• Tidak ada hasil yang ditemukan

Askep Minggu 1

N/A
N/A
Isna Zukhrofa

Academic year: 2025

Membagikan "Askep Minggu 1"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN ENDOKARDITIS DI RUANG ASTER RUMAH SAKIT DAERAH DR. SOEBANDI JEMBER

Oleh :

Isna Zukhrofa, S.Kep.

NIM 242311101055

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS JEMBER 2024

(2)

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS JEMBER

FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN ANAK

Ruangan : Aster

Tgl/Jam MRS : 9 Septembe 2024 / 22.47 WIB Dx. Medis : Endocarditis Infeksi

No. Register : 000004xxx

Tgl/Jam Pengkajian : 10 September 2024 / 14.25 WIB A. IDENTITAS KLIEN

1. Nama : An. R

Nama Panggilan : Rafisqy

Umur / Tgl. Lahir : 8 Tahun 4 bulan / 26 April 2016 Jenis Kelamin : Laki-laki

2. Identitas orang Tua

Nama Ayah : Tn. M Nama Ibu : Ny. S

Umur : 55 tahun Umur : 47 tahun

Suku : Jawa Suku : Jawa

Bahasa : Jawa, Indonesia Bahasa : Jawa, Indonesia

Pendidikan : SD Pendidikan : SD

Pekerjaan : Petani Perkebunan Pekerjaan : Petani Perkebunan Penghasilan : 1.000.000 Penghasilan : 1.000.000

Alamat : Jombang, Jember Alamat : Jombang, Jember B. KELUHAN UTAMA

Ibu pasien mengatakan pasien demam C. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

Pasien mengeluh demam, nyeri perut dan nyeri dada selanjutnya dibawa ke puskesmas Jombang, pasien lalu dirujuk ke Rumah Sakit Balung saat masuk RS pasien mengeluh demam sejak 25 Agustus 2024 pagi, pasien mengeluh nyeri perut pada bagian bawah dan nyeri tekan pada dada kiri. Pasien dirujuk ke RSD Soebandi, dan masuk ke PICU dengan keluhan demam naik turun selama 16 hari disertai dengan nyeri dada sebelah kiri serta sesak napas.

Upaya yang telah dilakukan :

Ibu pasien mengatakan sebelumnya sudah mengopres pasien dan membawa ke puskesmas, lalu pasien langsung dirujuk ke RS Balung

Terapi yang diberikan :

Di RS Balung, pasien mendapatkan :

O2 nasal canul, infus D5 ½ NS 1700/24 Jam, Injeksi paracetamol 2x300mg, injeksi dexametasone 5mg/8 jam, injeksi meropenem 3850 mg, injeksi ondansentron 3x4mg

Di RS Soebandi pasien mendapatkan terapi :

Infus D5 ½ 750 cc/24 jam, gentamicin 35 mg, dexametasone 3x5mg, paracetamol 3x300g, ranitidine 2x300mg dan ondansenton 3x4 mg

(3)

D. RIWAYAT KESEHATAN DAHULU

1. Penyakit yang pernah diderita

Ibu pasien mengatakan anaknya belum pernah menderita penyakit seperti ini sebelumnya

2. Riwayat operasi

Ibu pasien mengatakan pasien tidak pernah melaksankan operasi apapun

3. Riwayat Alergi

Ibu pasien mengatakan pasien tidak memiliki alergi

4. Riwayat Imunisasi

Ibu pasien mengatakan pasien sudah diimunisasi lengkap di posyandu balita sejak usia 1 bulan.

E. RIWAYAT PERINATAL

1. Antenatal

Ibu pasien mengatakan selama kehamilan, ibu tidak mengalami gangguan atau kelainan apapun

2. Intra Natal

Ibu pasien mengatakan selama persalinan tidak ada masalah, pembukaan kurang lebih 3 jam

3. Post Natal (0-7 hari)

Ibu pasien mengatakan pasien tidak ada masalah pada 0-7 hari kelahiran F. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA

Ibu pasien mengatakan keluarganya tidak ada yang mengalami masalah kesehatan turun temurun seperti hipertensi dan lain sebagainya.

