• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Remaja 2.1.1 Pengertian Remaja

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Remaja 2.1.1 Pengertian Remaja"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

Remaja perempuan akan berusaha tampil menarik dan remaja laki-laki ingin menunjukkan sifat maskulinnya. Menurut Konferensi Internasional tentang Kependudukan dan Pembangunan (ICPD), kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial yang utuh, tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan, tetapi dalam semua hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi dan sistem reproduksinya. memfungsikan dan memfungsikan proses. Menurut BKKBN, (2001), pengertian kesehatan reproduksi adalah kesejahteraan fisik, mental, dan sosial secara utuh dalam segala hal yang berkaitan dengan sistem dan fungsi serta proses reproduksi dan bukan sekedar keadaan bebas dari penyakit dan kecacatan.

Menurut WHO, kesehatan reproduksi adalah keadaan sejahtera fisik, mental, dan sosial secara utuh, bukan sekedar terbebas dari penyakit atau ketidakmampuan dalam segala aspek yang berkaitan dengan sistem reproduksi, fungsi dan prosesnya. Sedangkan menurut Departemen Kesehatan RI tahun 2000, kesehatan reproduksi adalah keadaan kesehatan secara umum meliputi kehidupan fisik, mental dan sosial yang berkaitan dengan organ, fungsi dan proses reproduksi. Konsep kesehatan reproduksi bukanlah suatu keadaan terbebas dari penyakit, melainkan bagaimana seseorang dapat memperoleh rasa aman dan kepuasan sebelum dan sesudah menikah. Kesehatan reproduksi remaja diartikan sebagai keadaan kesehatan fisik, psikis, dan sosial yang berkaitan dengan fungsi dan proses sistem reproduksi pada remaja.

Artinya penyedia layanan harus memberikan pelayanan yang berkualitas di bidang kesehatan reproduksi, memperhatikan kebutuhan klien, sehingga menjamin keselamatan dan keamanan klien. Setiap laki-laki dan perempuan berhak atas informasi yang sederhana, lengkap dan akurat mengenai penyakit menular seksual, termasuk HIV/AIDS. Bagi Indonesia, tingkat kesehatan reproduksi saat ini masih rendah, antara lain ditunjukkan dengan angka kematian ibu (MMR) yang masih tinggi, jumlah ibu hamil yang “genap 4” (bahkan terlalu muda). sering kali terlalu tua, terlalu banyak anak) atau terlalu banyak yang mempunyai masalah kesehatan dan kekurangan energi kronis, sehingga memperburuk kesehatan reproduksi masyarakat.

Selain itu, perempuan juga kurang terlindungi dari penularan penyakit menular seksual (PMS), sedangkan laki-laki kurang memahami upaya pencegahan dan penularannya, sehingga dapat berdampak buruk pada kesehatan reproduksi laki-laki dan perempuan, serta kesehatan reproduksi. kesehatan keturunan mereka.

Permasalahan Kesehatan Reproduksi Remaja .1 Masalah Seks dan Kesehatan Seksualitas

Masalah Kesehatan Reproduksi Remaja

Masa dewasa biologis remaja putri di pedesaan (menstruasi pertama) biasanya langsung disusul dengan pernikahan dini, sehingga remaja putri berisiko mengalami kehamilan dan persalinan. Hal ini berkontribusi terhadap tingginya angka kematian ibu akibat komplikasi kehamilan dan persalinan di usia muda. Di sisi lain, masa dewasa biologis remaja laki-laki dan perempuan di perkotaan dikaitkan dengan kehamilan yang tidak diinginkan, upaya aborsi yang tidak aman, infeksi saluran reproduksi termasuk penyakit menular seksual, dan akibat kecacatan yang harus dialami (Kollmann, 1998).

