• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN - Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN - Universitas Sultan Ageng Tirtayasa"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Era globalisasi ditandai oleh perubahan besar dalam tata kehidupan, baik ditinjau dari aspek sosial, politik, ekonomi, budaya dan perubahan dalam dunia pendidikan. Hal tersebut telah mendorong masyarakat menjadi semakin terbuka terhadap pengaruh dari luar wilayah suatu negara, sehingga daya saing antara satu negara terhadap negara lain menjadi hal yang begitu penting. Selain berpengaruh juga pada perubahan tingkah laku manusia secara individu dan manusia sebagai masyarakat.

Perubahan yang terjadi harus diiringi dengan peningkatan profesionalisme, integritas, dan tanggung jawab aparatur negara dalam penyelenggaran tugas negara serta menggali potensi diri untuk menghadapi tantangan yang lebih berat. Selain itu, perubahan tersebut juga dapat mengutamakan kepentingan masyarakat.

Untuk itu, pemerintah harus mengupayakan kelancaran komunikasi antar lembaga-lembaga tinggi negara, pemerintah pusat/daerah serta masyarakat luas, agar terjalin suatu sistem penyelenggaraan bernegara yang lebih efektif, efisien serta menumbuhkan peningkatan kepercayaan masyarakat domestik maupun internasional.

Untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat, pemerintah harus berupaya untuk mengikutsertakan peran masyarakat dalam proses pelaksanaan kebijakan yang

(2)

mengarah pada tujuan mewujudkan tata pemerintahan ke arah yang lebih baik dengan menjalankan prinsip-prinsip good governance. Inti sasaran dengan pelaksanaan good governance adalah untuk memperoleh birokrasi yang handal dan professional, efisien, produktif, serta mampu memberikan pelayanan yang berkualitas kepada masyarakat.

Salah satu prinsip dalam good governance adalah prinsip transparansi. Prinsip transparansi berarti suatu proses pemberian arus informasi yang bebas kepada pihak- pihak yang berkepentingan dengan tujuan pengawasan terhadap kegiatan-kegiatan yang dilakukan. Prinsip transparansi ini erat kaitannya dengan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi yang dapat diakses oleh masyarakat. Hal tersebut sangat penting jika dikaitkan dengan kondisi geografis Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau dan kepulauan, maka keberadaan teknologi informasi dan komunikasi sangat berperan penting.

Jadi arus perubahan yang terjadi telah membuat teknologi informasi dan komunikasi memegang peranan yang sangat penting bagi terciptanya good governance. Karena dengan tersedianya informasi yang cepat dan akurat, kepercayaan masyarakat semakin yakin terhadap pemerintahan. Dampak lain yang dapat dirasakan pemerintah adalah terjadinya perbaikan tugas-tugas yang dibebankan kepada aparatur negara, seperti tugas untuk mengolah, mengelola, menyalurkan, dan mendistribusikan informasi dan pelayanan publik. Untuk itu, diperlukan pembenahan manajemen kepegawaian dengan tujuan perbaikan kualitas kinerja dalam pelaksanaan tugas yang diberikan.

(3)

E-government adalah penggunaan teknologi informasi dan telekomunikasi untuk administrasi pemerintahan yang efesien dan efektif, serta memberikan pelayanan yang transparan dan memuaskan kepada masyarakat. Semua organisasi pemerintah akan terpengaruh oleh perkembangan e-governnment ini. E-government dapatlah digolongkan dalam empat tingkatan. Tingkat pertama adalah pemerintah mempublikasikan informasi melalui website. Tingkat kedua adalah interaksi antara masyarakat dan kantor pemerintah melalui e-mail. Tingkat ketiga adalah masyarakat pengguna dapat melakukan transaksi dengan kantor pemerintahan secara timbal balik.

Level terakhir adalah integrasi diseluruh kantor pemerintahan yang telah mempunyai pemakian data base bersama. (Bagus,dkk,2008).

Sejak Inpres Nomor 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan E-government diterbitkan, telah banyak inisiatif dilaksanakan oleh berbagai instansi pemerintahan. Salah satu instansi pemerintahan yang menerapkan e-government yaitu Kementerian Hukum dan HAM RI. Kebijakan pembuatan e- government di Kementerian Hukum dan HAM RI bertujuan untuk memberikan data dan informasi kepada masyarakat tentang berbagai kegiatan yang sedang dilakukan.

