• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Masa Nifas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Masa Nifas"

Copied!
70
0
0

Teks penuh

Masa nifas (puerperium) adalah masa yang dimulai setelah plasenta keluar dan berakhir pada saat organ rahim kembali ke keadaan semula (sebelum hamil). Oleh karena itu, masa nifas adalah masa yang dimulai sejak lahirnya plasenta sampai kembalinya organ-organ rahim ke keadaan sebelum hamil atau masa pemulihan organ-organ rahim untuk kembali ke keadaan sebelum hamil, yang berlangsung sekitar 6 minggu. Pelayanan nifas merupakan pelayanan yang diberikan sejak selesainya proses persalinan sampai kurang lebih 6 minggu setelah melahirkan.

Masa nifas merupakan pemulihan organ seksual dan kembali ke keadaan semula sebelum hamil dan sehat seperti sebelum hamil. Pada masa nifas, kandung kemih menjadi kurang sensitif dan kapasitasnya meningkat, sehingga setiap kali buang air kecil, urin tetap ada (normalnya sekitar 15 cc).

Adaptasi Psikologi

Ambulasi dini merupakan kebijakan agar bidan membimbing ibu nifas untuk segera turun dari tempat tidur dan membimbing ibu berjalan secepat mungkin. Kini ibu nifas tidak perlu lagi membiarkan ibu nifas telentang di tempat tidur selama 7-14 hari setelah melahirkan. Ambulasi dini tentu tidak diperlukan bagi ibu nifas yang mengalami komplikasi, misalnya anemia, penyakit jantung, penyakit paru-paru, demam, dan sebagainya.

Proses laktasi dan menyusui

Stimulasi yang dilakukan bayi saat menyusui, selain mempengaruhi hipofisis anterior untuk melepaskan hormon prolaktin, juga mempengaruhi hipofisis posterior untuk melepaskan hormon oksitosin. Dimana setelah pelepasan oksitosin ke dalam darah, otot polos yang mengelilingi alveoli dan saluran berkontraksi, memeras ASI dari alveoli, saluran dan sinus menuju puting susu. Tanda kelemahan lainnya adalah adanya tetesan di payudara lain yang dihisap bayi.

Keadaan ini menyebabkan kepala bayi menoleh ke arah puting susu yang menempel, dilanjutkan dengan membuka mulut lalu menarik puting susu ke dalam mulut. Puting susu yang masuk ke dalam mulut dengan bantuan lidah ditarik lebih jauh dan rahang menekan rongga payudara di belakang puting susu yang saat itu sudah terletak di langit-langit keras. Tekanan ritme bibir dan gerakan rahang menyebabkan gusi mengencangkan rongga payudara dan sinus laktiferus sehingga ASI mengalir ke puting susu, kemudian bagian belakang lidah menekan puting susu ke langit-langit sehingga menyebabkan ASI keluar. puting susu. .

Saat ASI keluar dari puting susu akan dilanjutkan dengan gerakan menghisap yang dilakukan oleh otot-otot pipi, sehingga produksi ASI meningkat dan dilanjutkan dengan mekanisme menelan di perut. (Dewi, V.N.L. &. Manfaat ASI untuk bayi menurut Dewi, V.N.L. 1) Nutrisi pada ASI sesuai dengan kebutuhan bayi. Ketika bayi melakukan kontak kulit dengan ibunya, maka bayi akan merasa aman dan nyaman.

Kebiasaan menyusui dengan botol atau dot akan menyebabkan gigi lebih lama bersentuhan dengan susu formula sehingga makanan menjadi lebih asam.

Abnormalitas yang dapat menyertai kala III a. Komplikasi pada Rahim

Angka kejadian karies gigi pada bayi yang diberi susu formula jauh lebih tinggi dibandingkan pada bayi yang diberi ASI. Penyebab maloklusi rahang adalah kebiasaan mendorong lidah ke depan akibat pemberian susu botol dan dot. Penyebab involusi uterus adalah infeksi endometrium, sisa plasenta dan selaputnya, pembekuan darah, dan mioma uterus.

Bidan sebaiknya berkonsultasi ke puskesmas, dokter umum atau rumah sakit untuk mendapatkan pengobatan yang tepat. Penyebab utama perdarahan postpartum sekunder adalah adanya sisa plasenta atau selaput ketuban (pada grand multipara dan kelainan implantasi plasenta), infeksi endometrium, dan sebagian kecil terjadi dalam bentuk fibroid rahim, bersamaan dengan kehamilan dan inversi uterus. Gejala klinis perdarahan pada masa nifas sekunder adalah perdarahan berkepanjangan melebihi pola sekret lokal normal, perdarahan cukup banyak dan dapat disertai nyeri pada daerah rahim. Bidan harus berkonsultasi dengan dokter agar pelayanan medis dapat diberikan kepada masyarakat. lebih baik dan berkualitas.

