• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I.MAULANA MALIK IBRAHIM

N/A
N/A
raja

Academic year: 2024

Membagikan "BAB I.MAULANA MALIK IBRAHIM"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I.MAULANA MALIK IBRAHIM ... 1 1. Pertanyaan: Apa asal usul Sunan Maulana Malik Ibrahim?

Jawaban: Sunan Maulana Malik Ibrahim berasal dari Kashan, Persia.

2. Pertanyaan: Kapan Sunan Maulana Malik Ibrahim datang ke pulau Jawa dan dengan tujuan apa?

Jawaban: Sunan Maulana Malik Ibrahim datang ke pulau Jawa pada abad ke-14 tahun 1371 M untuk menyebarkan agama Islam sambil berdagang.

3. Pertanyaan: Apa peran Sunan Maulana Malik Ibrahim sebagai syahbandar di Gresik?

Jawaban: Sunan Maulana Malik Ibrahim diangkat sebagai syahbandar di Gresik dan dijadikan penasehat kerajaan Majapahit.

4. Pertanyaan: Apa saja peran penting Sunan Maulana Malik Ibrahim dalam mengembangkan Islam di Indonesia?

Jawaban: Menyebarkan Islam melalui jalur perdagangan, mendakwahkan Islam kepada keluarga kerajaan Majapahit, dan membangun masjid dan pesantren sebagai pusat dakwah Islam.

5. Pertanyaan: Kapan agama Islam masuk ke Nusantara, khususnya pulau Jawa?

Jawaban: Agama Islam masuk ke Nusantara, termasuk pulau Jawa, diperkirakan pada abad ke-7 M sekitar tahun 674 M hingga 1433 M.

6. Pertanyaan: Siapa yang dikenal sebagai Wali Songo dan apa peran mereka dalam menyebarkan Islam?

Jawaban: Wali Songo adalah tokoh-tokoh penyebar Islam, termasuk Maulana Malik Ibrahim, yang menyebarkan Islam secara damai, santun, dan toleran di Indonesia.

7. Pertanyaan: Siapa saja tokoh di luar Jawa yang memiliki peran dalam mengembangkan Islam pada abad ke-17 dan 18?

Jawaban: Tokoh-tokoh di luar Jawa seperti Hamzah al-Fansuri, Syekh Nuruddin Al Raniri, Sultan Alaudin Al Makasari, dan lainnya memiliki peran dalam mengembangkan Islam.

8. Pertanyaan: Bagaimana Sunan Maulana Malik Ibrahim memulai dakwahnya di Gresik?

Jawaban: Sunan Maulana Malik Ibrahim memulai dakwahnya dengan berdagang di desa Rumo dekat pelabuhan, menyediakan kebutuhan murah, dan berinteraksi dengan berbagai kalangan.

9. Pertanyaan: Bagaimana Sunan Maulana Malik Ibrahim mendapatkan dukungan dari keluarga kerajaan Majapahit?

Jawaban: Sunan Maulana Malik Ibrahim mendapatkan dukungan dengan berdagang, merambah ke kalangan istana Majapahit, dan akhirnya diangkat menjadi syahbandar di Gresik.

10. Pertanyaan: Apa saja sikap positif dalam pribadi Sunan Maulana Malik Ibrahim dalam menyebarkan Islam?

Jawaban: Melakukan dakwah secara bertahap, gigih dan tangguh dalam berdakwah, serta sikap santun dan dermawan dalam berdagang dan berdakwah.

BAB II. SUNAN AMPEL ... 15 1. Siapakah Sunan Ampel dan apa nama aslinya?

- Sunan Ampel dikenal dengan nama Raden Rahmat, nama aslinya Sayid Ali Rahmatullah.

2. Apa asal-usul Sunan Ampel dan keluarganya?

- Sunan Ampel berasal dari Samarkand, Asia Tengah, dan datang ke pulau Jawa bersama ayah dan saudara tuanya.

