• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN - SIAKAD STIKes DHB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN - SIAKAD STIKes DHB"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kebutuhan dasar manusia adalah unsur-unsur yang dibutuhan oleh semua manusia dalam mempertahankan keseimbangan fisiologis maupun psikologis, yang bertujuan untuk mempertahankan kehidupan dan kesehatan.

Kebutuhan dasar manusia memiliki beberapa teori, salah satunya kebutuhan dasar manusia menurut Virginia Henderson yang mencakup seluruh kebutuhan dasar manusia. Virginia membagi menjadikan 14 komponen yaitu dimana manusia dapat bernafas secara normal, makan dan minum secara adekuat, defekasi setiap harinya (eliminasi) secara lancar, dapat memposisikan yang diinginkan untuk berjalan, tidur dan istirahat dengan tenang, memilih pakaian yang nyaman untuk dipakai, menjaga suhu tubuh dalam rentang normal, menjaga kebersihan diri, menghindari bahaya dari lingkungan, berkomunikasi dengan orang lain dalam mengekspresikan sesuai kebutuhan,beribadah sesuai dengan keyakinan, membantu pasien untuk bekerja atau aktifitas produktif, bermain dalam bentuk rekreasi, dan belajar untuk keinginan yang mengarahkan pada perkembangan (Tarwoto, 2018)

(2)

2

Istirahat dan tidur merupakan kebutuhan dasar manusia yang diperlukan setiap orang untuk mempertahankan status kesehatan pada tingkat yang optimal. Proses tidur dapat memperbaiki berbagai sel dalam tubuh. Jika kebutuhan istirahat dan tidur tersebut cukup, maka akan terkumpul sejumlah energi yang dapat memulihkan status kesehatan dan menjalankan kegiatan sehari-hari. (Sutanto & Fitriana, 2017). Istirahat dan tidur diperlukan untuk memulihkan kondisi fisik dan mental yang telah dipergunakan seharian. Demikian juga orang yang sedang sakit, memerlukan istirahat dan tidur yang memadai (Atoilah & Kusnadi, 2013).

Tidur dapat dikatakan sebagai kegiatan atau aktifitas yang dilakukan seseorang dimana badan atau tubuh dalam keadaan tidak sadar tetapi masih bisa sadar kembali dan melakukan aktifitas seperti biasanya dengan memberikan dorongan sensorik atau dorongan lainnya (Guyton & Hall, 2012). Kebutuhan tidur seseorang tidak hanya dilihat berdasarkan jumlah jam tidur tetapi juga oleh kedalaman tidur seseorang (Kualitas Tidur).

Kualitas tidur sendiri diartikan sebagai kemampuan individu dalam mencukupi kebutuhan tidurnya untuk memenuhi jumlah tidur maksimal dari Non Rapid Eye Movement (NREM) & Rapid Eye Movement (REM) (Khasanah, 2012). Pada mahasiswa tingkat akhir yang sedang menyelasaikan tugas akhir atau skripsi gangguan tidur paling sering disebabkan oleh stres (Welfare,2017).

(3)

3

Berdasarkan National Sleep Foundation, dewasa awal (18-25 tahun) membutuhkan waktu tidur selama 7-9 jam per hari (National Sleep Foundation, 2012). Kekurangan tidur (kurang dari tujuh jam per hari) bisa menyebabkan masalah pada kemampuan kognitif, mood, pekerjaan, dan kualitas hidup seseorang. Jika seseorang mengalami waktu tidur yang kurang, maka orang tersebut akan mendapatkan dampak dari kekurangan tidur itu pada keesokan harinya seperti muka pucat, muka sembab, badan lemas dan daya tahan tubuh menurun sehingga dapat menyebabkan seseorang mudah terkena penyakit. Ditambah lagi, jika seseorang selama enam hari berturut- turut hanya tidur selama enam jam, maka hal tersebut dapat menyebabkan permasalahan pada fungsi metabolisme dan hormon (National Sleep Foundation, 2012).