Kebijakan tersebut diberikan kepada Biro Perencanaan.

Pada Pola Pembinaan dan Pengendalian Administrasi Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia tahun 2003 telah terdapat bab mengenai mekanisme SIMDK (Sistem Informasi Manajemen Departemen Kehakiman dan HAM RI). SIMDK dibangun untuk mengisi jaringan Nasional “Indonesia Satu”

sesuai dengan arah kebijakan SISFONAS (Sistem Informasi Nasional).

(4)

Maksud dan tujuan SIMDK untuk menyediakan sarana yang efektif dalam kegiatan pengolahan data dan informasi, baik untuk kebutuhan intern maupun peningkatan masyarakat serta terwujudnya suatu jaringan SIMDK terpadu yang mampu mempersiapkan serta menyajikan informasi secara cepat, tepat, lengkap, dan akurat untuk menunjang perencanaan, pelaksanaan tugas dan pengambilan keputusan.

Pembuatan teknologi dan informasi di Kementerian Hukum dan HAM RI diawali dengan pembuatan website/situs resmi www.depkumham.go.id yang dibuat oleh Biro Perencanaan sedemikian rupa sebagai fasilitator bagi unit pusat (unit eselon 1), serta instansi vertikal (kantor wilayah) untuk memberikan data dan informasi kepada masyarakat. Sebaliknya masyarakat juga dapat memberikan komentar terhadap kinerja yang telah dilaksanakan. Pembuatan situs tersebut dibuat oleh Bagian Pengumpulan dan Pengolahan Data di Biro Perencanaan Kementerian Hukum dan HAM RI. Kementerian Hukum dan HAM sendiri sudah memenuhi ke dalam empat tingkatan, yaitu tingkat pertama mempublikasikan informasi melalui website.

Tingkat kedua adalah interaksi antara masyarakat dan kantor pemerintah melalui e- mail. Tingkat ketiga adalah masyarakat pengguna dapat melakukan transaksi dengan kantor pemerintahan secara timbal balik. Level terakhir adalah integrasi diseluruh kantor pemerintahan yang telah mempunyai pemakaian database bersama.

Salah satu faktor terpenting dalam keberhasilan penerapan e-government, yaitu faktor sumber daya manusia, dimana sumber daya manusianya harus mengerti dan mampu dibidang teknologi informasi. Bila sumber daya manusia tersebut tidak mampu dibidang teknologi informasi,maka e-government di instansi pemerintahan

(5)

tersebut tidak berjalan optimal. Dari 70 pegawai yang ada di Biro Perencanaan, dibagi lagi kedalam 5 bagian, yaitu bagian penyusunan program anggaran, bagian ketatalaksanaan, bagian evaluasi dan laporan, bagian organisasi dan yang terakhir yaitu bagian pengumpulan dan pengolahan data. Dibagian pengumpulan dan pengolahan data tersebut hanya terdapat 1 pegawai saja yang khusus menangani situs, memang kurang efektif, karena suatu saat pegawai tersebut sakit atau izin dengan terpaksa tidak ada yang menggantikan tugasnya sementara.

Dalam situs web Kementerian Hukum dan HAM RI dengan alamat : http://www.depkumham.go.id yang memudahkan masyarakat dalam mencari informasi yang dibutuhkan. Didalam situs tersebut terdapat unit-unit eselon 1 yang ada di Kementerian Hukum dan HAM RI, produk hukum, serta daftar kantor alamat Kanwil Departemen Hukum dan HAM yang ada di seluruh Indonesia.

Selain itu dalam penerapan e-government, Kementerian Hukum dan HAM RI sudah memiliki suatu Keputusan Menteri tentang e-government yang mengatur secara khusus tentang penerapan e-government di Kementerian Hukum dan HAM RI yaitu Nomor :M.HH-02.IN.04.02 Tahun 2009, tentang Pengangkatan Petugas Pengelola Content Management System Pengembangan Sistem Informasi Manajemen dan Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia, Nomor :M.HH-03.IN.04.02 Tahun 2009, tentang Pengangkatan Petugas Pengelola Data Elektronik Pengembangan Sistem Informasi Manajemen;

Dalam penerapan e-government, Kementerian Hukum dan HAM RI mengacu pada Inpres Nomor 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional

(6)

Pengembangan e-government. Selain itu, Pemembentukan situs yang dilakukan oleh Biro Perencanaan ada karena adanya inisiatif membangun situs dan tersedianya anggaran yang merupakan bagian dari SOP. Ada beberapa pegawai yang kurang memahami tentang penerapan e-government di Kementerian Hukum dan HAM RI.