3. Kapan Sunan Ampel datang ke pulau Jawa dan atas undangan siapa?

- Sunan Ampel datang ke pulau Jawa pada tahun 1440 M atas undangan Prabu Sri Kertawijaya, Raja Kerajaan Majapahit.

4. Bagaimana Sunan Ampel berperan dalam menyebarkan Islam di Majapahit?

- Sunan Ampel membentuk jaringan kekerabatan dengan keluarga penguasa Majapahit, melakukan perubahan tradisi keagamaan, dan membangun masjid serta pesantren.

5. Apa peran Sunan Ampel dalam membentuk jaringan kekerabatan?

- Sunan Ampel membangun jaringan kekerabatan melalui perkawinan para penyebar Islam dengan putri-putri penguasa kerajaan Majapahit.

6. Bagaimana Sunan Ampel mempraktikkan toleransi dalam menyebarkan Islam?

- Sunan Ampel menyebarkan Islam dengan cara yang damai, moderat, dan toleran, serta menyesuaikan tradisi masyarakat dengan nilai-nilai Islam.

7. Apa yang dilakukan Sunan Ampel dalam mengembangkan tradisi keagamaan?

(2)

- Sunan Ampel menggantikan tradisi keagamaan yang ada sebelumnya dengan tradisi kenduri, yang merupakan tradisi keagamaan muslim Campa yang dikenalkan olehnya.

8. Bagaimana Sunan Ampel berperan dalam membangun masjid dan pesantren?

- Sunan Ampel membangun Masjid Ampel sebagai tempat ibadah dan pesantren untuk mengajarkan Al-Qur'an, syariat, dan tasawuf kepada murid-muridnya.

9. Apa yang diwujudkan Sunan Ampel sebagai seorang pemimpin dan guru?

- Sunan Ampel merupakan seorang pemimpin yang merangkul tanpa memandang kasta dan jabatan, serta guru yang mendidik murid-muridnya dengan keikhlasan.

10. Apa prinsip ajaran Sunan Ampel yang banyak dikenal?

- Prinsip ajaran Sunan Ampel dikenal dengan falsafah limo, yaitu tidak melakukan lima hal: berjudi, mabuk-mabukan, mencuri, mengisap candu, dan berzina.

BAB III. SUNAN GIRI ... 27 Pertanyaan dan jawaban singkat dari teks:

1. **Kapan Sunan Giri lahir?**

- Jawaban: Sunan Giri lahir pada tahun 1442 M.

2. **Siapa ayah Sunan Giri?**

- Jawaban: Ayah Sunan Giri adalah Syekh Maulana Ishak.

3. **Bagaimana silsilah Sunan Giri terhubung dengan Rasulullah Saw.?**

- Jawaban: Silsilah Sunan Giri terhubung dengan Rasulullah Saw. melalui jalur ayahnya.

4. **Siapa ibu Sunan Giri dan dari keturunan mana ia berasal?**

- Jawaban: Ibu Sunan Giri adalah Dewi Sekardadu, anak Raja Blambangan, Bhre Wirahbumi putra Maharaja Hayam Wuruk.

5. **Siapa yang mengasuh Sunan Giri ketika masih kecil?**

- Jawaban: Sunan Giri diasuh oleh Nyi Ageng Pinatih, seorang saudagar kaya raya di Gresik.

6. **Bagaimana Sunan Giri mendapatkan nama Raden Paku?**

- Jawaban: Sunan Ampel mengganti nama Jaka Samudra menjadi Raden Paku.

7. **Apa pesan Syekh Maulana Ishak ketika Sunan Giri kembali ke Jawa?**

- Jawaban: Sunan Maulana Ishak menyuruh Sunan Giri mencari lokasi yang tanahnya sama dengan yang diberikan sang Ayah.

8. **Kapan Sunan Giri menikah dan dengan siapa?**

- Jawaban: Sunan Giri menikah dengan Mas Murtosiyah, putri Sunan Ampel.