Dampak dari kualitas tidur yang buruk juga dirasakan oleh mahasiswa, khususnya mahasiswa tingkat akhir seperti penurunan aktivitas sehari-hari, rasa lelah, lemah, tanda vital tidak stabil salah satunya perubahan tekanan darah, dan penurunan daya imunitas tubuh. Selain itu, kualitas tidur yang buruk juga dapat menyebabkan dampak psikologis yang negatif bagi manusia seperti stres, depresi, cemas, tidak konsentrasi dan koping tidak efektif (Budyawati dkk, 2019).

National Sleep Foundation melakukan survei dimana kelompok usia 19-29 tahun mengaku tidak pernah atau jarang tidur pulas pada hari bekerja atau sekolah dengan prosentase sekitar 51%. Mereka mengatakan bahwa lebih dari sepertiga (36%) dewasa muda usia 18- 29 dilaporkan mengalami

(4)

4

kesulitan untuk bangun pagi (dibandingkan dengan 20% ada usia 30-64 tahun dan 9% di atas usia 65 tahun). Hampir seperempat dewasa muda (22%) sering terlambat masuk kelas atau bekerja karena sulit bangun (dibandingkan dengan 11% pada pekerja usia 30-64 tahun dan 5% di atas usia 65 tahun). Sebesar 40% dewasa muda juga mengeluhkan kantuk saat bekerja sekurangnya dua hari dalam seminggu atau lebih (dibandingkan dengan 23% pada usia 30-64 tahun dan 19% di atas usia 65 tahun) (National Sleep Foundation, 2012).

Menurut World Health Organization (WHO, 2013) Tekanan darah merupakan tekanan yang ditimbulkan pada dinding arteri ketika darah tersebut dipompa oleh jantung ke seluruh tubuh. Semakin tinggi tekanan darah maka semakin keras jantung itu bekerja. Adapun pendapat lain mengatakan tekanan darah merupakan faktor yang sangat penting pada sistem sirkulasi. Tidak semua tekanan darah berada dalam batas normal sehingga menyebabkan munculnya gangguan pada tekanan darah yakni dikenal dengan hipertensi atau tekanan darah tinggi dan hipotensi atau tekanan darah rendah (Fitriani & Nilamsari, 2017).

Tekanan darah dikatakatan normal ketika seseorang dengan ukuran tinggi badan, berat badan, tingkat aktivitas normal dan kesehatan secara umum adalah 120/80 mmHg. Dalam aktivitas sehari- hari, tekanan darah normalnya adalah dengan nilai angka kisaran stabil. Tetapi secara umum, angka pemeriksaan tekanan darah menurun saat tidur dan meningkat diwaktu beraktifitas atau olahraga (Pudiastuti, 2013).

(5)

5

Hipertensi merupakan faktor risiko utama terjadinya penyakit kardiovaskuler dan menjadi salah satu beban kesehatan global yang paling penting, karena kasus kardiovaskuler merupakan penyumbang kematian tertinggi di dunia termasuk di Indonesia (Suhadi, 2016). Diperkirakan, sekitar 80% kenaikan kasus hipertensi terutama terjadi di negara berkembang pada tahun 2025, dari jumlah total 639 juta kasus di tahun 2000. Jumlah ini diperkirakan meningkat menjadi 1,15 miliar kasus di tahun 2025. Prediksi ini didasarkan pada angka penderita hipertensi dan pertumbuhan penduduk saat ini.

Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas 2018) prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar 34,1%. Ini mengalami peningkatan dibandingkan prevalensi hipertensi pada Riskesdas Tahun 2013 sebesar 25,8%. Sekitar seperempat jumlah penduduk dewasa menderita hipertensi, dan insidennya lebih tinggi di kalangan Afro-Amerika setelah usia remaja (World Health Organization, 2013).

Selain hipertensi ada pula gangguan lainnya yaitu tekanan darah rendah atau yang sering disebut dengan hipotensi. Menurut Roman (2011) dalam Sriminanda, Dewi, & Indriati (2014), menyatakan prevalensi kejadian hipotensi secara umum di perkirakan 5% sampai dengan 34% dan memiliki kecenderungan meningkat pada usia remaja akhir yakni 17 – 25 tahun.

