• Tidak ada hasil yang ditemukan

Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Dengan Kekurangan Energi Kronis (KEK) di Puskesmas Kelayan Timur Banjarmasin - Repository Universitas Sari Mulia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Dengan Kekurangan Energi Kronis (KEK) di Puskesmas Kelayan Timur Banjarmasin - Repository Universitas Sari Mulia"

Copied!
149
0
0

Teks penuh

Ibu Fadhiyah Noor Anisa, SST., M.Kes selaku Pembimbing I yang selalu memberikan masukan dan bimbingan dalam mempersiapkan dan menyempurnakan penulisan Studi Kasus ini. Harapan kami, asuhan kebidanan yang dituangkan dalam bentuk tugas akhir studi kasus ini dapat memberi manfaat bagi pembaca dan dunia pendidikan.

Pendahuluan

Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 menunjukkan proporsi ibu hamil yang mengalami KEK di Indonesia sebesar 17,3%. Dari jumlah ibu hamil tersebut, terdapat 285 (28%) ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronik (KEK).

Rumusan Masalah

Evaluasi asuhan kebidanan yang telah dilaksanakan pada ibu hamil KEK di Puskesmas Kelayan Timur Banjarmasin. Dokumentasi asuhan kebidanan yang dilakukan pada ibu hamil dengan KEK di Puskesmas Kelayan Timur Banjarmasin.

Manfaat

Melakukan pelayanan obstetri pada ibu hamil KEK, menggunakan Continuity of Care selama 2 minggu. Sebagai masukan dan informasi bagi tenaga kesehatan agar dapat memberikan pelayanan obstetri komprehensif pada ibu hamil KEK.

Tinjauan Teori 1. Kehamilan

Kekurangan Energi Kronis (KEK) a. Definisi

Gizi buruk pada ibu hamil dapat menimbulkan risiko dan komplikasi bagi ibu, antara lain: anemia, pendarahan, berat badan ibu tidak bertambah secara normal, dan tertular penyakit menular. Gizi buruk pada ibu hamil dapat mempengaruhi proses pertumbuhan janin dan menyebabkan keguguran, aborsi, lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi, asfiksia intrapartum (kematian dalam kandungan), berat badan lahir rendah (BBLR). e. Ibu hamil memerlukan tambahan energi/kalori untuk pertumbuhan dan perkembangan janin, plasenta, jaringan payudara dan cadangan lemak.

Pada kasus ibu hamil penderita KEK, keluhan utamanya adalah mudah lelah, letih, lesu, lemas, sulit buang air besar, nafsu makan berkurang, kadang pusing dan mudah mengantuk (Supariasa, 2010). Respon yang diharapkan dari ibu hamil terhadap kehamilannya adalah siap hamil dan siap menjadi seorang ibu, hal yang sudah lama diidam-idamkan, salah satu tujuan pernikahan. Untuk mengetahui lingkar lengan atas klien pada ibu hamil dengan KEK LILA <23,5 cm (Kamariyah dkk, 2014). b) Pemeriksaan sistematis (a) Utama.

Kebutuhan yang muncul pada ibu hamil dengan kekurangan energi kronik adalah informasi mengenai KEK dan dukungan spiritual. Untuk bayi: Resiko bayi yang lahir dari ibu hamil menderita KEK akan mengalami keguguran, aborsi. Rencana perawatan ibu hamil dengan defisit energi kronis antara lain: Mendorong ibu untuk mengonsumsi makanan bergizi (Proverawati dan Siti, 2009). a) Belajar menyiapkan menu seimbang untuk ibu hamil b).

SOAP

Landasan Hukum

Kenali tanda dan gejala anemia ringan dan berat, hiperemesis gravidarum, kehamilan ektopik terganggu, ancaman aborsi, mola hidatosis dan komplikasinya, serta kehamilan ganda, misalignment dan preeklampsia. Nilai normal dari pemeriksaan laboratorium seperti pemeriksaan hemoglobin dalam darah, pemeriksaan gula, protein, aseton dan bakteri dalam urin. Perkembangan normal kehamilan: perubahan fisik, ketidaknyamanan umum, perkiraan pertumbuhan fundus uteri.