9. **Kapan dan dimana Sunan Giri membangun pesantren Giri Kedhaton?**

- Jawaban: Pesantren Giri Kedhaton didirikan pada tahun 1480 M di sebuah perbukitan yang diberi nama Giri.

10. **Dimana makam Sunan Giri terletak?**

- Jawaban: Makam Sunan Giri terletak di sebuah bukit di dusun Kedhaton, desa Giri Gajah, Kabupaten Gresik.

BAB IV. SUNAN BONANG ... 42 Pertanyaan dan Jawaban Singkat:

1. Siapakah Sunan Bonang?

Jawab: Sunan Bonang, nama aslinya Mahdum Ibrahim, adalah putra keempat Sunan Ampel dan berperan penting dalam menyebarkan Islam di Indonesia.

2. Dari siapa Sunan Bonang belajar ilmu agama?

Jawab: Sunan Bonang belajar ilmu agama langsung kepada ayahnya, Sunan Ampel, dan memperdalam ilmunya di Pesantren Sunan Ampel dan bersama pamannya, Syekh Maulana Malik Ibrahim di Aceh.

3. Mengapa dakwah Sunan Bonang di Kediri mengalami kegagalan?

Jawab: Dakwah Sunan Bonang di Kediri mengalami kegagalan karena gaya dakwah yang keras, seperti merusak arca, menimbulkan konflik dengan tokoh-tokoh ajaran Bhairawa-Tantra.

(3)

4. Bagaimana Sunan Bonang mengubah strategi dakwah setelah kegagalan di Kediri?

Jawab: Setelah kegagalan di Kediri, Sunan Bonang mengubah strategi dakwah dengan memanfaatkan seni dan budaya, seperti pertunjukan wayang, dan memasukkan pesan-pesan dakwah Islam.

5. Apa peran Sunan Bonang sebagai imam Masjid Demak?

Jawab: Sunan Bonang diangkat sebagai imam Masjid Demak oleh Raden Patah, tetapi kemudian melepaskan jabatan tersebut dan pindah ke Lasem untuk mendirikan zawiah.

6. Apa isi Naskah Primbon Bonang?

Jawab: Naskah Primbon Bonang berisi ajaran tasawuf yang bersumber dari kitab-kitab klasik karangan ulama-ulama Sufi seperti Imam Gazali, Abu Thalib Al-Makki, dan lainnya.

7. Bagaimana Sunan Bonang menyebarkan dakwah melalui seni?

Jawab: Sunan Bonang menggunakan keahliannya sebagai dalang pertunjukan wayang dan musik gamelan untuk menyisipkan pesan-pesan dakwah Islam yang disukai penduduk.

8. Apa yang dimaksud dengan ritual pancamakara dalam ajaran tantrayana, dan bagaimana Sunan Bonang menyebarkannya?

Jawab: Ritual pancamakara adalah upacara tantrayana yang diubah oleh Sunan Bonang menjadi kenduri atau selamatan dengan doa-doa Islam, menyebarkan nilai-nilai keislaman.

9. Apa isi karya sastra Sunan Bonang yang berjudul Suluk Wujil?

Jawab: Suluk Wujil adalah karya sastra Sunan Bonang berupa tembang Jawa yang berisi ajaran tasawuf dan pengetahuan mendalam tentang Islam.

10. Apa sikap positif yang dapat diambil sebagai teladan dari Sunan Bonang?

Jawab: Sunan Bonang menunjukkan sikap gigih, kreatif, inovatif, toleran, dan ulet dalam menjalankan dakwah Islam, serta mampu mengubah strategi sesuai dengan kondisi masyarakat.

BAB V. SUNAN DRAJAT ... 53 Pertanyaan dan Jawaban Singkat:

1. Siapakah Sunan Drajat atau Raden Qasim?

Jawab: Sunan Drajat atau Raden Qasim adalah putra bungsu Sunan Ampel dan Nyi Ageng Manila, lahir tahun 1470 M, bersaudara kandung dengan Raden Mahdum Ibrahim.