GENOGRAM

G. PEMERIKSAAN TINGKAT PERKEMBANGAN

1. Perkembangan

a. Adaptasi sosial

Ibu pasien mengatakan pasien memiliki banyak teman, pasien juga dekat dengan tetangga sekitar rumah, pasien juga sedang bersekolah di bangku sekolah dasar.

b. Motorik kasar

Perkembangan motorik baik dan sesuai perkembangan, ibu pasien mengatakan telah dapat berjalan, berlari, bermain bola dengan baik.

c. Motorik halus

Ibu mengatakan anaknya semasa kecil sering mencoret-coret tembok, juga dapat menggambar dengan baik selama sekolah

d. Bahasa

Pasien dapat berkomunikasi dengan baik dan mengerti ketika diajak berbicara oleh lawan bicaranya.

(4)

H. Keadaan Lingkungan yang mempengaruhi timbulnya penyakit

Ibu klien mengatakan klien senang membeli makanan diwarung sembarangan, makanan yang berwarna warni dan pasien sangat suka mie instan.

I. POLA FUNGSI KESEHATAN

1. Pola Persepsi dan Tata laksana kesehatan

Ibu mengatakan apabila terdapat masalah kesehatan biasanya oleh ibu diobati dahulu, apabila kondisinya seperti saat ini, ibu selalu membawa pasien ke tempat pemeriksaan terdekat.

2. Pola Nutrisi & Metabolisme Antopometri :

BB : 28 kg TB : 148 cm

IMT : 14.7 (Normal)

IMT/U : IMT anak – IMT median IMT median – (Tabel -1SD) : 14.7 – 15.8 / 15.8 – 14.5

: -0.84 (Gizi Normal) Biomedical Sign

Hemoglobin : 19,6 g/dL Leukosit : 34,7 g/dL Hematokrit : 31,9 g/dL Trombosit : 998 103/uL

1. Pola eliminasi

BAK Sebelum Sakit Saat di Rumah Sakit

Frekuensi 4-5x 4-5x

Jumlah 1 -1,5 liter Tidak terkaji

Warna Kuning bening Kuning bening

Bau Khas urin Khas urin

Karakter Cair Cair

Alat Bantu Tidak ada Popok

Kemandirian Mandiri Dibantu

BAB Sebelum Sakit Saat di Rumah Sakit

Frekuensi 1-2x/hari 1x/hari

Jumlah 200 cc 100 cc

Warna Kuning kecoklatan Kuning kecoklatan

Bau Khas tinja Khas tinja

Karakter Lembek - padat Terkadang berserat, lembek

Alat Bantu Tidak ada Tidak ada

Kemandirian Mandiri Dibantu

Interpretasi :

Pasien masih lemas sehingga dibantu oleh keluarga

2. Pola aktifitas / bermain (termasuk kebersihan diri)

Pasien semenjak sakit jarang beraktivitas, pasien sering tidur, pasien enggan bergerak.

3. Pola Istirahat tidur

Istirahat dan Tidur Sebelum sakit Saat di Rumah Sakit

Durasi 7-9 jam 8-10 jam

Gangguan tidur Tidak ada gangguan Sering terbangun

Keadaan bangun tidur Segar Lemas, terkadang

pusing

(5)

Lain-lain Interpretasi :

Ibu pasien mengatakan pasien sering tidur dalam jangka waktu yang lama

4. Pola kognitif dan persepsi sensori

Pasien dapat berkomunikasi dengan baik ketika ditanya nama dan diberikan perintah untuk berjabat tangan, pasien dapat melihat dengan baik, mencium dan merasakan dengan baik, GCS 15

5. Pola konsep diri

Pasien merupakan anak pertama, pasien merupakan pelajar, selama di rumah sakit, pasien sering minta pulang karena ingin bersekolah.

6. Pola Hubungan – Peran

Pasien terlihat lebih dekat dengan ibunya, setiap hari pasien selalu ditemani Ibu di Rumah Sakit

7. Pola Seksual – seksualitas

Seksual tidak aktif, pasien belum mengalami mimpi basah tidak terdapat kelainan pada genitalia pasien

8. Pola Mekanisme Koping

Apabila pasien merasakan tidak aman seperti saat akan diperbaiki infusnya yang macet, pasien merengek pada ibunya karena merasakan sakit pada tanganya.

