• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASSESSMENT OF THE FINANCIAL HEALTH OF LIFE INSURANCE COMPANIES USING RISK-BASED CAPITAL AND EARLY WARNING SYSTEM (Case Study on Life Insurance Companies in Indonesia 2014 - 2018)

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "ASSESSMENT OF THE FINANCIAL HEALTH OF LIFE INSURANCE COMPANIES USING RISK-BASED CAPITAL AND EARLY WARNING SYSTEM (Case Study on Life Insurance Companies in Indonesia 2014 - 2018)"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

ASSESSMENT OF THE FINANCIAL HEALTH OF LIFE INSURANCE COMPANIES USING RISK-BASED CAPITAL AND EARLY WARNING

SYSTEM

(Case Study on Life Insurance Companies in Indonesia 2014 - 2018)

By:

Firzha Nur Ariffin

Faculty of Economics and Business, Universitas Brawijaya firzhanurariffin@gmail.com

Supervisor:

Dr. Kusuma Ratnawati, SE., MM., CFP

ABSTRACT

This study aims to assess the financial health of life insurance companies in Indonesia using a qualitative descriptive research method with a case study approach. The data used are secondary in the form of financial reports from 8 life insurance companies in Indonesia for 5 years from 2014 to 2018. The data obtained were analyzed using the Early Warning System (EWS) method including solvency ratio, level of fund adequacy, changes surplus, underwriting, claim expense, return on investment, liquidity, premium growth, self-retention and Risk-Based Capital (RBC) to see the company's financial performance during that period. Then the results are compared between one company and another. The results showed that there were significant differences between one company and another. This is indicated by the results of different ratio assessments and each company has its advantages and disadvantages during the 5 years of the study period. but some ratios have the same criterion value (meet the applicable rules), namely in terms of the Solvency ratio, the Fund Adequacy Level ratio.

Keywords: Insurance Financial Performance, Early Warning System, Risk-Based Capital

(2)

PENILAIAN KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI JIWA DENGAN MENGUNAKAN RISK BASED CAPITAL DAN EARLY WARNING

SYSTEM

(Studi Kasus Pada Perusahaan Asuransi Jiwa di Indonesia Tahun 2014 - 2018)

Firzha Nur Ariffin

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya firzhanurariffin@gmail.com

Dosen Pembimbing

Dr. Kusuma Ratnawati, SE., MM., CFP

Penelitian ini bertujuan untuk menilai kesehatan keuangan perusahaan asuransi jiwa di Indonesia menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Data yang digunakan adalah data sekunder berupa laporan keuangan dari 8 perusahaan asuransi jiwa di Indonesia selama 5 tahun mulai tahun 2014 sampai pada tahun 2018. Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan metode Early Warning System (EWS) meliputi: rasio solvabilitas, tingkat kecukupan dana, perubahan surplus, underwriting, beban klaim, pengembalian investasi, likuiditas, pertumbuhan premi, retensi diri dan Risk Based Capital (RBC) untuk melihat kinerja keuangan perusahaan selama periode tersebut. Kemudian hasil dibandingkan antara 1 perusahaan dengan perusahaan lain. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara 1 perusahaan dengan perusahaan yang lain. Hal ini ditunjukkan oleh hasil penilaian rasio yang berbeda dan tiap perusahaan memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing selama 5 tahun periode penelitian tersebut. tetapi ada juga hasil rasio yang memiliki nilai kriteria yang sama (memenuhi aturan yang berlaku) yaitu dalam hal rasio Solvabilitas, rasio Tingkat Kecukupan Dana.

Kata Kunci : Kinerja Keuangan Asuransi, Early Warning System, Risk Based Capital

(3)

1. PENDAHULUAN

Indonesia adalah sebuah negara yang memiliki jumlah penduduk yang sangat besar. Berdasarkan hasil Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) pada tahun 2020 jumlah penduduk Indonesia mencapai 269,6 juta jiwa. Jumlah tersebut terdiri dari 135,34 juta jiwa laki-laki dan 134,27 juta jiwa perempuan. Sedangkan menurut kelompok usia, penduduk yang masih tergolong anak-anak (0- 14 tahun) mencapai 66,05 juta jiwa sekitar 24,5% dari total populasi.

Untuk populasi yang masuk kategori usia produktif (15-65 tahun) mencapai 185,22 juta jiwa (68,7%) dan penduduk usia lanjut 65 ke atas sebanyak 18,06 juta jiwa (6,7%).

Dengan jumlah penduduk yang sangat besar hal ini bisa menjadi potensi dan peluang untuk berkembangnya produk asuransi terutama asuransi jiwa.

Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) (berita asuransi edisi 12 Maret 2020) mencatat pertumbuhan pendapatan (income) industri asuransi jiwa sepanjang 2019 meningkat sebesar 18,7% atau mencapai Rp. 243,20 Triliun.