2. Dengan siapa Sunan Drajat belajar ilmu agama?

Jawab: Sunan Drajat belajar ilmu agama kepada ayahnya, Sunan Ampel, dan mendalaminya kepada Sunan Gunung Jati di Cirebon.

3. Apa peran Sunan Drajat dalam mengembangkan Islam di Indonesia?

Jawab: Sunan Drajat meningkatkan kesejahteraan masyarakat, menanamkan pendidikan ahlak lewat pepali pitu, dan menyebarkan Islam dengan arif dan bijaksana.

4. Apa yang dimaksud dengan pepali pitu yang diajarkan oleh Sunan Drajat?

Jawab: Pepali pitu adalah tujuh dasar ajaran yang mencakup falsafah hidup dalam kehidupan sehari-hari, seperti membangun kebahagiaan orang lain, tetap ingat Tuhan dalam suasana gembira, dan lainnya.

5. Bagaimana Sunan Drajat menggunakan seni dan budaya dalam dakwahnya?

Jawab: Sunan Drajat menggunakan seni pertunjukan wayang untuk menyampaikan ajaran Islam, menggubah tembang-tembang Jawa, dan sesekali tampil sebagai dalang.

6. Bagaimana Sunan Drajat berkontribusi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat?

Jawab: Sunan Drajat memberikan perhatian kepada kesejahteraan fakir miskin, mengajarkan tata cara membangun rumah, dan membuat alat-alat seperti tandu dan joli.

7. Di mana Sunan Drajat menghabiskan masa hidupnya untuk berdakwah?

Jawab: Sunan Drajat tinggal di Dalem Wulur, sebuah tempat tinggi arah selatan dari desa Drajat, untuk berdakwah di usia tua.

8. Apa fungsi bedug peninggalan Sunan Drajat?

Jawab: Fungsi bedug adalah salah satu peninggalan Sunan Drajat yang digunakan untuk tujuan tertentu. Sebelum dan setelah dakwah Wali Songo, bedug memiliki perbedaan dalam fungsinya.

(4)

9. Bagaimana Sunan Drajat merakyat dan peduli terhadap masyarakat?

Jawab: Sunan Drajat merakyat dengan memberikan perhatian kepada kesejahteraan fakir miskin dan menggunakan seni pertunjukan wayang untuk menyampaikan ajaran Islam.

10. Apa hikmah yang dapat diambil dari sikap positif Sunan Drajat?

Jawab: Sikap positif Sunan Drajat, seperti merakyat, seniman yang mendidik, dan berdakwah dengan arif, dapat dijadikan teladan dalam menyebarkan dan mengembangkan Islam dengan pendekatan yang baik dan bijaksana.

SEMESTER II ... 69 BAB VI.SUNAN KALIJAGA ... 69 Pertanyaan dan Jawaban Singkat:

1. Siapakah Raden Sahid atau Sunan Kalijaga?

Jawab: Raden Sahid atau Sunan Kalijaga adalah putra Tumenggung Wilatikta yang bersambung silsilahnya dengan Saydina Abbas bin Abdul Mutalib, paman Rasulullah Saw.

2. Bagaimana Raden Sahid tumbuh menjadi ilmuan silat dan remaja yang kontroversial?

Jawab: Raden Sahid tumbuh menjadi ilmuan silat dan remaja kontroversial karena kemahiran ilmuan silatnya dan keberaniannya menyaksikan korupsi pejabat pemerintahan.

3. Mengapa Raden Sahid diusir oleh ayahnya dan tinggal di hutan Jati Sari?

Jawab: Raden Sahid diusir karena mengambil paksa harta pejabat yang korup, dan kemudian tinggal di hutan Jati Sari dengan julukan lokajaya.

4. Apa yang menyebabkan perubahan drastis dalam pribadi Raden Sahid?

Jawab: Perubahan terjadi ketika Raden Sahid merampas tongkat Sunan Bonang, yang kemudian menasehatinya dengan bijak dan menunjukkan kemampuan mengubah buah aren menjadi emas.

