• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1

A. Latar Belakang

Infeksi virus Corona disebut COVID-19 (Corona Virus Disease 2019) dan pertama kali di China pada akhir Desember 2019. Virus ini menular dengan sangat cepat dan telah menyebar ke hampir semua negara, termasuk Indonesia, hanya dalam waktu beberapa bulan. Hal tersebut membuat beberapa negara menerapkan kebijakan untuk memberlakukan lockdown dalam rangka mencegah penyebaran virus Corona. Di Indonesia sendiri, diberlakukan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk menekan penyebaran virus ini (WHO,2020 dalam Jannah & Santoso, 2021).

Penularan Covid-19 dari satu individu ke individu yang lain telah ditunjukkan dengan gejala demam, sakit tenggorokan, batuk, sesak nafas, dan ada beberapa individu yang positif terkena Covid-19 tanpa gejala (Kemenkes RI, 2020). Penatalaksanaan Covid-19 saat ini bersifat suportif, dan kegagalan pernafasan menjadi penyebab utama mortalitas (Mehta, McAuley dkk, 2020 dalam Jannah & Santoso, 2021).

Surat edaran Mendikbud Nomor 36962/MPK.A/HK/2020 menjelasakan setiap kegiatan belajar mengajar di sekolah maupun di

(2)

perguruan tinggi menggunakan metode daring sebagai upaya untuk pencegahan terhadap perkembangan dan penyebaran Corona Virus Disease (Covid-19). Pembelajaran daring dapat dilakukan dengan fasilitas komputer, laptop maupun smartphone yang dihubungkan dengan jaringan internet. Dosen dan mahasiswa dapat melakukan pembelajaran bersama di waktu yang sama menggunakan platform seperti whatsApp, telegram, zoom, meets, google classroom (Fitriah dalam Andiarna, 2020).

Pembelajaran daring pada awalnya ditanggapi positif oleh beberapa mahasiswa tetapi dengan berjalannya proses pembelajaran, mahasiswa mengalami beberapa kesulitan. Kesulitan tersebut antara lain sinyal yang kurang mendukung, sebagian mahasiswa kekurangan kuota, banyak gangguan ketika belajar di rumah, mahasiswa merasa kurang fokus belajar tanpa adanya interaksi langsung dengan dosen maupun mahasiswa lain, materi yang disampaikan sulit dipahami, kurangnya kesiapan dosen dalam menyiapkan materi (Gunadha & Rahmayunita, 2020; Utami et al., 2020).

Tugas yang banyak dengan deadline waktu yang singkat juga menjadikan kendala tersendiri dalam pembelajaran online (Kompas, 2020). Penelitian yang dilakukan Agus menyebutkan “bahwa dosen memberikan tugas yang berlebih dari pada pembelajaran di kelas, dari hasil penelitiannya sebesar 47% responden sepakat bahwa dosen memberikan tugas yang banyak”

(Watnaya et al., 2020). Beban pembelajaran daring/tugas pembelajaran yang berlebih, waktu mengerjakan yang singkat mengakibatkan stres pada peserta didik (Ph et al., 2020 dan Angraini, 2018 dalam Andiarna, 2020).

(3)

Mahasiswa sebagai individu yang menuntut ilmu di perguruan tinggi dalam kegiatannya tidak terlepas dari stres. Menurut Kumar (2011) “stres merupakan bagian dari faktor yang mempengaruhi proses dalam pendidikan dan kesejahteraan mahasiswa” (Agustiningsih, 2019). Stres adalah suatu kondisi respon fisik, emosi, kognitif, dan perilaku terhadap suatu peristiwa yang dinilai mengancam atau menantang individu tersebut (Ciccarelli,2014). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), stres ialah kekacauan atau gangguan mental dan emosional yang diakibatkan oleh faktor luar; ketegangan. Respon stres pada setiap orang berbeda-beda.

Stres menurut tingkatannya dibagi menjadi stres ringan, sedang dan berat. Stress ringan ditandani dengan mudah lelah, tidak bisa santai. Stres sedang ditunjukkan dengan gangguan pola tidur, ketegangan otot, badan terasa mau pingsan, badan terasa mau jatuh, daya konsentrasi serta daya ingat menurun. stres berat ditandai dengan gangguan pencernaan berat, denyut jantung yang semakin keras, sesak napas, sekujur tubuh terasa gemetar, cemas semakin meningkat, mudah bingung dan panik (Atziza, 2015).

Seseorang yang mengalami stres akan menunjukkan beberapa gangguan diantaranya cemas, takut, sedih, gelisah, gugup, gangguan fisik berupa sulit tidur, tidak nafsu makan, jantung berdebar, badan merinding dan gejala intelektual seperti sulit berkonsentrasi, daya ingat menurun, pikiran hanya dipenuhi satu pikiran saja (Braham, 1990 dalam Hatmanti &

Septianingrum, 2018). Stres yang dialami mahasiswa yang terjadi di

(4)

sekolah/perguruan tinggi disebut dengan stress akademik (Barseli & Ifdil, 2017). Perubahan kurikulum, perubahan kondisi lingkungan, iklim pembelajaran yang baru menyebabkan timbulkan stres akademik (Andiarna, 2020).

