• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masyarakat nelayan merupakan salah satu sisi kehidupan masyarakat Indonesia pada umumnya yang memegang peranan yang cukup penting dalam pemanfaatan sumberdaya alam. Sebagai suatu pekerjaan di sektor informal, kehidupan masyarakat nelayan perlu mendapat perhatian karena nelayan merupakan salah satu komunitas yang saling ketergantungan satu sama lain. Hubungan kerja dalam masyarakat nelayan selalu berlandaskan pada system social budaya setempat.

Pada umumnya hubungan kerja diantara nelayan tidak semata-mata ditekankan pada aspek ekonomi dari hubungan kerja itu, tetapi juga dititik beratkan pada asas kebersamaan (solidarity) dalam komunitas desa. Pekerjaan sebagai nelayan dapat dikatakan merupakan pekerjaan yang cukup berat dan banyak mendapat tantangan, walaupun banyak diantara mereka merupakan pekerjaan turun temurun (Andika, 2016).

Perubahan yang terjadi di tengah-tengah masyarakat secara otomatis memiliki alasan dan faktor-faktor penyebab perubahan tersebut terjadi. Menurut ahli sosiologi Robert MZ Lawang secara umum perubahan masyarakat dapat disebabkan oleh beberapa faktor baik faktor yang datang dari dalam tubuh masyarakat itu sendiri (internal) maupun yang akan datang dari luar lingkungan masyarakat (eksternal).

Berikut beberapa faktor internal dan eksternal penyebab perubahan pada masyarakat menurut Robert Mz Lawang Faktor kegagalan institusi, internal, faktor internal

(2)

meliputi adanya penemuan baru gerak sosial yaitu terjadi karena adanya adanya kehidupan pribadi dan adanya alternatif yang baru serta terdapatnya perencanaan sosial secara lebih matang. Faktor eksternal, faktor eksternal diantaranya pertambahan dan pengurangan jumlah penduduk terjadinya perubahan lingkungan alam dan adanya kekuatan-kekuatan kelompok yang mempunyai pengaruh terhadap masyarakat yang bersangkutan serta faktor kebudayaan.

Perubahan yang terjadi di tengah masyarakat secara otomatis memiliki alasan dan faktor penyebab perubahan tersebut terjadi. Menurut ahli sosiologi Robert MZ Lawang mengatakan bahwa perubahan masyarakat secara umum dapat disebabkan beberapa faktor yakni faktor yang datang dari dalam tubuh masyarakat itu sendiri (internal) maupun factor yang datang dari luar lingkungan masyarakat (eksternal).

Masyarakat berubah dikarenakan faktor internal di karena adanya adanya kehidupan pribadi dan adanya alternatif yang baru serta terdapatnya perencanaan sosial secara lebih matang.

Selanjutnya masyarakat berubah dikarenakan faktor eksternal diantaranya pertambahan dan pengurangan jumlah penduduk terjadinya perubahan lingkungan alam dan adanya kekuatan komunitas yang mempunyai pengaruh ditengah masyarakat yang bersangkutan serta faktor kebudayaan.

Dalam kehidupan sehari-hari kerap kali manusia terlibat satu sama lain dalam mengambil peran sosial baik di dalam keluarga, bermasyarakat, berorganisasi, dan bernegara. Dalam setiap peran yang ambil dan dijalankan tersebut disadari atau tidak manusia telah menjalani peran sebagai agen sosial. Agen sosialisasi memiliki pengertian, pihak yang berperan dalam penyebaran sebuah pesan khusus dimana ia

(3)

bertugas atau berperan. Agen sosial dibutuhkan karena dalam penyerapan sebuah nilai-nilai yang ada pada sebuah lingkungan atau komunitas, tidak dapat dilakukan sendiri. Proses penyerapan harus diakui dibutuhkan sebuah perantara.

Salah satu agen sosial yakni keluarga yang merupakan lingkungan pertama bagi proses perkembangan seorang individu. Keluarga merupakan peletak dasar kepribadian bagi individu. Dalam keadaan normal, lingkungan pertama yang berhubungan dengan setiap individu adalah keluarga. Inilah yang menjadi agen sosial pertama individu, yang disebut sebagai media sosialisasi primer. Melalui keluarga individu mengenal dunianya dan pola pergaulan sehari-hari. Agen sosial keluarga meliputi ayah, ibu, saudara kandung, saudara angkat yang belum menikah yang tinggal dan hidup bersama dalam satu rumah. Agen sosial keluarga dapat meluas tidak hanya yang berada dalam satu rumah, tapi dapat merambah yang lain.