5. Bagaimana Sunan Kalijaga memanfaatkan seni wayang dalam dakwahnya?

Jawab: Sunan Kalijaga menggunakan seni wayang sebagai media dakwah, merubah cerita dewa menjadi kisah Islam, dan berkeliling dari satu tempat ke tempat lain untuk menyebarkan Islam lewat pertunjukan wayang.

6. Dimana Sunan Kalijaga mengawali dakwahnya dan apa peranannya dalam pembangunan Masjid Agung Demak?

Jawab: Sunan Kalijaga mengawali dakwahnya di wilayah Cirebon, di desa Kalijaga. Ia juga terlibat langsung dalam pembangunan Masjid Agung Demak, tempat ibadah yang menggabungkan arsitektur Islam dan Hindu-Budha.

7. Apa kontribusi Sunan Kalijaga dalam mengubah tradisi, budaya, dan kearifan lokal?

Jawab: Sunan Kalijaga merubah cerita wayang, tembang, dan akulturasi arsitektur Masjid Demak. Ia juga menggunakan kebudayaan lokal sebagai pendekatan dalam menyebarkan Islam.

8. Bagaimana Sunan Kalijaga menjalani uzlah atau mengasingkan diri untuk beribadah?

Jawab: Sunan Kalijaga menjalani uzlah selama tiga bulan di pulau Upih, Melaka, Malaysia, untuk beribadah sebelum melanjutkan dakwahnya.

9. Apa yang dapat dicontoh dari sikap hidup Sunan Kalijaga?

Jawab: Sunan Kalijaga memiliki sikap hidup tekun, istikamah, toleran, dan kreatif sebagai seniman. Ia juga menjadi kreator perubahan dalam seni pertunjukan wayang.

10. Bagaimana Sunan Kalijaga berperan dalam menanamkan nilai-nilai Islam melalui seni wayang?

Jawab: Sunan Kalijaga berperan dalam mereformasi seni pertunjukan wayang dengan mengubah cerita dan merancang pertunjukan yang mencakup nilai-nilai Islam seperti keimanan, ibadah, ahlak, dan sopan santun.

BAB VII. SUNAN MURIA ... 81 1. Siapa nama lengkap Sunan Muria dan siapa orang tuanya?

Jawab: Sunan Muria atau Raden Umar Said, putra Usman Haji atau Sunan Mandalika bin Ali Al-Murtadlo.

2. Kapan Sunan Muria diperkirakan lahir, dan apa silsilahnya sampai Rasulullah Saw.?

Jawab: Sunan Muria diperkirakan lahir tahun 1450-an M, dan silsilahnya bersambung sampai Rasulullah Saw. melalui jalur kakeknya Ibrahim Asmaraqandi.

3. Siapa guru yang memberikan pengetahuan agama dan metode dakwah kepada Sunan Muria?

(5)

Jawab: Sunan Muria mempelajari pengetahuan agama dan metode dakwah dari gurunya, Sunan Kalijaga.

4. Apa yang dilakukan Sunan Muria dalam menjaga tradisi lama dan mengembangkannya menjadi bernilai Islami?

Jawab: Sunan Muria menjaga tradisi lama dengan tetap berlansung dan memberikan perubahan agar bernilai Islami. Ia memasukkan nilai dan ajaran Islam dalam praktik pernikahan dan upacara adat.

5. Kapan Sunan Muria wafat, dan di mana makamnya terletak?

Jawab: Sunan Muria wafat tahun 1551 M, dan makamnya terletak di lereng Gunung Muria, desa Colo, Kecamatan Dawe, sekitar 18 Km sebelah utara Kota Kudus.

6. Apa peran Sunan Muria dalam berdakwah di masa berdirinya Masjid Agung Demak?

Jawab: Sunan Muria ditunjuk sebagai muazin salat Jumat saat peresmian kedua Masjid Agung Demak. Ia juga terlibat dalam pemilihan Raden Patah sebagai Sultan pertama kerajaan Islam Demak.