Jika seorang bidan dihadapkan pada situasi seperti itu, sebaiknya konsultasikan ke dokter agar mendapat penanganan yang tepat dan memadai. Bakteri yang sering menyebabkan infeksi payudara adalah Staphylococcus aereus yang masuk melalui luka pada puting susu. Infeksi ini menyebabkan demam, nyeri payudara lokal, nyeri payudara, dan perubahan warna kulit payudara.

Infeksi payudara (mastitis) dapat berkembang menjadi abses dengan kriteria warna kulit merah, nyeri, dan pada pemeriksaan terdapat pembengkakan di bawah kulit disertai cairan yang terlihat.

Tanda bahaya masa nifas

Banyak cairan berbau busuk atau amis yang keluar dari vagina, vagina terasa nyeri atau gatal. Meningkatnya rasa sakit di lokasi episiotomi atau robekan; dapat disertai keluarnya cairan berbau busuk atau cairan seperti nanah. Luka operasi caesar terbuka; dapat disertai keluarnya cairan berbau busuk atau cairan bernanah.

Nyeri yang terjadi secara tiba-tiba (1) Infeksi rahim. dan yang baru seperti nyeri tekan pada perut atau rasa terbakar di dekat jahitan perineum saat buang air kecil. Sakit dan nyeri di bagian depan dan/atau belakang panggul, disertai kesulitan berjalan dan sensasi iritasi pada sendi panggul. Merasa sangat cemas, panik atau depresi diikuti dengan detak jantung yang cepat, kesulitan bernapas, menangis tak terkendali, merasa marah atau tidak bisa tidur atau makan.

Program dan kebijakan masa nifas (4 kali kunjungan)

1) (2) Pastikan involusi uterus berjalan normal, rahim berkontraksi. fundus di bawah pusar, tidak ada pendarahan abnormal, tidak berbau.

Tabel 2.4 Kunjungan Masa Nifas
Tabel 2.4 Kunjungan Masa Nifas

Standar Asuhan Masa Nifas

Pengertian standar asuhan kebidanan

Bidan menganalisis data yang diperoleh selama pengkajian, menafsirkannya dengan benar dan logis untuk menegakkan diagnosis dan masalah obstetrik yang benar. Rencana aksi disusun berdasarkan prioritas masalah dan kondisi klien, tindakan segera, tindakan preventif dan perawatan komprehensif. Memilih tindakan yang aman dan sesuai dengan kondisi dan kebutuhan klien berdasarkan bukti dan memastikan bahwa perawatan yang diberikan konsisten dengan peraturan yang berlaku, sumber daya, dan peralatan yang ada.

Bidan melaksanakan rencana asuhan kebidanan yang komprehensif, efektif, efisien dan aman berdasarkan bukti klien/pasien, dalam bentuk intervensi promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Bidan melakukan evaluasi secara sistematis dan berkesinambungan untuk melihat efektivitas pelayanan yang diberikan, sesuai dengan perubahan perkembangan kondisi klien. Bidan melaksanakan pencatatan secara lengkap, akurat, ringkas dan jelas mengenai kondisi/kejadian yang ditemukan dan dilaksanakan dalam rangka asuhan kebidanan.

Pendaftaran dilakukan segera setelah dilakukan perawatan pada formulir yang tersedia (Rekam Medis/KMS/Status Pasien/Buku KIA).

Konsep Manajemen Kebidanan Pada Masa Nifas

Pengkajian (Pengumpulan Data Dasar) a. Data Subyektif

Usia : Peninjau melakukan anamnesis mengenai umur ibu/suami terutama ibu nifas yang baru pertama kali hamil, apabila umur lebih dari 35 tahun kurang dari 16 tahun merupakan faktor terjadinya komplikasi pasca melahirkan seperti HPP, nifas. menyebabkan blues, dan sebagainya (Romauli, 2011). Pekerjaan: Peninjau melakukan riwayat pekerjaan ibu/suami dengan tujuan untuk mengetahui aktivitas sehari-hari ibu atau suami, serta mengukur tingkat sosial ekonomi yang berkaitan dengan kebiasaan sehari-hari ibu selama masa nifas (Saleha, 2009). Pendapatan: Reviewer melakukan anamnesis terhadap pendapatan ibu/suami dengan tujuan untuk mengetahui keadaan ekonomi ibu yang sewaktu-waktu akan terkena dampak jika dirujuk.