Lewat pertalian keluarga, misalnya: kakek, nenek, paman, bibi hingga sepupu.

Setelah keluarga, peran lingkungan juga memengaruhi individu. Setelah individu mendapat pengenalan nilai dari keluarga, selanjutnya peran lingkungan menjadi pengamalan dari nilai-nilai yang dikenal dan ditanam dari keluarga. Dalam proses sosialisasi di lingkungan, individu akan menemui agen sosial lain. Seperti:

teman atau orang-orang di sekitarnya. Dalam proses interaksinya individu akan mempelajari kemampuan baru yang tingkatannya lebih tinggi dari keluarga. Proses agen sosial terbentuk saat individu berinteraksi dengan teman sepermainan. Mereka akan menemukan teman, yang bisa membawa kegembiraan atau kesedihan.

Kemudian dapat memengaruhi sikap mereka di dalam kehidupan masyarakat. Di antara orang-orang tersebut, terjalin hubungan yang relatif dekat dan sering

(4)

berdiskusi, bertukar pikiran atau tukar pengalaman satu sama lain. Selanjutnya yang terjadi adalah penyerapan nilai-nilai kehidupan. Sikap individu terhadap objek politik tertentu, juga dipengaruhi interaksi dari sejumlah lingkaran di lingkungan tersebut.

Selain kedua agen sosial tersebut di atas terdapat beberapa faktor yang lain menjadi penyebab pembentukan keperibadian indivudu serta timbulnya perubahan pada individu tersebut, hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh (Setiadi dan Kolip, 2010) menerangkan beberapa faktor tersebut yakni dalam hidupnya manusia senantiasa menghadapi berbagai masalah baru yang lebih rumit, kerumitan ini mendorong manusia untuk terus mendapatkan dan mencari solusi dari permasalahan yang di hadapi. Selain itu James S. Colemen juga menyatakan bahwa perubahan terjadi karena dua unsur, unsur tersebut antara lain ialah pengaruh aktor dan juga pengaruh sumber daya.

Pengaruh aktor dapat di maknai seseorang yang melakukan sebuah tindakan untuk mempengaruhi orang lain atau lingkungan hal ini James S. Colemen sebut dengan intervensi sosial. Aktor dianggap sebagai individu yang memiliki tujuan dan aktor juga memiliki suatu pilihan yang bernilai dasar untuk digunakan aktor sebagai alat untuk mempengaruhi individu lain atau lingkungan. Kesuksesan beberapa aktor yang ada di Desa Rawa Jaya menjadi motivasi untuk para pemuda menentukan pilihan untuk melanjutkan pendidikan atau tidak melanjutkan pendidikan dengan memilih melanjutkan pekerjaan orang tua sebagai nelayan.

Perubahan manusia maupun alam merupakan salah satu unsur yang memiliki hubungan saling ketergantungan, sehingga batasan manakah yang lebih dominan

(5)

antara manusia dan alam dalam mengubah lingkungan. Perubahan alam yang terjadi akan berimplikasi pada perubahan sosial tidak akan pernah terlepas dari ulah manusia itu sendiri terutama bagaimana manusia mengelola alam lingkungannya.

Masyarakat nelayan merupakan komunitas masyarakat yang bertempat tinggal di sepanjang pesisir pantai selain itu masyarakat nelayan juga menggantungkan hidup mereka di laut, masalah yang terjadi pada masyarakat nelayan merupakan masalah yang bersifat multidimensi sehingga untuk menyelesaikannya permasalahan ini diperlukan solusi yang menyeluruh dan bukan solusi secara parsial (Ishak S. Husen, 2014).

