Pemerintah daerah (UU No. 32 Tahun 2004) mencantumkan desa sebagai pemerintahan otonom yang mempunyai keistimewaan khusus, antara lain terkait pengelolaan keuangan dan pengalokasian dana desa, pemilihan kepala desa (dermaga), dan proses pembangunan desa. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2018 tentang Pengelolaan Keuangan Desa memberikan landasan bagi otonomi desa yang lebih dalam praktiknya, dan tidak hanya secara normatif. Dengan diberikannya kewenangan pengelolaan keuangan kepada desa (Permendagri Nomor 20 Tahun 2018) dan pengalokasian dana desa, seharusnya desa lebih terbuka dan bertanggung jawab terhadap proses pengelolaan keuangan.
Pengelolaan keuangan desa berdasarkan Përmendagri Nomor 20 Tahun 2018 adalah segala kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan dan pertanggungjawaban. Implementasi dalam pengelolaan keuangan desa adalah pelaksanaan atau pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja desa (APBDesa). Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka peneliti ingin membahas tentang pengelolaan keuangan desa di Desa Saor Nauli Hatoguan Kecamatan Palipi Kabupaten Samosir.
Untuk itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Analisis Pengelolaan Keuangan Desa (Studi di Desa Saor Nauli Hatoguan Kecamatan Palipi Kabupaten Samosir). Berdasarkan uraian latar belakang sebelumnya maka dapat dirumuskan masalah yaitu apakah pengelolaan keuangan desa di Desa Saor Nauli Hatoguan Kecamatan Palipi Kabupaten Samosir sudah sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2018. Berdasarkan rumusan masalah Permasalahan dalam penelitian ini adalah tujuan yang ingin dicapai untuk mengetahui apakah pengelolaan keuangan desa di Desa Saor Nauli Hatoguan Kecamatan Palipi Kabupaten Samosir sudah sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 20 Tahun 2018.
Memberikan sumbangan pemikiran bagi pengembangan pemerintahan desa dan turut serta mendukung pengelolaan keuangan desa sesuai dengan peraturan pemerintah di desa Saor Nauli Hatoguan kecamatan Palipi kabupaten Samosir.
Keuangan Desa
Kontraktor Teknis terdiri atas paling banyak 3 (tiga) bagian, yaitu bagian pemerintahan, dan bagian kesejahteraan dan pelayanan. Pendapatan adat desa terdiri dari hasil usaha, hasil aset, swadaya dan partisipasi, gotong royong dan pendapatan adat desa lainnya; bantuan keuangan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten/Kota;
Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDesa) Menurut Hanif Nurchilis menyatakan bahwa
Oleh karena itu APBDesa mendorong pemerintah desa untuk mampu memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat melalui perencanaan pembangunan yang dikandungnya. Dengan demikian, kegiatan pemerintah desa berupa pemberian pelayanan, pembangunan, dan perlindungan terhadap warga pada tahun berjalan telah dianggarkan sehingga dipastikan dapat terealisasi. Pendapatan desa meliputi seluruh pendapatan desa dalam 1 (satu) tahun anggaran yang menjadi milik desa dan tidak perlu dikembalikan oleh desa.
Dana desa adalah seluruh penerimaan dan/atau pengeluaran yang harus dibayar kembali, baik pada tahun anggaran berjalan maupun tahun anggaran berikutnya.
Pengelolaan Keuangan Desa
Transparan artinya dikelola secara terbuka, akuntabel artinya dapat dipertanggungjawabkan secara hukum, dan partisipatif artinya melibatkan masyarakat dalam prosesnya. Selain itu, keuangan desa harus dicatat dan dilaporkan sesuai dengan aturan sistem akuntansi keuangan pemerintah. Kepala desa sebagai pimpinan tertinggi dalam Pemerintahan Desa mempunyai kewenangan mengelola keuangan desa dan mewakili Pemerintah Desa dalam kepemilikan barang milik desa dengan dibantu oleh perangkat desa.
