• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 6 Kertas Kerja Audit.

MUHAMAD BAEHAKI

Academic year: 2024

Membagikan "BAB 6 Kertas Kerja Audit."

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB VI

KERTAS KERJA AUDIT

Pengertian Kertas Kerja Audit

Dalam melaksanakan general audit, kantor akuntan public harus berpedoman kepada SPAP, khususnya standar auditing, standar pengendalian mutu, kode etik Ikatan Akuntan Indonesia dan aturan etika IAI-KAP. Semua prosedur audit yang dilakukan dan temuan yang didapatkan harus didokumentasi dalam kertas kerja pemeriksaan.

Standar pekerjaan lapangan mengharuskan auditor untuk selalu melakukan:

1. Perencanaan dan supervisi terhadap audit yang dilakukan 2. Mendapatkan pemahaman atas SPI

3. Mengumpulkan berbagai bukti yang cukup melalui berbagai prosedur audit Kertas kerja audit adalah sebuah sarana yang dipakai oleh auditor untuk membuktikan bahwa standar pekerjaan lapangan tersebut sudah dipatuhi. Maka dapat disimpulkan bahwa kertas kerja audit adalah berbagai catatan yang disusun oleh auditor mengenai prosedur audit yang ditempuhnya, pengujian yang dilakukannya, informasi yang diperolehnya, dan kesimpulan yang dibuatnya sehubungan dengan audit yang dilakukan (Standar Audit Seksi 339 mengenai Kertas Kerja).

Kertas kerja pemeriksaan merupakan semua berkas-berkas yang dikumpulkan oleh auditor dalam menjalankan pemeriksaan, yang berasal dari:

1. Pihak klien

2. Analisis yang dibuat oleh auditor 3. Pihak ketiga

Berkas yang berasal dari klien misalnya:

 Neraca saldo

 Rekonsiliasi bank

 Analisis umur piutang

 Rincian persediaan

 Rincian utang

 Rincian beban umum dan administrasi

 Rincian beban penjualan

(2)

2

 Surat pernyataan langganan

Analisis yang dibuat oleh auditor misalnya:

 Berita acara kas opname

 Pemahaman atas evaluasi Internal control termasuk ICQ

 Analisis penarikan aktiva tetap

 Analisis mengenai cukup tidaknya allowance for bad debts

Working balance sheet

Working profit and loss

Top schedule

Supporting schedule

 Konsep laporan audit

Management letter

Berkas yang diperoleh dari pihak ketiga misalnya:

 Jawaban konfirmasi piutang

 Jawaban konfirmasi utang

 Jawaban konfirmasi dari bank

 Jawaban konfirmasi dari penasehat hokum perusahaan

Tujuan Kertas Kerja Pemeriksaan

Kertas kerja pemeriksaan adalah dokumentasi auditor atas prosedur audit yang dilakukan, test-test yang diadakan, informasi yang didapat dan kesimpulan yang dibuat atas pemeriksaan, analisis, memorandum, surat-surat konfirmasi dan representation, ikhtisar dokumen perusahaan, rincian pos neraca dan laba rugi serta komentar yang dibuat dan diperoleh auditor.

Menurut Soekrisno Agus tujuan pembuatan kertas kerja pemeriksaan adalah:

1. Mendukung opini auditor mengenai kewajaran laporan keuangan sesuai kesimpulan yang dicantumkan dalam kertas kerja perusahaan.

2. Sebagai bukti bahwa auditor telah melaksanakan pemeriksaan sesuai dengan Standar Profesional Akuntan Publik.

3. Misalnya melakukan penilaian terhadap pengendalian intern dengan menggunakan Internal control questionnaires, mengirimkan

4. Sebagai referensi dalam hal ada pertanyaan dari: pihak pajak, pihak bank, pihak klien.

(3)

3 5. Sebagai salah satu dasar penilaian asisten sehingga dapat dibuat evaluasi mengenai kemampuan dari asisten sampai dengan partner sesudah selesai penugasan yang dapat dipakai untuk kenaikan jenjang jabatan dan kenaikan gaji.

