• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN - Repository ITK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN - Repository ITK"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Asam levulinat merupakan salah satu senyawa yang dapat dijadikan sebagai platform chemical karena dapat memproduksi berbagai senyawa seperti asam 5- bromo levulinat, asam valerik, MTHF, metil pirolidon, dan lain – lain (Girisuta et al., 2006). Potensi asam levulinat sebagai biofuel juga sangat besar dikarenakan asam levulinat dapat dikonversi menjadi ɣ-valerolactone (GVL), 2- methyltetrahydrofuran dan levulinat esters dimana ketiga produk ini adalah bahan bakar alternatif pengganti fosil fuel, salah satunya untuk memproduksi biodiesel.

Di dalam produksi biodiesel, turunan dari senyawa asam levulinat berperan sebagai zat aditif yang dapat membuat kerja mesin produksi menjadi lebih efisien. Asam levulinat merupakan precursor biofuel maupun polimer dan termasuk multiplatform product yang turunannya dapat digunakan dalam berbagai produk baik sebagai bahan intermediate maupun downstream product. Asam levulinat dapat digunakan sebagai resin, plasticizer, herbisida, pelarut dan bahan baku dalam pembuatan industri farmasi seperti asam diphenolat (bahan proteksi dan dekoratif terakhir) dan kalsium levulinat (perawatan hypocalcemia). Turunan dari asam levulinat juga dapat digunakan sebagai pengganti ethylene glycol, anti beku, pelarut dan additive fuel.

Di Indonesia, asam levulinat sangat berperan dalam berbagai bidang industri seperti zat adiktif pada biodiesel, bahan baku polimer dan plasticizer serta pengganti bioetanol pada campuran bensin. Asam levulinat yang memiliki peranan dalam berbagai bidang industri terus mengalami peningkatan permintaan, namun untuk memenuhi permintaan tersebut Indonesia sampai saat ini masih melakukan impor. Tidak hanya di Indonesia, berbagai negara maju dan berkembang di dunia menggunakan asam levulinat sebagai bahan baku dan intermediate dalam bahan aditif makanan, farmasi, produk pertanian, kosmetik, plasticizer dan fuel additives.

Pasar global asam levulinat diperkirakan akan mencapai $27,2 juta pada tahun 2019 dan akan mengalami pertumbuhan sebesar 14,10% pada periode 2020-2027.

(2)

2 Sehingga dapat diproyeksikan pada tahun 2027 pasar global asam levulinat akan mencapai $78,14 juta (Data Bridge Market Research, 2020). Amerika Utara, Eropa dan Asia Pasifik merupakan tiga daerah utama dengan produksi asam levulinat tertinggi. Untuk di Asia Pasifik termasuk Indonesia, Cina merupakan produsen utama asam levulinat (Bridge Market Research, 2020).

Gambar 1. 1 Analisa Pasar Global Asam Levulinat

Sumber: Data Bridge Market Research, 2020

Perkembangan industri asam levulinat masih tergolong sangat rendah karena bahan baku sintesis yang mahal dan kecilnya yield produk yang dihasilkan.

Untuk mengatasi permasalahan ini, maka mulai digunakan bahan organik (biomassa) sebagai pengganti bahan baku sintesis dalam pembuatan asam levulinat.

Bumi memiliki pasokan biomassa yang sangat melimpah, dimana terdapat 1.800 miliar ton biomassa di darat dan 4 miliar ton biomassa di laut (The Japan Institute of Energy, 2008). Total energi dari biomassa yang terkandung di daratan adalah 33.000 EJ atau 80 kali atau lebih tinggi dari konsumsi energi dunia selama 1 tahun (The Japan Institute of Energy, 2008). Sebagian besar biomassa digunakan untuk makanan makhluk hidup, oleh karena itu penting untuk memperkirakan jumlah dan jenis sumber daya biomassa yang dapat digunakan sebagai sumber energi.

