, duduk di tempat tidur) D. Implementasi Keperawatan

Hari/tgl Jam No . Dx

Tindakan keperawatan Evaluasi Ttd

Minggu 19-06-

2022

19.0 0

1 - Mengajarkan tehnik distraksi relaksasi nafas dalam

- Pasien mengatakan mengerti tentang tehnik nafas dalam

- Pasien tampak bermain HP untuk mengalihkan nyeri nya

(15)

Senin 20-06-

2022

21.0 0

08.0 0

10.0 0

2

1

1

2

- Kolaborasi pemberian injeksi analgetik (IV) Ketorolac 1 ampul

- Mendampingi dr DPJP dan anestesi memberikan KIE pasien dan keluarga tentang rencana operasi dan

pembiusan

- KIE pasien tentang ROM pasif dan aktif

- Pasien di antar ke ruang operasi

- Kolaboratif pemberian Analgetic (IV) via syringe pump fentanyl 200mcg dalam 50 cc Nacl 0.9 % dosis 2,1 cc/jam

- Mengkaji TTV dan skala nyeri

- Membantu ADL pasien, membantu px BAK

- Membantu ROM aktif dan pasif pasien

- Obat masuk, reaksi alergi (-)

- Pasien dan keluarga paham tentang prosedur pembiusan dan tindakan operasi

- Pasien mengatakan mengerti tentang ROM aktif dan pasif

- Obat masuk, reaksi alergi (-)

- TD 110/70 mmhg, N: 70x/mnt, RR: 18x/mnt, S: 99%, SN : 2-10 - Pasien mampu berdiri dan BAK

ke toilet di bantu oleh perawat - Pasien mengatakan mengerti

tentang penting nya mobilisasi dini

- Pasien mampu mengikuti

(16)

petunjuk pergerakan ROM aktif dan pasif, tonus otot membaik, Selasa

21-06- 2022

09.0 0

10.0 0

1

1,2

Memerikan analgetic asam mefenamat( oral) 500 mg

Merawat luka dang anti balutan post op ORIF digiti phalanx IV

Mengkaji TTV dan skala nyeri Pasien diperbolehkan BPL

Obat diminum, alergi obat (-), pasien mengatakan nyeri sudah berkurang skala nyeri 1-10 skala nyeri, pasien

mengatakan sudah mulai berani menapakan kaki kirinya saat berjalan

Luka bersih, tanda-tanda infeksi (-)

TD 110/70 mmHg, N: 60x/menit, S; 36.5 c, RR ; 18x/menit, Skala nyeri 1-10 skala nyeri,

E. EVALUASI

Tgl/Jam No Dx Evaluasi Hasil Paraf

21/06/2022 10.00 wita

1 S : Pasien mengatakan nyeri yang dirasakan berkurang , skala nyeri 1-10

O : Pasien tampak tenang, tidak gelisah ,TD:

110/70mmHg, N: 60x/ menit, RR: 18x/menit, T:

KRIS

(17)

36,5OC

A : Masalah teratasi P : Peratahankan Kondisi

Pasien, Pasien BPL 21/20/2022

10.00 wita

2 S : pasien mengatakan sudah dapat melakukan aktifitas ADL secara mandiri O : pasien tampak sudah

dapat melakukan ADL mandiri, tidak gelisah, tampak dapat berdiri dan berjalan perlahan

A : gangguan mobilitas fisik teratasi

P : peratahankan kondisi pasien, pasien BPL

KRIS

Referensi

Dokumen terkait