Bahan pendingin yang digunakan pada Proyek Pembangunan Rusun ASN BBWS Serayu Opak ditunjukkan pada Tabel 5.1. Bahan pemadam kebakaran yang digunakan oleh ASN BBWS Proyek Pembangunan Rusun Serayu Opak ditunjukkan pada Tabel 5.2. Alat pemadam api yang digunakan Proyek Pembangunan Rusun ASN BBWS Serayu Opak ini menggunakan merk Chemguard CMG–.
ASN BBWS Proyek Pembangunan Rumah Susun Opaque dan Animal Science Learning Center (ASLC) Serayu Fakultas Peternakan UGM dapat dinilai dalam dua standar MRC atau bahan olahan yang ramah lingkungan. Spesifikasi sistem pendingin ruangan yang digunakan pada Proyek Pembangunan Rusun ASN BBWS Serayu Opak disajikan pada Tabel 5.9. Spesifikasi sistem pengkondisian udara yang digunakan pada Proyek Pembangunan Animal Science Learning Center (ASLC) Fakultas Peternakan UGM disajikan pada Tabel 5.10.
Pembangunan Rusun ASN BBWS Serayu Opak dan Proyek Gedung Animal Science Learning Center (ASLC) Fakultas Peternakan UGM dapat dinilai dari prasyarat, tolak ukur MRC.
Prefab material
Regional material
Proyek Pembangunan Rusun ASN BBWS Serayu Opak
Berdasarkan Tabel 5.14 terlihat bahwa seluruh sumber bahan baku yang digunakan pada proyek pembangunan perumahan ASN BBWS Serayu Opak berada dalam wilayah Negara Republik Indonesia dan dalam radius 1000 km. Asal bahan baku yang digunakan untuk proyek pembangunan Rusun ASN BBWS Serayu Opak berada dalam radius maksimal 673 km. Langkah selanjutnya adalah menentukan total biaya material lokal untuk proyek perumahan ASN BBWS Serayu Opak dalam radius 1000 km dan dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Identifikasinya dilakukan dengan menghitung persentase total biaya material lokal untuk Proyek Pembangunan Perumahan ASN BBWS Serayu Opak dalam radius 1000 km dan dalam wilayah Negara Republik Indonesia dibagi dengan total biaya material yang digunakan di Serayu. Opak ASN Proyek Pembangunan Perumahan BBWS. Total biaya material yang digunakan pada Proyek Pembangunan Rusun Buram ASN BBWS Serayu adalah Rp. Berdasarkan hasil perhitungan material radius 1000 km pada Proyek Pembangunan Rusun ASN BBWS Serayu Opak persentasenya sebesar 75,6%.
Tabel 5.16 menunjukkan total material yang berada di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia pada proyek Rusun ASN BBWS Serayu Opak. Berdasarkan hasil perhitungan, proporsi material yang berada di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia pada proyek pembangunan perumahan ASN BBWS Serayu Opak adalah sebesar 75,6%. Proyek pembangunan perumahan ASN BBWS Serayu Opak tidak mendapat poin material di wilayah Negara Republik Indonesia karena tidak melebihi 80%.
Proyek Gedung Animal Science Learning Center (ASLC) Fakultas Peternakan UGM
Berdasarkan Tabel 5.17 terlihat bahwa seluruh asal bahan baku yang digunakan pada Proyek Pembangunan Animal Science Learning Center (ASLC) Fakultas Peternakan UGM berada di wilayah Negara Republik Indonesia dan dalam radius 1000 km. . . Asal bahan baku yang digunakan untuk Proyek Pembangunan Animal Science Learning Center (ASLC) Fakultas Peternakan UGM berada dalam radius maksimal 588 km. Langkah selanjutnya adalah mengidentifikasi total biaya material lokal untuk Proyek Pembangunan Animal Science Learning Center (ASLC) Fakultas Peternakan UGM dalam radius 1.000 km dan dalam wilayah Negara Republik Indonesia.
Identifikasi dilakukan dengan menghitung persentase total biaya material lokal untuk Proyek Gedung Animal Science Learning Center (ASLC) Fakultas Peternakan UGM dalam radius 1.000 km dan dalam wilayah Negara Republik Indonesia dibagi total biaya bahan yang digunakan pada Proyek Pembangunan Gedung Animal Science Learning Center (ASLC) Fakultas Peternakan UGM. Tabel 5.18 menunjukkan perhitungan total bahan pada Proyek Pembangunan Gedung Animal Science Learning Center (ASLC) Fakultas Peternakan UGM. Berdasarkan Tabel 4.9, total biaya bahan yang digunakan pada proyek gedung Animal Science Learning Center (ASLC) Fakultas Peternakan UGM adalah senilai Rp.