Peningkatan tersebut menunjukkan

meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap industri asuransi jiwa. "Dari Rp. 204,89 triliun di 2018, menjadi Rp. 243,20 triliun pada tahun 2019," ujar Ketua Dewan Pengurus AAJI, Budi Tampubolon. Sambung dia menjelaskan, pendapatan tersebut dihimpun dari 59 perusahaan anggota AAJI dengan total 60 perusahaan yang terdaftar dalam keanggotaan.

Dengan pertumbuhan pendapatan (income) industri asuransi jiwa yang meningkat sebesar 18,7%, Budi memastikan bahwa industri asuransi jiwa merupakan industri yang kokoh dengan komitmen yang tinggi. Selain memaparkan pertumbuhan di berbagai aspek tersebut, Ia juga menyatakan bahwa sikap AAJI masih konsisten dalam mendukung Reformasi Industri Keuangan Non Bank (IKNB). Dengan hasil perolehan ini, dapat digaris bawahi, industri asuransi jiwa nasional terus tumbuh dan berkembang secara berkelanjutan, didasari antara lain oleh tingkat kesadaran masyarakat akan pentingnya asuransi jiwa yang meningkat.

Ketua Dewan Pengurus Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Budi Tampubolon

(4)

mengatakan bahwa mulai dari tahun 2014 hingga 2018, Compound Annual Growth Rate (CAGR) industri asuransi jiwa sebesar 12,3%

total premi tiap tahun rata-rata tumbuh dua digit. Berdasarkan fakta tersebut untuk tahun 2020 pertumbuhan premi industri asuransi jiwa kemungkinan di bawah 12 persen. Berdasarkan data AAJI kuartal kedua 2019, industri asuransi jiwa mencatat total pendapatan sebesar Rp118,32 triliun, tumbuh 31,9% dibanding periode sama di 2018. Total pendapatan premi asuransi jiwa di kuartal II 2019 yang mencapai Rp90,25 triliun mengalami perlambatan 3,6% dibanding periode sama tahun 2018 dipengaruhi oleh melambatnya kinerja saluran distribusi bancassurance sebesar 16,8% dan saluran keagenan 8,6%.

(Budi Tampubolon, dalam Berita AAJI Edisi 26 November 2019)

Asuransi jiwa adalah program perlindungan dalam bentuk pengalihan risiko ekonomis atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan. Asuransi jiwa perlu kita miliki dengan tujuan agar kebutuhan ekonomi tidak terganggu akibat terjadinya risiko

terhadap pencari nafkah selama masa- masa produktif, atau untuk persiapan hari tua yang bahagia sejahtera.

Perbedaan yang esensial antara asuransi jiwa dan asuransi lainnya yang dirancang untuk melindungi terhadap suatu bencana/musibah (peril) tertentu adalah bahwa asuransi jiwa mempunyai fungsi tambahan, yaitu fungsi akumulasi (tabungan), kecuali asuransi jiwa berjangka (term insurance). Sebagian premi yang telah dibayarkan untuk asuransi jiwa oleh tertanggung merupakan suatu akumulasi pembayaran yang pada akhirnya merupakan dana investasi yang akan diserahkan oleh pihak penanggung kepada pihak tertanggung.

Oleh karena itu masyarakat perlu mengetahui tingkat kesehatan kinerja keuangan dari perusahaan asuransi jiwa agar tidak terjadi masalah ketika mereka ingin mengambil (klaim) asuransi di masa depan.

Rumus rasio keuangan yang digunakan untuk perusahaan asuransi berbeda dengan bila dibandingkan dengan perusahaan dagang atau perusahaan jasa lainnya. Analisis rasio keuangan yang digunakan untuk

(5)

menilai kinerja keuangan perusahaan asurasi dapat menggunakan analisis rasio yang disebut Early Warning System (EWS) yang dibuat oleh The National Association of Insurrance Comissioner (NAIC), yaitu lembaga pengawas badan usaha asuransi di Amerika Serikat (Artimaharani dan Bambang 2015).

Tingkat kesehatan keuangan perusahaan tidak hanya diukur dengan analisis rasio keuangan, tetapi juga dapat dilihat dari tingkat solvabilitasnya atau biasa dikenal dengan Risk Based Capital (RBC).

Berdasarkan Peraturan Menteri

Keuangan (PMK) Nomor

53/PMK.010.2012 tentang Kesehatan Keuangan Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi. Perhitungan Risk Based Capital akan memberikan informasi seberapa banyak perusahaan memiliki dana untuk memenuhi seluruh kewajiban klaim nasabahnya.

Di Indonesia jumlah perusahaan asuransi jiwa yang terdaftar dalam AAJI ada 50 perusahaan asuransi. Dalam penelitian ini diambil 8 perusahaan auransi jiwa meliputi: PT Prudential

Life Assurrance, PT Asuransi Jiwa Adisarana Wanaartha, PT Asuransi Jiwa Taspen, PT Commonwealth Life, PT Asuransi CIGNA, PT Asuransi Jiwa Sequis Lifes, PT Avrist Assurance, PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia. Perusahaan ini dipilih dengan mempertimbangkan ketersediaan data keuangan mulai dari tahun 2014 – 2018.

