• Tidak ada hasil yang ditemukan

PORTOFOLIO KEGIATAN ON THE JOB LEARNING PESERTA DIKLAT CALON KEPALA LABORATORIUM IPA KERJASAMA PENGURUS WILAYAH IKATAN GURU INDONESIA

N/A
N/A
Deti Harlena

Academic year: 2023

Membagikan "PORTOFOLIO KEGIATAN ON THE JOB LEARNING PESERTA DIKLAT CALON KEPALA LABORATORIUM IPA KERJASAMA PENGURUS WILAYAH IKATAN GURU INDONESIA"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

PORTOFOLIO KEGIATAN ON THE JOB LEARNING PESERTA DIKLAT CALON KEPALA LABORATORIUM IPA

KERJASAMA PENGURUS WILAYAH IKATAN GURU INDONESIA (IGI) PROVINSI SUMATERA SELATAN DENGAN FAKULTAS ILMU

TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN RADEN FATAH PALEMBANG

OLEH

DETI HARLENA, S.Pd.

NIP. 198010232009032008

SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 SUAK TAPEH KABUPATEN BANYUASIN

2023

(2)

HALAMAN PENGESAHAN

PORTOFOLIO KEGIATAN ON THE JOB LEARNING PESERTA DIKLAT CALON KEPALA LABORATORIUM IPA KERJASAMA PENGURUS WILAYAH IKATAN GURU INDONESIA (IGI) PROVINSI SUMATERA SELATAN DENGAN FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN

RADEN FATAH PALEMBANG

DETI HARLENA, S.Pd.

NIP. 198010232009032008

Disahkan pada tanggal 7 September 2023 di SMAN 1 Suak Tapeh

Mengesahkan:

Kepala SMAN 1 Suak Tapeh

Dra. HERTINING DYAH L, M.Pd.

NIP. 196712141994122001

(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan karunia dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan pelaksanaan kegiatan On The Job Learning di SMAN 1 Suak Tapeh Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan. Penulis menyadari bahwa laporan pelaksanaan kegiatan On The Job Learning ini sangat urgen untuk mengevaluasi sejauh mana tingkat ketercapaian seorang calon Kepala Laboratorium IPA Sekolah Menegah Atas dalam memahami tugas pokok dan tanggungjawabnya sebagai Kepala Laboratorium IPA sebagai bahan evaluasi diri dalam pengembangan keprofesian berkelanjutan guru. Oleh karena itu, kami berusaha untuk menyusun laporan ini secermat mungkin agar memiliki manfaat yang optimal untuk meningkatkan mutu pendidikan SMA Negeri 1 Suak Tapeh di masa yang akan datang..

Keberhasilan penyusunan laporan On Job Learning tidak lepas dari bantuan, dorongan dan bimbingan dari berbagai pihak, sehingga kami mengucapkan terima kasih kepada dekan dan narasumber dari Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang yang telah membimbing kami dalam diklat kepala laboratorium IPA ini, Narasumber dari Pengurus Wilayah IGI Sumatera Selatan, Panitia Pelaksana Diklat Kepala Laboratorium IPA tahun 2023 yang telah melayani kami dengan baik demi lancarnya pelaksanaan diklat kepala laboratorium IPA ini, teman – teman peserta diklat laboratorium IPA yang telah membantu penyelesaian laporan On Job Learning ini, serta semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu atas segala bantuan dan partisipasinya, semoga menjadi amal sholeh dan mendapat balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa.

Kami mohon maaf atas segala keterbatasan, apabila dalam melaksanakan OJL ini kurang memuaskan, dan juga dalam penyusunan Laporan Akhir Kegiatan ini. Saran dan kritikan yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi perbaikan kegiatan selanjutnya. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua, terima kasih.

Suak Tapeh, 07 Agustus 2023

(4)

Penyusun, DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PENGEASAHAN...i

KATA PENGANTAR...ii

DAFTAR ISI...iii

DAFTAR LAMPIRAN...iv

BAB I. PENDAHULUAN...1

1.1... Latar Belakang ...1

1.2... Tujuan ...8

1.3... Manfaat ...8

BAB II. LAPORAN KEGIATAN ON THE JOB LEARNING...9

2.1. Penyusunan Rencana Pengelolaan Kegiatan Laboratorium...9

2.2. Pelaksanaan Pengelolaan Kegiatan Laboratorium...16

BAB III. PENUTUP...

3.1. Simpulan...

3.2. Saran-saran ...

DAFTAR PUSTAKA

(5)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Rencana Tindak Lanjut ...23

Lampiran 2. Program Kegiatan Laboratorium IPA...28

Lampiran 3. Identifikasi Kondisi Alat Praktikum IPA...53

Lampiran 4. Identifikasi Jumlah dan Kualitas Bahan Praktikum IPA...69

Lampiran 5. Identifikasi Sarana dan Prasarana Laboratorium IPA...71

Lampiran 6. Kartu Inventaris Peralatan Praktikum...75 Lampiran 7. Jadwal Kegiatan Laboratorium...

Lampiran 8. Skema Struktur Organisasi Laboratorium

Lampiran 9. Skema Denah Laboratorium...

Lampiran 10. Tata Tertib Laboratorium

Lampiran 11. Kartu Stok...

Lampiran 12. Format Permintaan Bahan/Peminjaman Alat...

Lampiran 13. Buku Harian Kegiatan Laboratorium...

Lampiran 14. Jadwal Kerja Laboran...

Lampiran 15. Jadwal Kerja Teknisi...

Lampiran 16. Identifikasi Kwalitas dan Kwantitas Teknisi dan Laboran...