Dalam penerapan e-government suatu instansi pemerintah tak lepas dari pengaruh peranan pegawai yang ada di instansi pemerintah tersebut. Sehingga akan terdapat korelasi antara penerapan e-government terhadap kinerja pegawai pada instansi pemerintah tersebut. Yang mana dalam hal ini, kinerja pegawai juga merupakan kunci keberhasilan pelaksanaan e-government tersebut. Hal ini pun sesuai dengan salah satu konsep e-government itu sendiri yaitu “Government to Employes”.

Pada akhirnya, aplikasi e-government juga diperuntukkan untuk meningkatkan kinerja dan kesejahteraan para pegawai atau karyawan pemerintah yang bekerja di sejumlah institusi sebagai pelayan masyarakat (Indrajit, 2006:41).

Seiring dengan pesatnya kemajuan teknologi terutama teknologi informasi, sehingga menciptakan adanya e-government yang dilakukan oleh pemerintah untuk pelayanan publik terhadap masyarakat sehingga dapat pula meningkatkan kualitas kehidupan masyarakatnya. Untuk dapat memulai e-government, tentu saja tidak bisa menunggu seluruh masyarakatnya siap. Dengan perencanaan yang matang, pemerintah telah mulai memikirkan inisiatif pelaksanaan e-government dari mulai tahapan yang paling sederhana sekalipun. Karena bagaimanapun penerapan e- government akan dapat membantu pemerintah dalam meningkatkan pelayanan dalam memberikan informasi kepada masyarakat. Oleh karena itu peneliti tertarik

(7)

melakukan penelitian dengan tema e-government, khususnya dengan mencoba mengukur sejauh mana pengaruh penerapan e-government terhadap kinerja pegawai di Kementerian Hukum dan HAM RI.

Berdasarkan data di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian skripsi di Kementrian Hukum dan HAM RI dengan judul : “Pengaruh penerapan e- government terhadap efektivitas kerja pegawai di Kementerian Hukum dan HAM RI”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan studi pendahuluan dan hasil pengamatan yang telah dilakukan peneliti sebelumnya, peneliti mengidentifikasi masalah-masalah penelitian diantaranya:

1.2.1 Masih kurangnya sumber daya manusia di Biro Perencananan, khususnya dibagian Pengumpulan dan Pengolahan Data Kementerian Hukum dan HAM RI, sehingga kemampuan kerja di bidang e- government masih sangat kurang. Seharusnya ada sejumlah pegawai yang mampu, serta mempunyai standar kompetensi dibidang teknologi informasi. Melakukan tugas operasional situs web, pemantauan dan pemeliharaan standar-standar situs web, terutama tanggungjawab pemasukan informasi yang tersebar luas di dalam organisasi pemerintah. Para redaksi, penulis naskah, fotografer, perancang disain,

(8)

pengembang aplikasi, pengelola jaringan infrastruktur dan server, merupakan sebuah tim maya (virtual).

1.2.2 Belum adanya pelayanan secara langsung melalui internet kepada masyarakat, seperti situs imigrasi yang sudah memberikan layanan melaui internet. Website Kementerian Hukum dan HAM RI hanya sebatas memberikan data dan informasi kepada masyarakat.

Sebaliknya masyarakat juga dapat memberikan komentar terhadap kinerja yang telah dilaksanakan.

1.2.3 Pengelolaan informasi dan data yang kurang lengkap pada website Kementerian Hukum dan HAM, biro perencanaan membuat situs hanya sebagai fasilitator, selebihnya unit pusat eselon 1 dan kanwil Hukum dan HAM menpunyai website tersendiri.

1.3 Pembatasan Masalah

Dari uraian-uraian yang ada dalam keterangan latar belakang dan identifikasi masalah, maka dengan itu peneliti membatasi penelitiannya pada pengaruh penerapan e-government terhadap kerja pegawai di Biro Perencanaan Kementerian Hukum Dan HAM RI khususnya pada bagian Pengumpulan dan Pengolahan Data.