9. Personal Nilai dan kepercayaan

Ibu pasien mengatakan pasien sudah diajari sholat, sebelum masuk ke rumah sakit, pasien selalu ke masjid bersama dengan ayahnya, namun selama sakit, pasien tidak pernah beribadah karena lemas.

J. PEMERIKSAAN FISIK

1. Status kesehatan Umum

Keadaan Umum : Pasien tampak lemah Kesadaran : Composmentis E4 V5 M 6 Tanda-tanda vital :

Nadi : 142 x/menit Suhu : 38,0 oC RR : 30 x/menit

Tinggi badan : 148 cm Lingkar kepala : 28 cm Lingkar lengan atas : 15 cm Berat badan sebelum sakit: 34 kg

Berat badan saat ini : 28 kg (berat badan ideal)

2. Kepala

Inspeksi : Kepala pasien normal tidak ada luka, simetris tidak ada benjolan Palapsi : Tidak ada nyeri tekan pada kepala pasien,

3. Leher

Inspeksi : Tidak ada luka, tidak ada luka, tidak ada benjolan, warna kulit sama dengan area sekitarnya Palpasi : Tidak ada benjolan pada kelenjar tiroid, tidak ada nyeri tekan, tida ada benjolan yang teraba

4. Thorax / dada Jantung

Inspeksi : tidak terlihat bengkak, warna dada sama dengan kulit yang lain, tidak ada luka, tidak ada benjolan

Auskultasi : Suara jantung S1 S2 tunggal reguler Palpasi : Nyeri tekan tidak ada

Perkusi : Dullness Paru

Inspeksi : pegerakan dada simetris kanan dan kiri, pasien tidak menggunakan pernapasan cuping hidung, pasien tidak terpasang bantuan oksigen, 30x/ menit

Palpasi : pergerakan dinding dada teratur, taktir fremitu baik

(6)

Perkusi : redup Auskultasi : Redup

5. Abdomen

Inspeksi : Tidak ada luka, benjolan pada perut pasien Auskultasi : Bising usus normal 29x/menit

Palpasi : nyeri pada suprapubik ketika ditekan Perkusi : Bunyi timpani

6. Keadaan punggung :

Inspeksi : Tidak ada luka, tidak ada benjolan, tidak ada jejas Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak teraba massa

Perkusi : Bunyi paru redup Auskultas : Redup

7. Ekstremitas Ekstremitas atas :

Tangan kiri terpasang infus, tangan kanan dan kiri simetris bekas pengambilan darah pada bagian vena cubitus sebelah kanan, tangan kanan dan tangan kiri memiliki warna kulit yang sama, CRT

≤ 2 detik

Ekstremitas bawah :

Kedua kaki pasien simetris, tidak ada lesi, tidak ada jejas, tidak ada benjolan, tidak ada edema . Pasien dapat menggunakan kedua kakinya dengan baik

8. Genetalia & Anus

Tidak terdapat kelainan, pasien dapat melaksanan BAK dan BAB dengan baik.

K. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

1. Laboratorium

Jenis Pemeriksaan Hasil

Pemeriksaan Normal Satuan Hematologi

Hemoglobin Laju Endap Darah Lekosit

10,6 58/- 34,7

11.5 – 15.5 0-15 4,5-13,5

g/dL mm/jam

103/uL Hitung Jenis

Eosinofil Basofil Stab Segmen Limfosit Monosit

0 0 0 86

8 6

0-3 0-1 28-48

3-6

%

%

%

% Neutrofil Limfosit

Ratio Ratio N/L Hematokrit Trombosit MCV MCH MCHC

10,74 31,9

998 73.2 24.2 33.2

< 3.13 35,0-45,0

150-450 69,00-73,00 22,00-34,00 32,00-37,00

% 103/uL

fL pg g/dL Elektrolit

Natrium Kalium Klorida Kalsium

125,2 4,57 93,8 2,39

135-155 3,5-5,0 90-110 2,15-2,57

mmol/L mmol/L mmol/L mmol/L

(7)