Lampiran 17. Instrumen Penilaian Kinerja Teknisi Laboratorium...

Lampiran 18. Instrumen Penilaian Kinerja Teknisi Laboran...

Lampiran 19. Analisis Kebutuhan Praktikum...

Lampiran 20. Analisis SWOT, identifikasi masalah dan pemecahannya...

Lampiran 21. Laporan Bulanan...

Lampiran 22. Laporan Semester...

Lampiran 23. Prosedur Operasional Standar...

Lampiran 24. Foto-foto Sarana/Prasarana...

Lampiran 25. Foto-foto kegiatan Laboratorium...

Lampiran 26. LKS...

(6)

BAB I

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Laboratorium (disingkat lab) sekolah adalah tempat melaksanakan kegiatan praktek yang mendukung pembelajaran teori. Karakteristik unik pendidikan IPA ditandai dengan adanya suatu proses yang dialami siswa dalam kegiatan laboratorium untuk mendapatkan pengetahuan seperti yang dilakukan oleh ilmuwan. Tiga elemen penting dalam pendidikan sains diantaranya: learning science (acquiring conceptual and theoretical knowledge), learning about science (developing an understanding of the nature and methods of science and awareness of complex interactions between science and society) and doing science (engaging in and development expertise in scientific inquiry and problem solving).

Dengan demikian pada hakekatnya pendidikan ilmu pengetahuan alam (IPA) merupakan kegiatan untuk mengembangkan kreativitas dan kemampuan berfikir ‘ilmiah’ siswa. Oleh karena itu, IPA harus diajarkan melalui proses ilmiah sehingga siswa mampu mengaktualkan potensi kemampuannya. Untuk itu diperlukan adanya sarana dan fasilitas untuk mengembangkan science process skills, yaitu laboratorium dan kelengkapannya.

Dalam pendidikan sains laboratorium merupakan tempat proses belajar mengajar dengan aktivitas praktikum yang melibatkan interaksi peralatan dan bahan atau spesimen untuk memperoleh pemahaman dan pengalaman langsung dalam mempelajari rahasia alam kehidupan. Laboratorium dapat berarti suatu ruangan tempat dengan sejumlah perlengkapan, atau suatu alam terbuka dengan karakteristik natural. Melalui kegiatan laboratorium

(7)

diharapkan siswa mempelajari dan memperoleh pemahaman mengenai sifat dan gejala-gejala alam kehidupan yang tidak dapat dijelaskan secara verbal.

Laboratorium memiliki fasilitas peralatan dan bahan yang sangat beragam. Diperlukan suatu pengaturan yang luwes dan informatif dalam susunan yang tertib dan teratur sehingga memudahkan dalam pengelolaan administrasi. Oleh karena itu peralatan dan bahan beserta suku cadang dan perkakas yang ada di dalamnya harus tercatat dengan baik. Kegiatan pencatatan merupakan suatu proses pengadministrasian yang memungkinkan diperolehnya data inventarisasi laboratorium. Hal ini penting karena inventarisasi laboratorium berguna untuk:

 Memperoleh informasi dengan cepat dan tepat mengenai keadaan laboratorium

 Untuk perencanaan dan pengembangan sehingga bila ada permintaan atau penambahan alat dapat ditentukan prioritas dan mencegah duplikasi

 Pencegahan kehilangan atau penyalahgunaan

Pembelajaran di laboratorium ini perlu direncanakan secara bersama antara Guru, tenaga Laboran dan Teknisi di bawah koordinasi Kepala Laboratorium.

Rumusan rencana pembelajaran inilah yang menjadi dasar bagi Kepala Laboratorium dalam merencakan semua kegiatan di laboratorium. Untuk melaksanakan kegiatan ini, maka para tenaga laboratorium tersebut harus mengetahui peran masing-masing dan memahamin kompetensi yang harus dimilikinya berdasarkan ketentuan standar tenaga laboratorium yang ditetapkan oleh pemerintah.

Berdasarkan Undang-undang RI No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional BAB XI tentang Pendidikan dan Tenaga Kependidikan, Pasal 39 ayat (1) tercantum bahwa Tenaga kependidikan bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan. Selanjutnya dalam Pasal 40 ayat (2) menegaskan bahwa Pendidik dan tenaga kependidikan berkewajiban: (a) menciptakan suasana

(8)

pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis, dan dialogis;

(b) mempunyai komitmen secara profesional untuk meningkatkan mutu pendidikan; dan (c) memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya. Berdasarkan Pasal 44 (1) bahwa pemerintah daerah wajib membina dan mengembangkan tenaga kependidikan pada satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh Pemerintah dan Pemerintah Daerah. (2) Penyelenggara pendidikan oleh masyarakat berkewajiban membina dan mengembangkan tenaga kependidikan pada satuan pendidikan yang diselenggarakannya. (3) Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib membantu pembinaan dan pengembangan tenaga kependidikan pada satuan pendidikan formal yang diselenggarakan oleh masyarakat.

Untuk peningkatan lebih mutu pendidikan di Indonesia maka pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah (PP) No 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pada BAB VI tentang Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan, pasal Pasal 35 ayat (1.d) SMK/MAK atau bentuk lain yang sederajat sekurang-kurangnya terdiri atas kepala sekolah/madrasah, tenaga administrasi, tenaga perpustakaan, tenaga laboratorium, dan tenaga kebersihan sekolah/madrasah; ayat (2) Standar untuk setiap jenis tenaga kependidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikembangkan oleh BSNP dan ditetapkan dengan Peraturan Menteri.