Hipotensi biasanya dikatakan rendah apabila sistoliknya dibawah 90 mmHg, gejala yang sering muncul biasanya pusing dan sempoyongan terutama saat bangun tidur, muka pucat, serta tangan dan kaki sering kesemutan. Akibat

(6)

6

dari tekanan darah rendah apabila tidak ditangani yaitu jantung berdebar, penglihatan kabur, pusing, keringat dingin, pingsan, menurunkan konsentrasi dan fokus, mudah merasa lelah dan lemas, berpotensi menimbulkan gangguan pada organ tubuh lainnya (Potter & Perry, 2010).

Tekanan darah merupakan faktor yang amat penting pada system sirkulasi, peningkatan atau penurunan tekanan akan mempengaruhi homeostatis didalam tubuh. Ada beberapa faktor resiko yang dapat mempengaruhi tekanan darah yaitu faktor makanan dapat mempengaruhi kesehatan termasuk tekanan darah, faktor stress juga memicu suatu hormon dalam tubuh yang mengendalikan pikiran sesorang. Jika seseorang mengalami stress hal tersebut dapat mengakibatkan tekanan darah semakin tinggi dan meningkat (Potter & Perry, 2010).

Faktor lainnya yaitu faktor aktivitas fisik yang berlebih seperti perkuliahan dapat berdampak pada masalah fisik seperti kelelahan. Kelelahan akibat aktivitas yang berlebihan atau stress dapat membuat gangguan pada kualitas tidur. Kualitas tidur yang buruk terjadi akibat reaksi keadaan yang penuh tekanan seperti cemas yang akan meningkatkan neropinefrin melalui saraf simpatik sehingga dapat menyebabkan gangguan tidur (Kozier & Erb, 2011).

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Widya (2020) menunjukkan bahwa mahasiswa yang mengalami kualitas tidur buruk yaitu sebanyak 70 responden (89,7 %). Pada tekanan darah mahasiswa nilai tengah

(7)

7

tekanan darah sistolik 110 mmHg dan tekanan darah diastolic 80 mmHg dengan nilai koefisien (r) 0,400 diinterpretasikan kekuatan hubungan pada tingkat rendah. Pada hubungan kualitas tidur dengan tekanan darah diastolik dengan nilai koefisien (r) 0,619 diinterpretasikan kekuatan hubungan pada tingkat tinggi. Terdapat hubungan yang signifikan antara kualitas tidur

dengan tekanan darah dengan p-

Adapun penelitian lain yang dilakukan oleh Rinda, dkk (2017) pada 31 responden di Asrama Sanggau Landungsari Malang diperoleh hasil kualitas tidur hampir seluruh responden dikategorikan buruk yaitu sebanyak 28 orang (90,3%). Tekanan darah sebagtian besar responden dikategorikan pra hipertensi yaitu sebanyak 16 orang (51,6%), hasil analisa menggunakan person product moment didapatkan nilai p ≤ 0,05 yaitu sebesar 0,000 artinya ada hubungan kualitas tidur dengan tekanan darah pada remaja putera di asrama Sanggau Landungsari Malang angkatan tahun 2016.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan dan observasi yang dilakukan oleh peneliti kepada mahasiswa Sarjana Keperawatan tingkat akhir yang sedang melakukan penyususnan skripsi sebanyak 80 mahasiswa, peneliti melakukan observasi dan wawancara kepada 10 mahasiswa, mengenai kualitas tidur diperoleh hasil bahwa tujuh mahasiswa mengalami gangguan tidur seperti susah untuk memulai tidur, susah untuk bangun pada pagi hari dan mengakibatkan sering mengantuk saat melakukan aktivitas pada siang hari, sedangkan tiga mahasiswa lainnya tidak mengalami gangguan tidur.

Kemudian terkait tekanan darah enam mahasiswa mengatakan mengalami

(8)

8

perubahan tekanan darah seperti mengalami peningkatan atau pun penurunan tekanan darah sedangkan empat mahasiswa mengatakan tidak mengalami perubahan tekanan darah.

Melihat hasil studi pendahuluan atau data dan wawancara yang sudah dilakukan oleh peneliti, diperoleh fenomena adanya mahasiswa STIKes DHB mengalami perubahan tekanan darah yang disebabkan oleh gangguan tidur.

