• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK “S” DENGAN DIAGNOSA MEDIS DIARE DI RUANG ASHOKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK “S” DENGAN DIAGNOSA MEDIS DIARE DI RUANG ASHOKA "

Copied!
136
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Rumusan Masalah

TujuanPenelitian

Manfaat Penelitian

Ibu pasien mengatakan ia melahirkan melalui operasi caesar di rumah sakit dengan bantuan dokter, waktu persalinan kurang lebih 3 jam dan tidak ada komplikasi setelah melahirkan. Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya saat ini mendapat ASI dan bubur, tidak ada keluhan setelah diberikan.

Metode Penulisan

  • Metode
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Sumber Data
  • Studi Kepustakaan

Sistematika Penulisan

  • Bagian Awal
  • Bagian Inti
  • Bagian Akhir

TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian

Etiologi

Klasifikasi

Disentri adalah diare yang disertai darah pada tinja, menyebabkan anoreksia, penurunan berat badan yang cepat, dan kerusakan mukosa usus akibat bakteri invasif. Diare persisten adalah diare yang awalnya bersifat akut namun berlangsung lebih dari 14 hari, kejadiannya dapat diawali dengan diare encer atau disentri.

Manifestasi Klinis

Diare cair akut menyebabkan dehidrasi dan jika asupan makanan berkurang juga menyebabkan malnutrisi, bahkan kematian akibat dehidrasi. Dehidrasi yang terjadi tergantung pada tonisitas plasma dapat berupa dehidrasi isotonik, dehidrasi hipertonik (hipernatremik), atau dehidrasi hipotonik.

Tanda dan Gejala

Diagnosa Banding

Komplikasi

Pemeriksaan Penunjang

Pencegahan

Penatalaksanaan

Melalui efek ini, sel mukosa usus terhindar dari kontak langsung dengan zat yang dapat merangsang ekskresi elektrolit (Amin, 2015). Memahami perbandingan sifat-sifat benda/orang dalam tingkatan (3 tingkatan: biasa, lebih, paling banyak).

Tabel 2.2 Perkembangan anak usia 25-36 bulan  GERAKAN
Tabel 2.2 Perkembangan anak usia 25-36 bulan GERAKAN

Ciri-ciri Tumbuh Kembang Anak

Kebutuhan Dasar Tumbuh Kembang Anak

Inspeksi : kesadaran menurun, GCS menurun, tidak ada kelainan saraf kranial, tidak ada kejang, nyeri kepala. Tidak ada pembesaran tiroid, tidak ada pembesaran kelenjar parotis, tidak ada hiperglikemia, tidak ada hipoglikemia. Ibu pasien mengatakan anaknya menderita diare sejak 10 Desember 2019. Anak tersebut mengalami diare sekitar sepuluh kali dengan konsistensi cair, tidak encer, tinja tidak mengandung darah, tinja tidak berlendir, tinja tidak berlendir. berbusa, warna kecoklatan, pasien mudah tersinggung.

Selama hamil, ibu pasien melakukan pemeriksaan rutin ke bidan sebanyak 9 kali, imunisasi TT sebanyak 3 kali, dan tidak ada keluhan selama hamil. Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada pembesaran kelenjar parotis, tidak ada hiperglikemia maupun hipoglikemia. Sedangkan data pemeriksaan yang diperoleh pada case review : tidak nyeri dada, irama jantung teratur, Palpasi : CRT < 3 detik, tidak ada sianosis dan tidak ada jari tabuh Auskultasi : bunyi jantung S1 (S1 terletak pada ICS 5 midsternalis kiri) dan S2 ( ICS 4 midternalis kanan) tunggal, jadi dari hasil pemeriksaan fisik B2 terdapat perbedaan antara tinjauan literatur dan tinjauan kasus dimana pada tinjauan kasus pasien tidak pucat, hal ini dikarenakan pasien tidak mengalami dehidrasi berat atau kronik. diare Menurut (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2008) dehidrasi.

Sedangkan pada case review diperoleh data Awareness composmentis GCS 4-5-6, orientasi baik diperiksa dengan memanggil nama anak, tidak ada gerakan refleks (akar, babinski, mengedipkan mata, merangkak), tidak ada kejang, tidak ada kaku leher. , Ibu pasien mengatakan, sesampainya di rumah, anaknya tidur 4 jam, tidur 8 jam semalam. Sedangkan pada tinjauan kasus diperoleh data : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada pembesaran kelenjar parotis, tidak ada hiperglikemia maupun hipoglikemia. Sehingga hasil pemeriksaan fisik sistem endokrin menunjukkan tidak terdapat perbedaan bermakna. pasien diare.

