• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 MANUSIA MAKHLUK OTONOM

N/A
N/A
skyrinx

Academic year: 2024

Membagikan " BAB 2 MANUSIA MAKHLUK OTONOM"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

DIKTAT PEMBELAJARAN RELIGIOSITAS X IPS & MIPA

MANUSIA MAKHLUK OTONOM

SMA KATOLIK SANTO PAULUS JEMBER

2022/2023

(2)

BAB II

MANUSIA MAKHLUK OTONOMI

Secara etimologi, Otonomi berasal dari bahasa Yunani “autos” yang artinya sendiri, dan “nomos” yang berarti hukum atau aturan, jadi pengertian otonomi adalah pengundangan sendiri. Otonom berarti berdiri sendiri atau mandiri. Jadi setiap orang memiliki hak dan kekuasaan menentukan arah tindakannya sendiri. Ia harus dapat menjadi tuan atas diri.

Arti otonom adalah mandiri dalam menentukan kehendaknya, menentukan sendiri setiap perbuatannya dalam pencapaian kehendaknya. Allah telah memberikan akal budi yang membuat manusia tahu apa yang harus dilakukannya dan mengapa harus melakukannya.

Dengan kemampuan akal budinya, manusia mampu membedakan hal baik dan buruk dan membuat keputusan berdasarkan suara hatinya dan mampu bersikap kritis terhadap berbagai pilihan hidup.

Dalam pembahasan tentang manusia makhluk otonom ini akan dibagi dalam tema sebagai berikut:

1. SUARA HATI

Hidup manusia sangatlah berbeda dengan ciptaan Tuhan lainnya, seperti hewan atau tumbuhan. Ada saat di mana manusia harus mengalami pergumulan atau pergulatan ketika hendak melakukan suatu tindakan, terutama ketika ia harus mengambil keputusan: apakah tindakannya layak dilakukan atau tidak, apakah yang dilakukan itu benar atau salah, apakah tindakan itu akan merugikan sesama atau tidak. Kemampuan itu nampaknya tidak dimiliki ciptaan Tuhan lainnya, karena tindakan mereka lebih diarahkan oleh insting. Kemampuan bergumul dalam dirinya sendiri sebelum dan sesudah melakukan kegiatan itu disebabkan manusia memiliki suara hati, atau suara batin atau hati nurani yang dianugerahkan Tuhan kepadanya dan yang merupakan suara Tuhan.

Ada suatu kekuatan yang berfungsi untuk memperingatkan, mencegah dari perbuatan yang buruk. Atau sebaliknya, kekuatan itu mendorong terhadap perbuatan yang baik. Ada perasaan yang tidak senang apabila sedang mengerjakan sesuatu karena tidak tunduk pada kekuatan. Apabila telah menyelesaikan perbuatan tercela, mulailah kekuatan itu memarahinya dan merasa menyesal atas perbuatan itu. Itulah hati nurani/ suara hati/ kata hati.

Namun sebelum kita mendalami lebih lanjut, kita perlu membedakan anatara HATI NURANI dan SUARA HATI. "Hati nurani" lebih punya hubungan dengan kapasitas kodrati manusia yang terarah kepada kebaikan, punya hubungan dengan kehendak. "Suara hati" menunjuk pada proses pertimbangan dan keputusan yang diambil dalam situasi dilematis yang konkret; idealnya suara hati memihak pada hati nurani, tetapi suara hati bisa keliru.

1.1 Pengertian

Ada berbagai pengertian yang dikemukan oleh para ahli agama maupun para psikolog. Dari begitu banyak pengertian, diambil beberapa pengertian sebagai acun untuk mengetahui secara pasti dan benar apa itu suara hati.

1. Arti luas:

(3)

Dalam arti luas hati nurani berarti kesadaran moral yang tumbuh dan berkembang dalam hati manusia.

2. Arti sempit: Hati nurani merupakan penerapan kesadaran moral dalam situasi konkret. Suara hati yang menilai suatu tindakan manusia benar atau salah, baik atau buruk. Hati nurani tampil sebagai hakim yang baik dan jujur.

3. Suara hati dapat diartikan sebagai daya atau kemampuan khusus untuk membedakan perbuatan baik atau perbuatan buruk, serta menilai baik-buruknya perbuatan itu berdasarkan akal budi.