Seiring dengan kemajuan teknologi yang makin canggih dan perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin berkembang maka tidak heran jika terjadi perubahan atau pergeseran nilai budaya dan kehidupan dalam masyarakat. Perubahan tersebut merupakan sebuah gejala umum yang terjadi sepanjang masa dalam tatanan kehidupan masyarakat. Kehidupan bermasyarakat merupakan upaya adaptasi kolektif terhadap tantangan lingkungan sebagai konsekuensi dari perubahan itu maka mereka harus selalu memiliki daya tahan serta penyesuaian hubungan internal maupun eksternal hal ini dikarenakan tuntutan perubahan yang terus berubah dari masa ke masa (Sztompka, 2010).

Perubahan kehidupan merupakan suatu gejala yang dinamis hal ini berarti bahwa setiap kehidupan akan senantiasa mengalami perubahan serta pada konteks manusia maka manusia pun juga akan mengalami perubahan baik berubah sebagai individu maupun masyarakat. Perubahan ialah merupakan hal yang lazim di dalam interaksi antar masyarakat hal ini sesuai dengan hakikat serta sifat dasar manusia

(6)

yang selalu mengingginkan adanya perubahan. Setiap manusia pada hakekatnya memiliki kepentingan yang tak terbatas sehingga perubahan yang terjadi berpengaruh pada seluruh aspek dalam kehidupan bermasyarakat seperti pendidikan maupun perekonomian (Karisma Paramastuty, 2019).

Desa Rawa Jaya merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Moro Karimun Kepulauan Riau, desa ini merupakan daerah pesisir dengan mayoritas mata pencaharian masyarakatnya ialah sebagai nelayan, berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan ditemukan perubahan pola pikir pemuda tentang pekerjaan sebagai nelayan, hal ini dibuktikan dengan turunnya angka pekerjaan nelayan khususnya di Desa Rawa Jaya (BPS Kabupaten Karimun, 2022). Hipotesa sementara peneliti dikarnakan adanya doktrin orang tua yang berkehendak anaknya menjadi PNS atau honorer sebab pekerjaan sebagai nelayan merupakan pekerjaan yang sulit oleh karenanya para orang tua tidak mengingginkan anak mereka menjadi Nelayan.

Berbagai faktor penyebab menurunnya minat tenaga kerja muda di sektor nelayan terutama karena citra sektor nelayan yang kurang bergengsi dan kurang bisa memberikan imbalan memadai, masyarakat nelayan di Kecamatan Moro Desa Rawa Jaya dulu cara berpikirnya dan sikapnya terhadap pendidikan masih sangat tradisional. Sikap ini memihak pada masa lampau karena masa tersebut merupakan masa yang penuh kemudahan, tradisi masa lampau tidak dapat diubah dan perkembangan ilmu pengetahuan yang terlambat, sehingga mereka sangat tertinggal dalam dunia pendidikan karena pola pikirnya yang tidak mementingkan pendidikan dengan pergaulan yang terbatas dapat di pastikan ilmu pengetahuan pasti akan

(7)

terbatas yang dapat mengakibatkan pola pikir yang terbelakang dan ketinggalan zaman (W.J.S.Poerwadarminta, 2008)..

Sekarang setelah adanya perubahan pola pikir dan tuntutan zaman yang mengharuskan mereka untuk berpendidikan maka cukup banyak pemuda yang memilih untuk melanjutkan pendidikan hal ini dikarenakan zaman yang serba modern sehingga pendidikan menjadi salah satu prioritas utama dalam meningkatkan kualitas hidup manusia, masyarakat juga berapandanga bahwa pendidikan mampu untuk merubah masa depan agar menjadi jauh lebih baik serta dapat bersaing dengan masyarakat luar. Seiring dengan kemajuan teknologi informasi yang begitu cepat yang kemudian berdampak pada berubahnya cara berpikir masyarakat nelayan terhadap pendidikan maka timbulah keinginan para orang tua untuk menyekolahkan anak-anaknya dengan tujuan agar kehidupan mereka menjadi lebih baik dari orang tua mereka.