Hasil perhitungan material radius 1.000 km proyek pembangunan Animal Science Learning Center (ASLC) Fakultas Peternakan UGM memberikan persentase sebesar 91,4%. Syarat yang harus dipenuhi dalam membandingkan satu kategori material lokal atau material daerah adalah perhitungan material yang digunakan dalam radius 1.000 km harus mencapai 50%. Berdasarkan share material lokal yang diperoleh, terlihat bahwa proyek pembangunan Animal Husbandry Learning Center (ASLC) Fakultas Peternakan UGM mendapatkan poin tersebut.
Identifikasi selanjutnya adalah mengidentifikasi materi yang dikumpulkan yang terletak di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia pada Proyek Gedung Animal Science Learning Center (ASLC), Fakultas Peternakan UGM. Tabel 5.19 menunjukkan total materi yang berada di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia pada Proyek Gedung Animal Science Learning Center (ASLC) Fakultas Peternakan UGM. Berdasarkan Tabel 4.9, total biaya material Proyek Gedung Animal Science Learning Center (ASLC) Peternakan UGM adalah senilai Rp.
Hasil perhitungan materi di wilayah Negara Republik Indonesia pada proyek pembangunan Animal Science Learning Center (ASLC) Fakultas Peternakan UGM mempunyai persentase sebesar 91,4%. Syarat yang harus dipenuhi pada kriteria kinerja sumber daya dan siklus material lokal (MRC) yang kedua adalah perhitungan material yang berada di wilayah Negara Republik Indonesia harus mencapai 80%. Berdasarkan hasil persentase tersebut, Poin tersebut diperoleh oleh Animal Science Learning Center (ASLC) Fakultas Peternakan UGM.
Berdasarkan analisis terhadap materi yang digunakan pada Proyek Rusun ASN BBWS Serayu Opak dan Proyek Gedung ASLC Fakultas Peternakan UGM, dapat dilakukan penilaian benchmark material resources and cycle (MRC) untuk kategori materi lokal.
Proyek Rusun ASN BBWS Serayu Opak
Evaluasi Material
Menggunakan bahan baku terutama dari sumber terbarukan dengan masa panen jangka pendek (kurang dari 10 tahun) minimal 2% dari total biaya bahan. Penggunaan bahan yang tidak mengandung BPO). Penggunaan material kayu bersertifikat legal sesuai dengan peraturan pemerintah mengenai asal usul kayu dan bebas legal dari perdagangan ilegal sebesar 100% dari total biaya material kayu. Jika 30% item pertama menggunakan kayu bersertifikat dari Lembaga Ekolabel Indonesia (LEI) atau Forest Stewardship Council (FSC).
Penggunaan material yang bersumber dari bahan baku primer dan prefab dalam radius 1.000 km dari lokasi proyek bernilai minimal 50% dari total biaya material. Penggunaan bahan yang bahan baku utama dan alat perakitannya berada di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia bernilai 80% dari total biaya. Beberapa kriteria MRC terpenuhi dalam Proyek Pengembangan Animal Science Learning Center (ASLC) Fakultas Peternakan UGM sebagai proyek green building.
Hasil penilaian MRC terhadap Proyek Pengembangan Animal Science Learning Center (ASLC) Fakultas Peternakan UGM disajikan pada Tabel 5.22. Pemanfaatan kembali seluruh material bekas bangunan lama berupa material konstruksi utama, fasad, plafon, partisi lantai, rangka dan dinding, minimal sebesar 20% dari total biaya material. Penggunaan bahan baku terutama dari sumber daya terbarukan dengan masa panen yang singkat (kurang dari 10 tahun) minimal 2% dari total biaya bahan. Penggunaan bahan yang tidak mengandung BPO) Tolak ukur : 2.
Penggunaan bahan yang berasal dari bahan baku utama dan prefabrikasi dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia bernilai 80% dari total biaya. Berdasarkan hasil penilaian MRC terhadap Proyek Pengembangan Animal Science Learning Center (ASLC) UGM Animal Science Learning Center (ASLC) sebagai proyek green konstruksi dan Proyek Pengembangan Rusun ASN BBWS Serayu Opak sebagai proyek non-green konstruksi, perbedaan skor total untuk kedua proyek. Dengan ASN BBWS Proyek Pembangunan Rusun Serayu Opak mendapatkan total skor 3 poin dan Proyek Pengembangan Animal Science Learning Center (ASLC) Fakultas Peternakan UGM mendapatkan total skor 5 poin.
Perbedaan skor pada MRC 2 disebabkan karena pada Proyek Pengembangan Animal Science Learning Center (ASLC) Animal Science Learning Center (ASLC) UGM terdapat materi yang bersertifikat SML dan pada Proyek Pembangunan Rusun ASN BBWS Serayu Opak tidak terdapat materi yang bersertifikat SML. bahan bersertifikat. Perbedaan skor pada MRC 5 disebabkan karena total biaya bahan dimana tempat asal bahan baku utama dan prefabrikasi berada dalam wilayah Negara Republik Indonesia pada Proyek Pembangunan Rusun ASN BBWS Serayu Opak tidak mencapai 80%, sedangkan pada Proyek Pengembangan Fakultas Peternakan Animal Science Learning Center (ASLC) UGM dapat mencapai persentase hingga 91,4%.