Pengelolaan keuangan desa dilaksanakan sesuai dengan tahapan kegiatan pengelolaan yang berkaitan dengan pengalokasian, penggunaan, dan pemantauan serta evaluasi dana desa yang dialokasikan dalam APBDesa. Tahapan pengelolaan keuangan desa meliputi perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, pertanggungjawaban dengan jangka waktu 1 (satu) tahun anggaran terhitung mulai tanggal 1 Januari sampai dengan tanggal 31 Desember.
Tahapan Pengelolaan Keuangan Desa
- Perencanaan
- Pelaksanaan
- Penatausahaan
- Pelaporan
- Pertanggungjawaban
Dan apabila hasil evaluasi tidak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi, kepala desa bersama BPD melaksanakan perbaikan paling lambat 20 (dua puluh) hari kerja setelah menerima hasil evaluasi. Dengan demikian, kepala desa dapat menggunakan batas atas belanja tahun sebelumnya hanya untuk penyelenggaraan pemerintahan desa, sampai dengan disampaikannya rancangan peraturan desa yang lebih baik terkait APB desa dan sampai diperoleh persetujuan bupati/walikota. . UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa disebutkan bahwa kepala desa adalah pemegang kewenangan pengelolaan keuangan desa, dan dalam pelaksanaannya dibantu oleh perangkat desa.
Implementasi dalam pengelolaan keuangan desa adalah pelaksanaan atau pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja desa. Penyelenggaraan pengelolaan keuangan desa merupakan serangkaian kegiatan pelaksanaan rencana dan anggaran yang telah ditetapkan dalam APBDesa. Kemudian Bupati/Walikota mengkomunikasikan daftar nomor rekening kas desa kepada Gubernur dan tembusannya kepada Menteri melalui Direktur Jenderal Pembangunan Desa.
Kesaksian ini mendapat persetujuan dari kepala desa dan bertanggung jawab atas keaslian materi hasil penggunaan bukti tersebut. Dilaporkan kepada Bupati/Walikota selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah keputusan kepala desa diambil. 15) Setiap pengeluaran kas desa yang menimbulkan beban anggaran desa dikenakan pajak sesuai ketentuan peraturan. Penatausahaan keuangan desa merupakan suatu kegiatan pencatatan yang khusus dilakukan oleh Direktur Keuangan selaku pelaksana fungsi kas desa.
Dalam melaksanakan penatausahaan keuangan desa, pengelola desa harus menunjuk pengelola keuangan sebagai orang yang melaksanakan fungsi keuangan. Penetapan pengelola keuangan harus dilakukan sebelum dimulainya tahun anggaran yang bersangkutan dan berdasarkan keputusan pengelola desa. Pengelola keuangan adalah bagian perangkat desa yang ditunjuk oleh kepala desa untuk melaksanakan penatausahaan yang meliputi penerimaan, penyimpanan, penyetoran/pembayaran, penatausahaan dan tanggung jawab penerimaan pendapatan dan belanja desa sehubungan dengan pelaksanaan anggaran desa.
Sekretaris desa memeriksa, mengevaluasi dan menganalisis laporan, dan menyampaikan hasil evaluasi kepada kepala desa untuk disetujui. Pelaporan keuangan desa merupakan alat evaluasi karena memberikan informasi keuangan dan menunjukkan kinerja yang telah dilakukan sehingga nantinya menjadi bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi bagi kepala desa dan pemangku kepentingan lainnya. Disampaikan paling lambat 3 (tiga) bulan setelah berakhirnya tahun anggaran yang bersangkutan sebagaimana ditetapkan dengan peraturan desa.
