• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB 1"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Perkembangan dunia usaha saat ini mulai menemukan ritme yang dinamis, yakni perubahaan yang kian pesat. Kemunculan perusahaan baik besar atau kecil, yang semakin meningkat merupakan fenomena yang membuktikan perubahaan tersebut.

Perubahaan tersebut menyebabkan kompetisi persaingan antar perusahaan menjadi semakin ketat, untuk memperebutkan pangsa pasar. Hal inilah yang menyebabkan perusahaan tidak dapat hanya memahami needs dan wants dari konsumen. Dengan kompetisi yang semakin ketat, khususnya marketer, harus mengerti anxiety (kegelisahan) dan desire (impian) dari konsumen. Perusahaan haruslah aktif berinovasi produk untuk memenuhi keinginan konsumen. Setiap produk baru tentunya juga akan diikuti oleh promosi-promosi yang gencar (Stephanie et al., 2013).

Salah satu bentuk strategi pemasaran yang digunakan perusahaan agar produknya memenangkan pasar dan menarik perhatian konsumen adalah melalui periklanan. Menurut (Gholami Saeed, Ebrahim Roushanghias., 2016) menyatakan iklan adalah alat yang ampuh untuk berkomunikasi dengan konsumen yang sesuai dengan pesan yang akan disampaikan. Jika periklanan, menciptakan asosiasi produk yang positif, dalam hal ini peluang keberhasilan produk baru meningkat dengan merek perusahaan. Salah satu media promosi dalam bentuk periklanan ialah Televisi. Iklan

(2)

Televisi umumnya dikenal paling kuat dan menjangkau spektrum konsumen yang luas.

Iklan televisi memiliki dua kekuatan yang penting. Pertama, iklan televisi dapat menjadi sarana yang efektif untuk mendeskripsikan atribut produk dengan jelas, dan menjelaskan manfaat dengan persuasif kepada konsumen. Kedua, iklan televisi dapat secara dramatis menggambarkan pengguna, kepribadian merek, atau hal lainya yang tidak berwujud. Seringkali situs belanja online memasang iklan di televisi, konsumen akan dengan mudah mengetahui situs apa saja yang menyediakan layanan belanja online dengan berbagai jenis produk yang ditawarkan, sehingga konsumen mempunyai minat untuk membeli produk tersebut.

Berdasarkan data dari (Nielsen, 2020) Televisi masih mendominasi 85%

belanja iklan dengan angka lebih dari Rp 143 Triliyiun, sementara media cetak 13%

dengan angka mencapai Rp 22 Triliun, dan radio 2% dengan angka mencapai Rp 1,7 Triliun. Dari informasi diatas dijelaskan bahwa media elektronik seperti Televisi masih menjadi yang utama digunakan sebagai media periklanan, sehingga peneliti menggunakan media iklan televisi dalam penelitian ini.

Saat ini banyak E-commerce yang menggunakan media televisi dalam beriklan untuk menarik konsumen untuk menggunakan Platformnya sebagai wadah antara penjual dan pembeli, salah satunya ialah Shopee. Shopee merupakan E-commerce yang menghubungkan antara business ke konsumen berbasis online, yang didirikan pada tahun 2015 yang bermarkas di Singapura dan telah berkembang hingga ke Indonesia, dan menjadi E-commerce paling unggul di Indonesia, meski terbilang termuda diantara

(3)

E-commerce lainnya, shopee mampu membuktikan bila perusahaannya bisa menyalip empat pemain kuat di industri E-commerce Indonesia (Ekrut.com, 2020).

Dimana menurut hasil survei (iprice, 2020) menunjukan 5 situs toko online dan E-commerce di Indonesia, shopee menempati E-commerce pertama yang paling banyak dikunjungi pada tahun 2020. Berikut ini adalah data 5 E-commerce yang paling banyak dikunjungi di tahun 2020.

Tabel 1.1 Ranking situs toko online terbesar di Indonesia berdasarkan jumlah pengujung terbanyak tahun 2020

Sumber : (iprice, 2020)

Dari data diatas menunjukan bahwa shopee masih mendominasi situs toko online yang paling sering dikunjungi di tahun 2020. Sehingga peneliti memilih shopee

No

E-commerce/

toko online

Jumlah pengujung web terbanyak

Q1 Q2 Q3

1. Shopee 71.533.300 93.440.300 96.532.300

2. Toko Pedia 69.800.000 86.103.300 84.997.100 3. Buka Lapak 37.633.300 35.288.100 31.409.200

4. Lazada 24.400.000 22.021.800 22.674.700

5. Blipli 17.600.000 18.307.500 18.695.000

(4)

sebagai objek dalam penelitiaan ini, Perusahaan Shopee juga telah menggunakan iklan sebagai strategi pemasarannya, untuk mendukung periklanannya, Shopee telah bekerjasama dengan celebrity endors di Indonesia seperti Tukul Arwana, Didi Kompet, sebagai bintang iklan untuk mempromosikan produknya guna menarik minat konsumen untuk membeli produknya.

Celebrity endorser merupakan orang yang diakui atau dikenal secara luas oleh publik dan dengan pengakuan tersebut, perusahaan menggunakannya untuk mengiklankan produknya (McCracken, 1989). Oleh karena itu memanfaatkan jasa celebrity endorser dalam melakukan kegiatan endorser salah satu pilihan yang tepat, untuk menarik minat beli konsumen dalam menggunakan produknya. Berdasarkan penelitian (Savitri, 2017) disebutkan bahwa celebrity endorser dan iklan berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli di Tokopedia. Sementara itu, (Stephanie et al., 2013) menyatakan bahwa celebrity endorser berpengaruh negatif terhadap minat beli.

