PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Kepala sekolah kurang memahami secara komprehensif mengenai gaya manajemen kepala sekolah sehingga berdampak pada kinerja guru. Permasalahan tersebut menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan kepala sekolah belum berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru.5. Pilihan gaya manajemen yang dilakukan kepala sekolah tidak lepas dari strategi manajemen kepala sekolah dalam memotivasi bawahannya.
Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Motivasi Kerja Dan Kinerja Karyawan (Studi Pada Karyawan Pabrik Gula Kebon Agung Malang). Terkait kepemimpinan motivasional kepala sekolah, Northouse21 memberikan gambaran tentang kepemimpinan partisipatif yang mendukung peningkatan kinerja guru. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Motivasi Kerja Dan Kinerja Karyawan (Studi Pada Karyawan Pabrik Gula Kebon Agung Malang).
Rumusan dan Batasan Masalah
Kinerja guru sekolah dasar di bidang pendidikan meliputi: 1) pengembangan potensi siswa; 2) mengembangkan kepribadian siswa; 3) melakukan penyesuaian terhadap penyelenggaraan pendidikan. Kinerja guru sekolah dasar dalam bimbingan meliputi: 1) membuat rencana program bimbingan, 2) melaksanakan program bimbingan, 3) melaksanakan tindak lanjut program bimbingan. e. Kinerja guru sekolah dasar dalam penilaian dan evaluasi meliputi: 1) penyusunan rencana evaluasi, 2) pelaksanaan dan pemanfaatan hasil evaluasi.
Tujuan dan Manfaat
Manfaat penelitian secara teoritis adalah untuk menambah wawasan sehingga kajian lebih mendalam dan pengembangan gaya kepemimpinan kepala sekolah yang memotivasi guru untuk meningkatkan kinerjanya dapat dilakukan dan diterapkan di sekolah-sekolah di seluruh Indonesia. Bagi masyarakat, penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk penelitian selanjutnya sebagai masukan untuk menambah informasi terkait permasalahan mengenai gaya kepemimpinan kepala sekolah, kinerja guru dan motivasi. Bagi Pengawas Pendidikan, pertimbangan dalam tugas pengawasannya berkaitan dengan gaya kepemimpinan kepala sekolah, kinerja dan motivasi guru yang bekerja di bawah bendera UPT Dikdas Kecamatan Pujut.
Definisi Operasional
Pemberdayaan adalah membuat karyawan merasa diberdayakan tentang potensi mereka untuk menjadi lebih produktif. Kolaborasi adalah menyatukan orang-orang dalam sebuah tim di mana setiap orang menyumbangkan keterampilan dan bakat mereka yang berbeda untuk mencapai tujuan kelompok secara keseluruhan. Pemberian penghargaan merupakan upaya untuk membuat pegawai merasa senang dan mau terus bekerja, saling menghargai, menghormati dan dihargai atas kontribusinya terhadap organisasi.
Mengambil inisiatif berarti menawarkan diri sendiri dan meminta tanggung jawab baru atau menerima pekerjaan yang tidak ingin dilakukan orang lain, termasuk hal-hal seperti membantu orang lain, mengambil risiko, dan menyelesaikan masalah. Motivasi kerja merupakan suatu keadaan yang mendorong seseorang (pegawai) untuk menginvestasikan banyak usahanya dalam mencapai tujuan perusahaan, yang berpedoman pada kebutuhan individu.35. Penugasan sebagai metode pengajaran adalah tugas yang diberikan guru kepada siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran.
PENELITIAN TERDAHULU YANG RELEVAN
Penelitian Terdahulu yang Relevan
Hipotesis yang diajukan adalah “Terdapat hubungan positif antara gaya kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi kerja terhadap kinerja guru”. Sebaliknya, semakin rendah gaya manajemen dan motivasi kerja kepala sekolah, maka semakin rendah pula kinerja guru. Dengan kata lain, semakin tinggi gaya kepemimpinan dan motivasi kerja kepala sekolah maka semakin tinggi pula kinerja guru tersebut.
Dan sebaliknya, semakin rendah gaya manajemen dan motivasi kerja kepala sekolah maka semakin rendah pula kinerja guru. Besarnya hubungan antara variabel gaya kepemimpinan primer dan motivasi kerja terhadap kinerja guru adalah sebesar 62,90. Hubungan Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah dengan Motivasi dan Kinerja Guru di SDN 2 Sengkol dan SDN.
Kerangka Berfikir
Hipotesis Penelitian
Terdapat hubungan antara gaya kepemimpinan kepala sekolah dengan kinerja guru di SDN 2 Sengkol dan SDN Barelantan Kecamatan Pujut Kabupaten Lombok Tengah. H0 : Tidak terdapat hubungan antara gaya kepemimpinan dan motivasi kepala sekolah dengan kinerja guru di SDN 2 Sengkol dan SDN Barelantan Kecamatan Pujut Kabupaten Lombok Tengah. Ha : Terdapat hubungan antara gaya kepemimpinan kepala sekolah dengan kinerja guru di SDN 2 Sengkol dan SDN Barelantan Kecamatan Pujut Kabupaten Lombok Tengah.