Pathway KEK

METODOLOGI METODOLOGI

  • Metode Studi Kasus
  • Lokasi Studi Kasus
  • Waktu Studi Kasus
  • Instrumen Studi K asus
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Jadwal Penelitian

Alat yang digunakan untuk pengumpulan data pada studi kasus ini adalah dengan menggunakan format pelayanan obstetri ibu hamil dengan SOEP untuk mendokumentasikan data perkembangan. Wawancara merupakan suatu metode pengumpulan data dengan cara mewawancarai langsung responden yang diteliti, metode ini memberikan hasil secara langsung. Dalam hal ini penulis memperoleh data objektif yaitu melakukan observasi langsung pada klien meliputi observasi keadaan umum, penimbangan berat badan dan pengukuran LILA untuk mengetahui perkembangan dan pengobatan yang dilakukan.

Dalam hal ini observasi dilakukan sebanyak 4 kali selama 2 minggu, dan penilaian manajemen dilakukan mulai dari observasi pertama hingga observasi keempat dengan memberikan checklist PMT dan menimbang observasi terakhir. Tangan dan jari merupakan instrumen sensitif yang digunakan untuk mengumpulkan data suhu, turgor kulit, bentuk, kelembaban dan ukuran (Nursalam, 2009). Dalam hal ini, stetoskop digunakan untuk mendeteksi nada jantung pasien dan mendeteksi detak jantung janin.

Dalam hal ini pendokumentasian dilakukan dengan cara mengumpulkan data yang diambil dari catatan buku KIA pasien.

TINJAUAN KASUS

PENGKAJIAN

SUBJECTIVE DATA 1. Identitas

Ibu mengatakan dirinya tidak pernah menderita penyakit menular seperti hepatitis, TBC dan HIV/AIDS. Ibu juga mengatakan bahwa beliau tidak memiliki penyakit keturunan seperti asma, hipertensi, DM dan tidak menderita penyakit kronis seperti jantung, gagal ginjal serta tidak mempunyai riwayat PEB/eklampsia. Frekuensi pergantian pakaian/jenis : Tergantung kebutuhan/jika ibu merasa tidak nyaman dan lembap.

DATA OBJEKTIF 1. Pemeriksaan umum

Wajah tidak tampak pucat, tidak ada bengkak dan nyeri tekan serta terdapat cloasma gravidarum. Tampak simetris antara kanan dan kiri, konjungtiva tidak pucat dan sklera tidak berwarna kuning : Tampak simetris antara kanan dan kiri, tidak. Bibir tidak tampak pucat, tidak terdapat bisul atau bibir pecah-pecah, serta tidak terdapat karies pada gigi.

Tampak simetris antara kanan dan kiri, tidak terdapat massa, terdapat hiperpigmentasi pada areola, puting menonjol dan tidak terdapat nyeri tekan. Perut tampak membesar, tidak terdapat bekas operasi, tidak terdapat bekas jahitan, serta terdapat linea nigra dan striae gravidarum.

PENATALAKSANAAN

Pemberian KIE pada ibu hamil risiko tinggi dengan defisiensi energi kronik (CEK) yaitu keadaan patologis akibat gizi kurang, nafsu makan berkurang, lingkar lengan atas pada usia subur kurang dari 23,5 cm Lingkar ibu 22 cm. Akibat kekurangan tenaga pada ibu hamil bersifat kronik yaitu perdarahan, anemia, dampak pada saat persalinan yaitu persalinan sulit dan lama, kelahiran prematur, perdarahan setelah melahirkan dan dampak pada janin yaitu abortus spontan, lahir mati , cacat lahir, bayi. dengan berat badan lahir rendah. Anjurkan ibu untuk lebih memperbaiki pola makan dari sebelumnya dengan menambah porsi makan menjadi 4-5 kali sehari. Menyarankan para ibu untuk tetap mendapat bantuan dari tenaga kesehatan berupa kue bersalin dan tetap meminum susu ibu hamil dua kali sehari.

