• Tidak ada hasil yang ditemukan

Autokoid

N/A
N/A
jinshi

Academic year: 2025

Membagikan "Autokoid"

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

AUTOKOID

Min Rahminiwati Nina Herlina Emma Nilafita K Lusi Indriani

Lusi Agus Setiani Sara Nurmala

TIM FARMAKOLOGI PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU

PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PAKUAN

2020

(2)

AUTOKOID

Suatu substansi bukan transmitor yg secara normal ada di dlm tubuh & punya peran/fungsi fisiologik penting baik dlm keadaan normal maupun patologik

Autos : Sendiri; Akos : Penyembuh/obat Senyawa yang bisa menimbulkan kerja khusus Pada jaringan tertentu, akan tetapi tidak pada Organ-organ endokrin, melainkan pada sel-sel yang dibentuk terspesialisasi

Diproduksi oleh berbagai jaringan, tidak oleh berbagai kelenjar spesifik

(3)

Autacoid/ Hormon Jaringan

⊷ Hormon-Endokrin

⊷ Hormon lokal- bekerja secara?

⊷ Autacoids = Hormon jaringan= Hormon Lokal

3

(4)

Anafilaksis & Alergi

4

(5)

5

Reaksi inflamasi akut

(6)

Mediator Radang

6

Lokasi Mediator

Molekul precursor disitoplasma

Bradikinin, Kallidin, Angiotensin

Tersimpan dan terbentuk di dalam sel

Histamin, 5-HT (HidroksiTriptamin), SubstansiP, VIP (VasoactiveIntestinal Peptide)

Molekul precursor di membrane sel fosfolipid

Prostaglandin,

Leukotrienes, PAF (Platelet Activating Factor)

(7)

Klasifikasi

7

Decarboxylated amino acids

•Histamin

•Serotonin

Polypeptide

•Angiotensin

•Plasmakinin

•Vasopressin

•Vasoactive Intestinal Polypeptide

•Substance P

•Slow reacting substance ofa naphylaxis

Eicosanoid

•Leukotrienes

•Thromboxanes A2

•Prostaglandins

•Prostasiklin

Autokoid sistim saraf

•Histamine

• Serotonin (Hydroxytryptamine)

•Prostaglandin

(8)

8

(9)

Histamin

Histamin disimpan dalam basofil dan sel mast jaringan, memainkan peran dalam peradangan dan alergi

Ada 3 macam reseptor histamin : Reseptor H1, H2 dan H3 (baru ditemukan dan belum diyakini mempunyai fungsi klinis) NHN CH2CH2NH2

Efek histamin timbul melalui aktivasi reseptor histaminergik H1, H2 dan H3.

Reseptor-H1 : sel otot polos, endotel dan otak.

Reseptor-H2 : mukosa lambung (pada sel parietal),otot jantung, sel mast, dan otak.

Reseptor-H3 : presinaptik (di otak, pleksus mienterikus dan saraf lainnya).

• Histamin  dekarboksilasi Histidin via ensim histidin dekarboksilase

(10)

Efek Histamin

Efek pada sistem kardiovaskuler

Histamin eksogen menyebabkan penurunan tekanan darah sistolik dan diastolik melalui vasodilatasi

peningkatan denyut jantung (mekanisme homeostatis)

Efek pada saluran cerna

Pada dosis besar histamin eksogen dapat memacu sekresi asam lambung melalui aktivasi reseptor-H2.

Efek pada bronkus dan otot polos organ lain

Histamin menyebabkan timbulnya bronkokontriksi

Efek pada reseptor H1 dan pada ujung saraf

komponen penting dalam patofisiologi urtikaria

Pada jaringan sekretorik, memacu sekresi asam lambung, pepsin

& faktor intrinsik melalui aktivasi reseptor H2 peningkatan cAMP intraseluler.

(11)

11

(12)

Histamin

o Histamin bekerja pada reseptor sel target H1 dan H2

o H1 agonist: metil-histamin

o H2 agonist: betazole

o Gejala keracunan identik dengan parasimpatis

o Sediaan anti histamin:

o Bersifat simpatomimetik/ parasimpatolitik

o Antagonis reseptor H1 dan H2

 H1 antagonis : Diphenhydramine,

Chlorpeniramine, Pyrilamine, Chlorcyclizine, prometazhine, Loratadine

 H2 Antagonis : Cimetidine, Ranitidine, Famotidin

o Inhibisi pelepasan Histamin

(13)

Distribusi & Biosintesis Histamin

o

Jaringan yg banyak mengandung mast cell spt kulit, mukosa pd cab bronkia, dan mukosa usus mengandung banyak histamin.

o

Setiap mamalia yg mengandung histamin mampu mensintesisnya dari histidine o/ L-histidine

decarboxylase.

o

Ada 2 macam jalur metabolisme histamin dlm tubuh manusia.
(14)

Antihistamin

Obat yang mempunyai efek melawan efek histamin dengan cara memblok reseptor H1.