(Assael, 2001) menyatakan bahwa “minat beli merupakan tingkat kemungkinan konsumen melakukan pembelian suatu merek atau kecenderungan konsumen mengambil tindakan yang berkaitan dengan pembelian”. Implikasi dalam pemasaran adalah peluang (calon) konsumen tertarik untuk membeli produk atau merek yang ditawarkan oleh pemasaran atau tidak berdasarkan rangsangan yang diberikan dengan menggunakan celebrity endorser.

(5)

Menurut penelitian terdahulu (Muhammad Fakhru, 2014) menyatakan minat yang timbul dalam diri pembeli seringkali berlawanan dengan kondisi keuangan yang dimiliki. Minat beli konsumen merupakan keinginan yang tersembunyi di benak konsumen. Minat beli konsumen selalu terselubung pada setiap individu dimana tidak ada yang bisa mengetahui apa yang diinginkan dan diharapkan konsumen. Minat beli ialah hal yang perlu diketahui oleh perusahaan atau pelaku usaha, untuk mempredikisi prilaku konsumen di masa yang akan datang.

Berdasarkan latarbelakang, dan perbedaan hasil penelitian diatas, dalam penelitian ini, peneliti memilih Tukul Arwana sebagai objek dari Variabel Celebrity endors dari Shopee, Peneliti akan membuktikan bahwa peran celebrity endorser pada minat beli di Shopee dilihat dari dimensi (Attractiveness, Expertise, Trustworthiness ).

Hal ini karena, Tukul Arwana merupakan salah satu endorser yang berperan dalam mengkomunikasikan pesan iklan dan ikut serta dalam pembuatan iklan Shopee tersebut, untuk mengetahui pengaruhnya pada minat beli. Serta peneliti menambahkan variabel efektivitas iklan dalam penelitian, Peneliti memilih variabel efektivitas iklan dikarenakan ditemukan penelitian yang menghubungkan antara iklan dan celebrity endorser. (Savitri, 2017) menyebutkan bahwa penggunaan celebrity endorser akan membuat kepercayaan yang lebih besar, evaluasi yang lebih menguntungkan dari produk dan iklan, dan secara signifikan lebih positif untuk meningkatkan niat beli.

Penggunaan selebritis dalam sebuah iklan seringkali digunakan untuk mendukung penjualan suatu produk sehingga menimbulkan niat beli konsumen secara tidak

(6)

langsung. Semakin terkenal celebrity yang menjadi model dari iklan tersebut, maka dapat memunculkan keinginan untuk membeli produk yang sedang didukung oleh celebrity tersebut. Dalam pengkuran efektivitas iklan peneliti menggunakan model EFIC (Empathy, Persuasion, Impact, Communication) untuk mengukur tingkat efektivitas iklan pada media elektronik (Televisi).

Sehingga peneliti memutuskan untuk meneliti apakah peran celebrity endorser yang terdiri dari atas dimensi (Attractiveness, Expertise, Trustworthiness) dan efektivitas iklan pada media Televisi dilihat dari dimensi (Emphaty, Persuasion, Impact, Communication), mempunyai pengaruh pada minat beli.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latarbelakang di atas dan berdasarkan judul penelitian “ Peran celebrity endorser dan efektivitas iklan pada minat beli di Shopee”. Maka penulis dapat merumuskan sebagai berikut:

1. Apakah Peran celebrity endorser, dilihat dari dimensi Attractiveness, Expertise, Trustworthiness berpengaruh signifikan pada minat beli?

2. Apakah peran efektivitas iklan Televisi, dilihat dari dimensi Empathy, Persuasion, Impact, Communication, berpengaruh signifikan pada minat beli?

(7)

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan penelitian, Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk menganalisis peran celebrity endorser, dilihat dari dimensi Attractiveness, Expertise, Trustworthiness pada minat beli

2. Untuk menganalisis peran efektivitas iklan Televisi, dilihat dari dimensi Empathy, Persuasion, Impact, Communication pada minat beli

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan, dapat memberikan beberapa manfaat, antara lain sebagai berikut :

1. Secara Teoritis

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan dasar bagi peneliti berikutnya yang mengkaji tentang Celebrity endorser dilihat pada dimensi (Attractiveness, Expertise, Trustworthiness) dan efektivitas iklan Televisi (Empathy, persuasion, Impact, Communication) pada perusahaan yang bergerak di bidang pemenuhan kebutuhan atau situs belanja online.

2. Manfaat Praktis

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pemikiran bagi perusahaan. Untuk mengembangkan bisnis dengan menggunakan endorser dan efektivitas iklan.

(8)

1.5 Ruang lingkup dan Batasan Masalah

1. Penelitian ini hanya berfokus kepada konsumen yang telah menggunakan situs belanja online shopee

2. Penelitian ini ditujukan kepada konsumen yang pernah membeli produk dishopee karena terpengaruh oleh celebrity endorser

3. Penelitian ini hanya berfokus pada peran celebrity endorser dan efektivitas iklan pada minat beli.

Referensi

Dokumen terkait

Shoot length TREATMENT MEAN cm Variety White calla Check variety 21.22a Yellow calla 12.89c Purple calla 11.44d Green calla 17.33b Number of Eyebuds in the Corm One eyebud