Biomassa lignoselulosa merupakan sumber bahan baku yang berpotensi $20,00

$30,00 $40,00 $50,00 $60,00 $70,00 $80,00 $90,00

2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027

Pasar Asam Levulinat (Juta $)

Periode (Tahun)

(3)

3 menggantikan sumber bahan fosil. Pasokan biomassa lignoselulosa sebesar 1,2 -1,7 x 1011 ton per tahun yang berasal dari biomassa tumbuhan.

Salah satu sumber biomassa yang mengandung lignoselulosa yang melimpah dan belum dimanfaatkan adalah tandan kosong kelapa sawit. Indonesia merupakan produsen kelapa sawit terbesar di dunia dengan total produksi pada tahun 2020 sebesar 51,58 juta ton (Kompas, 2021). Dari industri kelapa sawit akan dihasilkan limbah tandan kosong kelapa sawit (TKKS). Setiap produksi 1 ton tandan buah segar (TBS) kelapa sawit dihasilkan TKKS sebanyak 22-23%. TKKS saat ini hanya dijadikan limbah Limbah TKKS mengandung senyawa selulosa sebanyak 45,95% dan hemiselulosa sebanyak 22,84% yang dapat dikonversi menjadi senyawa asam levulinat.

Dengan melihat dan meninjau pentingnya asam levulinat dan ketersediaan TKKS di Indonesia, maka pembangunan pabrik asam levulinat perlu dipertimbangkan. Mengingat asam levulinat belum diproduksi di Indonesia sehingga pemenuhan kebutuhan asam levulinat melalui impor, maka perlu didirikan pabrik asam levulinat di Indonesia. Selain dapat mengurangi ketergantungan impor dan meningkatkan devisa negara, dengan pendirian pabrik asam levulinat di Indonesia diharapkan dapat meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat pada khususnya dan Indonesia pada umumnya.

1.2 Analisa Pasar

Analisa pasar dilakukan untuk menentukan potensi produk di pasaran. Hasil analisa pasar dapat digunakan untuk menentukan kapasitas produksi dan desain pabrik yang akan dibangun. Hal yang perlu dilakukan dalam analisa pasar adalah menentukan supply and demand, ketersediaan bahan baku, benchmarking produk sejenis dan penentuan kapasitas produksi.

1.2.1 Analisa Supply and Demand

Di Indonesia belum terdapat pabrik yang memproduksi asam levulinat meskipun kebutuhan akan asam levulinat sangat tinggi. Untuk memenuhi kebutuhan asam levulinat dalam negeri dan meningkatkan perkembangan industri di Indonesia, maka pendirian pabrik asam levulinat perlu dilakukan. Dalam

(4)

4 menentukan analisa pasar asam levulinat perlu menghitung supply and demand asam levulinat. Namun, minimnya data impor, ekspor dan konsumsi asam levulinat, penentuan supply and demand asam levulinat dilakukan dengan menganalisis kebutuhan asam levulinat dari kebutuhan produk turunannya seperti gamma- valerolactone (polimer) dan ethyl levulinat (zat aditif biodiesel).

Salah satu pasar polimer terbesar di Indonesia yang bisa dipenuhi oleh asam levulinat adalah poliuretan. Kebutuhan poliuretan dalam negeri sampai saat ini masih belum dapat dipenuhi sehingga sebagian kebutuhan tersebut dipenuhi dengan jalan impor. Salah satu turunan asam levulinat yang berpotensi sebagai bahan intermediet poliuretan yaitu gamma-valerolactone. Gamma-valerolactone dapat diperoleh dengan reaksi hidrogenasi dari asam levulinat. Berdasarkan penelitian sebelumnya, asam levulinat dapat 100% (%berat) dikonversi menjadi gamma- valerolactone dengan bantuan katalis noble metal (Upare et al., 2011). Konversi senyawa tersebut menuju poliuretan menghasilkan yield 90%.

Gambar 1. 2 Kurva Impor Poliuretan di Indonesia

Gambar 1. 2 menunjukkan data impor poliuretan dalam negeri dalam kurun waktu 2014 hingga 2019, dimana terlihat tren kenaikan secara linier. Guna memprediksi nilai impor pada tahun 2026, digunakan persamaan regresi linier untuk menggambarkan fenomena statistik dari nilai impor poliuretan. Persamaan linier tersebut adalah y = 3.187,6x + 28.967 dengan nilai regresi linier R2 adalah 0,9583, dimana y adalah jumlah impor poliuretan (ton/tahun) dan x adalah tahun.

