1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kota Balikpapan merupakan salah satu kota di Kalimantan Timur yang digadang menjadi gerbang utama bagi Provinsi Kalimantan Timur pada lokasi pemindahan ibukota baru. Namun demikian, menurut penelitian Sukmara dkk (2020), diketahui Kota Balikpapan hanya mengandalkan Waduk Manggar sebagai pemasok air utama sebesar 73% dari total kebutuhan air dan untuk memenuhi kebutuhan air sisanya menggunakan sumur dalam dan sumber air permukaan lainnya. Penelitian tersebut juga menuliskan pada tahun 2035, Waduk Manggar hanya mampu memenuhi kebutuhan air sebesar 60.7% dari total kebutuhan air.
Hal ini dapat terjadi oleh karena perkembangan kota yang berdampak pada peningkatan jumlah penduduk di masa yang akan datang. Untuk itu, Kota Balikpapan perlu mempersiapkan dalam menghadapi risiko keterbatasan sumber daya air.
Dalam 10 tahun terakhir, tercatat oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kota Balikpapan, curah hujan maksimal per tahun di Kota Balikpapan berkisar antara 60 – 165 mm. Menurut BMKG, kisaran curah hujan tersebut termasuk dalam klasifikasi curah hujan rendah (0 – 100 mm) hingga menengah (100 – 300 mm). Curah hujan tersebut memiliki potensi yang dapat dimanfaatkan sebagai alternatif penyedia sumber air baku pada Kota Balikpapan, selain dari penggunaan Waduk Manggar dan air tanah secara berangsur-angsur.
Untuk selanjutnya, potensi tersebut perlu diperhitungkan dan dihitung besar yang dapat dimanfaatkan.
Sebagi salah satu perguruan tinggi negeri yang berada di Kota Balikpapan, Institut Teknologi Kalimantan (ITK) didirikan sebagai bentuk penguatan Sumber Daya Manusia (SDM) serta Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) nasional di Koridor Ekonomi Kalimantan. Dalam menunjang kualitas kegiatan belajar dan mengajar di lingkungan ITK, kelengkapan fasilitas dan lingkungan sekitar kampus
2
telah disiapkan. ITK disiapkan memiliki total lahan seluas 300 hektar yang berlokasi di Jl. Soekarno Hatta KM 15, Karang Joang, Kecamatan Balikpapan Utara, Kalimantan Timur. Kondisi awal pada lahan ITK didominasi oleh tutupan lahan berupa hutan dan telah berkembang hingga pada saat ini telah berdiri tujuh gedung yaitu dua Gedung Kuliah Bersama (Gedung A dan B), tiga Gedung Pembelajaran Terpadu (Gedung E, F dan G), Gedung C dan Asrama ITK. Dalam penyediaan air bersih, Kampus ITK juga mengandalkan PDAM Kota Balikpapan sebagai satu-satunya pemenuhan kebutuhan air di Kampus ITK.
Kebutuhan air di Kampus ITK dipengaruhi oleh peningkatan jumlah mahasiswa serta perkembangan fasilitas pendukung setiap tahunnya. Semakin meningkatnya kebutuhan air, maka diperlukan pasokan air yang cukup dalam memenuhi kebutuhan air. Dengan potensi yang dapat dimanfaatkan melalui air hujan, pemenuhan kebutuhan air baku pada Kampus ITK dapat menggunakan air hujan sebagai alternatif penyediaan air baku selain mengandalkan sumber air PDAM. Melalui ketersediaan lahan dan perencanaan Kampus ITK di masa mendatang, maka dapat dilakukan perencanaan alternatif pemenuhan kebutuhan air baku melalui pengelolaan sumber daya air hujan dengan Metode Rainwater Harvesting (RWH).