6. Sebagai pegangan untuk audit tahun berikutnya. Untuk persiapan audit tahun berikutnya kertas kerja dapat dimanfaatkan antara lain untuk: memastikan jumlah saldo awal, dipelajari oleh staf auditor yang baru ditugaskan untuk memeriksa klien tersebut, mengetahui masalah-masalah yang terjadai di tahun lalu dan berguna untuk penyusunan audit tahun berikutnya.

Pengelompokan Kertas Kerja Audit

Kertas kerja pemeriksaan dikelompokkan dalam:

1. Current file (berkas tahun berjalan)

Current file berisi kertas kerja yang mempunyai kegunaan untuk tahun berjalan misalnya: Neraca saldo, Berita acara kas opname, Rekonsiliasi bank, Rincian Piutang, Rincian Persediaan, Rincian utang, Rincian Biaya.

2. Permanent file (berkas permanen)

Permanent file berisi kertas kerja yang mempunyai kegunaan untuk beberapa tahun misalnya: Akte pendirian, Buku pedoman akuntansi, Kontrak-kontrak, Notulen rapat

3. Correspondence file (berkas surat menyurat)

Correspondence file berisi korespondensi dengan klien, berupa surat menyurat, facsimile dan lain-lain.

Kriteria Untuk Pembuatan Kertas Kerja Pemeriksaan yang Baik

Agar kertas kerja pemeriksaan mempunyai manfaat yang optimal, maka harus dipenuhi criteria berikut ini:

1. Kertas kerja pemeriksaan harus mempunyai tujuan, misalnya cash count sheet dapat ditrasir dengan angka pada Neraca

2. Harus dicegah menulis kembali kertas kerja pemeriksaan karena membuang waktu, dapat salah menyalin

3. Dalam kertas kerja pemeriksaan harus dijelaskan prosedur audit apa yang dilakukan dengan menggunakan audit tick mark, misalnya periksa aging schedule, cek penjumlahan dengan cara footing dan cross footing.

4. Penggunaan tick mark antara lain: ^ = footing dan cross footing

(4)

4 5. Kertas kerja pemeriksaan harus diindex/cross index.

Ada beberapa cara penggunaan index Alphabetis = A-Z

Numerical = I - II Gabungan = A1, A2

6. Kertas kerja harus diparaf oleh orang yang membuat dan mereview working paper sehingga dapat diketahui siapa yang bertanggungjawab.

7. Setiap pertanyaan yang timbul pada review notes harus terjawab, tidak boleh ada open question (pertanyaan yang belum terjawab).

8. Pada kertas kerja pemeriksaan harus dicantumkan:

9. Sifat dari perkiraan yang diperiksa 10. Prosedur pemeriksaan yang dilakukan

11. Kesimpulan mengenai kewajaran perkiraan yang diperiksa 12. Hal-hal tambahan:

Kertas kerja pemeriksaan harus rapih dan bersih Kertas kerja pemeriksaan harus mudah dibaca

Bahasa yang digunakan (Indonesia atau Inggris) harus baik

Jangan hanya memfoto copy data dari klien tanpa diberi suatu penjelasan

13. Di bagian muka file kertas kerja pemeriksaan harus dimasukkan daftar isi dan index kertas kerja pemeriksaan dan contoh paraf seluruh tim pemeriksa.

Pemilikan dan Penyimpanan Kertas Kerja Pemeriksaan 1. Kertas kerja pemeriksaan adalah milik akuntan public.

2. Kertas kerja pemeriksaan dapat digunakan sebagai sumber referensi bagi klien.

3. Bila ada pihak lain yang ingin meminjam atau mereview kertas kerja pemeriksaan baru bisa diberikan atas persetujuan tertulis dari klien.

4. Akuntan public harus mengambil langkah-langkah yang tepat untuk keamanan kertas kerja pemeriksaannya dan menyimpan kertas kerja sesuai dengan peraturan pemerintah (minimal lima tahun).

Working Balance Sheet dan Working Profit and loss

Working balance sheet (WBS) dan working profit and loss (BPL) berisi angka-angka per book (yang bersumber dari trial balance klien), audit adjustment, saldo per audit yang nantinya akan merupakan angka-angka di Neraca dan laba rugi

(5)

5 yang sudah diaudit, serta saldo tahun lalu (yang bersumber dari audit report atau KKP tahun lalu).

