Terlihat masih kurangnya informasi keuangan Desa Sibaganding Kecamatan Girsang Sipangan Bolon Kabupaten Simalungun. Bagaimana pengelolaan keuangan Desa Sibaganding Kecamatan Girsang Sipangan Bolon Kabupaten Simalungun berdasarkan kewenangan UU No. 6 Tahun 2014 diarahkan oleh Permendagri no. 113 Tahun 2014. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengelolaan keuangan Desa Sibaganding Kecamatan Girsang Sipangan Bolon.
Bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan tentang bagaimana menganalisis pengelolaan keuangan Desa Sibaganding Kecamatan Girsang Sipangan Bolon Kabupaten Simalungun. Pemerintahan desa terdiri atas kepala desa dan perangkat desa, yang meliputi sekretaris desa dan perangkat lainnya. Kepala desa adalah kepala desa atau dengan nama lain yang dibantu oleh perangkat desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa.
Tugas Kepala Urusan Pemerintahan (KAUR PEM) adalah membantu kepala desa dalam menyelenggarakan administrasi kependudukan, administrasi pertahanan, memajukan ketentraman dan ketertiban masyarakat desa, menyiapkan bahan perumusan kebijakan penataan, kebijakan dalam penyusunan produk hukum desa. Tugas pengelola pembangunan adalah membantu pengelola desa dalam menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis pembangunan sosial ekonomi dan potensi desa, pengelolaan administrasi pembangunan, pengelolaan pelayanan masyarakat, dan penyiapan bahan usulan kegiatan dan pelaksanaan bersama. . -Tugas administrasi. Kepala Urusan Kesejahteraan Rakyat (KAUR KESRA) membantu kepala desa dalam menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis penyiapan program keagamaan serta pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat dan sosial.
Tugas kepala dusun adalah membantu kepala desa dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya di wilayah kerja yang ditentukan sesuai dengan ketentuan yang telah ditentukan.
Konsep Desa
Tugas Kepala Urusan Umum (KAUR UMUM) adalah membantu sekretaris desa dalam pelaksanaan administrasi umum, penatausahaan dan kearsipan, pengelolaan dana desa serta penyiapan bahan rapat dan laporan. Tujuan perancangan desa adalah untuk meningkatkan kemampuan pengelolaan pemerintah dan meningkatkan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan tingkat pembangunan dan kemajuan pembangunan. Tersedianya dana operasional, pendapatan tetap dan tunjangan lainnya bagi aparatur pemerintah desa sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Berdasarkan ketentuan Undang-Undang Nomor 6 Pasal 67 Tahun 2014, hak dan kewajiban yang harus dilaksanakan adalah sebagai berikut; Mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat berdasarkan hak asal usul, adat istiadat, dan nilai-nilai sosial budaya masyarakat desa; Melindungi dan memelihara persatuan, kesatuan, dan kerukunan masyarakat desa dalam rangka kerukunan nasional dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia;
Keuangan Desa
Dimana Kepala Desa dan BPD setiap tahunnya menetapkan APBDe Desa yang disesuaikan dengan peraturan desa dan berpedoman pada peraturan yang ditetapkan oleh bupati.
Pengelolaan Keuangan Desa
- Perencanaan
 - Pelaksanaan
 - Penatausahaan
 - Pelaporan
 
Sekretaris desa menyiapkan rancangan peraturan desa tentang APDesa berdasarkan RKPDesa dan kemudian mengirimkannya kepada kepala desa. Rancangan peraturan desa tentang APBDesa diserahkan oleh kepala desa kepada BPD (Badan Permusyawaratan Desa) untuk ditindaklanjuti. Rancangan yang disepakati bersama disampaikan oleh kepala desa kepada bupati/walikota melalui bupati atau sebutan lain paling lambat 3 hari setelah disepakati untuk dinilai.