1.4 Perumusan Masalah

Sebagaimana dikemukakan dimuka, terdapat beberapa masalah yang menjadi fokus kajian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

(9)

1. Berapa besar tingkat penerapan e-government di Biro Perencanaan Kementerian Hukum dan HAM RI ?

2. Berapa besar tingkat efektivitas kerja pegawai di Biro Perencanaan Kementerian Hukum dan HAM ?

3. Berapa besar pengaruh penerapan e-government terhadap efektivitas kerja pegawai di Biro Perencanaan Kementerian Hukum dan HAM RI ?

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada perumusan masalah yang ada, maka tujuan penelitian ini diharapkan mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah diuraikan oleh pokok-pokok pikiran masalah yang ada. Adapun tujuan penelitian ini, yaitu sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui dan mempelajari tingkat penerapan e-government di Biro Perencanaan Kementerian Hukum dan HAM RI.

2. Untuk mengetahui tingkat efektivitas kerja pegawai di Biro Perencanaan Kementerian Hukum dan HAM RI.

3. Untuk mengetahui dan mempelajari apakah ada pengaruh yang signifikan antara penerapan e-government terhadap efektivitas kerja pegawai di Biro Perencanaan Kementerian Hukum dan HAM RI.

1.6 Manfaat Penelitian

(10)

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi, baik secara teoritis maupun praktis, antara lain :

1.1 Manfaat secara teoritis, yaitu :

1.1.1 Dalam rangka pengembangan teori yang telah diperoleh selama perkuliahan

1.1.2 Dapat dijadikan bahan pemahaman untuk penelitian selanjutnya 1.6.2 Manfaat Praktis

1.6.2.1 Sebagai persyaratan untuk mengikuti ujian sarjan Strata-1.

Pada program studi Ilmu Aministrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

1.6.2.2 Dengan adanya penelitian ini diharapkan agar pihak Biro Perencanaan Kementerian Hukum dan HAM RI khususnya pada bagian Pengumpulan dan Pengolahan Data dapat menjadikan hasil penelitian ini sebagai acuan untuk terus meningkatkan kualitas penerapan e-government-nya.

1.6.2.3 Penelitian ini juga dimaksudkan untuk memberikan masukan bagi pegawai Biro Perencanaan Kementerian Hukum dan HAM RI khususnya pada bagian Pengumpulan dan Pengolahan Data sebagai masukan yang positif dalam peningkatan kinerjanya.

1.7 Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN

(11)

1.1 Latar Belakang Masalah

Latar belakang masalah menggambarkan ruang lingkup dan kedudukan permasalahan yang akan diteliti dalam bentuk uraian secara deduktif, dari ruang lingkup yang paling umum hingga manukik ke masalah yang lebih spesifik, yang relevan dengan judul skripsi.

1.2 Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah akan memperjelas aspek permasalahan yang muncul dari berkaitan dengan variabel yang akan diteliti, identifikasi masalah dapat diajukan dalam bentuk pertanyaan atau pernyataan.

1.3 Batasan Masalah

Batasan masalah akan lebih mempersempit masalah yang akan diteliti, sehingga objek penelitian, subjek penelitian, lokus penelitian, hingga periode penelitian secara jelas termuat.

1.4 Perumusan Masalah

Bagian ini, peneliti mengidentifikasi masalah secara implisit secara tepat atau aspek yang akan diteliti seperti terpapar dalam latar belakang masalah dan pembatasan masalah.

1.5 Tujuan Penelitian

(12)

Tujuan penelitian akan mengungkapkan tentang sasaran yang ingin dicapai dengan dilaksanakannya penelitian terhadap permasalahan yang sudah dirumuskan sebelumnya.

1.6 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian akan menjelaskan manfaat teoritis dan praktis dari diadakannya penelitian ini.

1.7. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan menjelaskan tentang isi bab per bab.

BAB II DESKRIPSI TEORI 2. 1 Deskripsi Teori

Dalam deskripsi teori dijelaskan bahwa didalamnya terdapat opini- opini dari berbagai sumber yang kemudian disesuaikan dengan pendapat para ahli mengenai teori-teori yang berkaitan dengan permasalahan dan variabel penelitian, kemudian menyusunnya secara teratur dan rapih yang digunakan untuk merumuskan hipotesis.