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka peneliti merasa perlu melakukan penelitian untuk menilai kinerja perusahan asuransi jiwa dengan menggunakan alat analisis rasio Early Warning System (EWS) sebagai tolok ukur perhitungan dan Rasio Risk based Capital untuk membantu peneliti dalam menilai kinerja keuangan perusahaan asuransi. Oleh karena itu, peneliti mengambil judul

“PENILAIAN KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI JIWA DENGAN MENGUNAKAN ANALISIS RISK BASED CAPITAL DAN EARLY WARNING SYSTEM

(Studi Kasus Pada Perusahaan Asuransi Jiwa di Indonesia Tahun 2014 - 2018)”

(6)

2. LANDASAN TEORI

A. Definisi Laporan Keuangan Menurut Kasmir (2017:7) laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu.

Menurut Munawir (2014:2) laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut.

Menurut Kasmir (2017:9), secara umum ada lima jenis laporan keuangan yang biasa disusun, yaitu : Balance Sheet (Neraca), Income Statement (Laporan Laba Rugi), Laporan Perubahan Modal, Laporan Arus Kas, Laporan Catatan Atas Laporan Keuangan

B. Kinerja Keuangan

Untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan maka secara umum perlu dilakukan analisis terhadap laporan keuangan, yang menurut Brigham dan Houston (2013:78) mencakup :

1. Pembandingan kinerja perusahaan dengan perusahaan lain dalam industri yang sama dan

2. Evaluasi kecenderungan posisi keuangan perusahaan sepanjang waktu. Laporan keuangan keuangan perusahaan melaporkan baik posisi perusahaan pada suatu waktu tertentu maupun operasinya selama beberapa periode tertentu.

C. Pengertian Asuransi Jiwa

Menurut Undang-Undang No 40 tahun 2014 Usaha Asuransi Jiwa adalah usaha yang

menyelenggarakan jasa

penanggulangan risiko yang memberikan pembayaran kepada pemegang polis, tertanggung, atau pihak lain yang berhak dalam hal tertanggung meninggal dunia atau tetap hidup, atau pembayaran lain kepada pemegang polis, tertanggung, atau pihak lain yang berhak pada waktu tertentu yang diatur dalam perjanjian, yang besarnya telah ditetapkan dan/atau didasarkan pada hasil pengelolaan dana.

Sementara itu, ada pihak lain yang tidak kalah penting dalam perjanjian asuransi, yaitu : Pemegang polis dan tertanggung.

(7)

D. Analisis Rasio Keuangan Sebagai Alat Ukur Kesehatan Kinerja Keuangan Perusahaan Asuransi Jiwa

Dalam menilai kesehatan keuangan perusahaan asuransi digunakan metode analisis rasio Risk Based Capital dan Early Warning System.

Menurut Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 63 Tahun 2004 Risk Based Capital (RBC) menyatakan bahwa “Rasio kesehatan Risk Based Capital adalah suatu ukuran yang menginformasikan tingkat keamanan financial atau kesehatan suatu perusahaan asuransi yang harus dipenuhi oleh perusahaan asuransi kerugian sebesar 120%.

Menurut Munawir (2014:82) Early Warning System adalah suatu system yang menghasilkan rasio-rasio keuangan dari perusahaan- perusahaan asuransi yang dibuat berdasarkan informasi dari laporan keuangan perusahaan dan bertujuan untuk memudahkan melakukan identifikasi terhadap hal-hal penting yang berkaitan dengan kinerja keuangan perusahaan.

Rasio-rasio Early Warning System yang digunakan dalam penelitian antara lain adalah rasio

solvabilitas, rasio profitabilitas, rasio likuiditas,

3. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Pada penelitian ini digunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi kasus.

Menurut Widi (2010:24) Penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian yang menggambarkan semua data atau keadaan suatu obyek/subyek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat dan lain-lain) kemudian dianalisis dan dibandingkan berdasarkan kenyataan yang sedang berlangsung pada saat ini dan selanjutnya mencoba untuk memberikan pemecahan masalahnya.

Menurut Sugiyono (2016:15)

“Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowball, teknik pengumpulan data dengan trianggulasi (gabungan),

(8)

analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi”.

Jenis metode pendekatan yang digunakan adalah studi kasus.

Menurut Arikunto (2010:185) mengungkapkan bahwa: Penelitian kasus adalah suatu penelitian yang dilakukan secara intensif terinci dan mendalam terhadap suatu organisasi, lembaga dan gejala tertentu. Ditinjau dari wilayahnya, maka penelitian kasus hanya meliputi daerah atau

subjek yang sangat sempit. Tetapi ditinjau dari sifat penelitian, penelitian kasus lebih mendalam.

Dalam penelitian ini disebut sebagai penelitian deskriptif kualitatif menggunakan metode studi kasus karena objek penelitian adalah perusahaan asuransi jiwa di Indonesia, yang berupa laporan keuangan selama periode 5 tahun mulai dari tahun 2014 – 2018 pada 8 perusahaan asuransi jiwa yang dipilih peneliti sebagai objek penelitian.