Kehamilan dan persalinan membawa risiko kesakitan dan kematian yang lebih besar pada kaum muda dibandingkan perempuan berusia 20-an, terutama di wilayah dimana layanan kesehatan langka atau tidak tersedia. Remaja perempuan yang berusia di bawah 18 tahun mempunyai risiko kematian (kematian ibu) 2-5 kali lipat dibandingkan perempuan yang berumur 18-25 tahun akibat persalinan lama dan persalinan macet, pendarahan atau faktor lainnya. Keadaan darurat yang berhubungan dengan kehamilan, misalnya tekanan darah tinggi dan anemia, juga lebih sering terjadi pada ibu remaja, terutama di daerah yang endemis malnutrisi.

Di banyak negara, praktik perjodohan orang tua terhadap anak perempuan di bawah usia 14 tahun masih sangat umum terjadi. Hubungan seksual terjadi pada anak perempuan usia 9-12 tahun karena banyak laki-laki dewasa yang mencari anak perempuan sebagai pasangan seks untuk melindungi diri dari penularan PMS/HIV.

Pendidikan Kesehatan

  • Pengertian Pendidikan Kesehatan
  • Tujuan Pendidikan Kesehatan
  • Ruang Lingkup Pendidikan Kesehatan
  • Metode Pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja di Sekolah
  • Alat Bantu dan Media Pendidikan Kesehatan .1 Alat Bantu (Peraga)
    • Manfaat Alat Bantu Pendidikan
    • Macam Alat Bantu Pendidikan 1. Alat Bantu Lihat (Visual Aids)

Jadi dapat disimpulkan bahwa pendidikan kesehatan merupakan penerapan konsep pendidikan di bidang kesehatan. Sedangkan tujuan pendidikan kesehatan menurut Undang-Undang Kesehatan Nomor 23 Tahun 1992 dan WHO adalah: “Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan baik jasmani, mental, dan sosial, sehingga produktif secara ekonomi dan sosial. , pendidikan kesehatan pada semua program kesehatan, termasuk pemberantasan penyakit menular, perbaikan lingkungan, gizi masyarakat, pelayanan kesehatan dan program kesehatan lainnya.” Ruang lingkup pendidikan kesehatan dapat dilihat dari berbagai dimensi, antara lain dimensi tujuan pendidikan, dimensi tempat pelaksanaan atau penerapan, dan dimensi tingkat pelayanan kesehatan.

Ditinjau dari lokasi pelaksanaannya, pendidikan kesehatan dapat dilakukan di tempat yang berbeda-beda, sehingga tujuannya dapat misalnya. juga menjadi berbeda. Pendidikan kesehatan di rumah sakit dilaksanakan di rumah sakit yang ditujukan kepada pasien atau keluarga pasien. Pendidikan kesehatan di tempat kerja dilaksanakan di berbagai tempat kerja yang ditujukan kepada pekerja, karyawan, dan pegawai yang terkena dampak.

Pada dimensi tingkat pelayanan kesehatan, pendidikan kesehatan dapat dilakukan berdasarkan lima tingkat pencegahan menurut Leavel & Clark sebagai berikut. Kurangnya pemahaman dan kesadaran masyarakat terhadap kesehatan dan penyakit menyebabkan masyarakat seringkali tidak melanjutkan pengobatannya hingga selesai. Kurangnya pengetahuan dan kesadaran seseorang dapat mengakibatkan ia tidak melakukan latihan-latihan yang dianjurkan, terkadang ia juga merasa malu untuk kembali ke masyarakat, di sisi lain sering terjadi masyarakat tidak mau menerima dirinya sebagai anggota masyarakat yang normal.

Oleh karena itu, jelas bahwa pendidikan kesehatan tidak hanya diperlukan bagi penyandang disabilitas, tetapi pendidikan kesehatan juga diperlukan bagi masyarakat (Wahit, dkk. Dari gambar kerucut terlihat bahwa lapisan paling dasar adalah benda nyata dan yang paling atas adalah kata-kata Artinya benda nyata dalam proses pendidikan mempunyai intensitas yang paling tinggi untuk pengamatan materi pendidikan/pengajaran.