7. Bagaimana Sunan Muria menggabungkan seni dan budaya lokal dalam dakwahnya?

Jawab: Sunan Muria mengadakan perombakan setting budaya dan tradisi keagamaan dalam cerita wayang, menggubah isi cerita, dan memanfaatkan seni sebagai media dakwah.

8. Apa saja peninggalan Sunan Muria yang terkait dengan kehidupannya?

Jawab: Peninggalan Sunan Muria meliputi masjid, makam, buah Parijoto, buah mengkudu, daun kelor, gentong, tapal kuda, dan teks mujahadah.

9. Bagaimana sikap Sunan Muria dalam bergaul dengan masyarakat?

Jawab: Sunan Muria memilih tinggal di plosok, jauh dari perkotaan, dan bergaul dengan masyarakat pinggiran. Ia memiliki sifat yang sederhana dan bersahaja.

10. Apa pesan tauhid dan ahlak mulia yang diajarkan oleh Sunan Muria dalam dakwahnya?

Jawab: Sunan Muria mengajarkan penghayatan tentang kebenaran Tuhan Yang Maha Esa, ketaan kepada Allah, wirid, serta mencontohkan ahlak mulia dalam sehari-hari dengan kesederhanaan, dermawan, dan dakwah yang disampaikan dengan arif dan bijaksana.

BAB VIII. SUNAN KUDUS ... 92 1. Siapakah Ja’far Shadiq Azmatkhan atau Sunan Kudus?

Jawab: Sunan Kudus adalah putra Usman Haji bin Ali Murtadha, saudara kandung Sunan Ampel, dan cucu buyut Syekh Ibrahim As-Samarkandi.

2. Bagaimana perjalanan pendidikan Sunan Kudus?

Jawab: Sunan Kudus belajar ilmu agama kepada ayahandanya, Sunan Ngudung, serta Kyai Telinsing dan meneruskan pembelajarannya di Ampeldenta, pesantren Sunan Ampel.

3. Apa jabatan-jabatan yang pernah diemban oleh Sunan Kudus di Kerajaan Demak?

Jawab: Sunan Kudus pernah menjadi senopati atau panglima kerajaan Demak, Imam Besar Masjid Agung Demak, dan hakim (qadhi).

4. Bagaimana Sunan Kudus mempraktikkan toleransi beragama?

Jawab: Sunan Kudus mempraktikkan toleransi beragama dengan melarang penyembelihan sapi saat pelaksanaan ibadah qurban untuk menghormati ajaran agama lain yang menganggap sapi sebagai binatang yang dihormati.

5. Apa yang menjadi fokus Sunan Kudus setelah pindah ke Kudus?

Jawab: Setelah pindah ke Kudus, Sunan Kudus fokus dalam menjalankan dakwah Islam tanpa terlibat dalam urusan pemerintahan sehingga dapat lebih efektif.

6. Bagaimana Sunan Kudus menggunakan pendekatan seni dan budaya dalam dakwahnya?

Jawab: Sunan Kudus menggunakan pendekatan seni dan budaya dengan membangun Masjid dan Menara Kudus, serta Padasan, yang mengadopsi arsitektur Hindu-Budha. Dakwahnya disampaikan dengan tutur bahasa yang santun.

7. Apa yang dilakukan Sunan Kudus untuk memperluas pengaruh Islam di wilayah Kudus?

Jawab: Sunan Kudus melakukan akulturasi budaya Islam dan budaya lokal, membangun masjid dan menara yang mengkompromikan berbagai elemen budaya, serta menggunakan seni dan tembang sebagai media dakwah.

8. Apa tembang yang diciptakan oleh Sunan Kudus?

Jawab: Sunan Kudus menciptakan tembang Miji dan Maskumbang sebagai media dakwah yang mengandung pesan-pesan

(6)

agama.

