• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 3 METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB 3 METODE PENELITIAN"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

RT di Kelurahan Sempaja Timur Primer- √ Ketua RT dan Masyarakat.. 8. Durasi Genangan Banjir Durasi genangan banjir di tiap wilayah. RT di Kelurahan Sempaja Timur Primer- √ Ketua RT dan Masyarakat 9. Frekuensi Genangan Banjir Banyaknya kejadian banjir di tiap wilayah.

Tabel 3. 2 Jumlah Populasi dan Sampel penelitian
Tabel 3. 2 Jumlah Populasi dan Sampel penelitian

Pengumpulan Data Sekunder

2) Jumlah TPS di Kelurahan Sempaja Timur Monografi Sekunder Kelurahan Sempaja Timur Kelurahan Sempaja Timur 3. Luas Luas Tiap RTS Monografi Sekunder Kelurahan Sempaja Timur -Kecamatan Sempaja Timur 4. Batas RT Batas administrasi masing-masing. 5) Jumlah kejadian banjir dan luas wilayah banjir 6) Durasi banjir 7) Wilayah terdampak banjir di Kecamatan Sempaja Timur.

Tabel 3. 5 Kebutuhan Data Sekunder*) No.DataKebutuhan DataJenis DataSumber DataNarasumber 1.Kepadatan  Permukiman1)Jumlah rumah per RT2)Jumlah penduduk di per RTSekunderMonografi Kelurahan Sempaja Timur dan Rekapitulasi jumlah rumah di Kelurahan Sempaja  T
Tabel 3. 5 Kebutuhan Data Sekunder*) No.DataKebutuhan DataJenis DataSumber DataNarasumber 1.Kepadatan Permukiman1)Jumlah rumah per RT2)Jumlah penduduk di per RTSekunderMonografi Kelurahan Sempaja Timur dan Rekapitulasi jumlah rumah di Kelurahan Sempaja T

Metode Analisis

Analisis Intensitas Kejadian Bencana Banjir

Dalam analisis intensitas kejadian bencana banjir dilakukan untuk menentukan tipologi wilayah setiap RT dengan menggunakan parameter intensitas banjir. Hasil analisis tersebut adalah teridentifikasinya wilayah yang mempunyai rangkaian kejadian banjir dengan klasifikasi tinggi, sedang dan rendah di Kecamatan Sempaja Timur per masing-masing RT. Analisis ini berkaitan dengan analisis selanjutnya, dan akan digunakan dalam analisis pengaruh faktor kualitas lingkungan perumahan terhadap bencana banjir.

Berdasarkan grafik tersebut diketahui bahwa analisis intensitas bencana banjir terdiri dari 3 (tiga) fase, yang secara lebih rinci adalah sebagai berikut.

Tahap Penjumlahan Harkat Parameter Kualitas Lingkungan Fisik Permukiman

Klasifikasi durasi genangan banjir terdiri dari 3 (tiga) klasifikasi yaitu rendah, sedang dan tinggi. Selain ketiga klasifikasi intensitas banjir di atas, tahap ini juga menganalisis sejauh mana banjir terkait dengan titik sebaran banjir di setiap RT. Untuk memperkirakan atau mengklasifikasikan luasan banjir dilakukan dengan mengurangkan nilai minimum dan maksimum yang kemudian dibagi dengan jumlah kelas yaitu 3 (tiga) kelas.

Setelah skor setiap intensitas banjir diketahui, selanjutnya dilanjutkan dengan menjumlahkan setiap poin menggunakan persamaan di bawah ini.

Tabel 3. 8 Klasifikasi Lama Genangan Banjir *)
Tabel 3. 8 Klasifikasi Lama Genangan Banjir *)

Tahap II Analisis Indeks Moran

Tahap III Analisis Getis Ord Gi*

Identifikasi Kualitas Lingkungan Permukiman

Analisis ini dilakukan untuk mengetahui kondisi kualitas lingkungan fisik dan non fisik yang ada di setiap RT. Hasil dari identifikasi tersebut adalah mengetahui status setiap parameter kualitas lingkungan di kawasan Sempaja Timur. Analisis ini akan digunakan pada analisis berikutnya yaitu analisis pengaruh faktor kualitas lingkungan perumahan terhadap banyaknya kejadian banjir di Kecamatan Sempaja Timur.