Setiap angka yang tercantum dalam WBS dan WPL akan didukung oleh angka- angka dalam Top schedule, oleh karena itu angka dalam WBS dan WPL serta Top schedule harus dilakukan cross index. WBS biasanya terbagi atas WBS1 (untuk pos- pos aset) dan WBS2 (untuk pos-pos liabilities) sedangkan WPL berisi pos-pos Laba rugi.

Top Schedule dan Supporting Schedule

Angka-angka dalam top schedule akan didukung oleh angka-angka dalam supporting schedule. Oleh karena itu angka dalam top schedule dan supporting schedule harus dilakukan cross index. Top schedule akan memperlihatkan saldo per book (bersumber dari trial balance klien), audit adjustment, saldo per audit, serta saldo tahun lalu (bersumber dari KKP tahun lalu). Di semua top schedule dan supporting schedule harus dicantumkan index working paper.

(6)

6 Tugas Kertas Kerja Audit

I. Jawablah pertanyaan di bawah ini:

1. Apa yang dimaksud dengan kertas kerja pemeriksaan?

2. Apa fungsi kertas kerja pemeriksaan?

3. Apa beda current file dan permanent file?

II. Dari file-file dibawah ini mana yang termasuk current file?berikan alasannya!

a. b.

c. d. e.

(7)

7 f.

g. Deskripsi Perusahaan

PT.ANUGERAH RIAU MUSTIKA, yang bergerak dalam pembangunan kawasan perumahan 100 % sahamnya dimiliki swasta, didirikan oleh Bpk. Ir Sabar Fendri, dan beberapa orang patner kerja, antara lain Ibu Efrita, Bpk Ramli Awang,Ibu Syafrida,S.pd,MM tanggal 18 Desember 2006 yang disahkan dihadapan notaris Puji Sunanto SH, nomer:06 dan telah mendapatkan pengesahan menteri kehakiman RI No:C-136.HT.03.01 Tahun 2007, dengan nama badan hukum "PT. ANUGERAH RIAU MUSTIKA. Sejalan degan perkembangan waktu dan dinamika perkembangan perusahaan telah juga mengadakan beberapa kali perubahan pemilik saham sesuai dengan berita acara Rapat Umum Pemegang Saham dihadapan Notaris, Wahyuni Nasution,SH,S.pn di pekanbaru tanggal 24 Juni 2008 Nomor :11 Anggaran dasar mana telah mendapat penetapan Menteri Kehakiman dan Hak azazi manusia Nomor:C-139.HT.03.01-TH2008. Pada tanggal 15 april 2013 diadakan RUPS Tahunan Nomor:11 dihadapan notaris Puji Sunanto,SH di pekanbaru degan agenda,perubahan pemilik Saham,Penambahan Modal Perseroan dan Pengesahan Pendapatan Perseroan Tahun Buku 2012, dengan susunan Direksi sebagai berikut:

Komisaris utama : Syafrida,S.pd,MM , Kepemilikan 20 % Saham) Komisaris : Surya Ramadhana, Kepemilikan (15 % Saham) Direktur : Ir.Sabar Fendri, Kepemilikan (65 % Saham )

PT.ANUGERAH RIAU MUSTIKA adalah perusahan Pengembang Perumahan, yang hingga saat ini telah berhasil membangun beberapa kawasan perumahan Rumah hingga pebruari 2015, berbagai Type dan spesifikasi mulai dari Type yang terkecil Type 36 sampai dengan type besar sesuai dengan permintaan konsumen.Dari unit rumah yang telah terbangun dan ditempati konsumenya porsentase terbesar tetap pada rumah type 36,(60%), ini sejalan dengan keinginan sebahagian besar konsumen menegah kebawah. PT. Anugerah Riau Mustika juga sangat berkomitmen untuk membantu program pemerintah untuk menyediakan hunian yang layak Huni dan

(8)

8 terjangkau terutama bagi konsumen yang berpenghasilan menegah kebawah. beberapa perumahan yang telah dan akan dibangun diantaranya Permata Bening Tahap-I-II-III-IV-V-VI-VII,VIII dan permata Cluster,Permata Kwansing,Permata Teratai, Permata griya regency termasuk juga Pembangunan rumah kos kosan, rumah toko[Ruko]

LINGKUP PENGEMBANGAN USAHAAN

Disamping Kegiatan Usaha Pengembangan Perumahan, PT.ANUGERAH RIAU MUSIKA juga bergerak dibidang distributor dan penjualan bahan bahan bangunan.