Hal ini menjadi latar belakang bagi peneliti untuk melakukan penelitian mengenai “Hubungan Kualitas Tidur dengan Tekanan Darah pada Mahasiswa Tingkat Akhir Sarjana Keperawatn Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Dharma Husada Bandung”.

Masalah yang akan diteliti oleh peneliti ini merupakan suatu permasalahan yang akan berpengaruh terhadap tekanan darah pada mahasiswa yang sedang menjalani pendidikan di STIKes DHB dan berpengaruh terhadap keaktifan atau keikutsertaan mahasiswa dalam proses penyusunan skripsi. Sehingga, bila dilakukannya penelitian terhadap masalah tersebut dapat diketahui hubungan kualitas tidur dengan tekanan darah pada mahasiswa tingkat akhir sarjana keperawatan STIKes DHB. Dengan hasil penelitian tersebut, peneliti dengan pihak Kampus STIKes DHB dapat menentukan langkah apa saja yang bisa dilakukan untuk mengantisipasi pengendalian kualitas tidur pada mahasiswa tingkat akhir sarjana keperawatan STIKes DHB.

(9)

9 B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan Latar Belakang, penulis merumuskan masalah dalam penelitian yaitu “Apakah Ada Hubungan Kualitas Tidur Dengan Tekanan Darah Pada Mahasiswa Tingkat Akhir Sarjana Keperawatan STIKes Dharma Husada Bandung ? ”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan Umum penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya Hubungan Kualitas Tidur Dengan Tekanan Darah Pada Mahasiswa Tingkat Akhir Sarjana Keperawatan STIKes Dharma Husada Bandung.

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi karakteristik pada mahasiswa tingkat akhir sarjana keperawatan STIKes Dharma Husada Bandung.

b. Mengidentifikasi kualitas tidur pada mahasiswa tingkat akhir sarjana keperawatan STIKes Dharma Husada Bandung.

c. Mengidentifikasi tekanan darah pada mahasiswa tingkat akhir sarjana keperawatan STIKes Dharma Husada Bandung.

d. Menganalisis adanya hubungan kualitas tidur dengan tekanan darah pada mahasiswa tingkat akhir sarjana keperawatan STIKes Dharma Husada Bandung.

(10)

10 D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai hubungan kualitas tidur dengan tekanan darah pada mahasiswa dan dapat digunakan sebagai pendidikan kesehatan pada mahasiswa.

2. Manfaat Praktisi

a. Manfaat Bagi Mahasiswa

Mahasiswa dapat menambah ilmu dan dijadikan bahan referensi di bidang Keperawatan Dasar khususnya sub materi kualitas tidur dan tekanan darah.

b. Manfaat Bagi Institusi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bahan ajar dalam ruang lingkup ilmu Keperawatan Dasar mengenai hubungan kualitas tidur dengan tekanan darah pada mahasiswa.

c. Manfaat Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi referensi untuk digunakan sebagai bahan penelitian selanjutnya untuk pengembangan keilmuan.

(11)

11 E. Ruang Lingkup

1. Ruang Lingkup Keilmuan

Penelitian ini dalam ranah lingkup Keperawatan Dasar tentang kualitas tidur pada mahasiswa.

2. Ruang Lingkup Metode dan Sampel

Metode penelitian yang akan di gunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif dengan sampel mahasiswa tingkat akhir sarjana keperawatan STIKes Dharma Husada Bandung.

3. Ruang Lingkup Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilakukan pada bulan September 2022. Penelitian akan dilaksanakan di STIKes Dharma Husada Bandung.

Referensi

Dokumen terkait

Analysis of Web Server Security Against Structure Query Language Injection Attacks in ASEAN Senior High Schools Murniati a,1,Rizal Munadi b,2,*, Teuku Yuliar Arif b,3 a Electrical

*Correspondence School of Management, University of the Philippines Mindanao, Mintal, Tugbok District, Davao City 8022, Philippines T +63 82 295 2188 E aqgalaura@up.edu.ph Keywords