Waghachavare et al (2013) menyampaikan berdasarkan hasil penelitiannya bahwa “stres akademik merupakan salah satu hal penting yang menjadi salah satu penyebab stres. Stres akademik adalah stres yang berhubungan dengan proses menjalani kegiatan pendidikan yang terjadi dalam masa pendidikan yang disebabkan karena tuntutan yang timbul selama seseorang dalam masa pendidikan dan terjadi bila mengalami ketegangan emosi ketika terjadi kegagalan dalam memenuhi tuntutan tersebut” (Thawabieh and Naour, 2012 dalam Agustiningsih, 2019).

Menurut Kumar (2011) bahwa “mahasiswa yang mengalami stress akademik dapat menjadi mudah marah, menunjukkan kurangnya konsentrasi, penurunan prestasi akademik, hubungan interpersonal yang buruk, insomnia dan sering absen dalam proses pendidikan”. Menurut Pulido et al (2012) “yang menyebabkan stres pada mahasiswa adalah bersumber dari kehidupan akademiknya, terutama dari tuntutan eksternal dan tuntutan internal. Tuntutan eksternal dapat bersumber dari tugas-tugas kuliah, beban pelajaran, tuntutan orang tua, kompetensi perkuliahan dan meningkatnya kompleksitas materi perkuliahan yang semakin lama semakin sulit. Tuntutan internal bersumber dari kemampuan mahasiswa dalam mengikuti pelajaran” (Agustiningsih, 2019).

(5)

Pembelajaran daring yang dilakukan oleh dosen dan mahasiswa STIKes Dharma Husada Bandung menggunakan fasilitas komputer, laptop, dan smartphone yang dihubungkan dengan jaringan internet. Media yang digunakan dalam pembelajaran daring oleh mahasiswa dan dosen menggunakan platform WhatsApp, zoom, meets, dan google classroom.

Proses pembelajarannya dengan menampilkan ppt, menjelaskan materi, sesi tanya jawab, dan memberikan tugas individu atau kelompok yang nantinya dikumpulkan di google classroom.

Awalnya pembelajaran daring dianggap positif oleh mahasiswa tetapi dengan berjalannya proses pembelajaran, mahasiswa mengalami beberapa kesulitan. Kesulitan tersebut antara lain sinyal yang kurang mendukung, sebagian mahasiswa kekurangan kuota, banyak gangguan ketika belajar di rumah, mahasiswa merasa kurang fokus belajar, materi yang disampaikan kurang dipahami, tugas yang banyak dengan deadline waktu yang singkat mengakibatkan mahasiswa mengalami cemas, sulit tidur dan konsentrasi menurun.

Hasil studi pendahuluan yang dilakukan kepada mahasiswa Diploma Tiga Keperawatan STIKes Dharma Husada Bandung pada tanggal 25 Maret 2021 didapatkan 10 responden dengan teknik wawancara secara langsung, lewat video call dan chat yang dilakukan dengan mahasiswa Diploma Tiga Keperawatan, menyatakan respon mahasiswa ketika ditanya tentang permasalahan selama kuliah daring, 4 responden mengeluh sinyal kurang bagus, kuota tiba-tiba habis, kurang paham dengan materi yang

(6)

disampaikan, konsentrasi menurun, 2 responden mengeluh adanya gangguan dari orang rumah, adanya tuntutan dari orang tua, gangguan pola tidur, deadline tugas yang singkat, 4 responden mengeluh kurang paham dengan materi yang disampaikan, konsentrasi menurun, gangguan pola tidur, deadline tugas yang singkat, dan ketika ditanya terkait gejala stress yang dialami selama kuliah daring, mahasiswa Diploma Tiga keperawatan mengeluh sulit tidur, daya ingat menurun, sulit berkonsentrasi, dan takut akan nilai menjadi turun. Dan berdasarkan informasi yang didapat dari Prodi Diploma Tiga Keperawatan, selama pembelajaran daring IPK mahasiswa mengalami penurunan. Terkait dengan hal diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tetang gambaran tingkat stress akademik mahasiswa Diploma Tiga Keperawatan STIKes Dharma Husada Bandung terhadap pembelajaran daring pada pandemic covid-19.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah penelitian yaitu “ bagaimana gambaran tingkat stress akademik mahasiswa Diploma Tiga Keperawatan STIKes Dharma Husada Bandung terhadap pembelajaran daring pada pandemic covid-19”.

(7)

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini untuk mengetahui gambaran tingkat stress akademik mahasiswa Diploma Tiga Keperawatan STIKes Dharma Husada Bandung terhadap pembelajaran daring pada pandemi covid-19.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengalaman dalam kegiatan belajar mengajar di masa pandemi covid-19, yang nantinya dapat digunakan sebagai dasar perbaikan dalam meningkatkan kualitas belajar mengajar.

2. Manfaat Praktis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan pengalaman kepada peneliti dan pembaca.

b. Hasil penelitian ini diharapkan memberikan informasi kepada pelajar dan pendidik tentang pengaruh pembelajaran daring selama pandemic.

c. Hasil penelitian ini bisa menjadi masukan bagi dosen STIKes Dharma Husada Bandung untuk meningkatkan kualitas mengajar.

(8)

E. Ruang Lingkup Penelitian

Peneliti melakukan penelitian ini dimulai dari penyusunan proposal Karya Tulis Ilmiah sampai dengan sidang akhir Karya Tulis Ilmiah dilakukan pada bulan Maret - September 2021 kepada mahasiswa Diploma Tiga Keperawatan STIKes Dharma Husada Bandung. Stress akademik terhadap pembelajaran daring pada masa pandemi covid-19 yang di teliti termasuk dalam ruang lingkup keperawatan jiwa.

Referensi