Dalam pengidentifikasian kualitas lingkungan hidup terdiri dari 1 (satu) tingkatan yang bertujuan untuk menjumlahkan nilai suatu parameter individu kualitas lingkungan hidup yang terdiri atas kualitas fisik dan non-fisik. lingkungan fisik pemukiman, yang dirinci di bawah ini.

Kualitas Lingkungan Fisik Permukiman

Berdasarkan tabel klasifikasi kepadatan bangunan, dilakukan perhitungan kepadatan bangunan untuk setiap blok bangunan dengan cara membandingkan luas atap bangunan dengan luas blok bangunan, yang dihitung dengan persamaan sebagai berikut. Penilaian pola permukiman dilakukan berdasarkan kualitas permukiman yang meliputi keteraturan lokasi dan ukuran bangunan. 1. > 50% bangunan yang ada di suatu kawasan. satuan rumah yang tertata rapi..satuan rumah yang tertata rapi.

Saluran air limbah dan air hujan memiliki fungsi yang berbeda dari segi parameternya. Fungsi saluran air hujan adalah mengatur genangan air hujan yang menuju ke selokan atau saluran penampungan lainnya. Parameter pembuangan sampah meliputi sistem pembuangan sampah yang dilakukan oleh penghuni suatu blok perumahan. Skor total diperoleh dari penjumlahan seluruh skor untuk setiap parameter pada blok perumahan.

Skor SAH = Skor Stormwater dan Sewage Skor TPA = Skor TPA.

Tabel 3. 12 Klasifikasi Harkat Parameter Pola Permukiman *)
Tabel 3. 12 Klasifikasi Harkat Parameter Pola Permukiman *)

Kualitas Lingkungan Non Fisik Permukiman

Setelah kualitas lingkungan fisik masing-masing permukiman dan ciri-ciri sosial masyarakat dijumlahkan, maka dapat ditentukan kualitas lingkungan permukiman masing-masing. 72 Tabel 3. 16 Kriteria penentuan kualitas lingkungan pemukiman non fisik lainnya b) Memiliki persediaan makanan dan perbekalan kesehatan yang cukup. c) Simpan dokumen dan surat penting dalam kotak plastik tahan air atau titipkan pada kerabat di luar lokasi banjir. d) Mengetahui lokasi evakuasi banjir. e) Memiliki tempat yang digunakan untuk evakuasi. Siap mempersiapkan dengan syarat kriteria utama terjawab sebanyak 3-4 pertanyaan Tidak siap mempersiapkan dengan syarat kriteria utama terjawab sebanyak 2 pertanyaan Sangat Tidak siap mempersiapkan dengan syarat kriteria utama terjawab sebanyak 0 -1 pertanyaan.

Kegiatan masyarakat yang dapat dilakukan sebelum terjadinya bencana antara lain sebagai berikut: A. Kriteria Utama a) Tidak memperbolehkan anak bermain di daerah banjir. Siap mengetahui cara pengendalian banjir berupa program pemerintah yang telah dilaksanakan, dengan total 3-5 program. Analisis dampak faktor-faktor terhadap kualitas lingkungan permukiman dilakukan dengan menggunakan analisis regresi tertimbang geografis atau analisis regresi GWR yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kualitas lingkungan permukiman dengan banyaknya bencana banjir.

Hasil dari analisa ini adalah apakah terdapat pengaruh antara kualitas lingkungan pemukiman terhadap banyaknya kejadian banjir yang terjadi di Kecamatan Sempaja Timur, dimana analisa ini akan digunakan pada analisa selanjutnya.

Penentuan Variabel Respon dan Variabel Prediktor

Fotheringham dkk (2002) mendefinisikan Geographically Weighted Regression sebagai metode pemodelan variabel respon yang bersifat kontinyu dan mempertimbangkan aspek spasial dan lokasi. Model regresi GWR merupakan pengembangan dari model regresi linier yang bertujuan untuk memodelkan data dengan variabel respon yang berkaitan dengan aspek spasial atau lokasi. Setelah diketahui variabel respon dan variabel prediktor, maka rumusan hipotesis penelitian adalah sebagai berikut.

