• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB 1 PENDAHULUAN"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Sistem injeksi elektronik / Electronic Fuel Injection (EFI) adalah penginjeksian bahan bakar yang volume dan waktu penyemprotannya dilakukan secara elektronik. Pengguna sistem bahan bakar injeksi pada sepeda motor komersil di Indonesia sudah mulai dikembangkan. Salah satu contohnya adalah pada salah satu tipe yang diproduksi Astra Honda Motor, yaitu Supra X 125.

Istilah sistem EFI pada Honda adalah Programmed Fuel Injection (PGM-FI) atau sistem bahan bakar yang telah terprogram (Hasyim dan Raharjo, 2011:32).

Bila kita amati, masyarakat Indonesia lebih memilih sepeda motor PGM- FI karena nyaman dan lebih irit. Akan tetapi sering terjadi kendala dari sepeda motor yang menyebabkan kerusakan motor sehingga mengganggu aktivitas pengendara. Banyak pengendara sepeda motor tidak mengetahui kendala kerusakan sepeda motor kepada mekanik tanpa mengetahui bahwa sebenarnya kerusakan tersebut merupakan kuerusakan sederhana atau terlalu rumit untuk di perbaiki. (Jamhari dkk, 2014:374).

Teknologi kendaraan bermotor saat ini memang telah berkembang begitu pesat. Ada banyak sekali bengkel di setiap tempat dengan menggunakan teknologi terbaru, salah satunya CV. Barokah Motor Astra Honda Authorized Service Station (AHASS) 02300, yang beralamat di Jl. A.H. Nasution No. 109. Bengkel ini khusus melakukan perawatan sepeda motor Honda, memiliki mekanik yang berpengalaman dan bersertifikat dengan sparepart lengkap.

(2)

Sepeda Motor Honda PGM-FI dilengkapi dengan alat (lampu) Malfunction Indicator Lamp (MIL) yang berfungsi memberikan tanda akan kondisi sistem PGM-FI, berupa signal lampu. Berdasarkan kode signal kedipan MIL, pengguna dapat menganalisa kemungkinan terjadi kelainan, bisa pada rangkaian atau sensor. Untuk mengidentifikasi, pengguna harus memeriksa rangkaian dan komponen yang ditemukan bermasalah berdasarkan kode MIL (AHM, 2013:6). Akan tetapi dari kode MIL tersebut tidak langsung mengetahui kerusakannya dimana kita harus melihat buku panduan pengguna dulu atau bertanya kepada pakar mengenai kode MIL yang muncul.

Salah satu sistem untuk mengatasi kendala tersebut adalah dengan menggunakan sistem pakar dan metode Forward Chaining. Menurut Hartati dan Iswanti (2013:2) dalam bukunya yang berjudul sistem pakar dan pengembangannya mengatakan kecerdasan buatan menyelesaikan permasalahan dengan mendayagunakan komputer untuk memecahkan masalah yang komplek dengan cara mengikuti proses penalaran manusia. Salah satu teknik kecerdasan buatan yang menirukan proses penalaran manusia adalah sistem pakar. Sedangkan Menurut Merlina dan Hidayat (2012:22) dalam bukunya yang berjudul Perancangan sistem pakar mengatakan metode Forward Chaining adalah pendekatan data-driven yang dimulai dari informasi yang tersedia atau dari ide dasar, kemudian menarik kesimpulan. Dengan adanya aplikasi sistem pakar dapat membantu masyarakat untuk mengidentifikasi kerusakan sepeda motor PGM-FI.

Hal ini dapat membantu masyarakat dalam menghemat waktu dan biaya yang dikeluarkan bila dibandingkan dengan harus berkonsultasi dengan seorang pakar atau mekanik.

(3)

Dari permasalahan mengenai sepeda motor PGM-FI yang telah diuraikan sebelumnya terdapat beberapa kendala yang terjadi di perusahaan. Oleh karena itu, pada penelitian ini diperlukan suatu sistem yang dapat membantu perusahaan CV. Barokah Motor AHASS 02300. Sehingga pada penelitian ini penulis mengambil judul “Metode Forward Chaining Untuk Mengidentifikasi Kerusakan Sepeda Motor Programmed Fuel Injection ”.

1.2 Identifikasi Permasalahan

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis mengidentifikasi masalah yang ada sebagai berikut :

1. Keterbatasan pengetahuan para pengguna tentang identifikasi awal mengenai kerusakan sepeda motor PGM-FI.

2. Terdapat ketidak sesuaian antara persepsi pelanggan dengan konfirmasi dari Service Advisor mengenai kerusakan sepeda motor PGM-FI.

3. Belum adanya sistem pakar untuk berkonsultasi mengenai kerusakan pada sepeda motor PGM-FI, sehingga mahalnya biaya konsultasi kepada mekanik.

1.3. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi permasalahan di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pengguna sepeda motor dapat dengan mudah mendapatkan informasi tentang identifikasi awal mengenai kerusakan sepeda motor PGM-FI ?