Penelitian Terdahulu
METODE PENELITIAN
- Desain Penelitian
- Subjek, Objek dan Lokasi Penelitian
- Subjek Penelitian
- Objek Penelitian
- Lokasi Penelitian
- Jenis dan Sumber Data
- Instrumen Penelitian
- Pelaksanaan 1. Kaur Keuangan dapat menyimpan uang kas dengan jumlah tertentu di
- Penatausahaan 1. Kaur Keuangan wajib mempertanggung jawabkan uang
- Metode Pengumpulan Data
- Teknik Analisis Data
Secara holistik, dan deskriptif dalam bentuk kata-kata dan bahasa, dalam konteks alam tertentu dan melalui penggunaan berbagai metode alam. Dalam penelitian ini yang menjadi informan adalah pemerintah desa yang diwakili oleh kepala desa, bendahara desa, sekretaris desa, kepala bagian dan informan internal serta BPD (Badan Permusyawaratan Desa) sebagai perwakilan masyarakat desa sebagai informan eksternal. Tujuan penelitian ini adalah Analisis Pengelolaan Keuangan di Desa Saor Nauli Hatoguan Kecamatan Palipi Kabupaten Samosir.
Dalam penelitian ini lokasi Desa Saor Nauli Hatoguan Kecamatan Palipi Kabupaten Samosir menjadi pertimbangan khususnya dalam analisis pengelolaan keuangan desa di desa ini. Salah satu ciri data primer adalah data tersebut dikumpulkan dan digunakan oleh peneliti sendiri.13 Dalam penelitian ini data primer diperoleh melalui teknik wawancara dan angket untuk memperoleh data dan informasi yang valid dan akurat bagi informan yang dijadikan sumber. informasi, yaitu pemerintah desa sebagai tim pelaksana desa dan BPD sebagai pengawas. Data sekunder merupakan data yang sudah ada atau telah dikumpulkan oleh orang atau instansi lain dan siap digunakan oleh pihak ketiga.
Data sekunder adalah data yang diperoleh berupa Arsip (Dokumen) Desa Saor Nauli Hatoguan Kecamatan Palipi Kabupaten Samosir yaitu berupa Survei Desa Saor Nauli Hatoguan, Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDesa), Buku Perbendaharaan Umum, uang tunai. buku asisten pajak, buku bank, laporan barang milik desa dan dokumen serta literatur lainnya baik berupa undang-undang, peraturan pemerintah maupun buku-buku yang berkaitan dengan skripsi. SPP diverifikasi oleh sekretaris dan disetujui oleh kepala desa dan dibayar oleh bendahara desa. Laporan pertanggungjawaban disampaikan kepada kepala desa setiap bulan dan paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya4.
Pada hakikatnya dalam penelitian ilmiah, metode pengumpulan data adalah suatu upaya pengumpulan data dasar yang dilakukan secara sistematis, dengan menggunakan prosedur yang baku. Studi lapangan (field study), yaitu metode pengumpulan data yang dilakukan di lokasi atau objek penelitian secara langsung atau di tempat. Teknik pengumpulan data dengan melakukan tanya jawab langsung dengan pihak-pihak yang berkepentingan (dalam hal ini kepala desa, bendahara desa, sekretaris desa, ketua BPD (badan permusyawaratan desa), sebagai wakil masyarakat) untuk memperoleh data yang relevan dengan informasi yang mendukung analisis dalam riset.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis deskriptif yaitu analisis yang dilakukan bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai pengelolaan keuangan desa berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 20 Tahun 2018 di Desa Saor Nauli Hatoguan Kecamatan Palipi Kabupaten Samosir . Langkah pertama yang dilakukan adalah memeriksa identitas responden, memeriksa kelengkapan pengisian dan pemeriksaan lainnya yang bertujuan untuk memaksimalkan data yang dikumpulkan. Kegiatan mengelompokkan data ke dalam tabel frekuensi untuk memperoleh data, menganalisis kord dan tabel skor kegiatan.
Penelitian menggunakan skala likert yang dimodifikasi dengan jawaban yang diberikan perangkat desa tentang pengelolaan keuangan desa yaitu SS = 5, S = 4, N = 3, TS = 2 dan STS = 1. Penerapan data dilakukan dengan tujuan Untuk mengetahui persepsi aparat desa terhadap pengelolaan keuangan desa maka alat yang digunakan adalah rata-rata.