B. Objek Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada 8 perusahaan asuransi jiwa yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan Indonesia. Perusahaan tersebut meliputi : PT Prudential Life Assurance, PT Asuransi Jiwa Adisarana Wanaartha, PT Asuransi Jiwa Taspen, PT Common Wealth Life, PT Asuransi Jiwa Sequis Life, PT Avrist Assurance, dan PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia.

Data penelitian berupa laporan keuangan yang diperoleh dari website resmi perusahaan asuransi yang berkaitan dengan mempertimbangkan

ketersediaan data laporan keuangan periode tahun 2014 - 2018.

C. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan berupa data sekunder berupa dokumen.

Dokumen-dokumen yang dibutuhkan dan digunakan dalam penelitian ini meliputi: laporan keuangan perusahaan asuransi jiwa periode tahun 2014 - 2018 yang diperoleh dari 8 perusahaan yang dipilih peneliti sebagai objek penelitian.

(9)

D. Langkah-langkah Analisis 1) Teknik Pengumpulan Data

Data penelitian dikumpulkan dengan cara mencari dokumen berupa laporan keuangan dari perusahaan asuransi yang menjadi objek penelitian.

Dokumen yang digunakan berupa laporan keuangan dari 8

B. Rasio Profitabilitas (Profitability Ratios), terdiri dari:

a. Rasio Beban Klaim

b. Rasio Pengembalian Investasi

perusahaan asuransi jiwa di Indonesia periode 2013-2018 yang diperoleh dari website perusahaan terkait dengan mempertimbangkan ketersediaan data dari perusahaan terkait.

2) Teknik Analisis Data

Tahapan dari analisis data adalah sebagai berikut:

1.Menghitung dan

menginterpretasikan rasio-rasio keuangan pada perusahaan asuransi terkait dan membandingkannya dari tahun 2014-2018.

Berikut Cara Perhitungannya :

A. Rasio Solvabilitas (Solvency and Overall Ratios), terdiri dari : a. Rasio Batas Solvabilitas

b. Rasio Tingkat Kecukupan Dana

c. Rasio Underwriting

3) Rasio Likuiditas (Liability Assets Ratios),

4) Premium Stability Ratios, terdiri dari:

a. Pertumbuhan Premi

b. Rasio Retensi Diri (Retension Ratio),

2. Menghitung dan

menginterpretasikan Risk Based Capital sesuai dengan ketentuan pemerintah pada perusahaan asuransi terkait dan membandingkannya dari tahun ke tahun mulai dari 2014-2018.

Rumusnya

(

Rasio Batas Solvabilitas =

Rasio Tingkat Kecukupan Dana =

Rasio Underwriting = !"# $

% & %

Rasio Beban Klaim= '() * +# ",

% & %

Rasio Pengembalian Investasi= -(*. / 0 * '(1!"2 3*4(!0 !"

5 6 7 8

Rasio Likuiditas= 9:,# 2 +(; <") *

= = > &

Rasio Pertumbuhan Premi = +(* "? */-(*:1:* * -1(,"

% A 8 =

Rasio Retensi Diri= -1(," B(00C -1(," '1:0C

(10)

3. Melakukan penilaian kinerja keuangan perusahaan asuransi berdasarkan hasil perhitungan rasio yang telah dilakukan.

4. Membuat kesimpulan dan saran berdasarkan hasil penilaian.

E Hasil Perhitungan Early Warning System Tiap Perusahaan Asuransi Jiwa

Berikut adalah hasil perhitungan rasio Early Warning System meliputi:

rasio solvabilitas, rasio tingkat kecukupan dana, rasio profitabilitas, rasio likuiditas, premium stability ratios dan Risk Based Capital yang akan ditampilkan dalam bentuk tabel dari masing-masing perusahaan asuransi jiwa beserta penjelasannya:

Tabel 1 Hasil Analisis Early Warning System dan Risk Based Capital PT Asuransi Jiwa Prudential Periode 2014-

2018

Sumber: Data diolah 2020

Dari Tabel 1 nilai rasio PT Asuransi Jiwa Prudential tahun 2014 – 2018 nilai rasio : solvabilitas

berfluktuasi, tingkat kecukupan meningkat, perubahan surplus berfluktuasi, underwriting cukup stabil, beban klaim berfluktuasi, pengembalian investasi berfluktuasi, likuiditas berfluktuasi, pertumbuhan premi menurun, retensi diri cukup stabil, dan Risk Based Capital (RBC) meningkat.