Dengan menggunakan pendekatan regresi linier, didapatkan perkiraan nilai impor

(5)

5 poliuretan pada tahun 2026 adalah sebesar 79.806,37 ton/tahun. Agar dapat menutupi nilai impor dari produksi dalam negeri, produksi asam levulinat yang dapat menghasilkan senyawa turunan gamma-valerolactone dan dapat dikonversi menjadi poliuretan harus dapat memenuhi jumlah tersebut. Untuk dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri tahun 2026 (79.806,37 ton/tahun), perlu disuplai asam levulinat sebesar 88.673,74 ton/tahun.

Di samping peran gamma-valerolactone dalam industri polimer, senyawa turunan asam levulinat ini juga dapat digunakan sebagai pengganti bioetanol sebagai campuran bensin. Penggunaan gamma-valerolactone sebagai campuran bensin telah dievaluasi menunjukkan kualitas yang sama dengan campuran etanol- bensin (Horvath et al., 2008). Selain itu, gamma-valerolactone juga tidak membentuk sebuah azeotrop dengan air sehingga dalam pembuatannya membutuhkan energi yang lebih rendah dibanding etanol absolut (Fabos et al., 2009 dan Nasirzadeh et al., 2004). Oleh karena itu, turunan asam levulinat yaitu gamma- valerolactone berpotensi untuk masuk ke pasar bioetanol.

Gambar 1. 3 Kurva Konsumsi Bensin di Indonesia

Berdasarkan Gambar 1. 3, konsumsi bensin menunjukkan tren meningkat dari tahun ke tahun. Guna memprediksi konsumsi bioetanol yang digunakan pada campuran bensin pada tahun 2026, digunakan pendekatan persamaan polinomial untuk menggambarkan fenomena statistik dari konsumsi bioetanol. Persamaan

(6)

6 tersebut adalah y = 342,5x2 – 1180,5x + 1115,9 dan nilai R² adalah 0.996, dimana y adalah konsumsi bensin yang tersedia (juta liter/tahun) dan x merupakan tahun ke-. Dari persamaan tersebut, konsumsi bensin yang tersedia diprediksikan pada tahun 2026 adalah sebesar 23.560,90 juta liter/tahun dan pasar bioetanol pada tahun 2026 sebesar 706,83 juta liter/tahun. Dari Perry 8th edition didapatkan densitas etanol sebesar 0,789 kg/L dan konversi dari asam levulinat menjadi gamma- valerolactone sebesar 100% (Upare et al., 2011) sehingga asam levulinat yang perlu disuplai pada tahun 2026 sebesar 557.686,5 ton/tahun.

Ethyl levulinat merupakan turunan dari asam levulinat yang dimanfaatkan pada sektor biofuel. Berbeda dari gamma-valerolactone, ethyl levulinat berperan sebagai campuran bahan bakar diesel. Saat ini, biodiesel telah menjadi energi alternatif yang menjadi perhatian pemerintah dan terus ditingkatkan produksinya untuk dapat menekan penggunaan bahan bakar fosil. Tabel 1.1. menunjukkan data produksi biodiesel di Indonesia.

Tabel 1. 1 Produksi Biodiesel di Indonesia

Tahun Supply (juta liter) Demand (juta liter)

Produksi Konsumsi Ekspor

2009 190 119 70

2010 243 223 20

2011 1.812 359 1453

2012 2.221 669 1552

2013 2.805 1048 1757

2014 3.318 1845 1629

2015 1.620 915 329

2016 3.656 3008 477

2017 3.416 2572 187

2018 6.167 3750 1793

2019 9.623 692,639 1469,46

2026* 22.899 19.093 10.693

(Sumber: Badan Pusat Statistik, 2020)

*Prediksi tahun 2026

(7)