(4)

2. Bagaimana mengurangi komplain dari pelanggan dikarenakan perbedaan persepsi dengan konfirmasi mengenai kerusakan sepeda motor PGM-FI ? 3. Bagaimana membangun suatu sistem pakar menggunakan metode

Forward Chaining dalam mengidentifikasi kerusakan sepeda motor PGM-FI sehingga dapat mengurangi biaya service kepada mekanik ? 1.4. Maksud Dan Tujuan

Maksud dari penulisan ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk memudahkan pengguna dalam mendapatkan informasi tentang identifikasi awal mengenai kerusakan sepeda motor PGM-FI

2. Untuk mengurangi komplain dari pelanggan dikarenakan terdapat perbedaan persepsi dengan konfirmasi mengenai kerusakan sepeda motor PGM-FI.

3. Untuk membangun suatu sistem pakar menggunakan metode Forward Chaining dalam mengidentifikasi kerusakan sepeda motor PGM-FI sehingga dapat mengurangi biaya konsultasi kepada mekanik.

Tujuan penulisan skripsi ini untuk menyelesaikan jenjang pendidikan Strata Satu (S1) Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Teknik di Universitas BSI Bandung.

1.5. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah metode Analisa Deskriptif yaitu metode yang dimaksudkan untuk mengumpulkan data yang dapat memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai objek yang sedang diteliti dan kemudian diadakan analisa terhadap objek penelitian tersebut.

(5)

1.5.1 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan suatu proses pengadaan data primer untuk keperluan penelitian. Langkah-langkah pengumpulan data sangatlah penting dalam metode ilmiah, maka dari itu penulis menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut :

1. Observasi

Penulis melakukan pengamatan secara langsung dan membagikan kuisioner kepada responden di CV Barokah Motor AHASS 02300. Dari hasil pengamatan tersebut dapat didokumentasikan secara digital dan tertulis oleh penulis.

2. Wawancara

Dalam penulisan skripsi ini, untuk mendapatkan informasi data yang lengkap dan akurat maka penulis melakukan suatu metode tanya jawab di Bengkel CV Barokah Motor AHASS 02300 dengan pakar di bidang otomotif yang meliputi tentang otomotif dan kerusakan sepeda motor Programmed Fuel Injection.

3. Studi pustaka

Selain melakukan kegiatan pengumpulan data di atas, penulis juga mengambil data dari buku, jurnal, e-book serta sumber-sumber lainnya yang berkaitan dengan materi skripsi.

1.5.2 Model Pengembangan Sistem 1.5.2.1 Pengembangan Pakar

(6)

Pada penulisan ini penulis menggunakan metode Forward Chaining sebagai model inferensi untuk membangun aplikasi sistem pakar ini.

Forward Chaining sendiri yaitu pencocokan fakta atau pernyataan dimulai dari bagian sebelah kiri (IF). Dengan kata lain, penalaran dimulai dari fakta terlebih dahulu untuk menguji kebenaran hipotesis.

1.5.2.2 Pengembangan Software A. Analisa Kebutuhan Software

Kebutuhan software adalah kondisi atau kemampuan yang harus dimiliki oleh perangkat lunak untuk memenuhi apa yang disyaratkan atau diinginkan oleh pemakai atau user.

B. Design

Pada tahap design penulis mulai merancang aplikasi sesuai kebutuhan serta perangkat yang akan digunakan dalam implementasi aplikasi sistem pakar ini.

C. Coding Generation

Dari desain yang telah dirancang, penulis menuangkan rancangan tersebut ke dalam bahasa pemrograman melalui proses coding, tahapan ini merupakan bagian implementasi dari tahapan sebelumnya, yaitu tahapan desain.

D. Testing

Menjadi sebuah keharusan menguji coba sebuah aplikasi sebelum digunakan, demikian juga dengan aplikasi sistem pakar ini harus melalui tahapan pengujian, supaya aplikasi bebas dari bug atau

(7)

error. Sehingga aplikasi benar–benar memenuhi kebutuhan dari pemakai

E. Support

Pemeliharan suatu perangkat lunak sangat diperlukan, termasuk pengembangan dari aplikasi tersebut.

1.6 Ruang Lingkup

Penyusunan skripsi ini memiliki ruang lingkup yang berfungsi agar pembahasan pada skripsi ini tidak keluar dari pokok permasalahan yang dirumuskan, maka ruang lingkup pembahasan dibatasi pada :

1. Fitur-fitur utama pada sistem pakar yang akan dibangun penelitian ini antara lain :

a. Menu indeks kode Diagnostic Troubel Code (DTC) untuk mengolah data kedipan MIL, kerusakan fungsi, maupun gejala/fungsi fail-safe.

b. Menu pengguna mencakup hak akses konsumen service advisor dan mekanik.

c. Menu Proses konsultasi yang terintegrasi dengan sistem pakar.

2. Variable-variabel yang digunakan pada penelitian ini diambil dari Buku Pedoman Reparasi PT. Astra Honda Motor.

3. Sistem Pakar yang akan dibangun menggunakan metode Forward Chaining berbasis website menggunakan framework Code Igniter (CI).

(8)

Referensi

Dokumen terkait

Direktur Pascasarjana pada PTN/ PTS di seluruh Indonesia Dengan hormat kami sampaikan bahwa Direktorat Pengelolaan Kekayaan Intelektual Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT AYAM BERBASIS WEB MENGGUNAKAN METODE FORWARD DAN BACKWORD CHAINING.. Sistem Pakar Konsep Dan