H0 : Tidak terdapat hubungan antara gaya kepemimpinan kepala sekolah dengan kinerja guru di SDN 2 Sengkol dan SDN Barelantan Kecamatan Pujut Kabupaten Lombok Tengah. Ha : Terdapat hubungan antara motivasi dan kinerja guru di SDN 2 Sengkol dan SDN Barelantan Kecamatan Pujut Kabupaten Lombok Tengah. H0 : Tidak terdapat hubungan antara motivasi dan kinerja guru di SDN 2 Sengkol dan SDN Barelantan Kecamatan Pujut Kabupaten Lombok Tengah.
METODE PENELITIAN
- Jenis dan Pendekatan Penelitian
- Populasi dan Sampel
- Waktu dan tempat Penelitian
- Variabel Penelitian
- Desain Penelitian
- Instrumen/ Alat dan bahan Penelitian
- Pedoman Angket
- Teknik Pengumpulan Data/ Prosedur
- Kuesioner/Angket
- Dokumentasi
- Wawancara
- Teknik Analisis Data
- Uji Validitas
- Uji Riliabilitas
- Uji Prasyarat
- Uji Hipotesis
Dengan kata lain, semakin baik gaya kepemimpinan dan motivasi kerja kepala sekolah maka semakin tinggi pula kinerja guru. Hasil pengujian menunjukkan bahwa hubungan antara gaya kepemimpinan kepala sekolah (X1) dan motivasi kerja (X2) dengan kinerja guru (Y) adalah positif. Dengan kata lain, 62,90% varians yang terjadi pada kinerja guru dapat dijelaskan oleh gaya kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi kerja.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa hubungan antara gaya kepemimpinan kepala sekolah (variabel X) dengan data kinerja guru (variabel Y) adalah positif. Hasil pengujian menunjukkan bahwa hubungan antara gaya kepemimpinan kepala sekolah (X) dengan kinerja guru (Y2) adalah positif. PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU SDN 2 SENGKOL DAN SDN BARELANTAN.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
- Penyajian Data
- Pengjian Prasyarat
Terdapat hubungan antara gaya kepemimpinan kepala sekolah dengan motivasi dan kinerja guru di SDN 2 Sengkol dan SDN Barelantan Kecamatan Pujut Kabupaten Lombok Tengah. Ha : Terdapat hubungan antara gaya kepemimpinan dan motivasi kepala sekolah dengan kinerja guru di SDN 2 Sengkol dan SDN Barelantan Kecamatan Pujut Kabupaten Lombok Tengah. Jadi dapat disimpulkan bahwa konstruk pertanyaan yang merupakan variabel gaya kepemimpinan utama adalah reliabel.
Skor teoritis yang diharapkan dari variabel gaya kepemimpinan kepala sekolah terletak pada rentang skor antara 20 – 100. Selanjutnya dilakukan perhitungan skor korelasi sederhana pasangan data variabel gaya kepemimpinan kepala sekolah (X1) dan motivasi kerja (X2) dengan kinerja guru (Y2 ) dapat dilihat pada keluaran berikut. Dengan kata lain, semakin baik gaya kepemimpinan kepala sekolah maka semakin tinggi pula kinerja gurunya.
Persamaan regresi ini mempunyai arti bahwa setiap peningkatan skor gaya kepemimpinan kepala sekolah sebesar 1 maka akan menyebabkan peningkatan kinerja guru sebesar 0,280 dengan konstanta sebesar 27,097. Kemudian perhitungan sederhana skor korelasi pasangan data variabel kunci gaya kepemimpinan (variabel X1) dan kinerja guru (variabel Y) dapat dilihat pada output berikut. Dengan kata lain, 15,20% varians yang terjadi pada kinerja guru dapat dijelaskan oleh gaya kepemimpinan kepala sekolah.
Pembahasan
- Hubungan gaya kepemimpinan Kepala Sekolah
- Hubungan gaya kepemimpinan Kepala Sekolah
- Hubungan motivasi kerja terhadap kinerja guru
Kepemimpinan di sekolah dilaksanakan oleh seorang kepala sekolah yang antara lain berfungsi sebagai manajer pendidikan dan pemimpin pembelajaran. Kepemimpinan kepala sekolah sebagai manajer memerlukan kemampuan kepala sekolah di bidang manajemen dalam mengkoordinasikan, menggerakkan dan menyelaraskan sumber daya pendidikan yang ada dengan perkembangan zaman dan kebutuhan masyarakat. Secara umum yang diharapkan dari kepemimpinan kepala sekolah sebagai guru adalah menghasilkan lulusan dan sumber daya sekolah yang berkualitas, memiliki motivasi berprestasi yang tinggi, disiplin, jujur, dan berakhlak mulia.