Tabel 2 Hasil Analisis Early Warning System dan Risk Based Capital PT Asuransi Jiwa

Adisarana Wanaartha Periode 2014-2018

Sumber: Data diolah 2020

Dari Tabel 2 nilai rasio PT Asuransi Jiwa Adisarana Wanaartha tahun 2014 – 2018 nilai rasio:

solvabilitas menurun, tingkat kecukupan dana meningkat, perubahan surplus berfluktuasi, underwriting cukup stabil, beban klaim cukup stabil, pengembalian investasi meningkat, likuiditas meningkat, pertumbuhan premi berfluktuasi, retensi diri cukup

Rasio

Batas Normal

Tahun

2014 2015 2016 2017 2018

Solvabilitas Minimal

100% 321.47% 1089.72% 927.03% 1029.04% 1061.34%

Tingkat Kecukupan Dana Minimal

33% 83.16% 80.78% 85.93% 89.86% 91.34%

Perubahan Surplus Minimal

0% 39.25% -3.77% 32.23% 22.80% -1.74%

Underwritting Minimal

40% 97.01% 96.83% 97.38% 96.71% 97.01%

Beban Klaim Maksima

l 100% 77.85% 24.80% 63.26% 85.30% 40.72%

Pengembalian Investasi Minimal

15% 22.72% -10.16% 9.91% 16.56% -1.11%

Likuiditas Maksima

l 120% 67.04% 59.09% 58.11% 66.33% 64.23%

Pertumbuhan Premi Minimal

23% 25.32% 2.78% -1.33% 1.19% -5.46%

Retensi Diri Minimal

30% 97.01% 96.83% 97.38% 96.71% 97.01%

Risk Based Capital Minimal

120% 112.09% 110.76% 110.40% 117.33% 751.68%

Rasio

Batas Normal

Tahun

2014 2015 2016 2017 2018

Rasio Solvabilitas Minimal

100% 388.02% 254.80% 206.89% 159.44% 154.91%

Rasio Tingkat Kecukupan Dana Minimal

33% 80.58% 93.15% 87.25% 94.14% 90.11%

Rasio Perubahan Surplus Minimal

0% -2.44% 60.02% 38.98% 103.94% -8.37%

Rasio Underwritting Minimal

40% 99.67% 99.61% 99.97% 99.70% 99.57%

Rasio Beban Klaim Maksima

l 100% 92.20% 91.04% 97.01% 97.24% 95.78%

Rasio Pengembalian Investasi Minimal

15% -1.30% 5.20% 10.34% 9.88% 14.67%

Rasio Likuiditas Maksima

l 120% 68.46% 70.36% 81.07% 88.60% 86.10%

Rasio Pertumbuhan Premi Minimal

23% -6.54% 65.69% 15.79% 68.94% -3.20%

Rasio Retensi Diri Minimal

30% 99.67% 99.61% 99.97% 99.70% 99.57%

Risk Based Capital Minimal

120% 134.72% 164.60% 193.55% 268.25% 99.57%

(11)

stabil, dan Risk Based Capital (RBC) berfluktuasi.

Tabel 3 Hasil Analisis Early Warning System dan Risk Based Capital PT Asuransi Jiwa Taspen Periode 2014-

2018

Sumber: Data diolah 2020

Dari Tabel 3 nilai rasio PT Asuransi Jiwa Taspen tahun 2014 – 2018 nilai rasio: solvabilitas berfluktuasi, tingkat kecukupan dana menurun perubahan surplus menurun, underwriting menurun, beban klaim menurun pengembalian investasi menurun, likuiditas meningkat, pertumbuhan premi berfluktuasi, retensi diri menurun, dan Risk Based Capital (RBC) berfluktuasi.

Tabel 4 Hasil Analisis Early Warning System dan Risk Based Capital PT Asuransi Jiwa Common Wealth Life

Periode 2014-2018

Sumber : Data diolah 2020

Dari Tabel 4 nilai rasio PT Asuransi Jiwa Common Wealth Life tahun 2014 – 2018 nilai rasio:

solvabilitas meningkat, tingkat kecukupan dana meningkat, perubahan surplus berfluktuasi, underwriting cukup stabil, beban klaim menurun, pengembalian investasi berfluktuasi, likuiditas berfluktuasi, pertumbuhan premi menurun, retensi diri cukup stabil, dan Risk Based Capital (RBC) meningkat.

Tabel 5 Hasil Analisis Early Warning System dan Risk Based Capital PT Asuransi Jiwa CIGNA Periode

2014-2018

Sumber: Data diolah 2020

Dari Tabel 5 nilai rasio PT Asuransi Jiwa CIGNA tahun 2014- 2018 nilai rasio: solvabilitas berfluktuasi, tingkat kecukupan dana menurun, perubahan surplus berfluktuasi, underwriting cukup stabil, beban klaim berfluktuasi, pengembalian investasi meningkat, likuiditas meningkat, pertumbuhan premi berfluktuasi, retensi diri cukup stabil, dan Risk Based Capital (RBC) menurun.