7 Gambar 1. 4 Kurva Supply and Demand Biodiesel (juta liter/tahun)

Tabel 1. 2 Data Produksi dan Konsumsi Solar di Indonesia

Tahun Supply (juta liter) Demand (juta liter) Produksi Impor Konsumsi Ekspor 2015 20.558,202 7.318,129 29.172,694 0,914 2016 19.685,824 5.707,622 27.707,190 0,993 2017 21.383,678 4.535,776 29.836,776 1,080 2018 21.147,122 6.499,009 30.962,670 0,576 2026* 23.985,089 2.567,383 36.544,370 0,101

(Sumber: Badan Pusat Statistik, 2019)

*Prediksi tahun 2026

(8)

8 Gambar 1. 5 Kurva Supply and Demand Solar (juta liter/tahun)

Dari Tabel 1. 2, diprediksikan pada tahun 2026 peluang kapasitas produksi biodiesel sebesar 6.833 juta liter/tahun. Sedangkan peluang kapasitas produksi biodiesel pada tahun 2026 diprediksi mencapai 9.991,903 juta liter. Oleh karena itu, pasar yang tersedia untuk ethyl levulinat dapat dikalkulasikan sebagai berikut:

● Kebijakan minimal rasio campuran untuk biodiesel adalah 30%

● Jumlah biodiesel yang harus tersedia:

30% x 9.991,903 juta liter/tahun = 2.997,570 juta liter/tahun

● Produksi biodiesel:

2.997,570 juta liter/tahun + 6186 juta liter/tahun = 9183,57 juta liter/tahun

● Massa biodiesel yang dibutuhkan:

9.183,57 juta liter/tahun x 0,880 kg/L (Baroutian et al., 2008) = 8.081.541,6 ton/tahun

● Konversi asam levulinat menjadi etil levulinat adalah 95% (Nandiwale et al., 2013)

● Kebutuhan levulinic acid:

8.081.541,6 ton/tahun: 0,95 = 8.506.885 ton/tahun

Analisa pasar asam levulinat didasarkan pada aplikasi senyawa turunannya karena asam levulinat merupakan multiplatform dari berbagai produk kimia.

Beberapa aplikasi dari senyawa turunan asam levulinat (gamma-valerolactone dan etil levulinat) adalah pada pasar poliuretan, biodiesel dan bioetanol. Rincian

(9)

9 mengenai pasar produk asam levulinat pada tahun 2026 ditunjukkan pada Tabel 1.3. Dari Tabel 1.3, peluang kapasitas produksi asam levulinat pada tahun 2026 sebesar 9.153.245,24 ton/tahun.

Tabel 1. 3 Pasar Asam Levulinat

Pasar Jumlah (ton)

Poliuretan 88.673,74

Bioetanol 557.686,5

Biodiesel 8.506.885

Total 9.153.245,24

1.2.2 Ketersediaan Bahan Baku

Bahan baku dalam produksi asam levulinat adalah TKKS yang berasal dari industri pengolahan kelapa sawit di sekitar pabrik. Dimana total kapasitas produksi kelapa sawit yang berada di Kutai Timur sebesar 1.415 ton TBS/jam. Kapasitas pabrik asam levulinat 25.000 ton/tahun membutuhkan 46.500 ton TBS/tahun atau 5,308 ton TBS/jam. Jumlah bahan baku TKKS menggunakan 0,375% dari keseluruhan total ketersediaan bahan baku dari pabrik di Kutai Timur, sehingga bahan baku pembuatan asam levulinat dapat terpenuhi. Tabel 1.4 merupakan pabrik pengolahan kelapa sawit di Kutai Timur.