Menindak lanjuti PP No 19 tahun 2005, maka Menteri Pendidikan Nasional mengeluarkan PERMENDIKNAS RI Nomor 26 tahun 2008 tentang Standar Tenaga Laboratorium Sekolah/Madrasah, pasal 1 ayat (1) Standar tenaga laboratorium sekolah/madrasah mencakup Kepala Laboratorium sekolah/madrasah, teknisi laboratorium sekolah/madrasah, dan laboran sekolah/madrasah; ayat (2) Untuk dapat diangkat sebagai tenaga laboratorium sekolah/madrasah, seseorang wajib memenuhi standar tenaga laboratorium sekolah/madrasah yang berlaku secara nasional.

Dengan ditetapkannya peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 26 tahun 2008 tentang standar tenaga

(9)

laboratorium sekolah/madrasah, maka sesuai dengan pasal (2) permen tersebut, pada tahun 2013 penyelenggara sekolah/ madrasah wajib menerapkan standar tenaga laboratorium sekolah/madrasah. Mengantisipasi hal tersebut, maka sekolah sebagai lembaga pendidikan memiliki tanggungjawab untuk mempersiapkan semua personil Laboratorium termasuk laboratorium IPA.

Berdasarkan aturan yang ada, bahwa setiap calon kepala laboratorium wajib melakukan pelaporan On The Job Learning, maka laporan ini telah disusun sebagai hasil implementasi dari pelatihan yang telah diikuti yang mencakup kompetensi manajerial, kompetensi administrasi, kompetensi profesional dan kompetensi sosial.

1.2. Tujuan

Tujuan pembuatan pelaporan On The Job Learning ini adalah :

1. Meningkatkan kompetensi kepribadian, sosial, manajerial, dan professional kepala laboratorium sekolah;

2. Meningkatkan kompetensi guru yaitu, Kompetensi pedagogik, kepribadian, profesionalisme, dan sosial sehingga guru siap secara mental dan keilmuan terutama dalam pemanfaatan laboratorium IPA dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran di SMAN 1 Suak Tapeh.

1.3. Manfaat

Adapun manfaat dari kegiatan ini adalah :

1. Meningkatnya soft skill peserta sebagai seorang Kepala Laboratorium;

2. Meningkatnya pemahaman peserta terhadap pelaksanaan pengelolaan laboratorium;

3. Meningkatnya pemahaman peserta tentang Penilaian Kinerja Guru dengan Tugas Tambahan sebagai Kepala Laboratorium;

4. Meningkatnya pemahaman peserta tentang Penerapan gagasan, pemanfaatan, Kesehatan dan keselamatan di Laboratorium;

5. Meningkatnya keterampilan peserta dalam mempresentasikan hasil kerja sebagai kepala laboratorium.

(10)

BAB II

LAPORAN KEGIATAN ON THE JOB LEARNING

IPA merupakan suatu mata pelajaran yang memberikan suatu kesempatan kepada para peserta didik untuk berpikir kritis melalui kegiatan-kegiatan yang dilakukan sendiri oleh peserta didik. Kegiatan-kegiatan yang dimaksud dalam dilangsungkan di dalam laboratorium maupun di luar laboratorium seperti dikelas atau di alam terbuka, berkaitan dengan suatu bidang ilmu tertentu yang ditujukan untuk menunjang pembelajaran teori. Dalam mengembangkan suatu keterampilan proses atau penerapan teori dalam pembelajaran IPA, dibutuhkan suatu kegiatan yaitu praktikum atau percobaan. Kegiatan praktikum sangat penting untuk dilakukan, sebab dengan praktikum peserta didik akan lebih paham dengan teori yang diperoleh dan bisa meningkatkan kemampuan berpikir ktitis. Hal tersebut dipertegas dalam penelitian Sulistiyono (2019:35) mengatakan bahwa alasan penting melakukan kegiatan praktikum IPA, yaitu praktikum dapat merangsang dorongan untuk belajar IPA, dapat mengelaborasikan keterampilan dasar untuk melakukan suatu percobaan, dapat menjadi sarana pembelajaran secara ilmiah, dan dapat menunjang materi pembelajaran. Untuk mendukung hal itu semua maka perlu adanya tempat atau sarana dalam melakukan kegiatan praktikum yaitu laboratorium.

Di Sekolah Menengah, umumnya jenis laboratorium disesuaikan dengan mata pelajaran yang membutuhkan laboratorium tersebut. Karena itu, untuk

(11)

pembelajaran IPA biasanya hanya dikenal laboratorium fisika, laboratorium kimia dan laboratorium biologi. Laboratorium IPA dan jenis peralatannya merupakan sarana dan prasarana penting untuk menunjang proses pembelajaran di sekolah.

Laboratorium merupakan sarana atau tempat mendukung kelancaran proses pembelajaran melalui kegiatan praktikum. Laboratorium merupakan tempat siswa untuk mengoptimalkan keterampilan proses dan mengembangkan sikap ilmiah siswa. Kegiatan yang dilaksanakan di laboratorium IPA dapat menumbuhkan minat siswa terhadap materi pelajaran dan dapat digunakan sebagai media dan alat pembelajaran IPA. Sehingga, hasil belajar siswa meningkat.

Dengan melakukan kegiatan praktikum di laboratorium, peserta didik bebas mengekspresikan keterampilan dan pengetahuannya sendiri yang pada akhirnya peserta didik dapat mencerna dan menguasai materinya. Untuk mendukung agar kegiatan praktikum berjalan dengan maksimal di laboratorium IPA SMA Negeri 1 Suak Tapeh, maka dibutuhkan suatu pengelolaan atau manajemen laboratorium.