Tabel  2.6  Intervensi  keperawatan  Defisien  volume  cairan  yang  berhubungan  dengan kehilangan cairan aktif
Tabel 2.6 Intervensi keperawatan Defisien volume cairan yang berhubungan dengan kehilangan cairan aktif

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang Anak

Tahapan Pertumbuhan pada Bayi

Tahapan Pertumbuhan pada Anak

Perkembangan Sosial Anak

Sedikit tertawa ketika diajak bermain, walaupun biasanya ramah, namun ia tidak langsung menyambut dan menanggapi orang yang tidak dikenalnya. Memahami sebagian dari apa yang diucapkan kepadanya dan mengulangi kata-kata yang diucapkan oleh orang dewasa yang banyak bicara.

Perkembangan Psikoseksual Anak

Pemeriksaan : bentuk dada simetris, pernafasan tidak teratur, ritme pernafasan teratur, frekuensi pernafasan normal, tidak ada retraksi otot bantu pernafasan, tidak ada batuk. Inspeksi : tidak ada patah tulang, tidak ada dislokasi, kulit bersih Palpasi : akral hangat, turgor kulit kembali <3 detik, kelembaban kulit kering, elastisitas menurun, biasanya pada anak diare, ubun-ubun cekung. Penciuman : tidak ada sekret, bau tajam, tidak ada kelainan Pendengaran : bentuk telinga normal, pendengaran tajam, tidak ada kelainan.

Komposit kesadaran GCS 4-5-6, orientasi baik terkontrol dengan memanggil nama bayi, tidak ada gerakan reflek (rooting, babinski, berkedip, merangkak), tidak ada kejang, tidak ada kaku leher, tidak nyeri...kepala, kata ibu pasien bahwa sesampainya di rumah anaknya tidur siang 4 jam, malamnya tidur 8 jam. Kemampuan menggerakkan sendi dan anggota badan dengan leluasa, kekuatan otot, tonus ekstremitas atas 5 dan ekstremitas bawah 5, tidak ada patah tulang, tidak ada dislokasi, kulit bersih, akral hangat, turgor baik < 3 detik, tidak ada edema, kulit bersih, ibu pasien menyatakan bahwa kemerahan di sekitar anus dan selangkangan, kulit di sekitar anus dan selangkangan pasien tampak kemerahan. Sementara itu, saat peninjauan kasus, mendapat informasi dari ibu pasien yang mengatakan tidak ada anggota keluarganya yang menderita diare, ibu pasien mengatakan lingkungan rumahnya bersih, air di rumahnya tidak menggenang. Ibu pasien mengatakan bahwa setiap kali ingin memasak sayuran, ia selalu mencucinya, anaknya selalu bermain di lantai, mainannya tidak pernah dibersihkan, dan ia sering memasukkan mainan ke dalam mulutnya.

Sedangkan pada tinjauan kasus diperoleh data : Kemampuan menggerakkan sendi dan anggota badan secara bebas, kekuatan otot, tonus ekstremitas atas 5 dan ekstremitas bawah 5, tidak ada patah tulang, tidak ada dislokasi, kulit bersih, akral hangat, turgor baik < 3 detik, tidak ada edema, kulit bersih, kata ibu pasien terdapat kemerahan pada sekitar anus dan selangkangan, kulit sekitar anus dan selangkangan pasien tampak kemerahan. Kriteria hasil : Orang tua dapat menjelaskan kembali mengenai penyebab anus anak melepuh dan kemerahan, orang tua mampu menjaga kelembaban kulit, orang tua bersedia mendemonstrasikan cara membersihkan pantat, keutuhan kulit yang baik dapat terjaga (sensasi, elastisitas, suhu, hidrasi , pigmentasi), tidak terdapat luka/lesi pada kulit, perfusi jaringan baik, menunjukkan pemahaman dalam proses perbaikan kulit dan mencegah terjadinya cedera berulang. Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan kurangnya sumber informasi.

Perkembangan Psikososisal Anak

Perkembangan Moral Anak

Ketika manusia berada pada tahap perkembangan shalat sejak usia 4-10 tahun, mereka belum menganggap akhlak sebagai tradisi sosial yang disepakati. Ketika manusia mendekati dan mulai memasuki tahap perkembangan pada usia 10-13 tahun, mereka sudah menganggap moral sebagai tradisi sosial yang disepakati. Anak-anak dan remaja bertindak sesuai dengan aturan dan standar moral untuk mendapatkan persetujuan orang dewasa, bukan untuk menghindari hukuman.