Tabel 1. 4 Pabrik Kelapa Sawit di Kutai Timur

No Nama Perusahaan Kapasitas Produksi

(Ton TBS/Jam)

1 PT. Gunta Samba 55

2 PT. Multi Pasifik Internasional 45

3 PT. Wira Inova Nusantara 60

4 PT. Kresna Duta Agroindo (Kongbeng) 15 5 PT. Kresna Duta Agroindo (Wahau) 60

6 PT. Tapian Nadenggan 80

7 PT. Kresna Duta Agroindo (R. Panjang) 30

8 PT. Swakarsa Sinarsentosa 45

9 PT. Dharma Satya Nusantara (2010) 60 10 PT. Dharma Satya Nusantara (2012) 60

(10)

10

No Nama Perusahaan Kapasitas Produksi

(Ton TBS/Jam) 11 PT. Dharma Satya Nusantara (2014) 60 12 PT. Dharma Satya Nusantara (2015) 60 13 PT. Karya Nusa Eka Daya 1 (2010) 90 14 PT. Karya Nusa Eka Daya 1 (2011) 45 15 PT. Telen (Pengadaan Baay) (2010) 45

16 PT. Telen (2010) 35

17 PT. Telen Prima Sawit 45

18 PT. Sumber Kharisma Persada 60

19 PT. Etan Bersama Lestari 30

20 PT. Bima Palma Nugraha 45

21 PT. Bima Agri Sawit 30

22 PT. Indonesia Plantation Synergy 60

23 PT. Fairco Agro Mandiri 45

24 PT. Kemilau Indah Nusantara 45

25 PT. Sawit Sukses Sejahtera 60

26 PT. Anugerah Energitama 45

27 PT. Kutai Balian Nauli 45

28 PT. Nala Palma Cadudasa 60

Total Kapasitas Produksi 1.415

(Sumber: Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Timur, 2017)

1.2.3 Benchmarking Pabrik Sejenis

Dalam penentuan kapasitas produksi, analisa kapasitas pabrik sejenis juga sangat berpengaruh. Tabel 1.5 menunjukkan kapasitas produksi asam levulinat di dunia, dimana kapasitas pabrik berada pada kisaran 2.000 ton/tahun hingga 50.000 ton/tahun.

Tabel 1. 5 Daftar Perusahaan Penghasil Asam Levulinat

Pabrik Lokasi Kapasitas

(ton/tahun) Biofine International Inc United States 11.000

(11)

11

Pabrik Lokasi Kapasitas

(ton/tahun)

Avantium Inc Netherlands 8.000

GF Biochemicals Ltd Italy 50.000

Shandong Xinhua Pharma China 2.000

Shinya Chem Co., Ltd China 20.000

1.2.4 Kapasitas Produksi

Dari sisi analisa pasar berdasarkan supply and demand, ketersediaan bahan baku dan benchmarking pabrik sejenis, prarancangan pabrik asam levulinat ditetapkan kapasitas produksinya adalah sebesar 25.000 ribu ton/ tahun. Kapasitas tersebut sudah cukup tepat karena produk yang dihasilkan dapat diserap oleh pasar.

1.3 Lokasi Pabrik

Untuk memilih lokasi pabrik, diperlukan pertimbangan dalam berbagai faktor. Lokasi yang paling mumpuni untuk mendirikan sebuah pabrik adalah lokasi dimana biaya unit proses dan proses distribusi rendah, sementara harga dan volume penjualan produk dapat menghasilkan keuntungan maksimal bagi perusahaan.

(12)

12 Gambar 1. 6 Lokasi Pabrik

(Sumber: Google Earth, 2021) Oleh karena itu, lokasi pada prarancangan pabrik asam levulinat ini akan dibangun di Provinsi Kalimantan Timur, tepatnya pada Kawasan Ekonomi Khusus Maloy Batuta Trans Kalimantan (KEK MBTK), Sangatta, Kabupaten Kutai Timur.

Alasan utama memilih KEK MBTK sebagai lokasi pabrik adalah dikarenakan KEK MBTK merupakan kawasan industri yang telah ditetapkan melalui Peraturan Pemerintah Nomor 85 Tahun 2014 dengan total luas area 577.34 Ha.

1.3.1 Faktor Primer

1.3.1.1 Ketersediaan Bahan Baku

Bahan baku merupakan syarat utama bagi keberlangsungan sebuah pabrik, sehingga pengadaan bahan baku sangat penting untuk dipertimbangkan. Bahan baku utama yang digunakan dalam proses produksi asam levulinat adalah TKKS.

