STIKes Dharma Husada Bandung
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
“Lensa kontak adalah alat bantu penglihatan yang diletakkan di permukaan kornea untuk memperbaiki gangguan refraksi. Pemakaian lensa kontak memberi kenyamanan beraktivitas, tidak membatasi lapang pandang, dan lebih baik secara estetik. Meskipun demikian, penggunaan lensa kontak dapat menimbulkan komplikasi ringan sampai kebutaan. Komplikasi tersebut dapat dicegah dengan menjalankan prinsip penggunaan lensa kontak yang tepat. Pengguna lensa kontak perlu melakukan pemeriksaan awal untuk mengetahui kelainan mata seperti mata kering, infeksi mata, katarak, glaukoma, serta penggunaan obat yang dapat menurunkan produksi air mata. Kondisi lain yang perlu diperhatikan adalah alergi, diabetes melitus, kehamilan, menopause, infeksi saluran napas kronik dan kondisi immunocompromised. Kebersihan dan kepatuhan yang buruk juga merupakan kontraindikasi penggunaan lensa kontak (Sitompul, 2015).
Lensa kontak membutuhkan perawatan yang sangat penting dibandingkan dengan kacamata. Misalnya mencuci lensa kontak sebelum dan sesudah dipakai, menggosok lensa kontak pun tidak boleh terlalu ditekan dan harus satu arah agar tidak berubah kelengkungannya.
Penyimpanan lensa kontak dilakukan ditempat penyimpanan lensa kontak (softlens case) yang steril atau anti kuman, bila perawatan lensa kontak
STIKes Dharma Husada Bandung
tidak dilakukan dengan baik akan menimbulkan deposit seperti protein, kalsium, jamur, lipid, jelly bumps. Selain itu, perawatan lensa kontak juga dilakukan dengan cara membersihkan lensa kontak menggunakan cairan pembersih yang tepat. Cairan pembersih sangat bermanfaat untuk membersihkan lensa kontak dari kotoran dan mikroorganisme (Modul IACLE,1998).
Cairan pembersih lensa kontak mengandung desinfektan, bahan kimia yang digunakan untuk mencegah terjadinya infeksi atau pencemaran jasad renik seperti bakteri dan virus, juga untuk membunuh atau menurunkan jumlah mikroorganisme atau kuman penyakit lainnya. Secara umum larutan yang banyak di pasaran mengandung bahan Polyhexamethylene bigunide, Poloxamer 407, Sodium clhorida, Sodium borate, Borid acid, Edetate disodiu dan Hydroxy propyl methyl cellulose yang dapat menghambat atau membunuh pertumbuhan jasad renik seperti bakteri, jamur dan lain-lain pada jaringan hidup (MODUL IACLE, 1998).
Tujuan dari pemakaian lensa kontak itu dibagi menjadi dua yaitu untuk membantu penglihatan yang sesuai dengan hasil ukuran refraksinya dan untuk menunjang dalam segi kosmetik. Tergantung dengan kebutuhan setiap individu yang akan menggunakan lensa kontak itu sendiri.
Perawatan lensa kontak yang kurang baik, kurang higienis, terpapar debu secara terus menerus, tidak memperhatikan jadwal pembersihan dan jenis larutan pembersih yang baik dapat menjadi faktor resiko yang berperan dalam meningkatkan terjadinya keratitis bakterial biasanya disebabkan oleh
STIKes Dharma Husada Bandung
bakteri Staphylococcus dan Pseudomonas. Penderita akan mengeluhkan seperti kelopak mata lengket setiap bangun tidur, mata sakit silau, mata merah, berair, dan daya penglihatan berkurang atau menurun. Setiap pelapisan permukaan lensa atau pembentukan matrix lensa yang tidak bisa dihilangkan dari lensa oleh aliran atau oleh bilasan air mata ketika mata berkedip. Dengan kata lain apa saja yang ada pada permukaan lensa walaupun mata sudah berkedip di sebut “Deposit” (Ilyas, 2009).
Dari Hasil penelitian sebelumnya menyatakan bahwa larutan desinfektan tidak sesuai dengan isi kandungan yang tertera di label, Seharusnya hasil observasi dapat membunuh bakteri sesuai dengan kandungan yang berfungsi sebagai desinfektan yang tertera di setiap larutan yang dapat membunuh bakteri tetapi hasil desinfektan yang digunakan dalam penelitian ini tidak efektif dalam membunuh bakteri staphylococcus aureus dan pseudomonas aeruginosa (Permana,2018).
Lensa kontak harus dibersihkan setiap kali lensa dilepaskan dari mata, tanpa memandang berapa lama pemakaiannya, biasanya adalah sehari sekali. Langkah pertama dari perawatan lensa yang baik adalah mencuci tangan dengan bersih sebelum memegang lensa. Dianjurkan untuk memakai sabun yang tanpa pengharum dan tidak berminyak, karena pengharum dan minyak dapat terkontaminasi permukaan lensa dan atau menimbulkan iritasi pada mata saat lensa dipakai lagi (ilyas,2003).
Untuk mencegah terkontaminasinya lensa harus dibilas setiap kali setelah dipakai dan lensa disimpan dalam larutan baru. Kotak lensa yang
STIKes Dharma Husada Bandung
kotor dapat menjadi penyebab iritasi mata ketika pencemar terbawa ke lensa kontak dan dari lensa kontak ke mata. Kotak lensa dapat pula menjadi penyebab perubahan warna pada lensa kontak. Bila Lensa kontak tercemar berat dengan jasad renik, sistem disinfeksi berkurang keampuhannya karena telah melampaui kemampuaan disinfektan untuk membunuh kuman sasaran (ilyas, 2003).