14

(15)

Klasifikasi Antihistamin

Simpatomimetikum: Adrenalin (epinephrin), norepinephrin, atropin sulfat

Antihistamin klasik: Antihistaminik (sediaan dalam basa lemah), blokade reseptor H1, onset lambat

• H1 blockers: Antazoline, Difenhidramin, Mepyramine Maleat, Chlorpheniramin Maleat (CTM), Promethazine HCl,

Tripelennamine HCl

• H2 blockers: Metiamide, Cimetidine, Ranitidine

Inhibisi pelepasan histamin: Na-Cromoglycate

15

(16)

H1 ANTAGONIS

Gen 1: sedatif, blok reseptor otonom

Gen 2: <<sedatif ( distribusi di CNS<<)-

p.o. absorbsi cepat (puncak 1-2 jam, durasi 4-6 jam)

Metabolisme di hepar

Efek:

Sedasi

anti-nausea/ anti-emetic

anti-Parkinson (Bromokriptin: anti-kolinergik)

anti-kolinergik (Etanolamine, Etilendiamine)

ɑ-adrenoceptor blocker: hipotensi postural(Fenotiazin, Prometazin)

Serotonin blocker (Siproheptadin)

Anestesi lokal (Difenhidramin, Prometazin)

16

(17)

H2 Antagonis

⊷ Mengurangi sekresi HCl lambung- Menghambat enzim hepar

⊶ Cimetidine

⊶ Ranitidine

⊶ Famotidine

⊶ Nizatidine

17

(18)

Aplikasi-Antihistamin

Antihistamin/ Decongestant/ Anti alergi

• Mekanisme: H1 histamine receptor antagonist (difenhidramin, klorfeniramin maleat CTM, dimenhidramin, dll) α 1 Adrenergic Receptor Agonist

Blokade kenaikan induksi histamin dalam permeabilitas Vasokonstriksi, mengurangi volume eksudat

ES: sedasi, hipertensi, glaukoma, eksitasi CNS Adviced usage: Topical >> Systemic application

18

(19)

Grup Peptida- Angiotensin

19

(20)

Enzim, dilepaskan oleh sel juxtaglomerular Sebagai Respon tubuh terhadap hiponatremia & aktivasi

reseptor β

Respon terhadap produksi renin

Angiotensin (A)  A1  A2 via ACE di paru paru

A2  vasokontriktor poten, 40x dari norepinephrin (norepinephrin > epi..?x

(21)
(22)
(23)
(24)

Adenyl Compunds

Adenosin  nukleosida

Bioavailabilitas: AMP, ADP, ATP & terikat adrenalin

• ATP, Relaksasi otot polos, vasodilator (kecuali ginjal), tekanan darah turun, bradikardia

• ADP, akselerasi pembekuan darah (reseptor ADP di platelet

• Berikatan dengan Papaverin (blokade uptake adenosin) methylxantines (antagonist reseptor)

• Adenosin receptor A1 dan A2

(25)

25

Prostaglandin (PG) & Leukotriene(LTs) mediator peradangan utama

LTs  slow reacting substances anaphylaxis (SRSA)

Asal: Asam arakidonat yang disintesa dari membran oleh enzim phospholipase

Rangkaian Asam

Arakhidonat Eucasoid

(26)

26

Asam arakidonat melalui kerja enzim:

Cyclooxigenase (COX)

Lipooxigenase

(27)

Strategi pengobatan utama dalam

penanganan peradangan adalah dengan:

Hambat fungsi biologis dari

kedua senyawa

tersebut Kontrol

produksi PG

& LeuT

(28)

Non-Steroidal Anti-Inflammatory Drugs- NSAID

⊷ Grup obat yang menghambat produksi

prostaglandin dengan menghambat enzim cyclo oxigenase (COX)

⊷ Penghambatan COX  sintesis PG

terhambat tidak ada mediator radang anti inflamasi

⊷ Anti inflamasi, anti piretik, analgesik, antithrombotic

28

(29)

Indikasi Vs Dosis

29

Dosis Rendah  Antithrombotic

Dosis

intermediet

Analgetik

Dosis Tinggi

Anti

inflamasi

(30)

30

(31)

Prostaglandin

Derivat asam lemak tidak jenuh yang bekerja pada jaringan tempat agen ini disintesis dan dimetabolisme secara cepat produk

inaktif pada local kerja

31

(32)

32

(33)

NSAID Farmakokinetika

⊷ Absorpsi: Oral-asam lemah

⊷ Distribusi: GI  highly protein bound (dapat melepas ikatan protein obat

lainnya)  sirkulasi portal  hati

⊷ Metabolisme: hati biotransformasi tahap 1 &

2

⊷ Eksresi: ginjal ( renal clearance ) & empedu ( hepatic clearance )