Rasio

Batas Normal

Tahun

2014 2015 2016 2017 2018

Rasio Solvabilitas Minimal

100% 1520.50% 194.20% 163.94% 242.75% 234.14%

Rasio Tingkat Kecukupan Dana Minimal

33% 95.94% 97.82% 94.97% 94.60% 90.75%

Rasio Perubahan Surplus Minimal

0% 310.10% 540.44% 6.49% 14.72% -2.84%

Rasio Underwritting Minimal

40% 99.98% 97.86% 96.49% 89.72% 71.52%

Rasio Beban Klaim Maksima

l 100% 84.05% 166.40% 116.11% 108.61% 76.87%

Rasio Pengembalian Investasi Minimal

15% 9.10% 10.84% 7.15% 7.46% 7.64%

Rasio Likuiditas Maksima

l 120% 51.21% 88.40% 88.48% 86.91% 90.27%

Rasio Pertumbuhan Premi Minimal

23% 3.07% -6.26% 203.19% 18.22% 8.79%

Rasio Retensi Diri Minimal

30% 99.98% 97.86% 96.49% 89.72% 65.37%

Risk Based Capital Minimal

120% 107.04% 206.16% 256.40% 170.05% 174.55%

Rasio

Batas Normal

Tahun

2014 2015 2016 2017 2018

Rasio Solvabilitas Minimal

100% 1073.15% 583.54% 738.93% 1063.02% 1227.06%

Rasio Tingkat Kecukupan Dana Minimal

33% 87.03% 85.18% 90.16% 93.58% 91.07%

Rasio Perubahan Surplus Minimal

0% 21.89% -7.04% 10.75% 14.44% -3.59%

Rasio Underwritting Minimal

40% 95.68% 95.39% 94.74% 94.23% 94.04%

Rasio Beban Klaim Maksima

l 100% 92.77% 88.62% 66.97% 55.03% 52.76%

Rasio Pengembalian Investasi Minimal

15% 15.85% -2.14% 8.45% 10.27% -0.33%

Rasio Likuiditas Maksima

l 120% 63.82% 72.45% 68.78% 58.71% 59.34%

Rasio Pertumbuhan Premi Minimal

23% -4.09% 3.38% 3.25% 2.22% -2.52%

Rasio Retensi Diri Minimal

30% 95.68% 95.39% 94.74% 94.23% 94.04%

Risk Based Capital Minimal

120% 110.28% 120.68% 115.65% 110.38% 108.87%

Rasio

Batas Normal

Tahun

2014 2015 2016 2017 2018

Rasio Solvabilitas Minimal

100% 684.24% 1147.03% 636.99% 771.53% 315.08%

Rasio Tingkat Kecukupan Dana Minimal

33% 79.24% 72.49% 74.64% 75.66% 67.10%

Rasio Perubahan Surplus Minimal

0% 5.52% -11.87% 0.02% 1.52% -15.68%

Rasio Underwritting Minimal

40% 94.50% 95.22% 96.52% 94.62% 95.61%

Rasio Beban Klaim Maksima

l 100% 27.38% 24.56% 36.59% 28.02% 27.68%

Rasio Pengembalian Investasi Minimal

15% 6.48% 6.87% 6.51% 6.69% 7.18%

Rasio Likuiditas Maksima

l 120% 49.80% 60.75% 65.26% 60.77% 75.58%

Rasio Pertumbuhan Premi Minimal

23% 11.12% 3.74% -11.35% 3.46% 0.91%

Rasio Retensi Diri Minimal

30% 94.50% 95.22% 96.52% 94.62% 95.61%

Risk Based Capital Minimal

120% 117.12% 109.55% 118.65% 114.89% 73.69%

(12)

Tabel 6 Hasil Analisis Early Warning System dan Risk Based Capital PT Asuransi Jiwa Sequis Life Periode

2014-2018

Sumber: Data diolah 2020

Asuransi Jiwa Sequis Life tahun 2014 – 2018 nilai rasio:

solvabilitas menurun, tingkat kecukupan dana cukup stabil, perubahan surplus berfluktuasi, underwriting cukup stabil, beban klaim berfluktuasi, pengembalian investasi berfluktuasi, likuiditas berfluktuasi, pertumbuhan premi berfluktuasi, retensi diri cukup stabil, dan Risk Based Capital (RBC) meningkat

Tabel 7 Hasil Analisis Early Warning System dan Risk Based Capital PT Asuransi Jiwa Avrist Assurance

Periode 2014-2018

Sumber: Data diolah 2020

Dari Tabel 7 nilai rasio PT Asuransi Jiwa Avrist Assurance tahun 2014 – 2018 nilai rasio:

solvabilitas berfluktuasi, tingkat kecukupan dana cukup stabil,

perubahan surplus berfluktuasi, underwriting menurun, beban klaim menurun, pengembalian

investasi menurun, likuiditas berfluktuasi, pertumbuhan premi berfluktuasi, retensi diri menurun, dan

Risk Based Capital (RBC) berfluktuasi.

