• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan salah satu negara berkembang (Rachman et al., 2018). Penerimaan utama negara yang diandalkan berasal dari pajak (Bernadin, 2017). Pajak merupakan sumber penerimaan yang harus dikelola dengan baik dan menjadi salah satu sumber pendapatan pemerintah yang strategis (Fajar, 2013).

Salah satu fungsi pajak yaitu untuk meningkatkan pembangunan negara (Putriyandari & Setiawanti, 2018).

Pembangunan infrastruktur, biaya pendidikan, biaya kesehatan, subsidi bahan bakar minyak (BBM), pembayaran para pegawai negara dan pembangunan fasilitas publik semua dibiayai dari pajak (Pungkasawan, 2015). Untuk mengejar penerimaan dari sektor pajak, maka perlu didukung oleh situasi dan kondisi sosial politik yang stabil, sehingga masyarakat juga bisa dengan sukarela untuk dapat membayarkan kewajiban pajaknya (Erica, 2017).

Peran serta masyarakat secara bersama sangat diperlukan guna meningkatkan pendapatan negara (Nurdin & Riana, 2013). Aparatur pemerintah juga memiliki fungsi yang sangat penting guna meningkatkan penerimaan disektor pajak (Fajar & Rohendi, 2016). Berikut perkembangan realisasi penerimaan pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Bojonagara.

(2)

Sumber: KPP Pratama Bandung Bojonagara.

Gambar I.1

Realisasi Penerimaan Pajak Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Bojonagara periode 2010-2017

Berdasarkan gambar I.1 dapat disimpulkan bahwa realisasi penerimaan pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Bojonagara dari tahun 2010- 2017 terus mengalami peningkatan. Terlihat pada tahun 2010 realisasi penerimaan pajak sebesar Rp 503.222.320.814,00 naik menjadi Rp 595.870.359.786,00 di tahun 2011. Pada tahun 2012 mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya menjadi Rp 640.899.199.941,00 dan sebesar Rp 627.825.158.229,00 pada tahun 2013. Realisasi penerimaan pajak terus mengalami peningkatan dari tahun 2014- 2016 yaitu dari Rp 702.565.090.916,00 pada tahun 2014, menjadi sebesar Rp 2.125.695.553.248,00 pada tahun 2016.

Meskipun begitu, realisasi penerimaan pajak masih belum optimal karena kurangnya dukungan dari wajib pajak akan kesadaran untuk membayar pajak. Hal tersebut sejalan dengan jumlah wajib pajak yang terdaftar di KPP Pratama Bandung Bojonagara tahun 2017 sebanyak 124.923 wajib pajak dengan diantaranya sebesar 48.647 wajib pajak yang wajib menyampaikan surat pemberitahuan pajak (SPT). Sementara dari jumlah tersebut, baru sebesar 39.498 wajib pajak yang telah menyampaikan SPT.

Rp- Rp1.000.000.000.000 Rp2.000.000.000.000 Rp3.000.000.000.000

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Realisasi Penerimaan Pajak

(3)

Wajib pajak cenderung menghindari pajak baik secara legal maupun ilegal yang mengakibatkan ketidaktahuan wajib pajak untuk memenuhi kewajiban perpajakannya sehingga menyebabkan timbulnya tunggakan pajak dengan jumlah yang besar kepada negara (Kurniasari, Suharyono, & Kesuma, 2016). Tunggakan pajak timbul ketika fiskus menerbitkan Surat Ketetapan Pajak yang berfungsi sebagai sarana administrasi dalam melaksanakan penagihan pajak dan juga digunakan sebagi dasar pelaksanaan penagihan pajak sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum Perpajakan (Rifqiansyah, Saifi, & Azizah, 2014).

Perkembangan jumlah tunggakan pajak dari waktu ke waktu menunjukan jumlah yang semakin besar dan belum dapat diimbangi dengan kegiatan pencairannya, untuk itu perlu dilaksanakan tindakan penagihan pajak berlandaskan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Untuk mencairkan tunggakan tersebut telah dilaksanakan tindakan penagihan yang mempunyai kekuatan hukum yang memaksa (Nindar, Pengemanan, & Sabijono, 2014).

Tindakan penagihan terbagi dua yaitu tindakan penagihan secara pasif dan secara aktif. Tindakan penagihan secara pasif dilakukan oleh fiskus sebelum tanggal jatuh tempo (Paseleng, Poputra, & Tangkuman, 2013). Sementara tindakan penagihan secara aktif dilakukan oleh fiskus setelah tanggal jatuh tempo melalui pemberitahuan surat teguran, surat paksa, surat perintah melaksanakan penyitaan, melaksanakan penyanderaan, serta menjual aset barang yang telah disita berdasarkan ketentuan yang diatur dalam Undang-undang Nomor 19 Tahun 2000.

(4)

Penerbitan surat teguran, surat peringatan atau surat lain yang sejenis merupakan tindakan awal dari pelaksanaan penagihan pajak dan pelaksanaannya harus dilakukan sebelum dilanjutkan dengan penerbitan surat paksa. Sesuai dengan pasal 5 Keputusan Menteri Keuangan No. 561/KMK.04/2000, tindakan penagihan pajak diawali dengan surat teguran, surat peringatan atau surat lain yang sejenis oleh pejabat atau kuasa.