Gambar 2.1 Kerucut Edgar Dale 1. Kata-kata
Gambar 2.1 Kerucut Edgar Dale 1. Kata-kata

Pengetahuan (Knowledge)

Pegertian Pengetahuan

Tingkatan Pengetahuan

Orang yang sudah memahami suatu pokok bahasan atau materi harus mampu menjelaskan, memberi contoh, menyimpulkan, memperkirakan, dan sebagainya mengenai pokok bahasan yang dipelajari. Penerapan diartikan sebagai kemampuan menggunakan materi yang telah dipelajari dalam situasi atau kondisi nyata/nyata. Penerapan dapat diartikan penerapan atau penggunaan hukum, rumusan, cara, asas dan sebagainya dalam konteks atau situasi lain.

Dimaknai sebagai kemampuan menguraikan suatu materi atau suatu benda secara komponen-komponen, namun tetap dalam suatu struktur organisasi dan masih berkaitan satu sama lain. Keterampilan analisis terlihat dari penggunaan kata kerja, seperti mampu mendeskripsikan (membuat diagram), membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya. Menunjukkan kemampuan untuk menempatkan atau menghubungkan bagian-bagian menjadi satu kesatuan yang baru.

Dengan kata lain sintesis adalah kemampuan mengembangkan formulasi baru dari formulasi yang sudah ada. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan melalui wawancara atau angket yang menanyakan isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden.

Faktor-Faktor yang Memengaruhi Pengetahuan

Minat membuat seseorang berusaha menekuni sesuatu dan pada akhirnya memperoleh ilmu yang lebih dalam. Budaya lingkungan sekitar yaitu budaya tempat kita tinggal dan tumbuh besar mempunyai pengaruh yang besar terhadap pembentukan sikap kita. Apabila suatu daerah mempunyai budaya menjaga kebersihan lingkungan, maka besar kemungkinan masyarakat sekitar akan mempunyai sikap selalu menjaga kebersihan lingkungan, karena lingkungan mempunyai pengaruh yang besar dalam membentuk sikap atau sikap pribadi seseorang (Saifuddin A., 2002).

Informasi, kemudahan memperoleh informasi dapat membantu mempercepat perolehan pengetahuan baru seseorang.

Sikap (Attitude) .1 Pengertian Sikap

Komponen Pokok Sikap

Tingkatan Sikap

Pengukuran Sikap

Pendidikan Kesehatan Reproduksi Pada Remaja SMP

Materi Pendidikan Kesehatan Reproduksi di Sekolah Menengah Pertama

Pengaruh Pendidikan Kesehatan Reproduksi pada Remaja

Jika dilihat dari nilai mean Difference, nilai mean posttest lebih tinggi dibandingkan pretest, hal ini menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan ke arah positif yang artinya tingkat pengetahuan meningkat setelah mendapatkan intervensi.

FGD (Foccus Group Discussion) .1 Pengertian FGD

Pelaksanaan FGD

Tekankan juga bahwa pendapat seluruh peserta sangatlah penting, sehingga kami berharap semua peserta dapat menyampaikan pendapatnya. Setelah proses ini selesai, mulailah menyimpan pernyataan menggunakan panduan referensi yang disediakan. Jika panduan ini mempunyai beberapa kesimpulan umum yang Anda rasa cukup kuat, rangkumlah poin-poin penting.

Oleh karena itu, tanyakan kembali kepada masing-masing peserta apakah mereka ingin menyampaikan atau menambahkan pendapat atau komentar lain.

Kekuatan Dan Kelemahan FGD

Kekuatan

Komentar acak dari peserta dapat memicu reaksi berantai yang beragam dan kemungkinan besar akan menghasilkan ide-ide baru.

Kelemahan/Kesulitan

Referensi

Dokumen terkait