Pengelolaan laboratorium adalah kegiatan menggerakkan sekelompok orang (SDM), keuangan, peralatan, fasilitas dan atau segala objek fisik lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan atau sasaran tertentu yang diharapkan secara optimal (Gusnani, dkk., 2019).

Pengelolaan merupakan kegiatan penggunaan sumber daya secara terstruktur dengan memperhatikan keberlanjutan fungsi sumber daya untuk mencapai tujuan yang diharapkan dengan sebaik mungkin. Manajemen laboratorium ialah usaha yang dilakukan untuk mengelola sebuah laboratorium yang didasarkan konsep baku dengan cara diatur dengan baik yang didukung oleh sejumlah aspek seperti peralatan laboratorium yang lengkap, staf dan pengelola manajemen yang baik (Rifa’i, dkk., 2021).

Pengelolaan merupakan proses pendayagunaan secara efektif dan efisien sumber daya agar sasaran yang diinginkan dapat tercapai dengan optimal.

Hendaknya pengelolaan dilakukan dengan memperhatikan fungsi-fungsi manajer yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, pemberian komando dan

(12)

pengendalian. Beberapa aspek dalam pengelolaan laboratorium diantaranya perencanaan, pengadministrasian, penataan, perawatan, pengamanan dan pengawasan (Indrawan dkk, 2020).

Pengelolaan laboratorium adalah usaha mengelola laboratorium. Suatu laboratorium dapat dikelola dengan baik sangat ditentukan oleh beberapa faktor yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Beberapa alat-alat laboratorium yang canggih, dengan staf professional yang terampil belum tentu dapat berfungsi dengan baik, jika tidak didukung oleh adanya manajemen laboratorium yang baik.

Oleh karena itu, manajemen laboratorium adalah suatu bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan laboratorium sehari-hari. Suatu manajemen laboratorium yang baik memiliki system organisasi yang baik, uraian kerja (job description) yang jelas, pemanfaatan fasilitas yang efektif, efisien, disiplin dan administrasi laboratorium yang baik pula.

Pengelolaan laboratorium memiliki kaitan dengan pengelola dan pengguna, fasilitas (bangunan, spesimen, peralatan, bahan kimia), dan aktivitas yang dilakukan dapat menjaga keberlanjutan fungsi laboratorium. Pengelola dan pengguna memiliki tanggung jawab bersama sehingga setiap orang yang memiliki keterlibatan sadar serta merasa terpanggil untuk memelihara, mengatur, dan mengusahakan keselamatan kerja. Upaya yang dapat dilakukan agar laboratorium berfungsi sebagaimana mestinya adalah memelihara dan mengatur laboratorium (Susilowati, 2012).

2.1. Penyusunan Rencana Pengelolaan Kegiatan Laboratorium

Perencanaan merupakan proses memutuskan kegiatan apa, bagaimana melaksanakannya, kapan, dan oleh siapa. Perencanaan perlu dilakukan untuk menghindari kesalahan dalam melakukan tindakan sehingga menyebabkan kerugian bagi organisasi (Arifin & Barnawi, 2012). Kepala laboratorium harus mampu membuat atau mengembangkan perencanaan kegiatan laboratorium berdasarkan hasil analisis keadaan pada semester berjalan atau semester yang lalu. Kegiatan dalam laboratorium dalam satu semester harus direncanakan pada awal semester agar kegiatan dapat dilakukan secara

(13)

efektif sesuai kurikulum yang berlaku (Sani, 2021). Perencanaan kegiatan laboratorium harus menyatakan secara eksplisit semua kebutuhan yang diperlukan, frekuensi dan jadwal kegiatan praktikum, wewenang, kewajiban, dan tugas serta tanggung jawab personalia dan guru yang terlibat, serta peraturan dan hak-hak yang diperoleh setiap individu (Sani, 2021).

a. Rencana Strategis

Menurut Edward (Umar, 2002), rencana strategis adalah rencana yang dilakukan oleh para manager paling atas dan menengah untuk mencapai tujuan organisasi yang lebih luas.

Menurut Tjokroamidjojo (2000) rencana strategis adalah suatu cara bagaimana mencapai tujuan sebaik-baiknya dengan menggunakan sumber-sumber yang ada supaya lebih efisien dan efektif, dengan menentukan tujuan apa yang akan dicapai atau yang akan dilakukan, bagaimana, bilamana dan oleh siapa.

Untuk itu dalam penerapannya di sekolah, kepala sekolah perlu membuat suatu rencana strategis yang mana dikoordinasikan dengan para guru dan komite untuk dijalankan bersama demi mencapai tujuan yang diharapkan. Rencana strategis merupakan bagian yang penting dalam Total Quality Managenent (TQM). Tanpa adanya perencanaan baik itu jangka panjang maupun jangka pendek yang jelas dan terukur, maka institusi atau lembaga tidak akan bisa merencanakan peningkatan mutu.

Rencana strategis suatu lembaga pendidikan menerapkan prinsip-prinsip sebagai berikut: mampu memperbaiki hasil pendidikan, membawa perubahan yang lebih baik, prioritas kebutuhan, partisipasi, keterwakilan, realitas sesuai dengan hasil analisis SWOT, mendasarkan pada hasil review dan evaluasi, keterpaduan menyeluruh, transparan, dan keterkaitan serta kesepadanan secara vertikal

(14)

dan horizontal dengan rencana-rencana lain (Tilaar, 2000).