4. Suara hati (conscience = hati nurani) juga dapat diartikan sebagai hasil dorongan dari Allah sendiri ketika kita menghadapi dan menanggapi situasi hidup sehari-hari untuk mengambil suatu keputusan yang tepat.

Dari beberapa pengertian diatas maka kita dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut.

SUARA HATI adalah daya atau kekuatan dari Yang Ilahi (Allah/ Tuhan) yang memungkinkan manusia untuk membedakan yang baik dan yang jahat dalam situasi konkrit, serta menilai baik buruknya tindakan tersebut.

1.2 Fungsi Suara Hati

Suara hati berfungsi antara lain:

1. Sebagai pegangan, pedoman atau norma untuk menilai suatu tindakan, apakah tindakan itu baik atau buruk.

2. Sebagai pegangan atau peraturan-peraturan konkret dalam kehidupan sehari-hari.

3. Untuk menyadarkan manusia akan nilai dan harga dirinya.

1.3 Macam Suara Hati

Secara umum, suara hati bagi atas dua macam yakni:

1. Suara hati Retrospektif

Yakni suara hati yang memberikan penilaian atas perbuatan-perbuatan yang telah dilaksanakan pada masa lampau. Jadi hati nurani bertindak semacam instansi kehakiman dalam batin manusia atas perbuatan yang telah berlangsung/dilakukan.

2. Suara hati Prospektif

Yakni suara hati yang melihat ke masa depan dan menilai perbuatan-perbuatan seseorang yang akan datang. Disini suara hati mengajak seseorang untuk melakukan sesuatu yang baik dan menghindari suatu perbuatan jahat.

1.4 Sikap Terhadap Suara Hati

1. Menghormati setiap suara hati yang keluar dari hati nurani kita 2. Mendengarkan dengan cermat dan teliti setiap bisikan

3. Mempertimbangkan secara matang dan dengan pikiran sehat apa yang dikatakan oleh suara hati.

4. Melaksanakan apa yang disuruh oleh suara hati.

(4)

1.5 Peranan Suara Hati

Peranan suara hati dapat ditinjau dari beberapa segi:

1. Segi waktu

a. Suara hati dapat berperanan sebelum suatu tindakan dibuat. Biasanya, suara hati akan menyuruh untuk dilakukan, kalau perbuatan itu baik dan melarang untuk tidak dilakukan kalau perbuatan itu buruk.

b. Suara hati berfungsi menjelang suatu Tindakan.

c. Suara hati dapat berperan pada saat suatu tindakan dilakukan. Ia akan terus menyuruh untuk dilakukan jika perbuatan itu baik dan melarang jika perbuatan itu buruk atau jahat.

d. Suara hati dapat berperan sesudah suatu tindakan dibuat. Suara hati akan “memuji”

jika perbuatan itu baik dan suara hati akan membuat kita gelisah atau menyesal jika perbuatan itu buruk ataujahat.

2. Segi benar-tidaknya

a. Suara hati benar, jika kata hati kita cocok dengan norma objektif. misalnya:

menolong orang yang sedang mengalami musibah.

b. Suara hati keliru, jika kata hati kita tidak cocok dengan norma objektif 3. Segi pasti-tidaknya

a. Hati nurani yang pasti, artinya, secara moral dapat dipastikan bahwa hati Nurani tidak keliru.

b. Hati nurani yang bimbang, artinya, masih ada keraguan.

1.6 Cara Kerja Suara Hati

Cara kerja suara hati antara lain:

a. Sebelum bertindak, ia berfungsi sebagai petunjuk (indeks), yang mengingatkan pengetahuan kita bahwa ada yang baik dan ada yang buruk. Sesungguhnya kesadaran moral semacam ini sudah dimiliki setiap orang dewasa.

b. Pada saat-saat menjelang bertindak, ia bertindak sebagai hakim (iudeks), yang menyuruh kita melakukan yang baik dan melarang/menghindari yang jahat.

Selama perbuatan itu belum selesai, suara hati akan bekerja terus antara menyuruh melakukan yang baik dan melarang melakukan yang jahat.

c. Sesudah tindakan selesai dilakukan, ia berfungsi memberikan vonis (vindeks), yang akan menyatakan apakah perbuatan kita itu tepat atau tidak tepat. Bila yang kita lakukan itu benar, ia akan memberikan pujian sehingga kita merasakan ketenangan, tetapi bila yang kita lakukan itu yang jahat dan salah maka ia akan memberikan hukuman, yang membuat kita merasa bersalah dan tidak tenang, merasa dikejar-kejar kesalahan, dan sebagainya.