Ho : Tidak terdapat pengaruh antara faktor kualitas lingkungan terhadap kejadian banjir di Desa Sempaja Timur.

Penentuan Bobot Spasial

Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan uji Jarque-Bera, jika nilai pada uji Jarque-Bera >0,05 maka residual berdistribusi normal. Uji multikolinearitas dilakukan dengan melihat nilai kondisi multikolinearitas (CI), jika nilai CI > 10 maka ada variabel independen yang mempengaruhi variabel dependen. H0 = terdapat variansi kesalahan yang sama untuk seluruh observasi setiap variabel bebas yang terdapat dalam model regresi.

Terdapat varian kesalahan yang tidak sama untuk seluruh observasi pada setiap variabel independen dalam model regresi. H0 : Variabel independen tidak berpengaruh secara bersamaan terhadap variabel respon H1 : Variabel independen tidak berpengaruh secara bersamaan terhadap variabel respon. 79 Apabila F-nilai hitung lebih besar dari F-tabel, maka tolak H0 yang berarti H1 diterima, sehingga variabel independen sekaligus mempengaruhi variabel respon, begitu pula sebaliknya jika F-nilai hitung kurang dari nilai F-tabel, maka gagal. H0 sehingga variabel independen tidak mempengaruhi variabel respon secara bersamaan.

Jika nilai T hitung lebih besar dari T tabel maka tolak H0 yang berarti H1 diterima sehingga terdapat pengaruh antara variabel independen terhadap variabel respon, dan jika nilai T hitung lebih kecil dari nilai tabel T maka gagal menolak H0 sehingga variabel bebas tidak berpengaruh terhadap variabel respon.

Uji Geographically Weigted Regression (GWR)

79 Jika nilai F hitung lebih besar dari F tabel maka tolak H0 yang berarti H1 diterima, sehingga secara simultan variabel independen mempengaruhi variabel respon, begitu pula sebaliknya jika nilai F hitung lebih kecil dari nilai F hitung. Nilai F-tabel, apakah tidak akan menolak H0 sehingga variabel independen tidak mempengaruhi variabel respon secara bersamaan. 7) Uji Signifikansi Parsial/Uji T Uji parsial atau Uji T diperoleh dengan membandingkan nilai T hitung dengan nilai T tabel yang diperoleh dari nilai DF atau Degree of Freedom dengan hipotesis sebagai berikut. Uji F dilakukan dengan membandingkan nilai F hitung dengan nilai hasil F tabel yang diperoleh berdasarkan nilai DF atau Degree of Freedom yang terdapat pada GWR Peningkatan dan Residual GWR, dengan hipotesis sebagai berikut.

Apabila nilai F hitung lebih besar dari nilai F tabel maka tolak H0 yang berarti H1 diterima, sehingga variabel bebas secara simultan mempengaruhi variabel respon, dan apabila nilai F hitung lebih kecil dari nilai F tabel maka gagal menolak H0, sehingga variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel respon secara bersamaan. 81 Uji parsial atau uji T diperoleh dengan membandingkan nilai T hitung dengan nilai tabel T DF atau nilai derajat kebebasan dengan hipotesis sebagai berikut. Jika nilai T hitung lebih besar dari nilai T tabel maka tolak H0 yang berarti H1 diterima maka terdapat pengaruh antara variabel independen terhadap variabel respon, begitu pula sebaliknya jika nilai T hitung lebih kecil dari nilai T tabel. Nilai T tabel, maka gagal menolak H0 sehingga variabel bebas tidak berpengaruh terhadap variabel tersebut.

Dalam uji perbandingan nilai AIC atau Akaike Info Criterion bertujuan untuk melihat variasi setiap koefisien lokal pada model regresi klasik (global) atau model regresi GWR (lokal), dengan nilai AIC yang nilainya lebih kecil menjadi model yang terbaik. . menggunakan.

