Kata “Desa” sendiri berasal dari bahasa India yaitu “swadesi” yang berarti tempat asal, tempat tinggal, negara asal atau tanah leluhur, yang merujuk pada kesatuan kehidupan, norma kesatuan, dan mempunyai batas-batas yang jelas. Pengurus desa adalah kepala desa atau disebut dengan nama lain yang dibantu oleh perangkat desa sebagai bagian dari pengurus desa. Pelaksana daerah dan pelaksana teknis perangkat desa diangkat langsung oleh kepala desa dari kalangan masyarakat desa, setelah berkonsultasi dengan Camat atas nama bupati/walikota. Perangkat Desa mempunyai tugas membantu Kepala Desa dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya selama menjabat Kepala Desa dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala Desa.
Pemerintahan desa terdiri atas kepala desa dan perangkat desa yang meliputi sekretaris desa dan perangkat lainnya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perangkat desa adalah pembantu kepala desa dan melaksanakan tugas penyelenggaraan pemerintahan desa, melaksanakan pembangunan desa, membina masyarakat desa, dan memberdayakan desa atas dasar itu. Kepala desa dibantu oleh perangkat desa yang terdiri dari sekretaris desa, pelaksana daerah, dan pelaksana teknis.
Tugas Kepala Urusan Pemerintahan (KAUR PEM) adalah membantu kepala desa dalam menyelenggarakan administrasi kependudukan, administrasi pertanahan, memajukan ketentraman dan ketertiban masyarakat desa, menyiapkan bahan perumusan kebijakan penataan, kebijakan penyusunan produk hukum desa. Tugas Kepala Urusan Pembangunan (KAUR PEMBANGUNAN) adalah membantu kepala desa dalam menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis. Tugas Kepala Urusan Kesejahteraan Rakyat (KAUR KESRA) adalah membantu kepala desa dalam menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis penyiapan program keagamaan serta pelaksanaan program kekuatan masyarakat dan pemberdayaan sosial.
Kepala daerah atau sebutan lain berfungsi sebagai unsur gugus tugas daerah yang wajib membantu kepala desa dalam melaksanakan tugasnya di daerah.
Akuntansi Keuangan Desa .1 Akuntansi Desa
Keuangan Desa
Keuangan Desa adalah segala hak dan kewajiban Desa yang dapat dinilai dengan uang dan segala sesuatu yang berbentuk uang dan barang yang berkaitan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban Desa. Dimana Kepala Desa dan BPD setiap tahunnya menetapkan APBDe yang disesuaikan dengan peraturan desa dan sesuai dengan amanat UU No. 6 Tahun 2014 yang dipimpin oleh Permendagri No. 113 Tahun 2014. Segala hak dan kewajiban desa yang dapat dinilai dengan uang dan segala sesuatu yang berbentuk uang dan barang yang berkaitan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban desa.
Keuangan desa adalah segala hak dan kewajiban dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan desa yang dapat dinilai dengan uang, termasuk segala bentuk kekayaan yang berkaitan dengan hak dan kewajiban tersebut. Pihak-pihak yang menggunakan informasi keuangan desa adalah masyarakat desa, perangkat desa, pemerintah daerah, dan pemerintah pusat. Transparansi berarti pemberian informasi keuangan yang terbuka dan jujur kepada masyarakat berdasarkan pertimbangan bahwa masyarakat mempunyai hak untuk mengetahui secara terbuka dan menyeluruh mengenai akuntabilitas pemerintah dalam pengelolaan sumber daya yang dipercayakan kepadanya serta kepatuhannya terhadap peraturan perundang-undangan.
Akuntansi berarti suatu bentuk kewajiban seseorang untuk memastikan bahwa tugas dan kewajiban yang diembannya dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Kerja sama yang dimaksud adalah prinsip bahwa mereka dilibatkan dalam setiap proses pengambilan keputusan dalam setiap kegiatan yang diselenggarakan oleh perangkat desa tempat mereka tinggal.
Karakteristik Kode Akun
Tahapan Siklus Akuntansi Desa
Setiap transaksi yang terjadi, baik yang berkaitan dengan penerimaan pendapatan, pengeluaran, maupun penerimaan/pengeluaran keuangan, dicatat baik secara tunai maupun secara kredit pada Buku Kas Umum (BKU). Setiap akhir bulan, BKU ini ditutup secara tertib dan ditandatangani oleh Bendahara Desa, serta Kepala Desa, diperiksa terlebih dahulu dan diparaf oleh Sekretaris Desa. Tahap klasifikasi merupakan tahap dimana bukti-bukti catatan transaksi dikelompokkan ke dalam kelompok buku besar berdasarkan nama akun dan saldonya yang dicatat dan ditelaah dalam kelompok debit dan kredit.
Laporan Aset Barang Milik Desa memuat saldo akhir akun-akun yang dicatat dalam buku besar dan buku besar pembantu. Laporan Barang Milik Desa dapat digunakan untuk memeriksa kebenaran pencatatan rekening debit dan kredit. Dalam laporan harta milik desa, jumlah kolom debit dan kredit harus sama atau seimbang.
Sehingga perlu dilakukan pengecekan saldo debet dan kredit pada Laporan Harta Milik Desa dari waktu ke waktu untuk menghindari kesalahan pencatatan. Laporan ini memuat besaran anggaran dan realisasi pendapatan, belanja dan pembiayaan pemerintah desa yang bersangkutan pada tahun anggaran tertentu. Laporan ini memuat posisi aset lancar, aset tidak lancar, dan kewajiban pemerintah desa per tahun 31 Desember pada tahun tertentu.
