• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN - Repository UNISBA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN - Repository UNISBA"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1.1 Latar Belakang Masalah

Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara yang kemudian dijabarkan oleh Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2010 tentang Wilayah Pertambangan, membawa perubahan paradigma dalam pengelolaan pertambangan di Indonesia.

Pemanfaatan sumber daya mineral baik dari segi perizinan dan kaidah pertambangan yang belum optimal, sehingga menimbulkan berbagai masalah di daerah. Sebagai contoh, adanya tumpang tindih pemanfaatan lahan antar kegiatan pertambangan dengan sektor lainnya yang kadangkala menimbulkan konflik berkepanjangan. Selain itu, tidak teridentifikasinya wilayah pertambangan di daerah menyebabkan potensi sumber daya mineral tidak diakomodir ke dalam kawasan pertambangan.

Wilayah pertambangan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No 4 Tahun 2009 Tentang Pertambangan Mineral dan Batubara adalah suatu wilayah yang memiliki potensi bahan galian tambang yang dapat diusahakan setelah ditetapkan sebagai WUP (Wilayah Usaha Pertambangan). Dimana harus memenuhi beberapa kriteria, diantaranya merupakan wilayah yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan pertambangan secara berkelanjutan serta zona layak tambang yang sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW).

Dengan adanya peta WUP Provinsi Jawa Barat yang sesuai dengan RTRW,

(2)

terhadap izin pengusahaan tambang. Peta WUP Provinsi Jawa Barat dilakukan revisi dengan melakukan overlay terhadap peta hutan konservasi, peta daerah resapan air, dan peta Kawasan Bentang Alam Karst (KBAK). Maka perlu adanya upaya untuk mengidentifikasi wilayah-wilayah yang memiliki potensi bahan galian pertambangan yang merupakan zona layak wilayah tambang untuk diusahakan dengan mengikuti rambu-rambu yang telah ditetapkan sesuai regulasi yang berlaku.

1.2 Perumusan Masalah

1.2.1 Identifikasi Masalah

Pemerintah Provinsi Jawa Barat hingga saat ini belum memiliki peta yang berhubungan dengan peta zona layak wilayah tambang, hal tersebut akan berguna sebagai kontrol pemerintah dalam melakukan pemberian izin dan pemetaan daerah kawasan zona layak wilayah tambang.

1.2.2 Batasan Masalah

Batasan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini mencakup hal-hal sebagai berikut :

1. Penggunaan peta potensi bahan galian hanya sebagai dasar acuan untuk melakukan penelitian ini.

2. Peta Wilayah Usaha Pertambangan (WUP) terbuat dari peta potensi bahan galian dan peta Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW).

3. Peta yang tidak ada di peta tata ruang wilayah akan dibuat overlay dengan peta sektor (kehutanan, pertanian, kelautan, pariwisata, objek vital nasional, dan lindung setempat).

4. Peta yang tidak ada di peta tata ruang wilayah akan dibuat overlay dengan peta Kawasan Bentang Alam Kars (KBAK).

(3)

5. Peta yang tidak ada di peta tata ruang wilayah akan dibuat overlay dengan peta daerah resapan air.

6. Setiap peta akan dibuat overlay dengan peta Izin Usaha Pertambangan (IUP).

7. Peta zona layak wilayah tambang nantinya akan dituangkan ke dalam bentuk peta-peta digital berbasis peta dasar digital pada skala yang ditentukan (tentatif).

8. Penentuan zona layak atau tidaknya hanya berdasarkan wilayah, yaitu hutan konservasi, KBAK, daerah resapan air, kawasan industri, dan perkotaan dengan mengikuti RTRW.

9. Overlay semua peta-peta yang digunakan hanya berada di Provinsi Jawa Barat.

10. Penelitian ini diinisiasi oleh Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Barat.

1.2.3 Masalah Penelitian

Masalah penelitian dalam kegiatan ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana menganalisis peta WUP di Provinsi Jawa Barat ?

2. Bagaimana menganalisis peta Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) di Provinsi Jawa Barat ?

3. Bagaimana menganalisis peta KBAK, peta hutan konservasi, dan peta daerah resapan air di Provinsi Jawa Barat ?

4. Bagaimana membuat dan menganalisis peta zona layak wilayah tambang di Provinsi Jawa Barat ?

5. Bagaimana menganalisis Izin Usaha Pertambangan (IUP) yang existing terhadap overlay peta KBAK, peta hutan konservasi, dan peta daerah resapan air di Provinsi Jawa Barat ?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

(4)

1. Menganalisis peta WUP di Provinsi Jawa Barat.

2. Menganalisis peta Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) di Provinsi Jawa Barat.

3. Menganalisis peta KBAK, peta hutan konservasi, dan peta daerah resapan air di Provinsi Jawa Barat.

4. Membuat dan menganalisis peta zona layak wilayah tambang di Provinsi Jawa Barat.

5. Menganalisis Izin Usaha Pertambangan (IUP) yang existing terhadap overlay peta KBAK, peta hutan konservasi, dan peta daerah resapan air di Provinsi Jawa Barat.

