• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN"

Copied!
50
0
0

Teks penuh

Sama halnya dengan taman di Kecamatan Samarinda Ilir, sebagian besar taman di Kecamatan Samarinda Kota terletak di tepian Sungai Karang Mumus. Sama halnya dengan Kecamatan Samarinda Ilir, 3 dari 4 taman yang ada di Kecamatan Samarinda Kota terletak di tepian Sungai Karang Mumus. Berikut tabel proporsi taman di Kabupaten Samarinda Ulu. Tabel 4.9 Proporsi taman di Kabupaten Samarinda Ulu*) Luas taman.

Jenis tanaman pada taman-taman di Kecamatan Samarinda Ilir didominasi oleh tanaman berupa pohon peneduh dan perdu/perdu. Jenis tumbuhan pada taman-taman di kabupaten Samarinda Kota didominasi oleh tumbuhan berupa pohon peneduh dan penutup tanah. Jenis tanaman pada taman-taman di Kecamatan Samarinda Ulu didominasi oleh tanaman berupa pohon peneduh dan perdu/perdu.

Berbeda dengan taman lainnya yang juga terletak di tepian Sungai Karang Mumus, taman ini terletak di kecamatan Sungai Pinang.

Tabel 4. 2 Kondisi dan Lokasi Taman di Kecamatan Samarinda Ilir *)  Taman  Alamat  Kondisi  Kondisi Eksisting
Tabel 4. 2 Kondisi dan Lokasi Taman di Kecamatan Samarinda Ilir *) Taman Alamat Kondisi Kondisi Eksisting

Nilai Lahan Kota Samarinda

Berikut ini merupakan tanaman pada kebun di Kecamatan Sungai Pinang (Tabel 4. 21 Jenis Tanaman pada Kebun di Kecamatan Sungai Pinang*). 7 Contoh Peta Nilai Tanah Kota Samarinda (Penulis, 2020) Berdasarkan gambar di atas terlihat bahwa dengan jumlah sampel sebanyak 461 titik yang tersebar di seluruh kecamatan di Kota Samarinda maka nilai tanah tersebut mulai mulai dari Rp 100.000,00 hingga Rp. Zona nilai tanah tinggi mendominasi pusat kota yaitu di Kecamatan Samarinda Kota, Samarinda Ulu, Sungai Kunjang dan Sungai Pinang, sedangkan zona nilai tanah terletak di pinggiran atau pinggir kota.

Artinya semakin dekat ke pusat kota maka nilai tanahnya semakin tinggi, dan semakin jauh dari pusat kota.

Penggunaan Lahan

Hasil interpretasi menunjukkan hunian dan komersial serta jasa mendominasi penggunaan lahan dalam radius 1 kilometer RTH publik. Hasil tabel diatas menunjukkan bahwa penggunaan lahan pada objek lahan terbangun di sekitar kawasan hijau publik lebih besar dibandingkan dengan objek lahan non terbangun.

Hasil Analisis

Analisis Pola Nilai Lahan Kota Samarinda

Setelah analisis selesai, terlihat bahwa Gambar 4.9 menunjukkan zona nilai dasar, yang dapat dibagi dari zona nilai tinggi ke zona nilai rendah. Dari hasil tersebut, zona dataran tinggi cenderung berada di pusat kota dan nilainya semakin menurun seiring menjauhi pusat kota. Sedangkan sebaran taman di Kota Samarinda sebagian besar tersebar pada kawasan yang mempunyai nilai tanah tinggi dan dikelompokkan dalam zona-zona tersebut.

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, sebaran taman dominan berada di tepi sungai Mahakam dan Karang Mumus serta terletak di pusat kota. Pada tabel diatas, nilai minimum dan nilai maksimum merupakan nilai terendah dan tertinggi yang diperoleh dari hasil analisis spasial yang telah dilakukan. Dari tabel tersebut terlihat nilai minimum atau nilai terendah dari nilai minimum dan maksimum. total nilai tanah adalah Rp, sedangkan nilai total nilai tanah tertinggi adalah Rp. Kemudian untuk mencari nilai rata-rata lahan di sekitar taman berdasarkan nilai luas lahan dan jumlah tempat di sekitar taman dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

79 Pada tabel di atas, rata-rata nilai tanah diperoleh dari jumlah petak di sekitar taman dikalikan dengan nilai tanah petak kemudian dibagi dengan jumlah petak di sekitar taman. Nilai rata-rata tanah merupakan harga tanah yang akan dianalisis model berdasarkan karakteristik ruang terbuka publik di Kota Samarinda pada langkah analisis selanjutnya.