Lewat hati nurani yang bersih, setiap orang dipanggil untuk bekerjasama memecahkan persoalan-persoalan dalam masyarakat, sehingga persoalan-persoalan dalam masyarakat seharusnya dipecahkan pertama-tama melalui dialog yang dilandasi hati nurani, karena hati nurani adalah suara Allah. Jangan langsung didekati secara agama masing-masing atau melalui hukum. Contoh: ketika menangkap orang yang

(5)

mencuri pisang hanya beberapa biji, menurut hukum wajib dikenai hukuman. Tetapi bisa jadi bila didekati secara nurani, akan muncul belas kasihan sehingga pencuri itu diampuni. Contoh lain: bila ada pasangan muda-mudi berbeda agama mau menikah, menurut hukum Perkawinan Negara dilarang, tetapi bila menuruti hati nurani mungkin orang akan berpikir mengapa cinta harus dibatasi dengan peraturan?

1.7 Tumpulnya Suara Hati

Dewasa ini, seiring dengan perkembangan jaman yang semakin pesat serta pengaruh teknologi yang semakin canggih, membawa konsekuensi munculnya berbagai persoalan yang kompleks. Banyak remaja yang bingung menghadapi masalah-masalah moral. Terhadap berbagai masalah hati nurani dapat menjadi ragu-ragu atau bingung.

Pengaruh lingkungan, pandangan masyarakat, pendidikan yang salah dalam keluarga, pengaruh emosi dll, dapat menyebabkan suara hati/ hati nurani menjadi tumpul.

Suara hati bisa menjadi tumpul yang disebabkan oleh hal-hal berikut ini:

1). Orang yang bersangkutan tidak biasa menghiraukan hati nuraninya.

Suara hati adalah berupa bisikan yang sangat halus dalam diri seseorang. Maka dibutuhkan kepekaan untuk mendengarkan suara hati dalam situasi yang dihadapi seseorang, kapan pun dan dimana pun dia berada. Maka orang yang tidak biasa atau tidak pernah menghiraukan dan merasakan adanya suara hati, pasti tidak akan mengalaminya.

2). Orang yang selalu bersifat ragu-ragu atau bingung.

Keraguan dan kebingunangan, memungkinkan seseorang tidak bisa merasakan dan mendengarkan suara hati. Karena orang seperti ini biasanya dikuasai oleh ketakutan, kekalutan dan kekhawatiran, sehingga membuat bingung, sehingga tidak bisa mengambil sikap yang benar. Orang seperti ini biasanya cepat dipengaruhi oleh orang lain.

3). Pandangan masyarakat yang keliru. Misalnya: riba dianggap biasa

Pandangan yang didapat dari masyarakat akan menjadikan seseorang menjadikannya sebagai hal yang bisa, pada hal sebenarnya tidak sesuai dengan aturan agama atau sosial kemasyarakatan. Akibatnya, yang salah dianggap benar sehingga dalam pelaksanaannya suara hati tidak pernah berfungsi sama sekali.

4). Pengaruh pendidikan dalam lingkungan keluarga atau lingkungan lainnya.

Lingkungan keluarga serta lingkungan masyarakat sekitar meemiliki pengaruh besar atas tumpulnya suara hati seseorang. Kebiasaan serta budaya tertentu yang dianut dalam keluarga atau pun masyarakat sekitar, dan dianggap sebagai hal yang biasa, meskipun itu sebenarnya salah.

5). Pengaruh propaganda, mass media dan arus massa.

Zaman sekarang, mass media dan media masa memegang peranan yang sangat penting. Banyak propaganda yang dimuat di dalamnya, yang baik maupun yang tidak baik. Semuanya muncul sebagai godaan untuk menguji ketahanan hati manusia, menerima atau menolak, melakukan atau tidak melakukan. Misalnya iklan, berita, buku-buku, tulisan-tulisan dll. Semuanya memiliki daya pengaruh yang luar biasa.