Pemilihan lokasi di Kabupaten Kutai Timur sangatlah tepat karena di Kabupaten Kutai Timur dekat dengan bahan baku yang dapat diperoleh dari beberapa pabrik kelapa sawit di Kutai Timur dengan total TKKS sebesar 325,45 ton/jam.

1.3.1.2 Pemasaran

Konsumen asam levulinat sangat beragam, mulai dari industri biodiesel, bioethanol, poliuretan, propilen, industri farmasi, kosmetik dan lainnya. Konsumen asam levulinat tidak terbatas hanya di Kalimantan tetapi seluruh industri di Indonesia. Untuk transportasi pemasaran produk dapat digunakan transportasi melalui jalur darat dan laut.

(13)

13 1.3.1.3 Utilitas

Fasilitas penunjang yang dibutuhkan oleh pabrik adalah air, listrik dan bahan bakar. Untuk kebutuhan air dapat memanfaatkan air laut dan pasokan dari PDAM setempat. Kebutuhan listrik untuk penunjang operasional berasal dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dengan kapasitas 20 MW yang akan dibangun di daerah KEK MBTK. Sedangkan untuk kebutuhan bahan bakar dapat diperoleh dari Pertamina dan distributornya sebagai pemasok bahan bakar solar.

1.3.1.4 Transportasi

Lokasi pabrik yang dipilih berada di Kawasan Ekonomi Khusus Maloy Batuta Trans Kalimantan. Lokasi pendirian pabrik didukung oleh kemudahan akses transportasi darat yaitu tersedianya jalan raya poros Kaliorang dan transportasi laut yaitu terdapat Pelabuhan Maloy yang terletak tidak jauh dari KEK MBTK. Dengan kemudahan akses transportasi darat maupun laut, pengiriman bahan baku dan distribusi produk dapat ditangani dengan lebih baik.

1.3.1.5 Tenaga Kerja

Dengan berdirinya pabrik asam levulinat di Kabupaten Kutai Timur diharapkan dapat mengurangi tingkat pengangguran dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitar pabrik berdiri. Tenaga kerja yang digunakan diambil dari masyarakat lokal yang mencakup tenaga kerja lokal dan tenaga kerja ahli. Pekerja yang terampil dan terdidik dapat dipenuhi karena di Kabupaten Kutai Timur maupun kota di sekitar Kutai Timur banyak terdapat perguruan tinggi atau sekolah kejuruan yang mendidik pekerja terampil dan siap digunakan, seperti Institut Teknologi Kalimantan, Universitas Mulawarman, Politeknik Negeri Samarinda, Sekolah Tinggi Teknologi Industri Bontang, dan Universitas Trunajaya yang dapat memenuhi angka tenaga ahli yang dibutuhkan. Sebagai kawasan industri potensial, Kabupaten Kutai Timur memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal dalam kualitas dan kuantitas. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, dapat diprediksi jumlah angkatan kerja pada tahun 2026 di Kabupaten Kutai Timur sebanyak 2.533.982 jiwa.

(14)

14 Tabel 1. 6 Angkatan Kerja di Kabupaten Kutai Timur

Angkatan

Kerja 2016 2017 2018 2019 2026*

Bekerja 1.581.239 1.654.964 1.618.285 1.704.808 2.150.912 Pengangguran 136.653 114.289 114.313 110.574 383.070 Total 1.717.892 1.769.253 1.732.598 1.815.382 2.533.982

(Sumber: Badan Pusat Statistik, 2020)

*Proyeksi angkatan kerja

Berdasarkan data Tabel 1.6 menunjukkan bahwa jumlah angkatan kerja yang potensial pada usia produktif (usia 15 tahun atau lebih) dengan tingkatan pendidikan yang bervariasi sangat memadai. Oleh karena itu, tenaga kerja dapat diambil dari masyarakat Kutai Timur dan sekitarnya.

1.3.1.6 Harga Tanah dan Upah Minimum Lokal

Faktor pendukung dalam penentuan lokasi pabrik yaitu harga tanah dan gaji karyawan yang akan menentukan perencanaan pembangunan pabrik di masa mendatang seperti pembangunan pabrik dan perluasan daerah pabrik. Harga sewa tanah pada tahun 2019 berkisar Rp.50.000,00/m2 dengan proyeksi kenaikan harga tanah per tahun sebesar 10% maka harga tanah pada tahun 2026 sebesar Rp.