RIWAYAT HIDUP PEMILIK

KOMISARIS UTAMA : SYAFRIDA,S.Pd,MM

TEMPAT/TGL.LAHIR : TANJUNG ALAM 8 AGUSTUS 1968

PENDIDIKAN TERAKHIR: MAGISTER MANAJEMEN (MM)(Universitas Negeri Padang)

ALAMAT : KODYA PAYAKUMBUH-SUMBAR KOMISARIS : SURYA RAMADHANA

TEMPAT/TGL LAHIR : RIAU, 26 FEBRUARI 1994

PENDIDIKAN : TEKNIK SIPIL(masih Study di Universitas Islam Riau)

ALAMAT : PEKANBARU-RIAU DIREKTUR : IR.SABAR FENDRI

TEMPAT/TGL.LAHIR : SOLOK, 18 DESEMBER 1966

PENDIDIKAN TERAKHIR : SARJANA TEKNIK SIPIL (Universitas Bung Hatta)

ALAMAT : PEKANBARU -RIAU h.

PT. ANUGERAH RIAU MUSTIKA Laporan Posisi Keuangan PER 31 DESEMBER 2013 DAN 2012

CATATAN 2013 2012

Rp Rp

ASET

ASET LANCAR

Kas dan Setara

Kas 378,176,075 474,113,600

Piutang Lain-

lain - 387,182,852

Persediaan 26,177,037,323 20,286,580,559

Uang Muka

Pajak 12,500,000 386,000,003

Jumlah Aset

Lancar 26,567,713,398 21,533,877,014

Piutang PK 258,273,736,088 219,538,783,397

(9)

9

Aset Tetap 5,316,931,516 1,242,769,698

(Setelah dikurangi akumulasi

penyusutan per 31 Desember 2013 dan 2012 sebesar Rp2.884.061.079 dan

Rp2.659.891.497, )

Aset Lain-lain - 1,967,817,148

A\

JUMLAH ASET 290,158,381,002 244,283,247,257 KEWAJIBAN DAN EKUITAS

KEWAJIBAN Uang Muka

Penjualan 250,000,000 7,720,000,000

Hutang Usaha 5,108,793,100 3,482,842,193

Hutang Pajak 239,738,975 2,846,577,512

Hutang Lain-

Lain 415,000,000 366,000,000

Hutang Titipan 21,900,000 -

Beban Masih Harus Dibayar 1,173,617,974 126,144,182

Jumlah

Kewajiban 7,209,050,049 14,541,563,887

EKUITAS Saldo Laba

(Rugi) 229,542,038,717 174,130,566,621

Laba (Rugi) Tahun Berjalan 53,407,292,236 55,611,116,749 Jumlah Ekuitas 282,949,330,953 229,741,683,370 TOTAL KEWAJIBAN DAN

EKUITAS 290,158,381,002 244,283,247,257

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan

(10)

10 LAPORAN LABA RUGI

UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013 DAN 2012

CATATAN

2013 2012

Rp Rp

PENJUALAN 78,896,818,182 74,430,350,000

BEBAN POKOK PENJUALAN (18,452,753,056) (11,241,391,920)

LABA KOTOR 60,444,065,126 63,188,958,080

BEBAN USAHA

Beban Pemasaran (268,875,500) (318,222,300)

Beban Administrasi dan Umum (4,747,204,989) (4,054,765,134) Jumlah Beban Administrasi dan Umum (5,016,080,489) (4,372,987,434)

LABA USAHA 55,427,984,637 58,815,970,646

PENDAPATAN (BEBAN) LAIN-LAIN 1,924,148,508 516,663,603

Pendapatan (Beban) Lain-Lain

LABA (RUGI) SEBELUM PAJAK 57,352,133,145 59,332,634,249

BEBAN PAJAK (3,944,840,909) (3,721,517,500)

LABA (RUGI) TAHUN BERJALAN 53,407,292,236 55,611,116,749

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan

Referensi

Dokumen terkait