Beritahu ibu untuk tidak bekerja terlalu keras, hindari mengangkat beban yang terlalu berat dan luangkan waktu istirahat selama 1-2 jam pada siang hari dan 6-8 jam pada malam hari.Posisi tidur ibu hamil yang dianjurkan adalah tidur menyamping ke kiri. Anjurkan ibu untuk menjaga kebersihan diri khususnya area genital, seperti mengganti celana dalam setiap kali terasa lembap atau basah agar tidak ada jamur yang dapat menyebabkan keputihan. Konsumsi buah-buahan dan susu ibu hamil untuk meningkatkan keutuhan gizi ibu dan janin.

Mengingatkan ibu untuk tetap memenuhi kebutuhan nutrisi ibu dan meminum obat penambah darah (Fe) selama hamil untuk meningkatkan berat badan ibu dan janin.

PEMBAHASAN

Pengkajian

Berdasarkan temuan di atas sesuai dengan teori bahwa pada usia kehamilan 24 minggu, tinggi fundus uteri setinggi tengah, dan kemajuan pertumbuhan janin sekitar lebar 2 jari setiap 2 minggu, dan TBJ pada Usia kehamilan 25-29 minggu diperkirakan 685-1150 gram (Anggrita Sari, dkk 2015). Nyonya.

Analisa Data

Penatalaksanaan

Berdasarkan penatalaksanaan di atas, salah satu penanganan yang diberikan adalah dengan menjelaskan kepada ibu bahwa Kurang Energi Kronik (KEK) merupakan ketidakseimbangan asupan gizi antara energi dan protein, sehingga zat gizi yang diperlukan tubuh tidak tercukupi. Penanganan lain yang diberikan pada ibu dengan kekurangan energi kronik (KEK) adalah pemberian makanan pendamping ASI (PMT) yaitu biskuit. Ibu hamil dengan kekurangan energi kronis (KEK) yang mendapat PMT setiap hari yang mengandung sekitar 600-700 kkal dan 15-20 gram protein dapat meningkatkan berat badan ibu selama hamil.Waktu yang tepat untuk melaksanakan PMT sebagai program suplemen gizi ibu hamil adalah pada trimester II dan trimester III karena kebutuhan nutrisi meningkat pada usia kehamilan ini dan pertumbuhan janin berlangsung pesat dan ibu disarankan untuk melakukan kunjungan tindak lanjut 1 bulan kemudian yaitu pada tanggal 4 Agustus 2019.

Hal ini sesuai dengan Kusmiyati (2009), bahwa pada kehamilan trimester kedua dianjurkan kunjungan ulang 1 bulan kemudian. Berdasarkan data di atas, catatan perkembangan setelah pertemuan terakhir menunjukkan adanya perubahan signifikan pada kondisi ibu hamil. Asuhan kebidanan yang diberikan kepada ibu G4P2A1 usia kehamilan 25 minggu dengan kehamilan fisiologis dengan janin hidup tunggal dalam kandungan dengan masalah defisiensi energi kronik (KEK) selama kehamilan yang dilaksanakan pada tanggal 21 Juni 2019 – 04 Juli 2019.

Setelah dilakukan pemantauan pola konsumsi makanan bergizi PMT berupa cookies selama 2 minggu pada ibu hamil KEK terdapat keberhasilan dalam meningkatkan peningkatan LiLA.