Saat ini masyarakat nelayan di Desa Rawa Jaya dilihat dari pendidikan anak- anaknya yang semakin meningkat, baik dari segi jenjang pendidikan maupun dari angka anak nelayan yang berpendidikan. Kesadaran akan pentingnya pendidikan terus tumbuh dari masyarakat nelayan di Desa Rawa Jaya saat ini mayoritas anak yang ada di Desa Rawa Jaya telah menempuh pendidikan baik dasar, sederajat, maupun keperguruan tinggi. Selain itu pola pikir masyarakat tradisional yang yang menganggap pendidikan bukanlah suatu hal yang penting disebabkan juga karena akses dalam hal pembangunan yang belum memadai pada saat itu, seperti sarana transportasi dan komunikasi yang menjadikan kekhawatiran tersendiri bagi orang tua untuk menyekolahkan anak keluar dari daerah.

(8)

Dengan adanya kesadaran pola pikir yang telah berubah khususnya telah adanya pembangunan yang telah menfasilitasi kehidupan masyarakat nelayan setempat menjadi salah satu dorongan bagi masyarakat untuk berpikir lebih maju dan untuk memanfaatkan hal-hal tersebut demi keberlangsungan hidupnya sebagai nelayan dan juga keberlangsungan pendidikan bagi penerus keluarga dalam hal ini ialah anaknya. Perubahan pola pikir masyarakat nelayan di Desa Rawa Jaya terhadap pendidikan saat ini dikarenakan penghasilan masyarakat yang semakin hari semakin menurun sehingga menyebabkan pola pikir masyarakat nelayan berubah, masyarakat nelayan di Desa Rawa Jaya mengalami perubahan pola piker hal ini dapat dilihat dari cara mereka berpikir untuk lebih mengutamakan pendidikan dibanding pekerjaan yang selama ini mereka lakukan.

Maka salah satu perubahan sosial yang terjadi ialah berubahnya pola pikir masyarakat itu sendiri yang menggangap pendidikan itu sudah sangat penting, dikarenakan sudah adanya pemikiran yang ingin maju baik dari segi ilmu pengetahuan maupun tingkat perekonomian maka masyarakat mampu mengubah kehidupan yang lebih baik lagi di masa depan. Saat ini masyarakat di Desa Rawa Jaya sudah banyak yang berlomba-lomba untuk mengarahkan anaknya agar tetap melanjutkan pendidikan dengan adanya perubahan pola pikir yang terjadi pada masyarakat di Desa Rawa Jaya menjadi landasan yang sangat kuat yang diperlukan oleh suatu masyarakat itu sendiri dalam meraih kemajuan dimasa depan lebih-lebih pada masa di era globalisasi ini, karena pada era ini pendidikan menjadi sangat penting agar mampu memenangi persaingan yang semakin ketat. Berdasarkan keterangan yang telah peneliti uraikan di atas bahwa perubahan pola pikir yang

(9)

terjadi pada masyarakat nelayan di Desa Rawa Jaya merupakan hal yang sangat penting dari perkembangan sebelumnya. Mengingat bahwa perubahan pola pikir yang terjadi sekarang ini merupakan kekuatan pendorong setiap perbuatan sehingga mampu memberikan kemajuan bagi masyarakat nelayan terhadap pendidikan anak- anaknya.

Menurut Hurlock dalam (Hamzah, 2011) pemuda adalah usia transisi, seorang individu yang telah meninggalkan usia kanak-kanak yang lemah serta penuh ketergantungan, akan tetapi belum mampu ke usia yang kuat dan penuh tanggungjawab baik terhadap dirinya sendiri maupun masyarakat. Semakin maju masyarakat semakin panjang usia pemuda karena pemuda harus mempersiapkan diri untuk menyesuaikan dirinya dengan masyarakat yang banyak dan tuntutannya.

Pemuda dalam penelitian yang di tulis oleh (Parma H, 2018) dibagi atas tiga kelompok usia tahap perkembangan yakni Early Adolescence (remaja awal) yakni pemuda yang berada pada rentang usia 12-15 tahun merupakan masa negative sebab pada masa ini terdapat sikap dan sifat negatif yang belum terlihat dalam masa kanak- kanak, individu merasa bingung, cemas, takut dan gelisah. Middle Adolescence (remaja pertengahan) dengan rentang usia 15-18 tahun pada masa ini individu mengingginkan atau menandakan sesuatu dan mencari-cari sesuatu merasa sunyi dan merasa tidak dapat dimengerti oleh orang lain. Late Adolescence (remaja akhir) yakni pemuda yang berumur 18-21 tahun, pada usia ini individu mulai stabil dan mulai memahami arah hidup dan menyadari dari tujuan hidupnya memiliki pendirian tertentu berdasarkan satu pola yang jelas.