Gambar 4. 10 Peta Pola Nilai Lahan Kota Samarinda (Penulis, 2020)
Gambar 4. 10 Peta Pola Nilai Lahan Kota Samarinda (Penulis, 2020)

Analisis Model Harga Lahan Berdasarkan Karakteristik Ruang Terbuka Hijau Publik di Kota Samarinda

81 Sebelum melakukan pengujian asumsi klasik, variabel-variabel tersebut diuji terlebih dahulu untuk mendapatkan model data yang terbaik. Pada model pertama diatas menggunakan 14 variabel dengan tingkat presisi data 90% atau sig 0,10, terdapat variabel yang lebih besar dari batas yang ditentukan. Dari analisis model pertama diperoleh nilai R-squared sebesar 0,921 dan hanya 4 variabel yang mempunyai nilai signifikan.

Hasil R-squared setelah dilakukan pengurangan variabel tutupan lahan dan fasilitas bermain tidak berbeda nyata dengan model pertama, namun terdapat 6 variabel yang signifikan. Hasil R-squared setelah dilakukan pengurangan variabel luas taman dan tempat istirahat pada model kedua tidak berbeda nyata sehingga mengakibatkan penambahan variabel signifikan terhadap 8 variabel. Kemudian pada percobaan ketiga dilakukan pengurangan variabel fitur air (X8) dan instalasi pengolahan (X6) secara manual karena mempunyai nilai signifikansi yang lebih tinggi dibandingkan variabel lainnya.

Setelah dilakukan uji normalitas diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,20 lebih besar dari 0,10 sehingga H0 diterima dan nilai residu berdistribusi normal. Berdasarkan tabel diatas terlihat nilai Durbin Watson sebesar 2,633 dan nilai d > du dan d > 4-du yang berarti dari hipotesis diatas tidak ada hasil H0 ditolak atau H0 ditolak. diterima. Kriteria regresi agar tidak terjadi heteroskedastisitas adalah jika titik data tersebar diatas dan dibawah atau disekitar angka 0, titik data tidak terkumpul hanya diatas atau dibawah, sebaran titik data tidak membentuk pola gelombang yang melebar lalu menyempit dan melebar lagi, sebaran titik datanya tidak berbentuk.

Dari gambar di atas, titik-titik data tersebar di atas dan di bawah angka 0, data tidak hanya terkumpul di atas atau di bawah, sebaran titik-titik datanya tidak membentuk pola bergelombang, semakin melebar lalu semakin sempit dan lebar lagi, maka distribusi data poin tanpa pola. Uji tersebut digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen bekerja sama dalam mempengaruhi variabel dependen. a) H0 diterima apabila nilai sig < 0,1 dan sekaligus mempengaruhi nilai dasar. 88 berdasarkan pengambilan keputusan pada uji F dan disimpulkan H0. diterima dan berpengaruh terhadap nilai dasar 3) uji-t.

Uji t merupakan uji signifikansi variabel individual yang bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh parsial variabel independen terhadap variabel dependen. Berdasarkan tabel di atas, berikut hipotesis untuk menguji masing-masing variabel. a) Berdasarkan uji t variabel kawasan hijau mempunyai nilai sig sebesar 0,013. (e) Berdasarkan uji t, variabel benda pemujaan mempunyai nilai sig sehingga faktor tersebut tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai tanah. f) Berdasarkan uji t rata-rata variabel lain mempunyai nilai sig sebesar 0,002 < 0,1 sehingga faktor-faktor tersebut berpengaruh signifikan terhadap nilai tanah. g) Berdasarkan uji t variabel pohon mempunyai nilai sig sehingga faktor tersebut tidak berpengaruh nyata terhadap nilai tanah (h) Berdasarkan uji t variabel semak/semak mempunyai nilai sig.

Analisis regresi linier berganda bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh dua atau lebih variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y). Setelah dilakukan pengujian terhadap variabel penelitian ternyata modelnya baik, karena hasil uji asumsi klasik berupa uji normalitas data akan berdistribusi normal.

Tabel 4. 26 Pengujian Pada Variabel *) Model
Tabel 4. 26 Pengujian Pada Variabel *) Model

Gambar

Tabel 4. 1 Luas Wilayah dan Pembagian Administrasi Menurut Kecamatan di  Kota Samarinda Tahun 2019 *)
Tabel 4. 2 Kondisi dan Lokasi Taman di Kecamatan Samarinda Ilir *)  Taman  Alamat  Kondisi  Kondisi Eksisting
Tabel 4. 3 Kondisi dan Lokasi Taman di Kecamatan Samarinda Kota *)
Tabel 4. 4 Kondisi dan Lokasi Taman di Kecamatan Samarinda Ulu *)
+7

Referensi