Metode Rainwater Harvesting didefinisikan sebagai suatu cara pengumpulan atau penampungan air hujan atau aliran permukaan pada saat curah hujan tinggi untuk selanjutnya digunakan pada waktu air hujan rendah (Maryono dan Santoso, 2006). Dalam pelaksanaannya, penerapan metode ini dilakukan pada kawasan perguruan tinggi di India dan berdampak pada teratasinya permasalahan air bersih dan didapatkannya keuntungan pada semua pihak (Patel dkk, 2014) dan pada kampus Texas A&M (TAMU) yang jika keseluruhan air hujan ditampung maka berpotensi setiap tahunnya mengumpulkan sekitar 276,629,576 liter air hujan (Saour, 2009). Metode Rainwater Harvesting ini merupakan salah satu elemen teknis dari Water Sensitive Urban Design (WSUD) (Hoyer dkk, 2011).
WSUD merupakan salah satu pendekatan infrastruktur hijau yang awalnya dilatarbelakangi oleh peranan air pada suatu kawasan, yang perlu diatur selaras dengan pembangunan kawasan dan kebutuhan akan air. Elemen WSUD bertujuan untuk memperlambat aliran air menuju saluran drainase (Collins dkk, 2008),
3 menampung air sementara pada permukaan maupun tanah untuk menambah waktu proses evaporasi (Nakayama dan Fujita, 2010) dan lain-lain.
Melihat risiko yang dapat terjadi di masa mendatang, untuk itu perlu dilakukan antisipasi dengan tindakan preventif dalam menangani permasalahan keterbatasan sumber daya air di Kota Balikpapan secara umum dan peningkatan kebutuhan air di Kampus ITK secara khusus, dengan alternatif penyediaan sumber air baku. Oleh karena itu, dirasa perlu untuk melakukan kajian mengenai potensi penyediaan air baku dengan pengelolaan air hujan menggunakan metode Rainwater Harvesting pada Kampus ITK.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang didapatkan berdasarkan latar belakang tersebut adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana sumber ketersediaan air baku dan jumlah total kebutuhan air yang diperlukan di Kampus ITK?
2. Berapa jumlah potensi air baku yang dapat dihasilkan dengan menggunakan Metode Rainwater Harvesting di Kampus ITK?
3. Berapa besar penghematan yang didapatkan melalui penerapan Metode Rainwater Harvesting di Kampus ITK?
1.3 Tujuan
Dalam studi tugas akhir ini didapatkan tujuan yang berdasarkan rumusan masalah yang ada yaitu sebagai berikut:
1. Mengetahui sumber ketersediaan air baku dan total kebutuhan air yang diperlukan di Kampus ITK.
2. Mengetahui potensi air baku yang dapat dihasilkan dengan menggunakan Metode Rainwater Harvesting di Kampus ITK.
3. Mengetahui penghematan yang didapatkan melalui penerapan Metode Rainwater Harvesting di Kampus ITK.
4
1.4 Manfaat
Pada studi tugas akhir ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain:
1. Dapat mengetahui potensi Metode Rainwater Harvesting dalam memenuhi kebutuhan air baku di Balikpapan, khususnya di Kampus ITK,
2. Dapat mengetahui manfaat air hujan sebagai alternatif penyediaan sumber air baku di Balikpapan, khususnya di Kampus ITK,
3. Dapat digunakan sebagai acuan untuk penelitian selanjutnya mengenai penerapan metode,
4. Hasil studi ini diharapkan dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan untuk alternatif pemenuhan kebutuhan air baku di Kampus ITK,
1.5 Batasan Permasalahan
Batasan permasalahan pada penelitian tugas akhir ini adalah sebagai berikut:
1. Analisis potensi metode Rainwater Harvesting hanya dilakukan pada lahan eksisting ITK;
2. Tidak merencanakan detail konstruksi instalasi Rainwater Harvesting;
3. Tidak melakukan penelitian terkait kualitas air hujan;
1.6 Lokasi Penelitian
Lokasi studi terletak pada Kampus ITK Jl. Soekarno Hatta, KM.15, Karang Joang, Kecamatan Balikpapan Utara, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur. Secara lebih jelas, lokasi studi ditunjukkan pada Gambar 1.1 sebagai berikut:
5 Gambar 1.1 Lokasi Penelitian (Google Earth, 2021)