2. Radiologi

a. Rontgen Thorax paru

Interpretasi :

Tampk perselubungan inhomogen pada kedua lapang paru, kesan pneumonia b. Elektrokardiogrfi

Inter pretasi : Normal

3. Lain – lain a. EKG

L. Terapi

1. Parenteral

Infusan D5 ½ NS 1000 cc/24 jam Ampixilin Sulbaktam 3 x 750 mg Gentamicin 2x15 mg

Dexamethasone 2 x5 mg

Paracetamol 300 mg (jika perlu) Ondansentro 3 x4 mg (jika perlu)

Isna Zukhrofa 242311101055

(8)

ANALISA DATA

Tanggal No Data Fokus Problem Etiologi

11 September

2024

1 DS :

Pasien mengeluh nyeri tekan pada dada sebelah kiri ICS 4 DO :

a. Pasien tampak meringis saat di palpasi dibagian ICS 4

P : Endokarditis

Q : Nyeri sepert ditusuk R : didada kiri, ICS 4 S : 3

T : Ketika ditekan

b. Pasien bersikap protektif ketika dilaksanakan palpasi dada

c. Pasien sedikit gelisah

Nyeri akut b.d Agen pencedera fisiologi

Invasi patogen pada endotel dan katup

dinding jantung Inflamasi

Ekspansi dada menurun Nyeri pada dada

Nyeri akut

2 DS :

a. Ibu mengatakan pasiennya panas naik turun

b. Ibu mengatakan pasien sering berkeringat DO :

a. Kulit pasien memerah pada bagian pipi nampak jelas

b. Kulit pasien terasa hangat Suhu : 38 oC

Hipertermi b.d.

Respon inflamasi

Respon inflamasi Peningkatan termodinamika

hipotalamus Peningkatan suhu tubuh

Hipertermia 3 DS : -

DO:

a. Kadar leukosit pasien 34,7 103/uL meningkat

b. Kadar Natrium menurun 125,2 mmo/L

Resiko Infeksi b.d.

peningkatan paparan organisme patogen

lingkungan

Invasi patogen pada endotel dan katup

dinding jantung Respon imunitas terhadap patogen

Inflamasi Resiko infeksi 11

September 2024

4 DS :

Ibu pasien mengatakan pasien enggan makan

DO :

BB : 28 Kg, turun 6 kg sejak MRS

Resiko defisit nutrisi berhubungan dengan keengganan untuk

makan

Masuk rumah sakit sejak 28 September

2024

Perubahan kebiasaan makan

Kejenuhan dengan pengobatan, menu

(9)

makanan berulang, kondisi berhubungan

dengan penyakit Keengganan untuk makan

(10)

DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN

Tanggal Muncul No.DX DIAGNOSA KEPERAWATAN TTD

10 September

2024 1

Nyeri akut b.d Agen pencedera fisiologi d.d pasien mengeluh nyeri,

pasien tampak meringis, pasien protektif

Isna 10 September

2024 2 Hipertermi b.d. Respon inflamasi d.d peningkatan leukosit

Isna 10 September

2024 3 Resiko Infeksi b.d. peningkatan paparan organisme patogen lingkungan

Isna 11 September

2024 4 Resiko defisit nutrisi b.d faktor psikologis pasien enggan makan

Isna

(11)

TINDAKAN PERAWATAN

Tgl Jam Tindakan Perawatan Nama

Mahasiswa 10

September 2024

15.00 a. Mengidentifikasi lokasi ada pada ICS 4, karakteristik seperti ditusuk, durasi ketika ditekan saat palpasi saja, frekuensi nyeri hanya datang ketika ditekan namun dapat muncul tiba-tiba

b. Mengidentifikasi skala nyeri 3, menggunakan numeric scale

c. Mengidentifikasi kapan pasien nyeri

Respon : pasien mengatakan bahwa dulu nyeri timbul ketika dirinya capek

d. Memberikan terapi napas dalam ketika nyeri dada Respon : pasien dapat mengikuti dengan baik e. Mengontrol lingkungan yang memperberat seperti