(10)

Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa pemuda ialah manusia yang sedang berada pada usia transisi, seorang individu telah meninggalkan usia kanak-kanak yang lemah dan penuh ketergantungan akan tetapi belum mampu ke usia yang kuat dan penuh tanggung jawab baik terhadap dirinya sendiri maupun masyarakat (Ana Nur Filiya, 2008).

Peraturan Menteri Sosial 25 tahun 2019 tentang Karang Taruna Yang mana pada BAB III menjelaskan tentang Keanggotan Karang Taruna menyatakan keanggotaan Karang Taruna menganut system stelsel pasif yaitu setiap generasi muda yang berusia 13 (tiga belas) sampai dengan 45 (empat puluh lima) tahun otomatis menjadi anggota Karang Taruna.

Tabel 1. 1

Data Pemuda Dusun I Desa Rawa Jaya.

NO PEKERJAAN JUMLAH

1 Nelayan 14 Orang

2 Pelajar/Mahasiswa 69 Orang

3 Honorer 13 Orang

4 UMKM 3 Orang

5 Pegawai Negeri Sipil 10 Orang

6 Tidak Pekerja Tetap 12 Orang

Total 121 Orang

Sumber : Karang Taruna Desa Rawa Jaya, 2021

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa pemuda Dusun I Desa Rawa Jaya yang menjadi nelayan sangat sedikit, perubahan pola pikir untuk menjadi nelayan juga semakin berkurang. Hal ini sesuai dengan data penghasilan ikan yang menurun setiap tahunnya. Kebanyakan pemuda dusun 1 Desa Rawa Jaya lebih memeilih profesi diluar dari nelayan seperti, menjadi pelajar/mahasiwa, honorer, pns dan UKM

(11)

bahkan banyak dari mereka yang bekerja diluar untuk merantau mencari pekerjaan selain nelayan. Hal tersebut karena beberapa orang pemuda desa sudah berhasil setelah menjalankan pendidikan atau sudah berhasil setelah bekerja di luar desa sehingga banyak pemuda lain yang terinspirasi untuk mengikuti apa yang telah meraka lihat.

Tabel 1. 2

Jumlah SD, SMP, SMA dan SMK Menurut Desa/ Kelurahan di Kecamatan Moro, 2021

Desa/Kel SD SMP SMA SMK

Moro 5 1 1 1

Moro Timur - 1 - -

Pulau Moro 1 - - -

Pauh 1 - - -

Sugie 2 1 - -

Keban 2 1 - -

Niur Permai 2 1 1 -

Rawa Jaya 2 - - -

Selat Mie 2 2 - -

Buluh Patah 1 1 - -

Tg. Pelanduk 1 1 - -

Jang 2 - - -

Sumber : Data Badan Pusat Statistik Kabupaten Karimun 2021 Tabel 1.3

Data Pekerjaan Masyarakat Desa Rawa Jaya

No Pekerjaan Jumlah

1 Nelayan 220 Orang

2 Petani 9 Orang

3 Wiraswasta 41 Orang

4 Swasta 6 Orang

5 PNS 10 Orang

Sumber : Arsip Desa Rawa Jaya 2022

(12)

Tabel 1. 4

Kemudahan Untuk Mencapai Sarana Pendidikan Terdekat Bagi Desa/Kelurahan yang Tidak ada Sarana Pendidikan Menurut Desa/Kelurahan dan Jenjang Pendidikan di

Kecamatan Moro, 2021

Desa/Kel SD SMP SMA SMK PERGURUAN

TINGGI

Moro - - - - Sulit

Moro Timur - - Mudah Mudah Sulit

Pulau Moro - Sulit Sulit Sulit Sulit

Pauh - Mudah Mudah Mudah Sangat Sulit

Sugie - - Sulit Sulit Sulit

Keban - - Sulit Sulit Sulit

Niur Permai - - - Sulit Sangat Sulit

Rawa Jaya - Mudah Sulit Sulit Sulit

Selat Mie - - Sulit Sulit Sulit

Buluh Patah - - Sulit Sulit Sulit

Tg. Pelanduk - - Sulit Sulit Sulit

Jang - Sulit Sulit Sulit Sulit

Sumber : Data Badan Pusat Statistik Kabupaten Karimun 2021

Tabel 1. 5

Jumlah Masyarakat Desa Rawa Jaya Yang Menjalankan Pendidikan Dari Paud Hingga Perguruan Tinggi Tahun 2018 - 2021