1.8 Membina Suara Hati

Suara hati manusia dapat dibina dengan berbagai macam cara antara lain:

(6)

1. Mengikuti suara hati dalam segala hal

a. Seseorang yang selalu berbuat sesuai dengan hati nuraninya, hati nurani akan semakin terang dan berwibawa.

b. Seseorang yang selalu mengikuti dorongan suara hati, keyakinannya akan menjadi sehat dan kuat. Dipercayai orang lain, karena memiliki hati yang murni dan mesra dengan Allah. “Berbahagialah orang yang murni hatinya, karena mereka akan memandang Allah.” (Mat 5: 8).

2. Mencari keterangan pada sumber yang baik

a. Dengan membaca: Kitab Suci, Dokumen-Dokumen Gereja, dan buku-buku lain yang bermutu.

b. Dengan bertanya kepada orang yang punya pengetahuan/pengalaman dan dapat dipercaya.

c. Ikut dalam kegiatan rohani, misalnya rekoleksi, retret, dsb.

d. Koreksi diri atau introspeksi demi mengarahkan hidup selalu pada hal-hal yang baik.

3. Menjaga kemurnian hati

Menjaga kemurnian hati terwujud dengan melepaskan emosi dan nafsu, serta tanpa pamrih, yang nampak dalam tiga hal:

a. Maksud yang lurus (recta intentio): ia konsisten dengan apa yang direncanakan, tanpa dibelokkan ke kiri atau ke kanan.

b. Pengaturan emosi (ordinario affectum): ia tidak menentukan keputusan secara emosional.

c. Pemurnian hati (purification cordis): tidak ada kepentingan pribadi atau maksud- maksud tertentu di balik keputusan yang diambil.

Hal ini dapat dilatih dengan penelitian batin, seperti merefleksikan rangkaian kata dan tindakan sepanjang hari itu, berdoa sebelum melakukan aktivitas, dan lain-lain.

1.9 Pandangan Agama-Agama tentang Suara Hati 1.9.1 PANDANGAN AGAMA ISLAM

a. Pengertian suara hati

 Suara hati: kekuatan dalam bentuk bisikan yang datang dari dalam diri manusia yang hatinya sudah mendapat sinar (“nur”= cahaya) dari Allah (cahaya ilahi = warid), sehingga ia dapat membedakan mana yang baik untuk dilakukan, dan mana yang buruk yang harus ditinggalkan.

Sesungguhnya Allah mendatangkan cahaya ilahi {warid} itu kepadamu agar kamu dengan warid itu menjadi orang yang menghadap dan masuk ke hadiratNya” (Surat Ali Imran ayat 60).

 Alat bagi penghakiman moral, penuh derita dan mutlak, karena penghakiman itu ialah penghakiman Ilahi atas perbuatan-perbuatan seseorang yang sudah berlangsung atau sedang berlangsung. Hati-nurani yang bertindak sebagai saksi dan pawang yang baik dalam aspek negatif maupun positif seseorang.

b. Tingkatan suara hati

Menurut Prof. Dr. Ahmad Amin, bahwa hati nurani (suara hati) mempunyai tiga tingkatan, yaitu:

(7)

 Adanya perasaan takut kepada manusia, sehingga mau melakukan sesuatu kewajiban

 Adanya perasaan mengharuskan karena mengikuti apa yang diperintahkan atau apa yang diajarkan.

 Mengikuti apa yang dipandang benar oleh dirinya, berbeda dengan pendapat orang lain, bahkan bisa menyalahi undang-undang yang berlaku dalam lingkungan masyarakat.

c. Fungsi suara hati

 Memberi petunjuk untuk suatu perbuatan baik, sebaliknya menakuti akan adanya kemaksiatan, ketika perbuatan sedang berlangsung.

 Mendorongnya untuk menyempurnakan perbuatan yang baik dan menahan dari perbuatan yang buruk.

 Apabila kekuatan menyusul setelah perbuatan, akan merasa gembira dan senang apabila melakukan perbuatan yang di taati, namun akan merasa sakit dan pedih waktu melanggar perbuatan tercela.

d. Ciri-ciri suara hati:

 Merupakan anugerah atau ilham dari Allah yang fitrah dalam diri setiap manusia.

 Cenderung memberikan respon positif dalam hal kebaikan dan respon negatif untuk keburukan.

e. Pemeliharaan suara hati

 Mendorong kepada perbuatan baik, dan menghindari perbuatan jahat.

 Memperbanyak dzikir serta membaca dan merenungkan al-qur’an

 Melakukan amal & ibadah sesuai ajaran Allah swt.

 Senantiasa melakukan muhasabah (evaluasi / instrospeksi) diri.