Artinya, ketika manusia telah memasuki tahap perkembangan remaja dan pasca remaja sejak usia 13 tahun ke atas, yang memandang moralitas lebih dari sekadar kesepakatan konvensi sosial. Dalam dunia pendidikan, sebaiknya remaja dan orang dewasa mendefinisikan perilaku yang baik sebagai hak pribadi sesuai dengan aturan dan standar sosial. Keputusan mengenai perilaku sosial didasarkan pada prinsip-prinsip moral dan pribadi yang bersumber dari hukum universal yang selaras dengan kebaikan bersama dan kepentingan orang lain.

Perkembangan Kognitif Anak

Menurut penulis kemungkinan tidak ada satupun anggota keluarga yang mempunyai riwayat penyakit diare, namun dilihat dari perilaku ibu pasien yang kurang memperhatikan kebersihan lingkungan tempat anaknya bermain dan mencuci botol susu satu kali dalam sehari. hari tahun inilah salah satu penyebab diare.

Konsep Hospitalisasi

  • Pengertian
  • Dampak Hospitalisasi
  • Efek Hospitalisasi pada Anak
  • Reaksi Orang tua terhadap Hospitalisasi
  • Konsep Solusi Hospitalisasi

Konsep Asuhan Keperawatan

  • Pengakjian
  • Analisa Data
  • Diagnosa Keperawatan
  • Intervensi Keperawatan
  • Implementasi
  • Evaluasi
  • Pathway

TINJAUAN KASUS

Analisa Data

Pdt : - Ibu pasien mengatakan bahwa dia mengetahui tentang diare yaitu buang air besar terus menerus tetapi tidak mengetahui tentang penyebab diare dan cara pengobatannya - Kata ibu pasien.

Diagnosa Keperawatan

Sementara itu, hal serupa juga ditemukan saat peninjauan kasus, yakni klien mengalami diare dengan konsistensi cair kurang lebih lima kali sehari. Berdasarkan penelusuran literatur ditemukan suhu tubuh meningkat, feses disertai lendir dan darah, serta warna feses kehijauan, namun tidak demikian pada pemeriksaan. Menurut peneliti, mereka berpendapat bahwa terdapat kesamaan antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus, yaitu orang tua mengatakan tidak mengetahui penyebab diare dan cara pengobatannya, karena kurangnya informasi yang ibu terima tentang diare.

Pernapasan yang tidak teratur dan adanya suara chrone dan wheezing diperoleh pada tinjauan pustaka, sedangkan pola pernapasan normal dan bunyi napas vesikuler diperoleh pada tinjauan kasus karena pasien tidak mengalami asidosis metabolik (peningkatan kadar asam dalam tubuh). Sedangkan pada pemeriksaan kasus diperoleh data : Selaput lendir lembab, bibir normal, lidah tampak kotor/putih, kebersihan mulut kotor, gigi kotor, tidak sulit menelan, perut kembung, gerak peristaltik 36 kali/menit, buang air besar 5 kali a. hari, konsistensi cairan tidak ada endapan, warna kuning, bau khas, tempat penggunaan lada, obat pancahar tidak digunakan.Jadi hasil pemeriksaan fisik B5 menunjukkan ada perbedaan antara tinjauan pustaka dengan kasus pemeriksaan, karena pada pemeriksaan kasus tidak ditemukan feses yang berlendir, berdarah, atau berbusa/berbusa serta tidak terjadi perubahan warna feses menjadi kehijauan. Jadi terdapat kesenjangan antara tinjauan literatur dan tinjauan kasus, karena pada tinjauan kasus, pasien tidak menerima obat antiinflamasi, sehingga tidak dilakukan intervensi umum yang memberikan antiinflamasi.

Table 3.3 Rencana Tindakan Keperawatan Pada An. S Dengan Diagnosa  Medis Diare di Ruang Ashoka RSUD Bangil Pasuruan
Table 3.3 Rencana Tindakan Keperawatan Pada An. S Dengan Diagnosa Medis Diare di Ruang Ashoka RSUD Bangil Pasuruan

Intervensi Keperawatan

Implementasi Keperawatan

Warna fesesnya kuning kecoklatan dengan konsistensi cair tanpa lumpur, buang air besar 5 kali sehari, bau tinja yang khas. Orang tua pasien ingin melakukan apa yang dianjurkan perawat dan tidak menimbulkan nyeri pada anus.