Dari beberapa pendapat di atas maka rencana strategis pengelolaan laboratorium ini adalah rencana yang dilakukan oleh stakeholder sekolah dengan memperhatikan prinsip perbaikan hasil pengelolaan laboratorium, membawa perubahan yang lebih baik, prioritas kebutuhan, partisipasi, keterwakilan, realitas sesuai dengan hasil analisis SWOT, mendasarkan pada hasil review dan evaluasi, keterpaduan menyeluruh, transparan, dan keterkaitan serta kesepadanan secara vertikal dan horizontal dengan rencana-rencana lain.

b. Tahap-tahap Penyusunan Rencana Staregis

proses penyusunan rencana strategis pendidikan dapat dilakukan dalam tiga tahap yaitu :

1. Diagnosis

Tahap diagnosa dimulai dengan pengumpulan berbagai informasi perencanaan sebagai bahan kajian. Kajian lingkungan internal bertujuan untuk memahami kekuata- kekuatan (strengths) dan kelemahan (weakness) dalam pengelolaan pendidikan. Sementara kajian lingkungan eksternal bertujuan untuk mengungkap peluang-peluang (opportunities) dan tantangan-tantangan (threats) dalam penyelenggaraan pendidikan.

2. Perencanaan

Tahap perencanaan dimulai dengan menetapkan visi dan misi. Visi (vision) merupakan gambaran (wawasan) tentang keadaan yang diinginkan di masa depan.

Sementara misi (mission) ditetapkan dengan jalan mempertimbangkan rumusan penugasan, yang merupakan tuntutan tugas dari luar organisasi dan keinginan dari

(15)

lembaga berkaitan dengan visi masa depan dan situasi yang dihadapi saat ini. Setelah menetapkan visi, misi, tahap selanjutnya adalah tahap pengembangan dirumuskan berdasarkan misi yang diemban dan dalam rangka menghadapi isu utama (isu strategis). Urutan strategis pengembangan disusun sesuai dengan isu-isu utama.

Dalam rumusan strategi pengembangan dapat dibedakan menurut kelompok strategi, dengan rincian terdiri atas tiga tingkat (strategi utama, substrategi, dan rincian strategi).

Jadi dapat dirangkum bahwa dalam tahap perencanaan terlebih dahulu dilakukan penetapan visi dan misi, selanjutnya visi dan misi tersebut dikembangkan kedalam bentuk isu-isu strategis, dari masing-masing isu strategis maka dibuat strategi untuk mewujudkan visi dan misi yang telah ditetapkan.

3. Menyusun dokumen rencana startegis

Tahap penyusunan dokumen rencana strategis dirumuskan secara singkat, tidak terlalu tebal supaya dipahami dan dapat dilaksanakan oleh tim manajemen secara luwes. Perumusannya dapat dilakukan sejak saat pengkajian telah menghasilkan temuan. Rumusan visi yang disepakati bersama akan dijadikan sebagai panduan dalam merumuskan misi dan tujuan organisasi pendidikan. Hasil kajian tentang kekuatan dan kelemahan organisasi pendidikan serta peluang dan tantangan eksternalnya di suatu sisi serta rumusan visi, misi dan tujuan organisasi pendidikan dapat menghailkan isu-isu utama dalam pembangunan pendidikan dalam konteks masing- masing. Di antara isu-isu yang dikaji, pemilihan terhadap strategi pengembangan kegiatan dan pembangunan pendidikan. Alternatif rencana yang terbaik adalah alternatif

(16)

perencanaan yang paling memungkinkan adanya perubahan manakala dalam proses implementasinya memerlukan adanya penyesuaian keadaaan.

c. Pengelolaan

Kata pengelolaan dapat disamakan dengan manajemen, yang berarti pula pengaturan atau pengurusan (Arikunto, 1993 : 31). Banyak orang yang mengartikan manajemen sebagai pengaturan, pengelolaan, dan pengadministrasian, dan memang itula pengertian yang populer saat ini. Pengelolaan diartikan sebagai suatu rangkaian pekerjaan atau usaha yang dilakukan oleh sekelompok orang untuk melakukan serangkaian kerja dalam mencapai tujuan tertentu.

Manajemen adalah kemampuan dan keterampilan khusus untuk melakukan suatu kegiatan, baik bersama orang lain maupun melalui orang lain dalam mencapai tujuan organisasi (Sudjana, 2000:17). Stoner (Handoko, 2005: 50) menyatakan bahwa manajemen merupakan proses perencanan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan, usaha-usaha para anggota organisasi dan pengguna sumber daya organisasi lainnya untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, apabila dalam sistem dan proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, penganggaran, dan sistem pengawasan tidak baik, proses manajemen secara keseluruhan tidak lancar sehingga proses pencapaian tujuan akan terganggu atau mengalami kegagalan (Qalyubi, 2007: 271).

Perencanaan merupakan proses dasar dari suatu kegiatan pengelolaan dan merupakan syarat mutlak dalam suatu kegiatan pengelolaan. Kemudian pengorganisasian berkaitan dengan pelaksanaan perencanaan yang telah ditetapkan. Sementara itu pengarahan diperlukan agar

(17)

menghasilkan sesuatu yang diharapkan dan pengawasan yang dekat. Dengan evaluasi, dapat menjadi proses monitoring aktivitas untuk menentukan apakah individu atau kelompok memperolah dan mempergunakan sumber-sumbernya secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan.

Proses merencanakan, mengorganising, memimpin, dan mengendalikan upaya organisasi dengan segala aspeknya agar tujuan organisasi tercapai secara efektif dan efisien.