kebisingan dan suhu ruangan yang dingin dengan memantau kunjungan pasien dan menghimbau memberikan selimut

f. Menghimbau ibu untuk membuat anak nyaman supaya tidur dengan nyaman

Respon : ibu mengatakan memahami untuk membut anaknya nyaman

Isna

15.20 a. Mengidentifikasi penyebab hipertermia, disebabkan oleh inflamasi

Respon : inflamasi endokarditis

b. Memonitor suhu tubuh pasien, dimana per 15.20 suhu tubuh pasien 38,8 oC

c. Memonitor kadar elektrolit pasien rendah Hasil : Natrium 125,2 mmol/L dengan rentang Normal 135-155

d. Menganjurkan keluarga memberikan minuman atau cairan oral, mengganti selimut dan melepas baju pasien apaila berkeringat atau demam

Respon : ibu mengatakan memahami apa yang disampaikan

e. Menghimbau pasien melaksanakan teknik tepid sponge

Respon : Ibu mengatakan memahami teknik kompres tepid sponge, ibu dapat menyebutkan titik mana yang dikompres

f. Kolaborasi, pasien diberikan cairan infus D5 ½

Isna

(12)

15.30 a. Memonitor tanda dan gejala infeksi

Hasil : Pasien tidak demam, tidak ada tanda inflamasi lain, pasien rileks

b. Menganjurkan membatasi pengunjung suapaya pasien dapat beristirahat

c. Mencuci tangan sebelum kontak dengan pasien Respon : sudah dilaksanakan cuci tangan 5 momen d. Menjelaskan bahwa demam merupakan tanda gejala

infeksi

Respon ibu mengatakan akan segera bilang apabila anaknya demam

e. Menganjurkan meningkatkan asupan nutrisi dan cairan

Respon : Ibu mengatakan anaknya jarang minum

Isna

11 September

2024

19.40 a. Memonitor suhu tubuh pasien, dimana per 18.00 suhu tubuh pasien 36,6 oC

b. Menganjurkan keluarga untuk melepas baju pasien ketika demam memberikan minuman atau cairan oral, menghimbau melaksanakan teknik tepid sponge ketika panass

Respon : Ibu pasien mengatakan akan melaksanakanya apabila anaknya panas

c. Kolaborasi, pasien diberikan cairan infus D5 ½

Isna

19.45 a. Memonitor tanda dan gejala infeksi Respon :

Tidak ada tanda dan gejala infeksi yang terjadi pada anak

b. Menganjurkan membatasi pengunjung supaya pasien dapat beristirahat, meningkatkan asupan nutrisi dan cairan

Respon : ibu mengatakan memahami apa yang harus dilakukan

c. Mencuci tangan sebelum kontak dengan pasien d. Menjelaskan bahwa benjolan, lebam, nyeri pada

bagian tertentu dan lain sebagainya bisa menjadi tanda gejala infeksi

Respon : ibu pasien mengatakan memahami apa yang perlu dilakukan

Isna

19.50 a. Memonitor asupan yang masuk,

Hasil : pasien kurang mau makan, pasien makan 3 sendok

b. Melakukan kontrak perilaku, memberikan saran apa makanan yang sehat supaya bisa cepat keluar dari rumah sakit

Isna

(13)

c. Menganjurkan keluarga memberikan pujian ketika bisa makan makanan rumah sakit dengan lahap 12

September 2024

08.30 a. Memonitor suhu tubuh pasien, dimana per 18.00 suhu tubuh pasien 35,8 oC

b. Kolaborasi, pasien diberikan cairan infus D5 ½ per IV dengan 14 tpm

Isna

08.40

a. Memonitor tanda dan gejala infeksi

Hasil : tidak ada tanda gejala infeksi, tidak ada panas tidak ada keluhan nyeri

b. Menganjurkan membatasi pengunjung suapaya pasien dapat beristirahat Menganjurkan

meningkatkan asupan nutrisi dan cairan

c. Mencuci tangan sebelum kontak dengan pasien Respon : sudah dilaksanakan cuci tangan 5 momen