Laporan Keuangan Desa
Merupakan selisih antara harta yang dimiliki desa dengan kewajiban yang harus dipenuhi desa sampai dengan tanggal 31 Desember suatu tahun. Merupakan pendapatan yang akan dimasukkan dalam Saldo Tambahan Anggaran pada periode tahun anggaran yang bersangkutan, yang menjadi hak Dewan Desa, dan tidak perlu diganti oleh Dewan Desa. Merupakan seluruh biaya yang dikeluarkan oleh bendahara yang mengurangi sisa anggaran tambahan pada periode tahun anggaran yang sesuai dan tidak diganti oleh dewan desa.
Merupakan seluruh pendapatan pengeluaran yang tidak mempengaruhi kekayaan bersih entitas, yang harus dibayar kembali dan/atau akan diterima kembali, baik pada tahun buku yang bersangkutan maupun pada tahun buku berikutnya, yang dalam anggaran terutama ditujukan untuk menutupi defisit atau manfaat dari surplus anggaran. Transaksi tersebut harus dicatat secara keseluruhan dalam bentuk buku kas umum, buku kas pembantu, buku bank, buku pajak, buku inventaris disertai dengan pengumpulan bukti-bukti transaksi. Laporan keuangan desa berdasarkan Permendagri 113 Tahun 2014 Wiratna Sujarweni untuk dilaporkan oleh pemerintah desa dalam bentuk.
Anggaran desa adalah rencana keuangan tahunan yang diselenggarakan oleh dewan desa, dibahas dan disepakati antara dewan desa dan badan permusyawaratan desa, dan ditetapkan dengan peraturan desa. Buku besar digunakan untuk mencatat berbagai aktivitas yang berhubungan dengan penerimaan dan pengeluaran kas, baik kas maupun kredit. Ini juga digunakan untuk mencatat transaksi bank atau kesalahan dalam pembukuan. Buku kas umum dapat dikatakan sebagai sumber dokumen transaksi. Buku kas desa secara umum berisi no, tanggal, keterangan, penerimaan dan pengeluaran, kemudian saldo, seperti gambar di bawah ini.
Buku bank digunakan untuk menunjang perbendaharaan umum, dalam rangka penerimaan dan pengeluaran yang berkaitan dengan uang bank. Buku pajak digunakan untuk menunjang buku kas umum, dalam rangka penerimaan dan pengeluaran yang berkaitan dengan pajak. Format buku pajak adalah tanggal, nomor BKU (Buku Kas Umum), keterangan, pemotongan, penyetoran dan saldo.
Untuk mempertanggungjawabkan keuangan desa dan merealisasikan anggaran desa yang telah dibuat, perlu dibuat Laporan Realisasi Anggaran (LRA) berdasarkan SPAP yang menyajikan informasi realisasi pendapatan, belanja, transfer, surplus/ defisit dan pembiayaan, masing-masing dibandingkan dengan anggarannya selama satu periode. Laporan pelaksanaan anggaran dijelaskan lebih lanjut dalam catatan atas laporan tahunan, yang berisi hal-hal yang mempengaruhi pelaksanaan anggaran, seperti kebijakan fiskal dan moneter, alasan perbedaan yang signifikan antara anggaran dan realisasinya, serta daftar angka tambahan. Untuk menjelaskan. PEMBIAYAAN BERSIH (Pendapatan Pembiayaan - Beban Pembiayaan) SILPA tahun berjalan (selisih laba/defisit dan pembiayaan bersih).
METODE PENELITIAN
- Objek dan Subjek Penelitian .1 Objek Penelitian
 - Subjek Penelitian
 - Jenis Penelitian
 - Jenis dan Sumber data
 - Teknik Pengumpulan Data
 - Observasi
 - Dokumentasi
 - Wawancara
 - Teknik Analisis Data
 
Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari informan (tangan pertama). Data sekunder, yaitu data yang diperoleh melalui laporan/catatan yang berkaitan erat dengan permasalahan yang diteliti, yaitu data segala kegiatan yang berkaitan dengan penyusunan rekening keuangan desa, seperti APBDesa, Buku Kementerian Keuangan, Buku Pajak, Buku Bank dan Laporan Realisasi Anggaran (LRA) Tahun 2018. Observasi adalah suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan secara sistematis dan terarah, dengan cara mengamati dan mencatat gejala-gejala yang diteliti, mulai dari menangkap, mengklasifikasikan, merangkum dan melalui pelaporan. Metode ini merupakan suatu cara pengumpulan data yang memberikan data-data penting yang berkaitan dengan masalah yang diteliti, sehingga diperoleh data yang lengkap, sah, dan tidak berdasarkan perkiraan.
Dokumen yang dikumpulkan adalah APBDesa, buku kas umum, buku pajak, buku bank dan Laporan Realisasi Anggaran (BVV) tahun 2018. Data dan informasi yang diperlukan dapat diperoleh dengan melakukan wawancara kepada pihak-pihak yang dapat memberikan informasi yang diperlukan untuk kepentingan penelitian. Wawancara merupakan suatu teknik pengumpulan data melalui proses tanya jawab satu arah, yaitu pertanyaan dari pewawancara dan jawabannya.