Slameto (2009:2) berpendapat bahwa dalam proses manajemen terlibat fungsi-fungsi pokok yang ditampilkan oleh seorang manajer atau pimpinan, yaitu perencanaan (planning), pengorganisasian (organising), pemimpin (leading), dan pengawasan (controlling). Oleh karena itu, manajemen diartikan sebagai upaya organisasi dengan segala aspeknya agar tujuan organisasi tercapai secara efektif dan efisien. Henry Fayol (dalam Salirawati, 2009) menyatakan bahwa pengelolaan laboratorium hendaknya dijalankan berkaitan dengan unsur atau fungsi-fungsi manajer, yakni perencanaan, pengorganisasian, pemberian komando, pengkoordinasian, dan pengendalian Menurut Luther M. Gullick (dalam Rosbiono, 2004:24) menyatakan fungsi-fungsi manajemen yang penting adalah perencanaan, pengorganisasian, pengadaan tenaga kerja, pemberian bimbingan, pengkoordinasian, pelaporan, dan penganggaran. Pendapat lain dikemukakan oleh Terry (dalam Salirawati, 2009) yang mengemukakan fungsi manajemen menjadi empat, yaitu perencanaan (Planning), organisasi (Organizing), pelaksanaan (Actuating ), dan pengawasan (Controlling).

Berdasarkan definisi manajemen di atas secara garis besar dapat disimpulkan bahwa tahap-tahap dalam melakukan manajemen meliputi melakukan perencanaan,

(18)

pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan dengan memanfaatkan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan.

d. Tahapan rencana yang dilakukan oleh penulis

Adapun tahapan rencana yang akan saya lakukan adalah sebagai berikut : 1. Membuat denah laboratorium IPA

Pembuatan denah laboratorium IPA dilakukan agar peserta didik saat memasuki ruang laboratorium mengetahui batasan ruang praktikum, ruang penyimpanan alat dan bahan praktikum, ruang kepala laboratorium.

2. Menginventariskan alat dan bahan

Penginventarisan alat dan bahan praktikum IPA dilakukan untuk memudahkan pengecekan, penggunaan, pemeliharaan dan pengadaan. Hal – hal yang harus dicatat dalam penginventarisan alat dan bahan adalah nomor kartunya, golongan barangnya, nomor induk dan spesifikasi dari alat/ bahan tersebut seperti nama alat/bahan, mereknya, ukurannya, pabriknya, nomor kodenya, tempat penyimpanannya. Untuk keperluan pencatatan alat dan bahan praktikum diperlukan format seperti berikut : - Format B1 : Kartu barang

- Format B2 : Daftar barang

- Format B3 : Daftar penerimaan/pengeluaran barang - Format B4 : Daftar usulan/permintaan barang - Format C1 : Kartu alat

- Format C2 : Daftar alat

- Format C3 : Daftar penerimaan/pengeluaran alat - Format C4 : Daftar usulan/permintaan alat - Format D1 : Kartu bahan

- Format D2 : Daftar bahan

(19)

- Format D3 : Daftar penerimaan/pengeluaran bahan kimia - Format D4 : Daftar usulan/permintaan bahan

3. Penataan alat dan bahan Praktikum IPA

Kegiatan selanjutnya adalah menata alat dan bahan praktikum IPA yang ada dilaboratorium. Penataan alat dan bahan Praktikum IPA sangat bergantung kepada fasilitas yang ada dalam laboratorium. Fasilitas yang dimaksud dalam hal ini adalah adanya ruang penyimpanan khusus (gudang penyimpanan), ruang persiapan, tempat penyimpanan alat dan bahan seperti lemari, kabinet dan rak. Untuk menata alat dan bahan praktikum IPA ada beberapa hal yang harus dikerjakan terlebih dahulu yaitu :

a. Membersihkan tempat penyimpanan alat dan bahan praktikum seperti lemari, kabinet dan rak.

b. Mendata dan memeriksa alat dan bahan dalam hal jumlahnya, spesifikasinya, harganya dan lain sebagainya.

c. Mengelompokkan alat dan bahan berdasarkan jenis percobaan praktikum, fungsinya, dan lain sebagainya.

4. Menyusun SOP

Menyusun SOP alat praktikum ini dilakukan agar guru dan peserta didik mengetahui cara menggunakan alat praktikum, memelihara dan merawat alat praktikum agar tetap awet dan berfungsi normal.

5. Menyusun Jadwal Penggunaan laboratorium IPA

Hal ini dilakukan agar peserta didik dan guru mata pelajaran IPA kelas X, XI, dan kelas XII melaksanakan paktikum di laboratorium IPA sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan oleh pengelola Laboratorium IPA.

6. Pelaksanaan Kegiatan Praktikum

Kegiatan selanjutnya adalah guru dan peserta didik

(20)

melaksanakan kegitan praktikum di laboratorium. Hasil yang diharapkan dari kegiatan ini adalah :

- Membantu peserta didik dalam memahami konsep IPA dengan adanya kegiatan praktikum di laboratorium;

- Termotivasi dalam belajar IPA dengan melaksanakan kegiatan praktikum;

- Menunjang materi pembelajaran dalam kegiatan tatap muka di kelas melalui kegiatan praktikum sebagai upaya pembuktian teori – teori ilmiah.

7. Evaluasi Kegiatan Praktikum Laboratorium IPA

Kegiatan praktikum yang telah dilaksanakan tidak selamanya berjalan dengan lancar tentunya akan mengalami kendala bisa berupa kurangnya alat dan bahan praktikum yang tersedia dilaboratorium. Oleh karena itu setiap selesai mengadakan praktikum IPA pengelola laboratorium meminta masukan guru IPA terhadap praktikum yang telah dilaksanakan. Masukan dan kontribusi saran dicatat dan akan menjadi bahan rekomendasi pengelola laboratorium kepada kepala sekolah.

