122 BAB 5
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
5.1 Kesimpulan
Dari analisis yang dilakukan didapatkan fakta bahwa secara tekstual teks iklan mendeskripsikan partai yang bersangkutan berkontribusi dalam membentuk dan membentuk kembali pencitraan atas dirinya dengan membangun identitas dirinya apakah sebagai agen perubah atau pembangun. Di samping itu, pemirsa diletakkan pada posisi rakyat yang membutuhkan perubahan tersebut. Penggunaan relasi dikonstruksi untuk mengantarkan komunikasi 2 arah antara partai pengiklan dengan pemirsanya, yaitu ditandai dengan pronomina yang dipilih dalam teks, seperti saya, kita, dan Anda. Secara intertekstual, iklan kampanye menggunakan unsur-unsur teks atau peristiwa lain untuk membentuk perspektif baru bagi pemirsa.
Aspek praktik kewacanaan, dalam hal ini konsumsi atau respon pemirsa televisi terhadap iklan kampanye partai politik ini, yaitu memberikan gambaran mengenai interpretasi atau penilaian mereka. Iklan kampanye televisi menjadi media untuk membangun citra partai. Dari penelitian ini, ditemukan bahwa iklan kampanye partai politik kurang memberikan pengaruh di tengah-tengah perspektif masyarakat yang menilai iklan kampanye hanya berisi janji-janji semata. Itu pulalah yang tampak dari aspek sosiokultural teks iklan.
Aspek sosiokultural, sangat berperan besar dalam hasil akhir teks yang berupa wacana iklan kampanye ini. Pemilihan tema yang sesuai dengan kondisi bangsa. Partai incumbent, yaitu Partai Demokrat, Partai Golkar, juga PKS mengusung keberhasilan dari
kinerjanya selama 5 tahun terakhir. Hal ini berbeda dengan tema yang diusung partai pendatang atau baru, yang mengandalkan kelebihan partainya berupa misi yang ditampilkan dalam iklan. Tema umum dari partai-partai tersebut adalah perubahan. Selain aspek situasional dan institusional tersebut, aspek sosial yang menyangkut sosial kemasyarakatan dan juga budaya merupakan aspek pendukung praktik sosiokultural yang berkontribusi dalam memberikan pengaruh pada bentuk teks akhir berupa tayangan iklan di televisi.
123 5.2 Rekomendasi
Penelitian ini masih banyak kekurangan, berikut rekomendasi untuk perbaikan pelaksanaan penelitian selanjutnya.
1. Dalam pemerolehan data primer (teks iklan), sebagai tuntutan penelitian terhadap iklan televisi yang memiliki sifat audiovisual, sebaiknya berasal dalam bentuk video, sehingga secara visual yakni tulisan dapat terekam untuk selanjutnya dicatat sebagai bagian dari data primer selain bahasa lisan.
2. Analisis praktik kewacanaan dalam penelitian ini hanya mengkaji unsur konsumsi (interpretasi/ respon pemirsa), sebaliknya unsur produksi (proses pembuatan teks) tidak tersentuh.