Upaya lain yang dapat dilakukan kepala sekolah untuk memotivasi, mengaktifkan dan sekaligus meningkatkan kesejahteraan guru adalah dengan mengadakan kompetisi yang sehat. Implikasi Kinerja Guru Terhadap Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah Kepemimpinan merupakan sesuatu yang dapat dicita-citakan dan dicapai oleh siapa pun apabila ia gigih memperjuangkannya. Kepemimpinan dan motivasi kepala sekolah merupakan faktor penting dan mempunyai pengaruh besar terhadap kinerja guru.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: (1) Gaya kepemimpinan kepala sekolah SMA Negeri Malang Kota yang terdiri dari otokratis, partisipasi, demokrasi dan bebas kendali tergolong baik dengan tingkat . PENGARUH GAYA DAN MOTIVASI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU SDN 2 SENGKOL DAN SDN BARELANTAN.sav. 4 Kepala sekolah memberikan kemudahan dalam mengajukan pertanyaan, mendengarkan secara aktif, mendukung karyawan dan membantu mereka memecahkan masalahnya sendiri.
6 Klien menyatukan orang-orang dalam tim di mana setiap orang menyumbangkan beragam keterampilan dan bakatnya. 12 Direksi bersiap menghadapi situasi sulit yang dialami karyawan karena kurangnya keterampilan, kecerobohan, dll. 13 Klien memastikan bahwa karyawan merasa nyaman dan ingin terus bekerja, saling menghargai, menghormati dan diakui kontribusinya terhadap organisasi.
18 kepala sekolah mengajukan diri dan meminta tanggung jawab baru atau menerima pekerjaan yang tidak ingin ditangani oleh orang lain, termasuk beberapa orang.
PENUTUP
Kesimpulan
Implikasi Penelitian
Implikasi dari konsep ini adalah wewenang dan tanggung jawab dibagi, kepercayaan terbentuk atau dibangun, rasa saling percaya meningkat dan produktivitas meningkat. Implikasi dari konsep ini adalah menghasilkan hubungan kerja yang lebih kuat dan tangguh; meningkatkan keluaran kreatif dan menghasilkan solusi masalah yang inovatif. Implikasi dari konsep ini adalah tersedianya sumber daya manusia yang handal dan organisasi mengalami kemajuan yang pesat.
Implikasi dari konsep ini adalah adanya solusi terbaik yang memunculkan energi untuk mengendalikan situasi sulit, sikap proaktif, dan aura negatif yang dipancarkan dan dirasakan pegawai bermasalah berangsur-angsur berkurang. Implikasi dari konsep ini adalah terciptanya iklim kerja yang kondusif; ketersediaan sumber daya manusia yang handal dan berpengalaman; Implikasi dari konsep ini adalah lahirnya kepemimpinan yang kuat (percaya diri, komunikator yang baik, memiliki pengikut yang kuat, menjalankan tugas dengan sungguh-sungguh, memahami politik yang menyebabkannya, menonjol dari masyarakat, memiliki kesadaran yang tinggi untuk terus belajar) , dan adanya kepemimpinan demokratis-partisipatif, yaitu menyerahkan sebagian tanggung jawab kepemimpinan kepada orang lain.
Implikasi dari konsep ini adalah hilangnya kebiasaan menunda-nunda, tidak adanya pekerjaan yang menumpuk, adanya jadwal yang dibuat sendiri, adanya rencana yang dikembangkan sendiri. Implikasi dari konsep ini adalah dengan kepemimpinan yang tangguh, tangguh dan tidak cepat menyerah maka organisasi yang dipimpinnya akan menjadi besar dan maju. Implikasi dari konsep ini adalah rasa persaudaraan yang kuat terhadap sesama, iklim kerja yang baik dan menyenangkan, menghasilkan pemimpin yang berkarakter.
Implikasi dari konsep ini adalah kepemimpinan yang melek teknologi, kesiapan sumber daya dalam menggunakan aplikasi digital, pembelajaran berbasis online, dan lain sebagainya. Implikasi dari konsep ini adalah terjalinnya hubungan yang harmonis antara guru dan siswa, pembelajaran berlangsung dinamis dan menyenangkan. Implikasi dari konsep ini adalah adanya sistem pengupahan yang adil, adanya program penghargaan yang teratur dan meningkatnya kepuasan kerja karyawan.
Implikasi dari konsep ini adalah terciptanya keamanan dan ketertiban di tempat kerja, lingkungan kerja yang nyaman, dan lain-lain.
Saran
- Hasil Penelitian Terdahulu
- Data Mentah
- Hasil Uji Validitas dan Rentabilitas
- Instrumen Penelitian
7 Direktur merencanakan waktunya secara bijaksana dan mengembangkan fleksibilitas sistem yang sesuai dengan dirinya dengan menetapkan prioritas dan mengembangkan strategi yang akan diterapkan dan. 11 Manajer mempersiapkan dan melakukan evaluasi terhadap bidang pekerjaan yang perlu didukung, didorong, atau ditingkatkan, dan mencoba mengetahui bagaimana karyawan merasa positif terhadap upaya mereka dan memahami apa yang perlu dilakukan.