8. Tindak lanjut berupa pengadaan alat dan bahan

Berdasarkan masukan dari guru IPA yang telah membimbing peserta didik dalam kegiatan praktikum pengelola laboratorium IPA menindak lanjuti dengan mengusulkan kepada kepala sekolah pengadaan alat dan bahan praktikum yang tidak tersedia di laboratorium IPA dengan harapan praktikum IPA berjalan lancar dan program kerja laboratorium IPA dapat terlaksana dengan sukses.

2.2. Pelaksanaan Pengelolaan Kegiatan Laboratorium

Pengelolaan atau manajemen laboratorium (laboratory management) adalah usaha untuk mengelola laboratorium.

(21)

Manajemen laboratorium merupakan suatu proses pendayagunaan sumber daya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu sasaran yang diharapkan secara optimal dengan memperhatikan keberlanjutan fungsi sumber daya. Manajemen laboratorium berkaitan dengan pengelola dan pengguna, fasilitas laboratorium (bangunan, peralatan laboratorium, spesimen biologi, bahan kimia), dan aktivitas yang dilaksanakan di laboratorium yang menjaga keberlanjutan fungsinya. Dalam konteks laboratorium pengelolaam nencakup kegiatan perencanaan, penataan, pengadministrasian, perawatan, keselamatan dan kesehatan kerja, serta monitoring dan evaluasi.

Manajemen laboratorium dapat diartikan sebagai kegiatan menata, mulai dari perencanaan, penataan, pengadministrasian, pengamanan, perawatan dan pengawasan. Dapat disimpulkan bahwa manajemen laboratorium adalah sebagai proses perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian/

evaluasi pengelolaan laboratorium dalam rangka untuk menunjang proses pembelajaran guna mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.

Adapun kegiatan pengelolaan laboratorium IPA meliputi : - Perencanaan/perancangan kegiatan laboratorium

- Pengorganisasian peralatan dan penggunaan bahan - Pemeliharaan/perawatan peralatan dan bahan - Pengevaluasian sistem kerja laboratorium

- Pengembangan kegiatan laboratorium. Perancanagan kegiatan laboratorium yang dimaksud adalah penyusunan program kegiatan tahunan.

a. Perencanaan/Perancangan kegiatan Laboratorium

Perencanaan merupakan suatu proses mempersiapkan serangkaian pengambilan keputusan untuk dilakukanya tindakan dalam mencapai tujuan organisasi, dengan dan tanpa

(22)

menggunakan sumber-sumber yang ada. Rencana formal merupakan rencana bersama anggota korporasi, artinya setiap anggota harus mengetahui dan menjalankan rencana itu.

Rencana formal dibuat untuk mengurangi ambiguitas dan menciptakan kesepahaman tentang apa yang harus dilakukan.

Menurut Griffin (2010), kegiatan dalam fungsi perencanaan meliputi:

- Menetapkan tujuan dan target organisasi

- Merumuskan strategi untuk mencapai tujuan dan target organisasi tersebut.

- Menentukan sumber-sumber daya yang diperlukan

- Menetapkan standar/indikator keberhasilan dalam pencapaian tujuan dan target organisasi.

Adapaun Perencanaan laboratorium IPA meliputi perencanaan dan pemeliharaan alat-alat dan bahan- bahan serta sarana/prasarana, perencanaan kegiatan yang akan dilaksanakan, serta rencana pengembangan laboratorium. Beberapa hal yang perlu direncanakan dalam manajemen laboratorium adalah : - Penyusunan program kegiatan tahunan

- Penyusunan kebutuhan peralatan laboratorium - Penyusunan kebutuhan bahan laboratorium

- Penyusunan SOP (penggunaan peralatan dan bahan)

b. Pengorganisasian peralatan dan penggunaan bahan

Pengorganisasian peralatan dan penggunaan bahan laboratorium meliputi :

- Persiapan peralatan dan bahan

- Penjelasan pengoperasian peralatan dan penggunaan bahan (tidak lepas dari kegiatan supervisi)

- Supervisi proses pengujian, kalibrasi dan/ atau produksi - Pengoperasian peralatan dan penggunaan bahan

(23)

- Pengelolaan/penanganan material handling (sisa bahan) - Verifikasi /validasi hasil (pengukuran, kalibrasi, kinerja alat) - Pengujian dan verifikasi unjuk kerja alat

- Pengawasan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)

- Pengambilan dan pengujian sampel (penelitian dan pengambilan data) - Pelaporan kegiatan praktikum

c. Pemeliharaan/perawatan peralatan dan bahan, meliputi : - Penyusunan jadwal pemeliharaan/perawatan peralatan dan bahan - Pembersihan peralatan dan bahan

- Penataan peralatan dan bahan - Penyimpanan peralatan dan bahan - Melakukan kalibrasi alat

d. Pengevaluasian sistem kerja laboratorium, meliputi :

- Evaluasi SOP pengoperasian peralatan dan penggunaan bahan (umum) - Evaluasi SOP pemeliharaan/perawatan peralatan dan bahan (umum) - Evaluasi pedoman penilaian peralatan dan bahan (umum)

- Evaluasi pemeliharaan/perawatan peralatan dan bahan (khusus) - Evaluasi hasil kalibrasi alat

- Evaluasi kinerja alat

- Evaluasi penerapan metode kerja dan penggunaan alat

e. Pengembangan kegiatan laboratorium, meliputi : - Pengembangan kinerja peralatan

- Pengembangan metode kerja peralatan

- Pengembangan metode pengujian, kalibrasi, dan/atau produksi - Pengembangan mutu produk (skala lab.)