1.9.2 PANDANGAN AGAMA BUDDHA a. Pengertian Hati nurani

Hati nurani adalah suara batin manusia yang bersifat suci dan hanya dapat dirasakan diri sendiri dan tidak dapat dipengaruhi oleh siapapun kecuali diri sendiri.

Dhammapada bagian 12 : 9

“Oleh diri sendiri kejahatan dilakukan, oleh diri sendiri pula seseorang ternoda.

Oleh diri sendiri kejahatan tak dilakukan, oleh diri sendiri pula seseorang menjadi suci. Suci atau tidak suci tergantung pada diri sendiri”

b. Macam-macam hati nurani

 Dalam Agama Buddha tidak ada pembedaan suara hati. Namun suara hati bisa muncul dari kesadaran, panca indra, melalui hukum karma dan melalui pali suci (menghubungkan aspek positif antara hati nurani dan pikiran yang tenang)

 Dalam ajaran Buddha yang berkaitan dengan batin atau hati nurani, para bhikku menyimpulkan bahwa nurani adalah Buddha, Dhamma, dan Sangha itu sendiri yang ada di dalam batin manusia.

(8)

c. Fungsi suara hati:

1. Menuntun untuk melaksanakan perbuatan baik, sehingga dapat menghilangkan duka, dan mendapat balasan atas perbuatan tersebut (hukum karma), serta menjalankan Arya Anthangika Magga.

2. Menganjurkan supaya perbuatan buruk ditinggalkan,

3. Menjadi penimbang terhadap perbuatan yg sudah dilakukan.

d. Bagaimana membina suara hati

1. Tidak berbuat jahat, melainkan berusaha untuk menambah kebajikan.

2. Melalui sembahyang, karena merupakan saat yang baik untuk mengintrospeksi diri.

3. Sucikan hati dan pikiran serta menenangkan diri melalui meditasi.

1.9.3 PANDANGAN AGAMA KATOLIK a. Pengertian suara hati

 Menurut KGK (Katekismus Gereja Katolik) 1778, suara hati adalah keputusan akal budi dimana manusia mengerti, apakah suatu perbuatan konkret yang dia rencanakan, sedang laksanakan atau sudah dilaksanakan, baik atau buruk secara moral.

 Menurut Dokumen konsili Vatikan II, Gaudium et Spes, Hati nurani ialah inti manusia yang paling rahasia, sanggar sucinya; di situ ia seorang diri bersama Allah, yang sapaan-Nya menggema dalam batinnya” (Gaudium et Spes 16)

b. Fungsi suara hati:

 Memimpin manusia untuk berbuat baik dan menghindari perbuatan jahat.

Suara hati memberi perintah untuk melakukan yang baik dan mengelakkan yang jahat. (bdk. KGK 1777). Ia juga menilai keputusan konkret, di mana ia menyetujui yang baik dan menolak yang jahat (Bdk. Rm 1:32). Ia memberi kesaksian tentang kebenaran dalam hubungan dengan kebaikan tertinggi, yaitu Allah, oleh siapa manusia ditarik, dan hukum-hukum Siapa manusia terima. Kalau ia mendengar hati nuraninya, manusia yang bijaksana dapat mendengar suara Allah, yang berbicara di dalamnya.

 Menuntun manusia untuk memberikan keputusan secara tepat. (bdk. KGK 1783 Hati nurani harus dibentuk dan keputusan moral harus diterangi.) Dalam keputusannya ia mengikuti akal budi dan berorientasi pada kebaikan yang benar, yang dikehendaki oleh kebijaksanaan Pencipta. Bagi kita manusia yang takluk kepada pengaruh-pengaruh yang buruk dan selalu digoda untuk mendahulukan kepentingan sendiri dan menolak ajaran pimpinan Gereja, pembentukan hati nurani itu mutlak perlu.

 Memberikan penilaian tentang baik buruknya suatu perbuatan, dengan memberikan ganjaran kepada suatu perbuatan baik dan hukuman atas suatu perbuatan jahat.

Seseorang akan merasa damai dan tenang kalau berbuat yang baik, sebaliknya akan merasa gelisas, takut, malu, dan sebagainya kalau berbuat jahat.

c. Macam-macam suara hati

(9)

 Suara hati benar, jika suara hati cocok dengan norma obyektif.