Tabel 8 Hasil Analisis Early Warning System dan Risk Based Capital PT Asuransi Jiwa Manulife Periode 2014-

2018

Sumber: Data diolah 2020

Dari Tabel 8 nilai rasio PT Asuransi Jiwa Manulife tahun 2014 – 2018 nilai rasio: solvabilitas cukup stabil, tingkat kecukupan dana cukup stabil, perubahan surplus berfluktuasi, underwriting cukup stabil, beban klaim menurun, pengembalian investasi berfluktuasi, likuiditas berfluktuasi, pertumbuhan premi berfluktuasi, retensi diri cukup stabil, dan Risk Based Capital (RBC) cukup stabil.

F. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis rasio Early Warning

Rasio

Batas Normal

Tahun

2014 2015 2016 2017 2018

Rasio Solvabilitas Minimal

100% 1500.37% 1015.31% 714.88% 784.18% 735.12%

Rasio Tingkat Kecukupan Dana Minimal

33% 96.61% 96.32% 96.74% 97.47% 96.66%

Rasio Perubahan Surplus Minimal

0% 69.95% 0.42% 7.96% 14.25% -2.49%

Rasio Underwritting Minimal

40% 92.78% 93.15% 92.85% 92.45% 92.18%

Rasio Beban Klaim Maksima

l 100% 113.77% 73.90% 67.60% 86.05% 77.86%

Rasio Pengembalian Investasi Minimal

15% 13% 5% 10% 12% 0%

Rasio Likuiditas Maksima

l 120% 40.10% 43.78% 53.97% 49.81% 49.31%

Rasio Pertumbuhan Premi Minimal

23% 13.06% 12.82% 7.58% 3.84% 6.07%

Rasio Retensi Diri Minimal

30% 92.78% 93.15% 92.85% 92.45% 92.18%

Risk Based Capital Minimal

120% 107.14% 110.91% 116.26% 114.62% 115.74%

Dari Tabel 6 nilai rasio PT

Rasio

Batas Normal

Tahun

2014 2015 2016 2017 2018

Rasio Solvabilitas Minimal

100% 513.05% 416.32% 488.08% 520.16% 420.58%

Rasio Tingkat Kecukupan Dana Minimal

33% 95.15% 95.20% 95.93% 95.13% 93.85%

Rasio Perubahan Surplus Minimal

0% 10.56% -1.53% 4.85% 3.90% -7.11%

Rasio Underwritting Minimal

40% 98.20% 94.67% 91.68% 88.52% 89.28%

Rasio Beban Klaim Maksima

l 100% 145.21% 88.86% 118.82% 119.75% 76.85%

Rasio Pengembalian Investasi Minimal

15% 15.16% 1.44% 8.45% 10.47% 3.70%

Rasio Likuiditas Maksima

l 120% 79.32% 81.44% 78.59% 74.23% 78.11%

Rasio Pertumbuhan Premi Minimal

23% 56.69% -8.74% -29.32% 13.01% -0.01%

Rasio Retensi Diri Minimal

30% 98.20% 94.67% 91.68% 88.52% 89.28%

Risk Based Capital Minimal

120% 124.21% 131.61% 125.77% 144.25% 131.19%

Rasio

Batas Normal

Tahun

2014 2015 2016 2017 2018

Rasio Solvabilitas Minimal

100% 434.50% 495.23% 409.54% 581.65% 460.52%

Rasio Tingkat Kecukupan Dana Minimal

33% 92.38% 90.01% 92.21% 92.29% 92.38%

Rasio Perubahan Surplus Minimal

0% 16.29% -1.92% 11.81% 13.82% 0.25%

Rasio Underwritting Minimal

40% 98.58% 98.07% 98.33% 98.12% 97.70%

Rasio Beban Klaim Maksima

l 100% 115.16% 56.08% 100.32% 91.23% 53.53%

Rasio Pengembalian Investasi Minimal

15% 13.79% 1.53% 5.99% 6.77% 2.44%

Rasio Likuiditas Maksima

l 120% 72.33% 69.99% 74.63% 64.90% 68.50%

Rasio Pertumbuhan Premi Minimal

23% -12.93% 3.32% 9.83% 4.15% 3.74%

Rasio Retensi Diri Minimal

30% 98.58% 98.07% 98.33% 98.12% 97.70%

Risk Based Capital Minimal

120% 129.90% 125.30% 132.31% 120.76% 127.74%

(13)

System dan Risk Based Capital yang telah dilakukan peneliti dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Hasil analisis perhitungan rasio menunjukkan bahwa kinerja keuangan perusahaan asuransi jiwa yang diteliti (8 perusahaan) masih ada beberapa perusahaan yang masih belum memenuhi standar peraturan pemerintah yang berlaku. Hal ini terutama pada nilai rasio pengembalian investasi dan rasio pertumbuhan premi

2. Untuk perkembangan perusahaan asuransi jiwa yang diteliti walaupun masih ada beberapa perusahaan yang masih belum memenuhi standar yang telah ditetapkan oleh pemerintah, akan tetapi dalam periode 5 tahun (2014 – 2018) tersebut sebagian besar

perusahaan mengalami

perkembangan menuju lebih baik pada tahun berikutnya. Hal ini

menunjukkan bahwa perusahaan asuransi jiwa di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup baik.