No Jenis

Pendidikan 2018 2019 2020 2021

1. PAUD 21 19 22 26

2. SD 79 77 83 106

3. SMP 22 31 32 37

4. SMA 12 16 21 38

5. Perguruan Tinggi 5 11 20 28

Sumber : Arsip Desa Rawa Jaya, Kecamatan Moro, Kabupaten Karimun 2021

(13)

Menurut Kusnadi (2009:81) pekerjaan sebagai nelayan kurang menjadi daya tarik bagi generasi muda keluarga nelayan atau pemuda-pemudi pesisir untuk menekuninya. Di kalangan masyarakat pesisir, orang tua dan keluarga nelayan jarang memiliki harapan masa depan agar anak-anaknya kelak menjadi nelayan. Pada umumnya mereka berharap agar anak-anaknya dapat bekerja dengan memperoleh penghasilan yang lebih baik, teratur dan konsisten serta memberikan jaminan masa depan yang lebih pasti dari pada menjadi nelayan.

Tabel 1. 6

Jumlah Hasil Tangkapan Ikan (Per-Tahun) di Desa Rawa Jaya, Kecamatan Moro Karimun

No Tahun Jumlah (per-Kg)

1 2018 6.246 kg

2 2019 4.371 kg

3 2020 2.862 kg

Sumber: Penampung Ikan dusun 1 desa rawa jaya, 2021

Pekerjaan nelayan merupakan perkerjaan dasar dari masyarakat Desa Rawa Jaya, Selain itu juga pekerjaan masyarakat selain dari nelayan seperti bertani dan menjadi buruh bangunan tidak begitu signipikan karna banyak yang menjadi nelayan.

Di karnakan Hasil laut yang begitu melimpah membuat masyarakat desa rawa jaya banyak menekuni pekerjaan sebagai nelayan, tetapi setiap tahunya hasil laut semakin berkurang membuat pemuda desa rawa jaya sudah banyak meninggalkan pekerjaan sebagai nelayan bahkan banyak dari pemuda yang merantau ke luar setelah tamat dari bangku sekolah menengah atas untuk mencari pekerjaan lain selain dari nelayan.

(14)

Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan diatas penulis lebih spesifik untuk meneliti tentang pengaruh minat pemuda menjadi nelayan dengan judul “Perubahan pola pikir pemuda desa Rawa Jaya terhadap pekerjaan nelayan”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah peneliti uraikan di atas maka permasalahan yang dapat dirumuskan adalah bagaimana perubahan pola pikir pemuda Desa Rawa Jaya terhadap pekerjaan nelayan?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian ini ialah menjawaban pertanyaan terhadap permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian, sesuai dengan permasalah yang telah dirumuskan maka tujuan dari penelitian ini ialah mengetahui perubahan pola pikir pemuda desa rawa jaya terhadap pekerjaan nelayan.

1.4 Manfaat penelitian

Adapun manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.4.1 Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat dalam menambah pengetahuan di masyarakat bagi mahasiswa Sosiologi Universitas Maritim Raja Ali Haji

(15)

1.4.2 Manfaat praktis

a. Sebagai bahan masukan bagi pemerintah Kabupaten Karimun terkusus pemerintah Desa Rawa Jaya maupun bagi masyarakatnya dalam mengenai minat pemuda sebagai nelayan di desa rawa jaya kecamatan Moro Kabupaten Karimun.

b. Sebagai wacana ilmiah dalam memberikan informasi tentang minat pemuda sebagai nelayan di Desa Rawa Jaya Kecamatan Moro.

Referensi

Dokumen terkait

1 BAB 1 PENDAHULUAN Pada bab 1 pendahuluan ini dijelaskan mengenai latar belakang, perkembangan komposit, alasan pemilihan serat kulit singkong, perumusan masalah, tujuan penelitian,