Bupati/walikota dapat mendelegasikan evaluasi rancangan peraturan desa yang berkaitan dengan anggaran desa kepada camat atau pejabat lain yang ditunjuk. Apabila Bupati/Walikota menyatakan hasil evaluasi rancangan peraturan desa tentang APBDesa tidak sesuai dengan kepentingan umum dan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi, walikota desa melakukan perbaikan paling lambat 7 hari kerja setelah menerima evaluasi. hasil. Apabila hasil penilaian tersebut tidak ditindaklanjuti maka kepala desa dan kepala desa tetap menentukan rancangan peraturan desa yang berkaitan dengan APBDesa untuk menjadi peraturan desa.
Dalam hal pembatalan ini, kepala desa hanya menanggung biaya operasional pelaksanaan pemerintahan desa. Kepala desa menghentikan pelaksanaan peraturan desa paling lambat 7 hari setelah pembatalan dan selanjutnya kepala desa bersama BPD membatalkan peraturan desa tersebut. Pengecualian untuk belanja pengikatan pegawai dan operasional kantor yang sebelumnya telah ditetapkan dalam peraturan kepala desa.
Belanja desa yang membebani APBDesa tidak dapat dilaksanakan sebelum rancangan peraturan desa tentang APBDesa ditetapkan menjadi peraturan desa. Pemerintahan desa tidak memasukkan biaya-biaya yang bersifat mengikat bagi pegawai dan operasional kantor, yang tidak diatur dalam peraturan pemerintah desa. Pengeluaran biaya tak terduga terlebih dahulu harus ditetapkan secara rinci dalam anggaran yang disetujui oleh kepala desa.
Berdasarkan surat permohonan pembayaran (SPP) yang telah diverifikasi oleh sekretaris desa, kepala desa menyetujui permintaan pembayaran dan kasir melakukan pembayaran. Penetapan bendahara desa harus dilakukan sebelum dimulainya tahun anggaran yang bersangkutan dan berdasarkan keputusan walikota desa. Bendahara adalah perangkat desa yang ditunjuk oleh kepala desa untuk menerima, menyimpan, menyetor, menatausahakan, membayar dan bertanggung jawab atas keuangan desa dalam rangka pelaksanaan anggaran desa.
Menyampaikan laporan realisasi APBDesa kepada Bupati/Walikota berupa
Pelaporan merupakan salah satu mekanisme untuk mewujudkan dan menjamin tanggung jawab pengelolaan keuangan desa, sebagaimana ditekankan dalam Prinsip Akuntabel. Inti dari pelaporan ini adalah pengelolaan keuangan desa dapat dilihat dari berbagai aspek, yaitu hukum, administratif, dan moral, oleh karena itu pelaporan pengelolaan keuangan desa merupakan kewajiban pemerintah desa sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari penyelenggaraan pengelolaan desa.
Menyampaikan laporan penyelenggaraan pemerintah desa (LPPD) setiap akhir tahun anggaran kepada Bupati/Walikota
Menyampaikan laporan penyelenggaraan pemerintah desa (LPPD) pada akhir masa jabatan kepada Bupati/Walikota
Menyampaikan laporan keterangan penyelenggaraan pemerintah desa secara tertulis kepada BPD setiap akhir tahun anggaran. 13
Pertanggungjawaban
Laporan pertanggungjawaban pada hakikatnya adalah laporan pelaksanaan APBDesa yang disampaikan oleh kepala desa kepada Bupati/Walikota setelah tahun anggaran berakhir pada tanggal 31 Desember setiap tahunnya. Laporan pertanggungjawaban ini harus disampaikan oleh kepala desa paling lambat akhir bulan Januari tahun berikutnya.