Kontaminasi kotak lensa dengan bakteri baik pada pemakaian lensa kontak lunak maupun lensa kontak keras, telah dilaporkan oleh sejumlah peneliti (Larkin et al.,1990; Wilson et al.,1990; Dart, 1990). Acanthamoeba dan protozoa yang hidup bebas lainnya banyak ditemukan pada orang yang menggunakan air ledeng untuk membilas kontak lensanya, pada orang yang menggunakan air garam buatannya sendiri, sebagai larutan pembilas lensa kontak. Pasien mungkin saja tidak merasakan keluhan. Biofilm atau terbentuknya glycocalyx pada permukaan kotak penyimpanan lensa kontak dapat menjadi tepat hidup Pseudomonas aeruginosa dan Serratia marcesens. Biofilm ini melindungi sel bakteri dari serangan kimia dan pengawet serta menangkap partikel makanan dan kuman-kuman lain.
Pseudomonas aeruginosa dan Serratia marcesens juga dapat biofilm pada kotak penyimpanan lensa (Modul IACLE 1998).
Kontak kulit jari dengan permukaan mata dapat memindahkan bakteri dan lebih dari dua ribu jenis bakteri di kulit yang terdapat di bawah mata.
Namun, untuk pemakaian lensa kontak, proporsi bakteri, keluarga Methylobacterium,Lactobacillus, Acinetobacter, dan Pseudomonas adalah
STIKes Dharma Husada Bandung
tiga kali lebih besar dari pemakai non-lensa. Penelitian sebelumnya menunjukan mata sangat jarang dijajah oleh mikroba dibandingkan dengan area lain di tubuh, misalnya mulut,menurut Mark Willcox, dari Universitas New South Wales, Sydney, Australia. Bakteri Pseudomonas, yang dalam penelitian tiga kali lebih banyak jumlahnya dimiliki pemakaian lensa kontak, paling bertanggung jawab untuk keratitis pada pemakaian lensa kontak (Windratie,2015).
Keratitis merupakan kelainan pada kornea yang sering terjadi, peradangan kornea yang disebabkan oleh bakteri, virus ataupun jamur yang dapat dipicu oleh beberapa kondisi seperti kurangnya air mata, penggunaan lensa kontak dan trauma pada mata. Keratitis yang disebabkan bakteri dapat mengancam terjadinya gangguan penglihatan karena perjalanan penyakitnya yang cepat yaitu 24 – 48 jam (Ilyas, 2003).
Di negara-negara berkembang seperti Indonesia, infeksi kornea masih menempati urutan tertinggi dari infeksi mata pada umumnya dan bahkan masih merupakan salah satu penyebab kebutaan. Keratitis yang disebabkan oleh bakteri adalah jenis keratitis yang paling parah komplikasinya. Sekitar 10-15% kasus keratitis yang disebabkan oleh bakteri mengakibatkan hilangnya penglihatan secara permanen. Dan di negara maju seperti Amerika serikat sekitar 25.000 penduduk menderita penyakit ini setiap tahunnya. Insiden ini dihubungkan dengan penggunaan lensa kontak yang berkepanjangan (Sylvia, 2011).
STIKes Dharma Husada Bandung
Berdasarkan uraian diatas lensa kontak harus jauh lebih diperhatikan perawatannya, perlu dijaga kebersihan dan kelembabannya. Lensa kontak yang kotor akan menyebabkan tumbuhnya deposit pada lensa kontak dan akan beresiko tinggi pada kesehatan mata. Maka dari itu untuk mengetahui deposit yang ada pada lensa kontak penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai gambaran deposit pada lensa kontak pasca pemakaian.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dikemukakan diatas maka penulis merumuskan masalah, “ deposit apa saja yang ditemukan pada lensa kontak pasca pemakaian“.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis deposit yang ada pada lensa kontak pasca pemakaian.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Sebagai salah satu bahan informasi atau bahan kajian dalam menambah pengetahuan dalam bidang refraksionis optisien khususnya mengetahui deposit yang terdapat pada lensa kontak pasca pemakaian.
STIKes Dharma Husada Bandung
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Tenaga Refraksi Optisi
Hasil penelitian ini menambah pengetahuan dan pengalaman peneliti tentang pengetahuan bakteri yang terdapat pada lensa kontak, agar Tenaga Refraksionis optisien dapat mensosialisasikan kepada masyarakat dan melakuan penelitian lanjutan untuk pengetahuan kesehatan mata.
b. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk menambah pengetahuan mahasiswa dan memperkaya bahan ajar dalam materi lensa kontak sebagai bahan penelitian lanjutan, penambahan pustaka perpustakaan khususnya tentang lensa kontak dan deposit yang ditemukan pada lensa kontak pasca pemakaian.
c. Bagi Masyarakat
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat tentang tingkat penemuan deposit yang terdapat pada lensa kontak dan diharapkan dapat meningkatkan kesadaran pengguna lensa kontak agar lebih teliti dalam penggunaan dan perawatan lensa kontak.
STIKes Dharma Husada Bandung
E. Ruang Lingkup Penelitian
1. Lingkup Masalah
Masalah yang diteliti adalah mengenai bagaimana deposit yang muncul pada lensa kontak pasca pemakaian
2. Lingkup Metode
Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian deskriptif, dengan menggambarkan deposit pada lensa kontak pasca pemakaian.
3. Lingkup Keilmuan
Penelitian ini merupakan bidang ilmu lensa kontak.
4. Lingkup Tempat & Waktu
Dilaksanakan Pada bulan Juni di Laboratorium Penunjang STIkes Dharma Husada, Cingised, Antapani, Bandung.