Analisis Data Analytical Hierarchy Process
Perbedaan poin pada MRC 5 disebabkan total biaya bahan dimana lokasi asal bahan baku utama dan prefabrikasi berada dalam wilayah Negara Republik Indonesia pada Proyek Pembangunan Perumahan ASN BBWS Serayu Opak tidak mencapai 80%. , sedangkan pada Proyek Pengembangan Fakultas Peternakan (ASLC) UGM ternak dapat mencapai persentase hingga 91,4%. 6) responden yang mempunyai jabatan project site manager, project manager, chief engineer dan dua orang staff engineer dari kontraktor dan satu orang ahli green building dari jasa konsultan dengan kode responden A1, A2, A3, A4, A5 dan A6. Berdasarkan analisis materi yang dimasukkan dalam Proyek Pengembangan Animal Science Learning Center (ASLC) Fakultas Peternakan UGM, diketahui bahwa proyek tersebut menggunakan empat aspek materi pada material resources and cycle (MRC), yaitu basiccooling,friendly terhadap lingkungan. bahan olahan, penggunaan non-ODS dan bahan regional.
Perhitungan geometric mean
Hasil geometric mean dijumlahkan per kolom dengan menggunakan matriks perbandingan berpasangan. Hasil perhitungan dengan menggunakan matriks
Setelah mendapatkan hasil penjumlahan dari matriks perbandingan berpasangan, maka dapat dilanjutkan dengan menghitung nilai eigen. Perhitungan nilai eigen
Hasil perhitungan matriks perbandingan berpasangan dan nilai eigen telah didapatkan. Untuk mengetahui hasil prioritas kepentingan pada tahap kriteria,
Hasil perhitungan menggunakan matriks perbandingan berpasangan untuk tahapan kriteria subkriteria (ekonomi) dapat dilihat pada tabel 5.26. Setelah mendapatkan jumlah matriks perbandingan berpasangan, Anda dapat melanjutkan dengan menghitung nilai eigen.
Hasil perhitungan matriks perbandingan berpasangan dan nilai eigen telah didapatkan. Untuk mengetahui hasil prioritas kepentingan pada tahap sub
Hasil perhitungan menggunakan matriks perbandingan berpasangan untuk tahap subkriteria (ekologi) disajikan pada Tabel 5.29. Untuk mengetahui hasil kepentingan prioritas pada fase subkriteria (ekologi), maka hasil nilai eigenvalue tersebut dijumlahkan dan dirata-ratakan. Hasil perhitungan menggunakan matriks perbandingan berpasangan tahapan alternatif bahan baku ditunjukkan pada Tabel 5.32.
Untuk mengetahui hasil prioritas pada tahap subkriteria (ekologi), maka hasil nilai eigenvalue tersebut dijumlahkan dan dirata-ratakan, dimana pembaginya merupakan hasil penjumlahan dari matriks perbandingan berpasangan. Hasil perhitungan menggunakan matriks perbandingan berpasangan alternatif tahapan lokasi produksi disajikan pada Tabel 5.35.
Hasil perhitungan matriks perbandingan berpasangan dan nilai eigen telah didapatkan. Untuk mengetahui hasil prioritas kepentingan pada tahap alternatif
Hasil perhitungan menggunakan matriks perbandingan berpasangan alternatif laju regenerasi disajikan pada Tabel 5.40. Untuk mengetahui hasil prioritas kepentingan pada tahap alternatif regenerasi, hasil nilai eigenvalue dijumlahkan dan dirata-rata, dengan pembaginya merupakan hasil penjumlahan matriks perbandingan berpasangan. Hasil perhitungan menggunakan matriks perbandingan berpasangan tingkat daur ulang alternatif ditunjukkan pada Tabel 5.41.
Setelah mendapatkan hasil penjumlahan dari matriks perbandingan berpasangan, maka dapat dilanjutkan dengan menghitung nilai eigen. Hasil Perhitungan nilai
- Analisis Kebaruan Peneltian Terdahulu
Sebelum mengetahui nilai CR, Anda harus mengetahui terlebih dahulu nilai CI kemudian membaginya dengan nilai IR berdasarkan daftar indeks konsistensi acak. Pemeringkatan ini menunjukkan prioritas kepentingan proyek dalam menentukan materi berdasarkan aspek MRC yang akan dilaksanakan. Pemeringkatan ini dihitung dengan mengalikan rata-rata subkriteria dengan rata-rata aspek yang akan diperiksa.
Berdasarkan pembahasan material lokal pada bangunan hijau mendapat nilai maksimal karena dapat memenuhi seluruh standar yang termasuk dalam kriteria tersebut.