Warna fesesnya kuning kecoklatan dengan konsistensi cair tanpa lumpur, buang air besar 3 kali sehari, bau fesesnya khas.

Catatan Perkembangan

Evaluasi Keperawatan

Berdasarkan tinjauan literatur, ditemukan bahwa dari segi usia, mayoritas penderita diare akut adalah anak-anak di bawah usia 2 tahun. Auskultasi : ronki, mengi, dan pada pemeriksaan didapatkan bentuk dada simetris, pernafasan teratur, irama nafas teratur, bunyi nafas vesikular, sebaran ruas tulang belakang normal, suara fermitus terdengar jelas. sama. Pada tinjauan kasus, pasien tidak mengalami penurunan kesadaran, GCS 4-5-6, hal ini dikarenakan pasien tidak mengalami dehidrasi berat dan tidak terdapat tanda-tanda syok hipovolemik sehingga kesadaran pasien composmentis.

Ketika merumuskan tujuan antara tinjauan literatur dan studi kasus, kriteria hasil yang mengacu pada pencapaian tujuan digunakan ketika merencanakan tinjauan literatur. Tujuan penilaian kasus mencakup kriteria hasil waktu, karena dalam kasus nyata kondisi pasien bersifat segera. Dalam tinjauan literatur, evaluasi tidak dapat dilakukan karena merupakan kasus semu, sedangkan dalam studi kasus evaluasi dapat dilakukan karena kondisi dan permasalahan pasien diketahui secara langsung.

PEMBAHASAN

Diagnosa Keperawatan

Diare berkaitan dengan proses infeksi, peradangan pada usus, setelah 2x24 jam dilakukan perawatan diharapkan diare yang dialami pasien dapat teratasi. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan peningkatan frekuensi buang air besar, setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam diharapkan kulit pasien tetap utuh. Dalam diagnosis kerusakan integritas kulit sehubungan dengan peningkatan frekuensi buang air besar, dilakukan seluruh perencanaan tindakan keperawatan, seperti menjelaskan kepada orang tua penyebab anus pecah-pecah dan kemerahan pada anak, mengajarkan cara orang tua harus membersihkan bagian belakang secara hati-hati dengan bahan lembut non-basa. sabun dan air, anjuran Hindari penggunaan tisu pembersih komersial yang mengandung alkohol pada kulit liar, amati kondisi sekitar anus.

Dalam diagnosis defisit pengetahuan berhubungan dengan kurangnya sumber informasi, dilakukan seluruh perencanaan tindakan keperawatan seperti menjelaskan pengertian penyakit diare, proses penyakit, tanda gejala, mengidentifikasi kemungkinan penyebab, dan menjelaskan kondisi pasien, penjelasan tentang program pengobatan dan pencegahan alternatif, meminta pengetahuan keluarga klien dan klien tentang penyakit, perawatan dan tata cara pengobatan. Diagnosis defisit pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi, pengetahuan meningkat 1x30 menit karena ibu pasien paham tentang diare dan masalah teratasi pada tanggal 15 Desember 2019 dan intervensi dihentikan. Kebiasaan terkait kebersihan diri yang penting dalam penularan kuman diare adalah mencuci tangan.

Intervensi Keperawatan

Implementasi Keperawatan

Gambar

Tabel 2.2 Perkembangan anak usia 25-36 bulan  GERAKAN
Tabel 2.3 Perkembangan anak usia 36-48 bulan  GERAKAN
Tabel 2.4 Perkembangan anak usia 49-60 bulan  GERAKAN
Tabel 2.5 Perkembangan anak usia 61-72 bulan  GERAKAN
+7

Referensi

Dokumen terkait

NO NIM NAMA DOSEN PEMBIMBING KETERANGAN PEMBAGIAN DOSEN PEMBIMBING KERJA PRAKTIK TAHUN AKADEMIK 2022/2023 PRODI STATISTIKA, FAKULTAS MIPA, UII 64 20611127 DIVIA PUTRI RISTYASARI Dr..

4.1087 Ilmy Amiqoh Ilmu Administrasi Publik 4.1088 Dikhla Rif`A Ilmu Administrasi Publik 2.39 4.1089 Elfananda Istiqlalia Ilmu Administrasi Publik 4.1090 Hamida Condrowati Jayadi