Dengan mengkaji berbagai teori, maka kita telah memiliki konsep penelitian yang jelas, dapat menyusun pertanyaan yang rinci untuk penyelidikan, serta dapat menemukan hubungan antar variabel yang diteliti. Hasil penelitian lainnya dari kajian teori adalah didapatnya kerangka konseptual menurut kita, yang didalamnya tergambar

(13)

konstruk dari variabel yang akan diukur, selain itu dari kajian teori akan diturunkan dalam bentuk kisi-kisi instrumen.

2.2 Kerangka Berfikir

Kerangka berfikir menggambarkan alur pikiran penelitian sebagai kelanjutan dari kajian teori untuk memberikan penjelasan kepada pembaca, mengapa peneliti mempunyai anggapan seperti yang dinyatakan dalam hipotesis. Biasanya untuk memperjelas maksud peneliti, kerangka berfikir dapat dilengkapi dengan sebuah bagan yang menunjukkan alur pikir peneliti serta kaitan antar variabel yang diteliti.

Bagan tersebut disebut juga dengan nama paradigma atau model penelitian.

2.3 Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian merupakan jawaban sementara atas permasalahan yang ada, yang diteliti, dan akan diuji kebenarannya. Hipotesis dirumuskan berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir. Rumusan hipotesis yang mendeskripsikan kaitan antar dua variabel atau lebih.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian

(14)

Metode penelitian menjelaskan metode yang digunakan dalam penelitian ini.

3.2 Instumen Penelitian

Instrumen penelitian menjelaskan tentang proses penyususnan dan jenis alat pengumpul data yang digunakan.

3.3 Populasi dan Teknik Sampling

Menjelaskan wilayah generalisasi atau proposal penelitian, penetapan besar sampel, dan teknik pengambilan sampel serta realisasinya. Ide dasar dari pengambilan sampel adalah bahwa dengan mengambil bagian-bagian dari populasi, kesimpulan tentang keseluruhan populasi dapat diperoleh. Teknik sampling merupakan pengambilan sampel yang ada di lapangan atau objek penelitian.

3.4 Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Menjelaskan teknik analis dan disertai rasionalisasinya. Teknik analisis data harus sesuai dengan sifat data yang diteliti.

3.5 Lokasi dan Jadwal Penelitian

Menjelaskan lokasi penelitian, terkait tempat dan jadwal penelitian tersebut dilaksanakan.

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Objek Penelitian

(15)

Menjelaskan tentang objek penelitian yang meliputi lokasi penelitian secara jelas,stuktur organisasi, struktur populasi dari populasi/sampel yang telah ditentukan serta hal lain yang berhubungan dengan objek penelitian.

4.2 Deskripsi Data

Menjelaskan hasil penelitian yang telah diolah dari data mentah dengan menggunakan teknik analisis data yang relevan.

4.3 Pengujian Hipotesis

Peneliti melakukan pengujian terhadap hipotesis dengan menggunakan teknik analisis data.

4.4 Interpretasi Hasil Penelitian

Melakukan penafsiran terhadap hasil akhir pengujian hipotesis.

Kendatipun hasil analisis statistik itu sendiri sudah merupakan suatu kesimpulan namun belum memadai tanpa ada interpretasi yang dikaitkan dengan rumusan masalah.

4.5 Pembahasan

Melakukan pembahasan lebih lanjut terhadap hasil analisis data.

Terhadap hipotesis yang diterima barangkali tidak ada persoalan, tetapi terhadap hipotesis yang ditolak harus diberikan berbagai dugaan yang menjadi penyebabnya. Bahkan jika mampu peneliti boleh membuat kesimpulan dari hasil hipotesis yang ditolak dengan menagjukan

(16)

kerangka teori baru sebagai revisi dari teori sebelumnya. Pembahasan akan lebih mendalam jika dikonfrontir atau didiskusikan dengan hasil penelitian orang lain yang relevan (sejenis)

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan

Menyimpulkan hasil penelitian yang diungkapkan secara singkat, jelas dan mudah dipahami. Selain itu kesimpulan penelitian juga harus sejalan dan sesuai dengan permasalahan serta hipotesis penelitian.

5.2 Saran

Menjelaskan mengenai tindak lanjut dari sumbangan penelitian terhadap bidang yang diteliti baik secara teoritis maupun praktis.

Daftar Pustaka

Lampiran

(17)

Referensi

Dokumen terkait

1.4 Pembatasan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah yang telah dipaparkan, maka masalah dalam penelitian ini dibatasi pada kajian pengaruh kualitas