Hasil Permodelan GWR

Perumusan Strategi Adaptasi Masyarakat Terhadap Bencana Banjir Perumusan adaptasi masyarakat terhadap bencana banjir dilakukan

Perumusan strategi adaptasi masyarakat dilakukan berdasarkan analisis sebelumnya yaitu analisis pengaruh faktor kualitas lingkungan terhadap kejadian bencana banjir di Desa Sempaja. Hasil dari analisis ini adalah strategi adaptasi bencana banjir masyarakat berdasarkan kualitas lingkungan pemukiman, sehingga apabila bencana banjir kembali terjadi masyarakat dapat bertahan dalam menghadapi bencana banjir di lingkungannya.

Tahapan Penelitian

  • Tahapan Persiapan
  • Tahapan Pengumpulan Data
  • Tahapan Pengolahan Data
  • Tahapan Analisis dan Pembahasan
  • Tahapan Perumusan Strategi
  • Tahapan Penarikan Kesimpulan

85 Kualitas lingkungan hidup fisik dan non fisik terdapat pada setiap RT di Kelurahan Sempaja Timur. Pada tahap ini, seluruh data kualitatif dan kuantitatif yang diperoleh akan diolah berdasarkan parameter intensitas banjir dan kualitas lingkungan hidup fisik dan non fisik. Pada tahap analisis dilakukan dengan menggunakan 3 (tiga) analisis yaitu indeks Moran, Getis Ord Gi* dan regresi GWR yang bertujuan untuk mengetahui korelasi variabel intensitas banjir dengan sebaran tinggi, sedang dan rendah. klasifikasi banjir. di setiap RT di Kelurahan Sempaja Timur.

Sedangkan analisis regresi GWR dilakukan untuk mengetahui hubungan faktor kualitas lingkungan permukiman dengan jumlah kejadian banjir pada setiap RT di Kecamatan Sempaja Timur. Setelah melakukan tahap analisis dan pembahasan, maka dirumuskan strategi adaptasi masyarakat terhadap bencana banjir dengan menggunakan analisis deskriptif kualitatif yang dapat diterapkan pada setiap RT di Kecamatan Sempaja Timur agar masyarakat dapat bertahan ketika bencana banjir kembali terjadi di wilayahnya. Pada tahap ini telah diidentifikasi intensitas kejadian bencana banjir di setiap RT di Kecamatan Sempaja Timur yang meliputi tinggi, sedang dan rendah, kualitas lingkungan pemukiman yang meliputi kualitas lingkungan fisik dan non fisik pemukiman, serta hubungan faktor kualitas lingkungan dengan jumlah kejadian bencana.

Kemudian diperoleh strategi adaptasi masyarakat terhadap bencana banjir yang dapat diterapkan di desa Sempaja Timur.

Diagram Alir Penelitian

RT di Kelurahan Sempaja Timur yang meliputi tinggi, sedang dan rendah, kualitas lingkungan pemukiman yang mencakup kualitas lingkungan fisik dan non fisik tempat tinggal, serta hubungan faktor kualitas lingkungan dengan banyaknya kejadian bencana . . Data primer: 1) Lokasi kejadian banjir 2) Kepadatan pemukiman 3) Tata letak bangunan 4) Saluran air limbah dan air hujan 5) Tempat pembuangan sampah 6) Metode pengendalian banjir.

Gambar

Tabel 3. 2 Jumlah Populasi dan Sampel penelitian
Tabel 3. 3 Kebutuhan Data Pengamatan Lapangan *)
Tabel 3. 5 Kebutuhan Data Sekunder*) No.DataKebutuhan DataJenis DataSumber DataNarasumber 1.Kepadatan  Permukiman1)Jumlah rumah per RT2)Jumlah penduduk di per RTSekunderMonografi Kelurahan Sempaja Timur dan Rekapitulasi jumlah rumah di Kelurahan Sempaja  T
Tabel 3. 6 Teknik Analisis Data*) No.SasaranTeknik AnalisisSumber DataOutput  PrimerSekunder 1.Menganalisis tipologi wilayah berdasarkan intensitas kejadian bencana banjir di Kelurahan Sempaja  Timur
+7

Referensi

Dokumen terkait

English language teaching research shows great interest in integrative and instrumental motivation; however, no research has been carried out on these two