3. Dari 8 perusahaan asuransi jiwa yang diteliti terdapat perbedaan yang cukup signifikan antara perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lain. Hal ini terlihat pada hasil nilai rasio yang berbeda-beda, beberapa perusahaan memiliki kelebihan dan kekurangan pada nilai rasio tertentu dan juga setiap perusahaan asuransi memiliki tingkat kestabilan nilai rasio yang berbeda- beda.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian tentang penilaian kinerja keuangan dengan menggunakan metode analisis rasio keuanagan Risk Based Capital dan Early Warning System pada beberapa perusahaan asuransi jiwa di

(14)

Indonesia, maka peneliti memberikan beberapa saran, yaitu:

1. Bagi Perusahaan

a. Setiap perusahaan asuransi diharapkan mampu memberikan kinerja keuangan yang lebih baik ditunjukkan dengan cara mencapai nilai rasio sesuai standar yang telah ditentukan.

Karena setiap perusahaan memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing b. Perusahaan sebaiknya

mengevaluasi dan membuat rencana ke depan yang lebih baik untuk memperkecil risiko- risiko yang ada yang terdapat dalam komponen BTSM seperti risiko kegagalan pengelolaan

kekayaan, risiko

ketidakseimbangan antara nilai kekayaan dan kewajiban dalam setiap jenis mata uang, risiko perbedaan antara beban klaim

yang terjadi dengan beban klaim yang diperkirakan, dan risiko

reasuransi. Dengan

memperkecil risiko yang ada maka perusahaan dapat menekan dan memaksimalkan nilai rasio Risk Based Capital untuk memenuhi standar 120%

2. Bagi Pemerintah

a. Pemerintah sebaiknya memberikan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat untuk menggunakan jasa asuransi jiwa ini, Minimnya pengetahuan masyarakat akan produk asuransi jiwa, membuat masyarakat memiliki berbagai perspektif negatif terhadap produk-produk asuransi jiwa.

3. Bagi Penelitian Selanjutnya a. Dalam penelitian selanjutnya

sebaiknya peneliti

memperhatikan tahun penelitian, karena pedoman

(15)

pemerintah untuk perhitungan rasio RBC dan EWS tidak selalu sama.

b. Peneliti juga perlu memperhatikan ketersediaan data penelitian laporan keuangan dan jangka waktu penelitian yang dilakukan karena data penelitian (laporan keuangan) tiap perusahaan

memiliki perbedaan

pengeluaran. Misal auransi perusahaan A menyediakan Laporan Keuangan tahun 2012 sampai 2018 sedangkan perusahaan B menyadiakan Laporan Keuangan tahun 2015 sampai 2019.

DAFTAR PUSTAKA

Anonimous, Peraturan Pemerintah Nomor 63 tahun 1999 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 1992 tentang Penyelenggaraan Usaha Perasuransian, 1999 ,Jakarta: Menteri Negara

Sekretasis Negara Republik Indonesia

Anonimous, Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 28 Akuntansi Asuransi Kerugian, 1994, Jakarta: Pengurus Pusat Ikatan Akuntansi Indonesia Anonimous, Peraturan Otoritas Jasa

Keuangan Nomor

71/POJK.05/2016 tentang

Kesehatan Keuangan

Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi, 2016, Jakarta: Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan

Anonimous, Undang-undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian, 1992, Jakarta: Menteri Negara Sekretasis Negara Republik Indonesia

Arikunto, Suharsimi, 2010, Manajemen Penelitian, PT Rineka Cipta, Jakarta

Brigham, Eugene F dan Houston, Joel F, 2013, Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Edisi 11 Buku 2 Salemba Empat, Jakarta

Budi Tampubolon, Pertumbuhan Pendapatan Asuransi Jiwa, 2020, (Online),

(https://aaji.or.id/Berita/aaji- daily-news---12-maret-2020, diakses 13 Juli 2020)

Budi Tampubolon, Prospek Asuransi Jiwa 2020, 2019, (Online), (https://aaji.or.id/Berita/aaji-

(16)

daily-news---26-november- 2019, diakses 13 Juli 2020) Kasmir, 2017, Analisis Laporan

Keuangan. PT Rajagrafindo Persada, Jakarta

Munawir, 2014. Analisis Laporan Keuangan, Edisi 4. Yogyakarta, Liberty

Sugiyono, 2015, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.

Bandung, Alfabeta

Widi Restu Kartiko, 2010, Asas Metodologi Penelitian (Sebuah Pengenalan dan Penuntun Langkah Pelaksanaan Penelitian), Edisi Pertama, Graha Ilmu,Yogyakarta

Referensi

Dokumen terkait

From the sample of 10 conventional life insurance companies studied, there were 4 companies that always achieved 100 percent efficiency in 2014- 2018 based on

8 | P a g e 8 CRM in Life Insurance Companies: A case study of five life insurance companies operation in Ludhiana city of Punjab state International conference of Technology Research