• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN - Perpustakaan Poltekkes Malang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN - Perpustakaan Poltekkes Malang"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menanamkan Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS) kepada masyarakat tidak mudah, akan tetapi memerlukan proses yang panjang.

Pembinaan Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS) dapat dilakukan melalui pendekatan tatanan, yaitu tatanan rumah tangga, sekolah, tempat-tempat umum, tempat kerja, dan institusi kesehatan. Pada tatanan rumah tangga pembinaan PHBS adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar mengetahui, berkeinginan, dan mampu mempraktikkan hidup bersih dan sehat, serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat. Rentan penyakit yang timbul pada masyarakat sangat kompleks untuk diperbaiki, hanya melalui kontaminasi virus dari penderita penyakit infeksi yang menular melalui makanan dan alat makan dapat menyebabkan berbagai penyakit yaitu hepatis, HIV, diare, dan penyakit menular lainnya.

Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS) adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat. Setiap rumah tangga dianjurkan untuk melaksanakan semua perilaku kesehatan.

Manfaat rumah tangga melakukan PHBS yaitu setiap anggota keluarga menjadi sehat dan tidak mudah sakit, anak tumbuh sehat dan cerdas, anggota keluarga giat bekerja, pengeluaran biaya rumah tangga dapat ditujukan untuk memenuhi gizi keluarga pendidikan; modal; dan usaha untuk peningkatan pendapatan keluarga (Depkes, 2009).

Hepar (hati) merupakan organ tubuh yang paling besar dan memilki banyak fungsi yang kompleks. Fungsi ini mencakup metabolisme protein, peyimpanan hidratarang, detoksifikasi sebagai racun, metabolisme alkohol dan produksi getah empedu. Angka kejadian sirosis hati dari hasil autopsi sekitar 2,4% (0,9 – 5,9%) di Barat. Angka kejadian di Indonesia

(2)

2 menunjukkan laki-laki lebih banyak menderita sirosis dari pada perempuan (2 – 4,5 : 1), terbanyak didapat pada dekade kelima. Di Medan dalam kurun waktu 4 tahun dari 19.914 pasien yang dirawat di bagian penyakit dalam, didapatkan 1128 pasien penyakit hati (5%). Pada pengamatan secara klinis dijumpai 819 pasien sirosis hati (72,7%). Perbandingan laki-laki dan perempuan 2,2 : 1 (Tarigan, 2004)

Sirosis hepatis termasuk dalam penyebab kematian terbanyak di dunia, mencakup 1,3% dari seluruh kematian di dunia dan 5 besar penyebab kematian di Indonesia (WHO, 2010). Pada tahun 2018 penderita sirosis hepatis sebanyak 229 orang atau 1,6% dari total pasien rawat jalan yang melakukan pemeriksaan rutin di poli penyakit dalam RSUD Kanjuruhan. Selain itu bulan Januari hingga Februari tahun 2019 penderita sirosis hepatis sebanyak 13 orang yang melakukan pemeriksaan rutin di poli penyakit dalam RSUD Kanjuruhan.

Sirosis hepatis masih menjadi masalah kesehatan dimasyarakat hingga saat ini, salah satu penyebabnya karena hygiene dan sanitasi yang kurang serta tertular oleh virus hepatis melalui perantara maupun secara langsung, bila dibiarkan terlalu lama dapat menyebabkan kanker hati.

Berdasarkan penjelasan tersebut maka penulis bermaksud untuk mengetahui perilaku bersih sehat, status kesehatan keluarga, dan asupan makan pada pasien dengan penyakit sirosis hepatis di RSUD Kanjuruhan Kabupaten Malang.

B. Rumusan Masalah

Bagaimana perilaku bersih sehat pada penderita sirosis hepatis pasien rawat jalan di RSUD Kanjuruhan Malang?

C. Tujuan Penelitian i. Tujuan umum:

Mengetahui perilaku bersih sehat pada penderita sirosis hepatis pasien rawat jalan di RSUD Kanjuruhan Malang.

(3)

3 ii. Tujuan khusus:

a) Mengetahui karakteristik penderita sirosis hepatis di RSUD Kanjuruhan Kabupaten Malang.

b) Mengetahui perilaku bersih dan sehat pada responden terkait dengan kebersihan diri serta lingkungan.

c) Mengetahui perilaku bersih dan sehat pada responden terkait dengan konsumsi makan.

d) Mengetahui perilaku bersih dan sehat pada responden terkait dengan penerapan aplikasi pengolahan makanan.

D. Manfaat Penelitian i. Manfaat teoritis:

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai data dasar atau bahan kajian, masukan, evaluasi dan dikembangkan untuk penelitian selanjutnya tentang kajian perilaku hidup bersih dan sehat pada penderita sirosis hepatis.

ii. Manfaat praktis:

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan lebih memahami teori-teori yang didapatkan selama perkuliahan yang berhubungan dengan kajian perilaku hidup bersih dan sehat pada penderita sirosis hepatis.

(4)

4 E. Kerangka Konsep

SIROSIS HATI

FAKTOR

KONTAMINASI PHBS

ASUPAN ZAT GIZI MAKRO

ASUPAN ENERGI

ASUPAN PROTEIN VIRUS HEPATIS

JARUM SUNTIK

SOSIAL EKONOMI PENGETAHUAN

ASUPAN LEMAK

ASUPAN KARBOHIDRAT

Variabel yang diteliti : Variabel yang tidak diteliti :

(5)

5 Keterangan :

Hapar (hati) merupakan organ tubuh yang sangat penting dan memilki banyak fungsi yang kompleks. Fungsi ini mencakup metabolisme protein, penyimpanan hidratarang, detoksifikasi sebagian racun. Apabila seseorang menderita sirosis hepatis maka hal tersebut disebabkan oleh faktor kontaminasi virus hepatis melalui penderita hepatitis lainnya; kontaminasi bakteri pada makanan akibat perilaku hidup bersih sehat (PHBS) yang kurang; kontaminasi melalui jarum suntik, faktor pengetahuan yang rendah, sosial ekonomi yang kurang, dan asupan makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan.

Referensi

Dokumen terkait

Transmisi vertikal terjadi melalui kontak dengan cairan tubuh ibu yang terkontaminasi virus hepatitis B pada saat kelahiran ibu hamil yang menderita hepatitis B

Hepatitis virus terutama tipe B sering disebut sebagai salah satu penyebab sirosis hepatis, apalagi setelah penemuan Australian Antigen oleh Blumberg pada tahun 1965 dalam

1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut dapat ditarik rumusan masalahnya adalah bagaimana tingkat pengetahuandan pengelolaan diet hipertensi pada penderita hipertensi

1.2 Rumusan Masalah 1.2.1 Bagaimanakah pengetahuan, sikap, dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada penderita typhoid sebelum dan sesudah dilakukan pendidikan kesehatan di Pondok

Kerangka Konsep Daya Terima Makanan Lansia Pada Penyelenggaraan Makanan di Panti Werdha Pangesti Lawang Keterangan : : Diteliti : Tidak Diteliti Penjelasan : Dalam penelitian ini

Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan kajian tentang “ gambaran dukungan keluarga tentang perawatan penderita gangguan jiwa waham kebesaran pada keluarga

Pendidikan pada keadaan gawat darurat merupakan komponen yang paling berpengaruh karena tingkat pengetahuan seseorang mempengaruhi tindakan dan keputusan yang akan diberikan pada orang

1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kemampuan yang dilakukan keluarga dalam pencegahan penularan infeksi bakteri TBC ke anggota keluarga sebelum dan sesudah