Isna

08.50 a. Memonitor asupan yang masuk, pasien kurang mau makan, pasien makan 2 sendok karena tidak suka menunya

b. Melakukan kontrak perilaku, memberikan saran apa makanan yang sehat supaya bisa cepat keluar dari rumah sakit

Respon : pasien tidak ada respon hanya mendengarkan

c. Menganjurkan keluarga memberikan pujian ketika bisa makan makanan rumah sakit dengan lahap Respon : Ibu mengtakan akan menerapkannya

Isna

(14)

EVALUASI

Tgl No Diagnosa Evaluasi Nama

Mahasiswa 11

September 2024 19.00

Nyeri akut b.d Agen pencedera

fisiologi d.d pasien mengeluh

nyeri, pasien tampak meringis,

pasien protektif

S :

Pasien mengatakan sudah tidak nyeri lagi

O :

P : Endokarditis Q : Seperti ditusuk R : ICS 4 atau dada kiri S : skala 1

T : saat ditekan

Pasien tidak meringis ketika ditekan pada bagian dada kiri A : Nyeri akut sudah tidak ada

P : Intervensi dihentikan

Isna

19.10 Hipertermi b.d.

Respon inflamasi d.d peningkatan

leukosit

S :

Ibu pasien mengatakan pasien masih sering naik turun demamnya

Ibu pasien mengatakan pasien masih mengeluh tidak enak badan dan lemas

O :

Suhu pasien : 36 oC Akral pasien hangat A : Masalah masih ada P : Intervensi dilanjutkan

Isna

19.30 Resiko Infeksi b.d. peningkatan

paparan organisme

patogen lingkungan

S :

Ibu pasien mengatakan pasien masih mengeluh tidak enak badan dan lemas

O :

Leukosit : 34,7 103 / uL A : Resiko infeksi masih ada P : Intervensi dilanjutkan

Isna

12 September

2024 06.30

Hipertermi b.d.

Respon inflamasi d.d peningkatan

leukosit

S :

Ibu pasien mengatakan pasien masih sering naik turun demamnya

Ibu pasien mengatakan pasien masih lemas dan tidak

bertenaga O :

Suhu : 35,8 oC

A : Hipertermi masih ada P : Intervensi dilanjutkan

Isna

(15)

06.40 Resiko Infeksi b.d. peningkatan

paparan organisme

patogen lingkungan

S :

Ibu pasien mengatakan pasien masih sering demam naik turun O :

Leukosit : 34,7 103 / uL A : Resiko infeksi masih ada P : Intevensi dilanjutkan

Isna

06.50 Resiko defisit nutrisi b.d faktor psikologis pasien enggan makan

S : Ibu pasien mengatakan pasien enggan untuk makan Ibu pasien mengatakan pasien lebih memilih meminta dibelikan jajan

O :

Keadaan umum pasien lemah dan lemas

BB sebelum masuk RS : 34 kg BB saat di RS : 28 kg

A : Resiko defisit nutrisi ada P: Intervensi dilanjutkan

Isna

12 September

2024 19.30

Hipertermi b.d.

Respon inflamasi d.d peningkatan

leukosit

S :

a. Ibu pasien mengatakan anaknya masih demam naik turun

b. Ibu pasien mengatakan pasien banyak berkeringat O :

Suhu : 35oC

A : Hipertermi masih ada P : Intervensi dilanjutkan

Isna

19.40 Resiko Infeksi b.d. peningkatan

paparan organisme

patogen lingkungan

S :

Ibu pasien mengatakan pasien masih sering demam naik turun O :

Leukosit : 34,7 103 / uL A : Resiko infeksi masih ada P : Intevensi dilanjutkan

Isna

19.50 Resiko defisit nutrisi b.d faktor psikologis pasien enggan makan

S :

Ibu pasien mengatakan pasien makan hanya sedikit

O:

Lidah pasien putih

BB sebelum masuk RS : 34 kg BB saat di RS : 28 kg

A: Resiko defisit nutrisi masih ada

P: Intervensi dilanjutkan

Isna

Referensi

Dokumen terkait