- Pengembangan sistem pengelolaan laboratorium

(24)

BAB III PENUTUP

3.1. Simpulan

Laboratorium berdasarkan fungsinyan merupakan (1) tempat bagi guru untuk mendalami konsep, mengembangkan metode pembelajaran, memperkaya pengetahuan dan keterampilan, dan sebagainya, (2) Kemudian ebagai tempat bagi peserta didik untuk belajar memahami karakteristik alam dan lingkungan melalui optimalisasi keterampilan proses serta mengembangkan sikap ilmiah. Jadi laboratorium sangat diperlukan dalam pembentukan sikap ilmiah peserta didik.

Berdasarkan hasil pelaksanan kegiatan on the job learning calon kepala laboratorium yang dilaksanakan di SMA Negeri 1 Suak Tapeh, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

(25)

1. Kegiatan on the job learning bagi calon kepala laboratorium setelah mengikuti kegiatan diklat merupakan hal yang sangat penting, Karena dengan adanya kegiatan ini setiap materi yang telah didapatkan dalam diklat dapat secara langsung diterapkan oleh para peserta.

2. Kegiatan on the job learning juga dapat dijadikan sebagai bukti keterlaksanaan kegiatan pendampingan satelah kegiatan diklat dilakukan.

3. Dalam kegiatan on the job learning para peserta calon kepala laboratorium IPA diajarkan untuk dapat melaksanakan tugas dengan baik sehingga setelah menjadi kepala laboratorium sungguh-sungguh dapat bekerja dengan baik dan professional.

3.1. Saran-saran

1. Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Selatan bekerjasama dengan organisasi profesi untuk melaksanakan pelatihan tenaga laboratorium 2. Untuk memenuhi kebutuhan laboran dan teknisi laboratorium maka

Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Selatan harus membuka formasi laboran dan teknisi pada saat penerimaan pegawai negeri sipil

3. Pada dasarnya kegiatan on the job learning ini adalah kegiatan yang sangat bermanfaat bagi para pesarta diklat calon kepala laboratorium, oleh sebab itu semoga dalam kegiatan selanjutnya pelaksanaan on the job learning ini dilakukaan dengan jangka waktu yang lebih panjang lagi serta lebih banyak waktu pendampingan yang diberikan oleh pendamping agar kendala-kendala yang dihadapi selama kegiatan on the job learning lebih cepat diatasi.

(26)

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, M. & Barnawi. 2012. Manajemen Sarana & Prasarana Sekolah.

Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Arikunto, S & Yuliana, L. 2016. Manajemen Pendidikan Edisi Revisi.

Yogyakarta: Graha Cendikia & Pujangga Press.

Cahyani, V. P. (2022, June). Analisis Pengelolaan Laboratorium IPA di SMAN 1 Geger Madiun Berdasarkan Standar Manajemen Laboratorium. In Annual International COnference on Islamic Education for Students (Vol. 1, No. 1).

Cahyaningrum, D., Sari, H. & Iswandari, D. 2019. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Kecelakaan Kerja di Laboratorium Pendidikan.” Jurnal Pengelolaan Laboratorium Pendidikan 1, no. 2 (2019): 2654–251.

(27)

Gusnani, Y., Chiar, M., & Sukmawati, S. (2018). Pengelolaan Laboratorium IPA di Madrasah Tsanawiyah. In Proceedings International Conference on Teaching and Education (ICoTE) (Vol. 2, No. 1, pp. 135-140).

Gustini, N, & Wulandari. 2020. Manajemen Laboratorium Sains untuk

Meningkatkan Mutu Pembelajaran. Jurnal Islamic Education Manajemen Vol. 5, No. 2, Desember 2020 hal 231-244.

https://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/15582/2/T2_942013080_BAB

%20II.pdf diunduh pada tanggal 7 Agustus 2023 pkl. 21.15 wib

Indrawan, Irjus dkk (2020). Manajemen Laboratorim Pendidikan. Pasuruan:

Qiara Media.

Jauhar, M & Hamiyah, N. 2015. Pengantar Manajemen Pendidikan di Sekolah.

Jakarta: Prestasi Pustakarya.

Kertiasa, N. 2006. Laboratorium Sekolah dan Pengelolaannya. Bandung: Pudak Scientific.

Koesmadji, W. dkk. 2004. Teknik Laboratorium. Bandung: Jurusan Pendidikan Biologi FMIPA UPI.

Kurniadin, D & Machali, I. 2012. Manajemen Pendidikan Konsep & Prinsip Pengelolaan Pendidikan. Jogjakarta : Ar-ruz Media.

Rifa'i, M. R., Febriana, N. I., Azizah, F. A. N., Salma, F. F., & Habibi, M. W.

(2021). Analisis Pengelolaan Laboratorium IPA SMP Negeri 1 Sukodono Lumajang. Edulab: Majalah Ilmiah Laboratorium Pendidikan, 6(1), 1-14.

Sani, R. A. (2021). Pengelolaan Laboratorium IPA Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.

Sulistiyono, H., Mundilarto, S., & Kuswanto, M. Keefektifan Pembelajaran Fisika dengan Kerja Laboratorium Ditinjau dari Ketercapaian

Pemahaman Konsep, Sikap Disiplin, dan Tanggung Jawab Siswa SMA, COMPTON: Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika 6, no. 1 (2019): 35–43.

Susilowati (2012). Administrasi dan Inventarisasi Alat Laboratorium Sains Sekolah. Makalah disampaikan dalam rangka Pelatihan Pengelolaan Laboratorium IPA FMIPA UNY.

(28)

Wiratma, I. G. L. (2014). Pengelolaan laboratorium kimia pada SMA Negeri di Kota Singaraja:(Acuan pengembangan model panduan pengelolaan laboratorium kimia berbasis kearifan lokal tri sakti). JPI (Jurnal Pendidikan Indonesia), 3(2).

Referensi

Dokumen terkait