 Suara hati keliru, jika kata hati tidak cocok dengan norma obyektif d. Membina Suara Hati

Suara hati harus dibentuk dan dibina seumur hidup. Bdk. KGK 1784: Pembentukan hati nurani adalah suatu tugas seumur hidup. Suatu pendidikan yang bijaksana mendorong menuju sikap yang berorientasi pada kebajikan. Ia memberi perlindungan terhadap dan membebaskan dari perasaan takut, dari cinta diri dan kesombongan, dari perasaan bersalah yang palsu, dan rasa puas dengan diri sendiri, yang semuanya dapat timbul oleh kelemahan dan kesalahan manusia. Pembentukan hati nurani menjamin kebebasan dan mengantar menuju kedamaian hati.

Beberapa cara membina suara hati:

a. Orang harus meluangkan waktu untuk mengenal hatinya sendiri (introspeksi diri) Menurut KGK 1779 Supaya dapat mendengarkan dan mengikuti suara hati nurani, orang harus mengenal hatinya sendiri, dengan cara melakukan pemeriksaan diri atau introspeksi diri setiap kali setelah melakukan suatu perbuatan. “Masuklah ke dalam hati nuranimu dan tanyakanlah dia! … Masuklah ke dalam batinmu saudara- saudara! Dan di dalam segala sesuatu yang kamu lakukan, berusahalah agar Allah adalah saksimu” (Agustinus, ep. Jo. 8,9).

b. Membentuk hati nurani/ suara hati sesuai dengan sabda Tuhan.

Usaha ini dilakukan dengan cara membaca kitab suci dan merenungkannya, mempelajari ajaran Gereja, sehingga kita dapat yakin bahwa interpretasi akan ajaran tersebut tidak didasari atas pandangan manusia yang dapat salah/ sesat, tetapi atas Kebenaran Allah yang tidak mungkin salah/ sesat.

c. Belajar dari orang-orang kudus dalam Gereja.

Dengan membaca kisah riwayat hidup orang kudus, seseorang dapat belajar bagaimana caranya mengikuti suara hati/ hati nurani, yang menghantar kepada kesempurnaan iman, pengharapan dan kasih.

1.9.3 PANDANGAN AGAMA KRISTEN a. Pengertian suara hati

Suara hati adalah wakil suara Tuhan yang menyelidiki, bersaksi dan berbicara, memberikan perintah dan peringatan, serta menghakimi orang yang berbuat salah. Suara hati juga diartikan sebagai perasaan moral manusia yang dengannya memutuskan mana yang baik dan mana yang jahat.

b. Fungsi hati Nurani

Dalam kaitan dengan fungsi Hati nurani, dia memiliki 2 aspek:

 Aspek yang berhubungan dengan apa yang telah dilakukan oleh seseorang yang memiliki hati nurani tersebut. Yakni bahwa apa yang sudah dilakukan, harus dipertanggungjawabkan secara pribadi /kepada dirinya sendiri.

 Akibat langsung atau efek yang berhubungan dengan Allah, sebagai pencipta dirinya.

Disini setiap prbuatan harus dipertanggungjawabkan kepada Allah sebagai pencipta.

Maka Allah akan bertindak sebagai hakim atas segala perbuatan yang telah dilakukan.

(10)

c. Kerusakan hati Nurani

Semenjak kejatuhan manusia ke dalam dosa maka hati nurani sudah tidak netral dan berfungsi sebagaimana aslinya pada saat diciptakan (pada saat manusia belum jatuh ke dalam dosa, fungsi hati nurani bersifat netral dan murni). Artinya fungsi hati nurani telah tercemar semenjak manusia jatuh kedalam dosa, yang mengakibatkan terjadinya polusi hati nurani. Semua fungsi hati nurani masih tetap ada, tetapi tidak mungkin semurni aslinya. Inilah yang di dalam Teologi Reformed disebut sebagai Total Depravity (Kerusakan Total). Prinsip “Kerusakan Total” ini bukan berarti tidak berfungsi sama sekali dan tidak berguna lagi, tetapi semua penggunaannya sudah terkena polusi, atau dengan kata lain sudah tidak berfungsi sebagaimana seharusnya.

Beberapa polusi hati nurani antara lain:

1. Polusi Kebudayaan: Sesuatu yang dianggap baik di suatu daerah belum tentu dianggap baik di daerah lainnya. Setiap kebudayaan menghasilkan suatu norma yang mengakibatkan hati nurani dipengaruhi oleh norma-norma yang ditumpuk oleh kebudayaan itu, sehingga hati nurani itu sudah tidak bersifat netral lagi.