Kepala desa menyampaikan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan APBDesa kepada Bupati/Walikota melalui camat
Laporan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan APBDesa disampaikan paling lambat 1 (satu) bulan setelah akhir tahun
- Peneliti Terdahulu
 - Jenis Penelitian
 - Definisi Operasional
 - Objek Penelitian
 - Jenis dan Sumber Data
 - Populasi dan Sampel Penelitian .1 Populasi
 - Sampel
 - Teknik Pengumpulan Data
 - Kuesioner
 - Dokumentasi
 - Skala Pengukuran Menurut Sugiyono
 
Penelitian yang dilakukan oleh Tika Suryani Sihombing (2017) berjudul Analisis Pengelolaan Keuangan di Desa Hinalang Bagasan Kecamatan Balige Kabupaten Toba Samosir. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengelolaan keuangan Desa Hinalang Bagasan Kecamatan Balige Kabupaten Toba Samosir sudah sesuai Permendagri no. 113 dari tahun 2014 dengan persentase perencanaan 89%, pelaksanaan 87%, administrasi 92%. Pelaporan 100% dan akuntabilitas 100% melalui perhitungan kuesioner yang diisi responden. Penelitian yang dilakukan oleh Kristina Julianti Silalahi (2017) berjudul Analisis Pengelolaan Keuangan di Desa Binaraga Kecamatan Rantau Utara Kabupaten Labuhan Batu.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengelolaan keuangan Desa Binaraga Kecamatan Rantau Utara Kabupaten Labuhan Batu sudah sesuai dengan Permendagri No. 113 Tahun 2014 dan UU No. 6 Tahun 2014. Hal ini terlihat dari skor tahapan perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan dan pertanggungjawaban, melalui perhitungan pada kuesioner yang diisi oleh responden. Perencanaan - Sekretaris desa menyusun Rancangan Peraturan Desa tentang APDesa berdasarkan RKPDesa, kemudian menyampaikannya kepada Kepala Desa. Konsep yang disepakati bersama disampaikan oleh kepala desa kepada bupati/walikota melalui camat atau sebutan lain paling lambat 3 hari setelah disepakati.
Apabila bupati/walikota tidak memberikan hasil evaluasi dalam waktu 20 hari kerja, maka peraturan kota tersebut otomatis berlaku. Apabila bupati/walikota menyatakan hasil evaluasi terhadap rancangan peraturan kota tentang APBDesa tidak sesuai dengan kepentingan umum dan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi, maka bupati/wali kota menyatakan bahwa hasil evaluasi terhadap rancangan peraturan kota tentang APBDesa tidak sesuai dengan kepentingan umum dan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi, maka bupati/walikota menyatakan hasil evaluasi terhadap rancangan peraturan kota tentang APBDesa tidak sesuai dengan kepentingan umum dan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi, maka bupati/walikota menyatakan hasil evaluasi terhadap rancangan peraturan kota tentang APBDesa tidak sesuai dengan kepentingan umum dan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi, maka bupati/walikota menyatakan Implementasi - Pemerintah kota dilarang memungut biaya sebagai pendapatan kota selain yang ditentukan dalam peraturan kota.
Pemerintahan desa tidak memasukkan biaya pegawai dan kegiatan perkantoran yang mengikat yang tidak diatur dalam peraturan kepala desa. Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah pengelolaan keuangan Desa Sibaganding Kecamatan Girsang Sipangan Bolon Kabupaten Simalungun. Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari informan berupa informasi di lapangan, antara lain analisis pengelolaan keuangan desa berdasarkan Permendagri nomor 113 tahun 2014.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perangkat desa di Desa Sibaganding Kecamatan Girsang Sipangan Bolon Kabupaten Simalungun. Kuesioner dilakukan untuk mengetahui informasi mengenai pengelolaan keuangan desa yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan dan pertanggungjawaban khususnya di Desa Sibaganding Kecamatan Girsang Sipangan Bolon Kabupaten Simalungun. Penelitian ini menggunakan teknik dokumentasi dengan menganalisis dokumen-dokumen yang berkaitan dengan tahapan pengelolaan keuangan di Desa Sibaganding Kecamatan Girsang Sipangan Bolon Kabupaten Simalungun.
Untuk mengetahui Analisis Pengelolaan Keuangan Desa Sibaganding Kecamatan Girsang Sipangan Bolon Kabupaten Simalungun, penulis akan menggunakan teknik deskriptif kuantitatif yaitu rata-rata persentase. Untuk mengetahui jika Pengelolaan Keuangan Desa dilaksanakan oleh Desa Sibaganding Kecamatan Girsang Sipangan Bolon Kabupaten Simalungun dengan amanat Undang-undang No. 6 Tahun 2014 yang dipimpin oleh Permendagri No. 113 Tahun 2014 tentang perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan dan pertanggungjawaban.