33

(34)

NSAID

⊷ Kontraindikasi: neonatal, geriatrik, hepatobiliary kronis

⊷ ES: Ulkus lambung  inhibisi PGE2 & PGI2, inhibisi agregasi platelet, inhibisi motilitas uterus & inhibisi fungsi prostaglandin ginjal

⊷ Interaksi obat  sediaan yang terikat protein

 sulfonamid, antikoagulan, antidiabetes (sulfonil urea)

Sediaan diuretik furosemide & ACE inhibitor  stimulasi prostaglandin ginjal kehadiran NSAID akan menghilangkan efeknya!!

34

(35)

Obat-obatan NSAID

Asam Asetil Salisilat (Aspirin)

Enolic Acid (Phenyl Butazone, Piroxicam)

Derivat Para-Amino Fenol (Acetaminophen-Paracetamol)

Fenamat (Asam Mefenamat, Na/K- Diclofenac)

Derivat Asam Propionat (Ibuprofen, Carprofen, Ketoprofen)

Derivat Asam Nikotinik (Flunixin Meglumine)

Derivat Asan Piranokarboksilik (Etodolac)

35

(36)

36

(37)

Asam Asetil Salisilat (ASA)

Asam asetil salisilat (2-acetoxybenzoic acid)-Aspirin®

Hambat enzim COX-1; Uncouple fosforilasi oksidatif

Farmakokinetika

A: oral,

M: metabolit utama asam salisilat, konjugasi Glukoronil (kucing kekurangan toxik) di hati

E: Ginjal (pd urin alkalis, ASa lebih cepat dieksresikan terapi keracunan?)

Tindakan profilaksis terhadap infark miokardium, pencegahan strok dan pembentukan bekuan darah, dan menurunkan peluang timbulnya serangan jantung lanjutan akibat MI

ES: ulkus lambungbuffered aspirin

37

(38)

38

(39)

39

(40)

Asam Asetil Salisilat

Platelet tidak dapat mensintesa protein, sehingga ensim siklo oksigenase tidak dapat dibentuk kembali

Efek permanen ASA sebagai anti trombosis selama masa hidup platelet, yaitu 8-10 hari (manusia)

Setelah pemberian ASA dihentikan, mekanisme fisiologis hemostasis dapat berjalan dengan 20% dari populasi platelet baru

Pada tahap ini asupan ASA harian sangat dianjurkan untuk menjaga potensinya sebagai anti trombosis

40

(41)

Paracetamol & Fenamat

⊷ Acetaminofen (Parasetamol-Panadol

®

)

⊷ Analgesik & antipiretik poten, lemah anti inflamasi

⊷ Hambat endoperoksidase

 pembentukan asam arakidonat intermediet terganggu

⊷ Tidak iritan terhadap lambung& tidak berpotensi sebagai anti platelet (?)

⊷ A & M  sda Aspirin

41

(42)

Thanks!

ANY QUESTIONS?

You can find me at

[email protected]

m

Referensi

Dokumen terkait

Pada penelitian ini dilakukan pengamatan terhadap perubahan hemodinamik meliputi tekanan darah sistolik, tekanan darah diastolik, tekanan arteri rerata, laju jantung dan laju

Tekanan sistolik adalah tekanan puncak yang tercapai pada waktu jantung berkontraksi dan memompakan darah melalui arteri, sedangkan tekanan diastolik adalah tekanan

tekanan darah sistolik adalah angka saat fase darah sedang dipompa jantung atau kontraksi; diastolik, angka saat fase darah kembali ke dalam jantung alias berelaksasi..

Kelompok ekstrak 100 mg/kgBB berbeda tidak signifi kan tekanan darah sistolik, tekanan darah diastolik, dan detak jantung dengan kelompok normal, kelompok ekstrak 200 mg/kgBB,

Penurunan tekanan darah sistolik, tekanan darah diastolik, laju jantung terjadi pada 10 menit pasca ekstubasi pada kelompok meperidin dan magnesium, dan penurunan suhu

Tekanan darah adalah ukuran dari tekanan sistolik yang berpengaruh pada darah karena kontraksi otot jantung dan kekuatan atau tekanan diastolik pada dinding pembuluh darah yang

Angka 120 menunjukkan tekanan darah atas pembuluh arteri dari denyut jantung yang disebut tekanan darah sistolik, kemudian angka 80 merupakan tekanan darah bawah saat tubuh

Rerata penurunan denyut nadi adalah 2,5 ± 1,04/menit, tekanan darah sistolik masing-masing 4,16 ± 3,76 mm Hg dan tekanan darah diastolik 5 ± 3,16 mm Hg Hasil review artikel di