9. Bagaimana Sunan Kudus mementingkan persatuan masyarakat lokal?

Jawab: Sunan Kudus mementingkan persatuan masyarakat lokal dengan menghormati pemeluk agama lain dan melarang penyembelihan sapi untuk menjaga keberagaman dan toleransi.

10. Apa saja sikap positif yang dapat dicontoh dari Sunan Kudus?

Jawab: Sikap positif Sunan Kudus meliputi pemberanian, kreativitas dalam dakwah, keaktifan sebagai seniman, dan sikap santun serta toleran dalam menyampaikan ajaran Islam.

BAB IX. SUNAN GUNUNG JATI .

1. Siapakah Sunan Gunung Jati, dan dari mana asal usulnya?

Jawab: Sunan Gunung Jati, atau Syarif Hidayatullah, lahir di Mesir pada tahun 1448 M, sebagai putra Syarif Abdullah bin Ali Nurul Alim.

2. Bagaimana perjalanan pendidikan Sunan Gunung Jati hingga akhirnya tiba di Nusantara?

Jawab: Sunan Gunung Jati berguru di Makkah dan Mesir sebelum berlanjut ke Aceh dan Jawa Barat, di mana ia belajar dari beberapa ulama terkemuka.

3. Apa peran utama Sunan Gunung Jati dalam penyebaran Islam di Nusantara?

Jawab: Sunan Gunung Jati berperan sebagai ulama dan penguasa, memimpin penyebaran Islam melalui pendekatan dakwah, pembangunan masjid, dan hubungan dengan tokoh-tokoh berpengaruh.

4. Bagaimana Sunan Gunung Jati memadukan budaya lokal dengan ajaran Islam?

Jawab: Sunan Gunung Jati melakukan akulturasi budaya Islam dan kearifan lokal, memadukan unsur-unsur Hindu-Budha dengan Islam secara harmonis.

5. Apa saja ciri positif dalam pribadi Sunan Gunung Jati?

Jawab: Sunan Gunung Jati dikenal sebagai pemimpin yang merakyat, arif, bijaksana, menghargai nilai-nilai kemanusiaan, dan bersikap toleran terhadap keberagaman.

6. Bagaimana Sunan Gunung Jati memimpin Cirebon dan Banten sebagai pemimpin agama dan politik?

Jawab: Sunan Gunung Jati diangkat menjadi Tumenggung dan Sultan Cirebon, mengutamakan pengembangan agama Islam, pembangunan sarana umum, dan menjalin hubungan dengan kerajaan Demak dan Banten.

7. Apa saja peninggalan sejarah yang membuktikan kearifan Sunan Gunung Jati?

Jawab: Peninggalan sejarah mencakup keraton, gapura, tugu batu Lingga Yoni, piring keramik Tionghoa, dan meja kaca gaya Prancis yang mencerminkan akulturasi budaya.

8. Apa pesan atau nasehat Sunan Gunung Jati yang mencerminkan sikapnya terhadap masyarakat?

Jawab: Pesan "ingsun titip tajug lan fakir miskin" mencerminkan sikap Sunan Gunung Jati yang tidak membedakan status sosial dan selalu dekat dengan rakyat.

9. Bagaimana Sunan Gunung Jati melibatkan diri dalam hubungan internasional, khususnya dengan Tiongkok?

Jawab: Sunan Gunung Jati menjalin hubungan dengan Tiongkok melalui perdagangan dan pernikahan dengan Ong Tien, putri Kaisar Ming, yang membuktikan toleransi terhadap budaya Tionghoa.

10. Bagaimana Sunan Gunung Jati memberikan kontribusi besar dalam perkembangan Islam di Indonesia?

Jawab: Sunan Gunung Jati memberikan kontribusi besar dengan peran ganda sebagai ulama dan penguasa, memimpin penyebaran Islam, mengembangkan budaya Islam, dan menciptakan toleransi di tengah keberagaman.

Referensi

Dokumen terkait