2. Polusi Agama: Ada agama yang memperbolehkan suami mempunyai istri lebih dari satu, namun ada agama yang tidak mengizinkan hal tsb. Sehingga bagi orang yang menganut agama yang mengizinkan beristri lebih dari satu, hati nuraninya bisa menerima hal tersebut karena memang diizinkan oleh agamanya. Sebaliknya orang yang menganut agama yang tidak mengizinkan beristri lebih dari satu, maka pada saat ia berpoligami maka hati nuraninya menegor dirinya.

3. Polusi masyarakat: Di dalam dunia ini banyak kasus mengenai hal ini. Dimana golongan minoritas lebih banyak yang tertindas.

4. Polusi Kebiasaan: Ketika seseorang berbuat dosa berulang kali, lama kelamaan ia menjadi orang yang sudah terbiasa berbuat dosa. Dan pada akhirnya ia tidak lagi peka terhadap dosa. Ketika sesuatu hal yang kita ketahui salah, tetapi dilakukan seringkali maka kita mulai membangun sebuah benteng untuk membenarkan dosa yang kita buat tersebut.

d. Pembaharuan Hati Nurani

Menurut Alkitab pembaharuan atau pemurnian atau pembinaan hati nurani, dilaksanakan dengan tiga cara saja, yakni:

1. Melalui Firman Allah

Kitab suci merupakan sumber iman hidup orang Kristen. Melalui kitab suci orang dapat menemukan terang Allah, dan menemukan sumber air kehidupan yang dapat menyegarkan dan memulihkan hati nuraninya.

2. Darah Kristus

Seseorang dapat dibersihkan hati nuraninya hanya dengan darah Yesus Kristus.

1 Yoh 1:7=Tetapi jika kita hidup di dalam terang sama seperti Dia ada di dalam terang, maka kita beroleh persekutuan seorang dengan yang lain, dan darah Yesus, Anak-Nya itu, menyucikan kita dari pada segala dosa.

Ibr 9:14: betapa lebihnya darah Kristus, yang oleh Roh yang kekal telah mempersembahkan diri-Nya sendiri kepada Allah sebagai persembahan yang tak

(11)

bercacat, akan menyucikan hati nurani kita dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, supaya kita dapat beribadah kepada Allah yang hidup.

3. Gerakan Roh Kudus

Kehadiran Roh Kudus dalam hati nurani seseorang dapat memberikan pemulihan bagi hati nurani seseorang. Pendasarannya: 1 Ptr 1:2 yaitu orang-orang yang dipilih, sesuai dengan rencana Allah, Bapa kita, dan yang dikuduskan oleh Roh, supaya taat kepada Yesus Kristus dan menerima percikan darah-Nya. Kiranya kasih karunia dan damai sejahtera makin melimpah atas kamu. Kis 15:8-9: Dan Allah, yang mengenal hati manusia, telah menyatakan kehendak-Nya untuk menerima mereka, sebab Ia mengaruniakan Roh Kudus juga kepada mereka sama seperti kepada kita dan Ia sama sekali tidak mengadakan perbedaan antara kita dengan mereka, sesudah Ia menyucikan hati mereka oleh iman.

1.9.5 PANDANGAN AGAMA HINDU a. Pengertian suara hati.

Suara hati atau yang disebut dengan Atmanastuti (atman: roh & tusti: kepuasan) adalah suara yang halus dan lembut yang datang dari dalam gua rahasia di dalam hati manusia, yang tidak pernah menipu manusia namun memberikan kepuasan akan kebenaran bagi manusia.

b. Macam-macam suara hati:

 Hati nurani yang bersifat personal

Maksudnya yakni hati nurani yang selalu berkaitan dengan pribadi yang bersangkutan. Hati nurani berbicara tentang dirinya, dan tidak memberikan penilaian tentang perbuatan orang lain. Mungkin seseorang hanya sekedar memberikan pertimbangan, kalau diminta.