Saran

  • PENGKAJIAN Hari / Tanggal

Diharapkan dapat memberikan asuhan kebidanan yang lebih mendalam pada ibu hamil dengan kekurangan energi kronik (KEK) serta melakukan asesmen dan pemantauan terhadap ibu hamil dengan KEK. Pengaruh pemberian makanan tambahan terhadap pertambahan berat badan ibu hamil dengan KEK (Kekurangan Energi Kronis) di Wilayah Kerja Puskesmas Labuan Lombok. Program Gizi Tambahan untuk Meningkatkan Status Gizi Ibu Hamil dan Balita di Kecamatan Cilamaya Kulon dan Cilamaya Wetan Karawang.

MARIA PERAWATAN IBU HAMIL DENGAN DEFISIENSI ENERGI KRONIS (KEK) DI PUSKESMAS KELAYAN TIMUR BANJARMASIN. Judul Studi Kasus: Pelayanan Obstetri pada Ibu Hamil dengan Kekurangan Energi Kronis (KEK) di Puskesmas Kelayan Timur Banjarmasin. Studi kasus ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan, pengetahuan, keterampilan dan pengalaman nyata penulis dalam memberikan pelayanan obstetri khususnya pada ibu hamil dengan Kekurangan Energi Kronis (KEK) di Puskesmas Kelayan Timur Banjarmasin dengan penatalaksanaan obstetrik menurut Helen Varney dengan menggunakan pendekatan SOAP.

Saya yang bertanda tangan di bawah ini telah membaca dan memahami penjelasan pada halaman pertama, saya bersedia ikut serta sebagai orang tua/keluarga dari pasien yang akan dilakukan penelitian yaitu ibu hamil penderita CEK, untuk menyetujui penelitian yang dilakukan pada Titania Farid, mahasiswi program studi Diploma III Kebidanan Fakultas Kesehatan Universitas Sari Mulia Banjarmasin dengan judul kasus “Pelayanan Kebidanan pada Ibu Hamil dengan Kekurangan Energi Kronis (CEK) di Puskesmas Kelayan Timur Banjarmasin”.

OBJECTIVE DATA 1. Pemeriksaan umum

ANALISA DATA

  • Tujuan Intruksional Umum (TIU)
  • Tujuan Intruksional Khusus (TIK)
  • Evaluasi

Judul Penyuluhan : Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil dengan Kekurangan Energi Kronis (KEK) di Puskesmas Kelayan Timur Banjarmasin. Kami berharap setelah mengikuti konsultasi ini, para peserta dapat mengetahui perawatan yang tepat pada ibu hamil penderita KEK yaitu Klien diharapkan dapat memahami komplikasi 5. Klien diharapkan dapat memahami pencegahan 6. Klien diharapkan dapat memahami penatalaksanaan.

Gizi buruk pada ibu hamil dapat mempengaruhi proses pertumbuhan janin dan menyebabkan keguguran, aborsi, lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi, asfiksia intrapartum (kematian dalam kandungan), kelahiran bersama. Kebutuhan tersebut dipenuhi dengan mengonsumsi 9 porsi sumber energi (kalori/energi), 10 porsi bahan penyusun (protein), dan 6 porsi zat pengatur per hari. 3) Pemberian Nutrisi Tambahan pada Ibu (PMT Ibu Hamil) PMT Pemulihan Ibu Hamil KEK adalah makanan bergizi yang diperuntukkan bagi ibu hamil sebagai pelengkap pemulihan gizi, PMT Pemulihan Ibu Hamil dimaksudkan sebagai suplemen, bukan pengganti sehari-hari. makanan. Mulai tahun 2012, Kementerian Kesehatan RI menyediakan anggaran untuk kegiatan pemulihan PMT bagi bayi gizi buruk dan ibu hamil KEK melalui Bantuan Operasional Kesehatan (HOA).

Tubuh sangat sensitif terhadap perubahan yang tiba-tiba, misalnya karena adanya infeksi, kehilangan nafsu makan atau berkurangnya jumlah makanan yang dikonsumsi (Waryana, 2010).

Referensi

Dokumen terkait