1.4 Anggapan Dasar

Pembuatan dan penyusunan peta zona layak wilayah tambang Provinsi Jawa Barat berdasarkan pada peta potensi bahan galian yang terdiri dari potensi logam, non logam, dan batuan, yang kemudian akan dijadikan peta WUP. Pada peta WUP akan dilakukan penapisan terhadap peta RTRW, peta KBAK, peta hutan konservasi, dan peta daerah resapan air, sehingga hasil dari penapisan dari peta-peta tersebut akan menjadi peta zona layak wilayah tambang atau sebagai revisi peta WUP.

1.5 Metodologi Penelitian

Metodologi penelitian (Gambar 1.1) yang digunakan dalam penelitian terbagi dalam beberapa tahap sebagai berikut :

1.5.1 Teknik Pengambilan Data

Teknik pengambilan data pada penelitian ini yaitu dengan data sekunder meliputi studi literatur, peraturan-peraturan, pengumpulan data peta sebaran potensi bahan galian Provinsi Jawa Barat, peta RTRW Provinsi Jawa Barat, peta WUP Provinsi Jawa Barat, peta KBAK Provinsi Jawa Barat, peta hutan konservasi Provinsi

(5)

Jawa Barat, peta daerah resapan air Provinsi Jawa Barat, dan data IUP Provinsi Jawa Barat.

1.5.2 Teknik Pengolahan Data

Teknik pengolahan data yang dilakukan yaitu dengan cara melakukan penapisan menggunakan software ArcGis. Adapun prosesnya sebagai berikut : 1. Peta WUP didasarkan dari peta potensi bahan galian Provinsi Jawa Barat. 2. Peta WUP dioverlay dengan peta RTRW.

3. Peta KBAK dioverlay dengan peta WUP.

4. Peta hutan konservasi dioverlay dengan peta WUP.

5. Peta resapan air dioverlay dengan peta WUP.

6. Peta RTRW, peta KBAK, peta hutan konservasi, dan peta daerah resapan air dilakukan penapisan terhadap peta WUP sehingga menjadi peta zona layak wilayah tambang.

7. Melakukan pemunculan data pemegang IUP yang berada pada daerah KBAK, hutan konservasi, dan daerah resapan air.

1.5.3 Teknik Analisis Data

Adapun teknik analisis data yang dilakukan yaitu sebagai berikut :

1. Menganalisis peta WUP yang belum dilakukan overlay terhadap peta apapun.

2. Menganalisis peta WUP dan peta sebaran bahan galian terhadap peta RTRW dengan peraturan dan kebijakan yang berlaku.

3. Menganalisis hasil peta delinasi peta KBAK terhadap peta WUP dan data IUP dengan peraturan dan kebijakan yang berlaku.

4. Menganalisis hasil peta deliniasi peta hutan konservasi terhadap peta WUP dan data IUP dengan peraturan dan kebijakan yang berlaku.

(6)

5. Menganalisis hasil peta delinasi peta daerah resapan air terhadap peta WUP dan data IUP dengan peraturan dan kebijakan yang berlaku.

6. Menganalisis peta zona layak wilayah tambang Provinsi Jawa Barat dengan peta RTRW.

(7)

Gambar 1.1

Diagram Alir Penelitian

(8)

1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan yang menjadi dasar dalam penyusunan skripsi adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi uraian mengenai latar belakang masalah yang mendasari dilakukannya penelitian, perumusan masalah, maksud dan tujuan penelitian, anggapan dasar, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN UMUM

Bab ini berisi uraian mengenai kondisi umum dan potensi bahan galian daerah penelitian, serta menjelaskan mengenai peraturan-peraturan dan kebijakan yang berlaku sesuai dengan permasalahan yang ada.

BAB III LANDASAN TEORI

Bab ini berisi uraian mengenai teori yang menjadi dasar dan berkaitan dengan penelitian diantaranya yaitu peta zona layak wilayah tambang, konsep dasar kawasan pertambangan, proses penetapan kawasan pertambangan, penggolongan sumber daya alam, kewenangan pengelolaan pertambangan. Menjelaskan pula mengenai ruang dan wilayah, serta rencana tata ruang wilayah.

BAB IV PROSEDUR DAN HASIL PENELITIAN

Bab ini berisi uraian mengenai data yang digunakan dalam proses penelitian seperti data peta dasar contohnya peta WUP, peta pola ruang, peta hutan konservasi dan peta daerah resapan air. Serta bab ini menjelaskan pula prosedur hasil pengolahan data.

(9)

BAB V PEMBAHASAN

Bab ini menjelaskan pembahasan mengenai hasil pengolahan data yang didapat, yaitu pembahasan mengenai analisis peta WUP terhadap peta sebaran potensi bahan galian dan RTRW, analisis peta hasil deliniasi peta hutan konservasi terhadap WUP dan IUP, analisis peta hasil deliniasi peta KBAK terhadap WUP dan IUP, analisis peta hasil deliniasi peta daerah resapan air terhadap WUP dan IUP, serta yang terakhir analisis peta zona layak wilayah tambang terhadap RTRW.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini menjelaskan tentang hasil dari pembahasan dan tujuan dari penelitian yang berupa kesimpulan dan saran.

Referensi

Dokumen terkait

Analisis pengaruh Brand awareness, brand image, brand attitude, perceived value dan perceived quality terhadap keputusan pembelian produk kosmetik Studi Kasus Pada Konsumen Produk

Kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah sepuluh sampel jus jeruk yang dijual di jalan Setia Budi Medan dapat disimpulkan bahwa 30% jus jeruk yang tercemar bakteri