 Hati nurani yang bersifat adipersonal

Maksudnya hati nurani berupa suara hati, kata hati, suara bathin yang merupakan sesuatu yang melebihi pribadi, transenden, instansi diatas manusia. Manusia akan menjadi pendengar yang selalu berusaha untuk mendengarkan sesuatu yang datang dari luar.

c. Bagaimana membina dan memlihara suara hati Beberapa cara membina dan memelihara suara hati:

1. Dengan cara SMARANAN, yakni memuja Tuhan dengan mengulang-ulang nama suci Tuhan tersebut. Karena dengan mengulang-ulang nama suci Tuhan tersebut seseorang dapat mencerahkan kesadaran budhi dan menguatkan dominasi suara hati, perkataan dan perilaku.

2. Membersihkan pikiran lewat membaca dan mempelajari kitab suci (Sravana) yang disebut dengan Jnana yoga.

3. Membersihkan hati, dengan cara menyanyikan kidung-kidung pujian keagamaan, dengan memuja nama Tuhan, yang disebut dengan bhakti yoga / jalan cinta kasih.

Puncaknya adalah prajapati, yakni penyerahan total kepada Sang Hyang Widhi Wasa.

(12)

4. Memurnikan tindakan, yang disebut dengan karma yoga yang dilakukan dengan bekerja tanpa mementingkan diri sendiri, namun memberikan kebaiakan sebanayak- banyaknya bagi orang lain (Niskama karma).

1.9.6 PANDANGAN AGAMA KONG HU CU a. Pengertian suara hati

Suara hati adalah tempat atau ruang yang menghubungkan alam atas sadar yakni Dao xin (hati ilahi), dengan alam kesadaran yakni Re xin (hati manusiawi), sehingga dapat menghasilkan perilaku yang tepat (zhong) dan tindakan yang sesuai dengan sanubari manusia (Shu). Kong Hu Cu memandang suara hati sebagai sebuah pedoman untuk melakukan suatu perbuatan, juga pedoman bagi pikiran dan perkataan.

b. Fungsi suara hati

1. Agar kebajikan dan kebijaksanaan yang tersimpan dalam alam atas sadar dapat turun ke dalam alam kesadaran manusia. Karena kesadaran manusia biasanya terisi dengan dendam dan keserakahan, serta pebuatan jahat lainnya.

2. Agar hidup manusia tidak dikendalikan oleh alam bawah sadar yang isinya adalah balas dendam, keserakan, dan semua perbuatan jahat lainnya.

c. Cara memelihara/membina suara hati

 Memahami dan menjalankan delapan keimanan Pat Sing Ciam Kwi, yakni ajaran tentang Tian, nilai mutlak kebajikan, adanya firman, adanya roh, adanya perwalian orang tua, adanya nabi Kong Hu Cu, adanya kitab suci Su Si, dan adanya jalan suci yang agung.

 Menurut Xun Zi (filsuf China), hati nurani manusia itu akan selalu aktif apabila diberi pelajaran yang benar berupa ajaran Cinta Kasih atau Ren dan ajaran Kebenran atau Yi yang dikemas dalam aturan kesusilaan yang dilaksanakan secara tertib dapat menjadikan hati nurani itu selalu siap bekerja.

 Wang Yang Ming (Filsuf & Sastrawan China) mengajarkan bahwa manusia perlu mempelajari pengetahuan atau ajaran yang baik yang disebut Liang Zhi, dengan cara dilatih untuk melakukan perbuatan yang baik, yang disebutnya Liang Neng.

Dengan pengajaran dan perbuatan yang baik itu akan menjadikan hati nurani atau Ling Xin itu menjadi aktif.

(13)

DAFTAR PUSTAKA KITAB SUCI

Kitab Suci Alkitab Kitab Suci Al-Qur’an Kitab Suci Su Si Kitab Suci Veda

Donath, D. C. 2005. Pengenalan Agama Buddha, Jakarta: Karaniya.

Hamid, R.S. 2005. Buku Pintar Agama Islam, Bogor: Cahaya Salam.

Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia. 2014. Pendidikan Agama Katolik Dan Budi Pekerti, SMA/SMK Kelas X. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Tanggok, I. M. 2005. Mengenal Lebih Dekat Agama Kong Hu Cu di Indonesia. Jakarta:

Pelita Kebajikan.

Titib, I Made. 2003. Veda. Sabda Suci Pedoman Praktis kehidupan, Surabaya: Paramita Bodhi, Bhikku. 2010. Tipitaka Tematik. Sabda Buddha dalam Kitab Suci Pali, Ehipassiko

Collection.

Referensi

Dokumen terkait