Oleh karena itu, klien datang ke bidan untuk melakukan pemeriksaan masa nifas, atau melakukan pemeriksaan mandiri apabila mengalami masalah pada masa nifas. Untuk mengetahui permasalahan yang dirasakan klien selama ini, misalnya klien merasakan mual, nyeri pada jalan lahir akibat jahitan pada prenium, atau ibu nifas normal yang ingin memeriksakan kesehatannya setelah melahirkan (Sulistyawati , 2009). ). Ketidaknyamanan yang dirasakan ibu juga dapat disebabkan oleh proses persalinan yang mengakibatkan robeknya tulang prenium, sehingga noda bekas jahitan dapat mengganggu ibu dan sangat tidak nyaman pada masa nifas.

Penilaian terhadap masalah/gangguan kehamilan dan persalinan yang mungkin mempengaruhi masa nifas ibu, misalnya pada saat hamil ibu mengalami anemia, KEK, darah tinggi, tes Hb, dan penambahan berat badan, pada saat melahirkan terdapat retensio plasenta, perdarahan, preeklamsia atau eklamsia . Selain itu yang perlu ditanyakan adalah tanggal lahir, panjang lahir, jenis lahir, jenis kelamin anak, kondisi anak meliputi panjang badan (PB), berat badan (BB), apakah anak dilahirkan langsung IMD atau tidak, asisten kelahiran. Pada masa nifas terakhir ditanya mengenai perdarahan, berapa jumlahnya, kontraksi yang baik (rahimnya bulat dan keras), ASI sudah keluar, dan apakah ada jahitan di jalan lahir atau tidak. Istirahat sangat penting bagi ibu pasca melahirkan karena istirahat yang cukup dapat mempercepat penyembuhan dan akan mempengaruhi produksi ASI.

Bisa dilakukan setelah masa nifas selesai, atau 40 hari setelah melahirkan, atau saat darah sudah berhenti dan tidak terasa nyeri saat memasukkan jari ke dalam vagina. G). Ditanya tentang adat istiadat yang dianut keluarga yang dapat mempengaruhi proses nifas ibu. Misalnya tes urine yang bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya peningkatan kadar gula dalam darah dan untuk mengetahui apakah terdapat protein pada urine atau tidak.

Identifikasi Diagnosa dan Masalah

Terdapat area kaki yang bengkak, merah dan nyeri (terutama betis) yang terasa hangat dan nyeri saat disentuh. Terdapat area nyeri, kemerahan, panas dan nyeri di dada, disertai demam dan gejala mirip flu.

Identifikasi Diagnosa Dan Masalah Potensial

Intervensi

Ajari ibu cara mengurangi rasa tidak nyaman yang terjadi pada masa nifas, seperti nyeri perut, nyeri luka perineum, konstipasi. R: Ada beberapa ketidaknyamanan selama masa bersalin, meskipun dianggap normal, namun ketidaknyamanan ini dapat menyebabkan penderitaan fisik yang signifikan (Varney, 2007). R: Tidur yang cukup dapat mencegah penurunan produksi ASI, memperlambat proses involusi uterus dan meningkatkan perdarahan, depresi dan ketidakmampuan merawat bayi dan diri sendiri (Ambarwati, 2010).

Jelaskan kepada ibu tentang tanda-tanda bahaya pada masa nifas, antara lain demam atau menggigil, pendarahan hebat, nyeri perut, nyeri atau pembengkakan payudara yang parah, nyeri atau hangat pada betis dengan atau tanpa edema tungkai, depresi (Varney, 2007). Jelaskan pada ibu mengenai kunjungan yang sedang berlangsung (Medforth, 2012), diskusikan dengan ibu dalam menentukan kunjungan berikutnya, dalam 1 minggu bila ada keluhan. Beritahu ibu untuk selalu menjaga luka prenatal tetap kering (keringkan setiap habis buang air besar).

Yakinkan pasien bahwa posisi jongkok saat buang air besar dan mengejan saat buang air besar tidak akan menyebabkan cedera atau membuka jahitan. Sehingga para ibu menjadi lebih semangat dan percaya diri sebagai orang tua untuk dapat merawat bayinya dengan baik. Peragakan pada ibu cara menyusui yang baik dan benar yaitu membersihkan payudara dengan posisi bersih, duduk dalam posisi duduk, perut anak menempel pada perut ibu, anak bersendawa setiap habis menyusu.

Jelaskan pada ibu bahwa perawatan payudara secara teratur akan membantu memperlancar keluarnya ASI dan menghindari munculnya bendungan ASI pada ibu.

Implementasi

Evaluasi

Referensi

Dokumen terkait