107.179,00/m2. Lalu untuk gaji karyawan, upah minimum kerja pada daerah Kalimantan Timur pada tahun 2021 sebesar Rp.2.981.378,00 dengan peraturan Undang-undang Nomor 13 Tahun 2013 tentang Ketenagakerjaan tentang kenaikan gaji karyawan dengan proyeksi kenaikan maksimal tiap tahun sebesar 9% maka gaji karyawan pada tahun 2026 adalah sebesar Rp.4.587.220,00. Dengan harga tanah dan upah minimum yang rendah dibandingkan dengan kawasan industri lainnya seperti Banten dan Jawa Barat, perusahaan dapat mempertahankan biaya investasi modal dan biaya operasional yang rendah.

(15)

15 1.3.2 Faktor Sekunder

1.3.2.1 Kebijakan Pemerintah

Kabupaten Kutai Timur merupakan kawasan industri dan berada dalam teritorial negara Indonesia, sehingga kebijakan pemerintah dalam hal perizinan, lingkungan masyarakat sekitar, faktor sosial, dan perluasan pabrik memungkinkan untuk berdirinya pabrik asam levulinat. Karena lokasi pabrik berada di kawasan industri, izin pembangunan pabrik akan dikelola oleh pemilik. Di Kabupaten Kutai Timur zona industri telah terfasilitasi dan semua administrasi diatur oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA).

1.3.2.2 Tanah dan Iklim

Pemilihan lokasi pendirian pabrik terkait dengan masalah tanah yaitu tidak rawan terhadap bahaya tanah longsor, gempa maupun banjir. Pada peta seismisitas Gambar 1.7 menunjukkan bahwa lokasi di daerah Kalimantan Timur khususnya pada industri KEK MBTK minim terhadap potensi gempa. Jadi, pemilihan lokasi pabrik di kawasan industri KEK MBTK tepat, walaupun masih diperlukan kajian lebih lanjut tentang masalah tanah sebelum pabrik didirikan. Kondisi iklim di Kabupaten Kutai Timur seperti iklim di Indonesia pada umumnya dan tidak membawa pengaruh yang besar terhadap jalannya proses produksi.

Gambar 1. 7 Peta Seismisitas Indonesia

(Sumber: Google, 2021)

(16)

16 1.3.2.3 Keadaan Masyarakat dan Kondisi Perekonomian

Berdasarkan proyeksi penduduk tahun 2019, penduduk Kabupaten Kutai Timur sebanyak 376.111 jiwa yang terdiri atas 195.987 jiwa penduduk laki-laki dan 165.683 jiwa penduduk perempuan. Dibandingkan dengan proyeksi jumlah penduduk tahun 2018, penduduk Kutai Timur mengalami pertumbuhan sebesar 3,99 persen dan jika dibandingkan dengan jumlah penduduk hasil Sensus Penduduk 2010 jumlah penduduk Kutai Timur mengalami pertumbuhan sebesar 4,37%

(Badan Pusat Statistik, 2020).

Situasi perekonomian kabupaten Kutai Timur dalam kurun 5 (lima) tahun terakhir tercermin dari kontribusi sektor-sektor ekonomi yang mendukungnya, diantaranya sektor pertambangan dan galian, serta sektor pertanian. Sektor pertambangan dan penggalian terutama subsektor pertambangan non migas (batubara) masih merupakan sektor pendukung utama perekonomian Kabupaten Kutai Timur. Dominasi subsektor ini ditandai dengan masih tingginya peranan pertambangan sektor pertambangan khususnya batubara tahun 2014-2018, yakni 81,76% (2014) meskipun menurun menjadi 80,90% (2018) dari total PDRB ADHB Kabupaten Kutai Timur dengan migas dan batubara (Badan Pusat Statistik, 2020).

Referensi

Dokumen terkait

Tahapan observasi dalam kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui permasalahan yang ada di RT 15 Loa Duri Ilir, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, dan diketahui bahwa di RT