Penagihan pajak dengan surat paksa dilakukan apabila wajib pajak atau penanggung pajak lalai melaksanakan kewajiban membayar pajak dalam waktu sebagaimana telah ditentukan dalam pemberitahuan sebelumnya (Surat Teguran), maka penagihan selanjutnya dilakukan oleh jurusita pajak dengan menggunakan surat paksa yang diberitahukan oleh jurusita pajak dengan pernyataan dan penyerahan kepada penanggung pajak.

Dalam prosesnya penagihan pajak dilakukan oleh jurusita pajak pusat maupun daerah. Apabila tidak juga melunasi sampai setelah surat paksa keluar, maka tindakan selanjutnya yaitu mengeluarkan surat sita, penyitaan, dan pelelangan (Nainggolan, 2015). Berikut realisasi penerimaan tunggakan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Bojonagara Periode 2010-2017.

Tabel I.1

Realisasi Penagihan Tunggakan Pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Bojonagara Periode 2010-2017

Tahun Pajak Jumlah Surat Terbit

Surat Teguran Surat Paksa SPMP

2010 16,10% 20,98% -

2011 15,32% 85,19% -

2012 2,84% 33,80% 2,75%

2013 11,46% 26,29% 13,35%

2014 9,13% 17,42% 4,15%

2015 7,03% 37,09% 25,61%

2016 7,27% 04,50% 143,20%

2017 0,85% 05,88% 5,49%

Sumber: KPP Pratama Bandung Bojonagara.

(5)

Berdasarkan data pada tabel I.1 dapat digambarkan bahwa realisasi penagihan tunggakan pajak melalui penerbitan surat penagihan pajak melalui surat teguran, surat paksa dan surat perintah melaksanakan penyitaan dari tahun 2010-2017 cenderung mengalami penurunan. Pada tahun 2010-2012 sebesar 16,10% menjadi 2,84% dan ditahun 2013-2017 sebesar 11,46% menjadi 0,85%.

Hal tersebut menggambarkan realisasi penagihan pajak dengan surat teguran yang masih rendah. Hal yang sama juga terjadi pada realisasi penagihan pajak dengan surat paksa dan surat perintah melaksanakan penyitaan yang dari tahun ke tahun mengalami penurunan.

Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Kurniasari et al., (2016) menunjukkan bahwa penerapan penagihan pajak dengan surat teguran dan surat paksa terhadap penerimaan pajak terbukti cukup efektif. Menurut penelitian lainnya ditemukan hasil yang berbeda yang dimana menurut Mamusu

& Elim (2017) tingkat efektivitas penagihan pajak aktif dengan menggunakan surat teguran dan surat paksa belum efektif.

Berdasarkan uraian penjelasan dari penelitian sebelumnya, maka peneliti tertarik melakukan penelitian dengan mengambil judul “Efektivitas Penagihan Pajak Melalui Surat Teguran, Surat Paksa Dan Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan Terhadap Penerimaan Pajak” (Studi Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Bojonagara).

(6)

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, dapat diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut:

1. Penagihan Pajak dengan Surat Teguran di Kantor Pajak Pratama Bandung Bojonagara masih belum optimal.

2. Penagihan Pajak dengan Surat Paksa di Kantor Pajak Pratama Bandung Bojonagara masih belum optimal.

3. Penagihan Pajak dengan Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan di Kantor Pajak Pratama Bandung Bojonagara masih belum optimal.

4. Realisasi penerimaan pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Bojonagara cenderung meningkat.

1.2.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah penulis uraikan, maka penulis merumuskan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana Efektivitas penagihan pajak melalui Surat Teguran di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Bojonagara?

2. Bagaimana Efektivitas penagihan pajak melalui Surat Paksa di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Bojonagara?

3. Bagaimana Efektivitas penagihan pajak melalui Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Bojonagara?

(7)

4. Bagaimana penerimaan pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Bojonagara?

5. Seberapa besar pengaruh Efektivitas penagihan pajak melalui surat teguran terhadap penerimaan pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Bojonagara?

6. Seberapa besar pengaruh Efektivitas penagihan pajak melalui Surat Paksa terhadap penerimaan pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Bojonagara?

7. Seberapa besar pengaruh Efektivitas penagihan pajak melalui Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan terhadap penerimaan pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Bojonagara?

8. Seberapa besar Efektivitas penagihan pajak melalui surat teguran, surat paksa dan surat perintah melaksanakan penyitaan terhadap penerimaan pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Bojonagara?

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengumpulkan, memperoleh, dan data mengolah informasi yang berhubungan dengan rumusan masalah mengenai Efektivitas Penagihan Pajak Melalui Surat Teguran, Surat Paksa Dan Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan Terhadap Penerimaan Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Bojonagara serta ditujukan untuk melengkapi salah satu persyaratan guna mencapai kelulusan pada tingkat strata satu (S-1) program studi Akuntansi di Universitas BSI.

(8)

1.3.2 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui efektivitas penagihan pajak melalui surat teguran di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Bojonagara.

2. Untuk mengetahui efektivitas penagihan pajak melalui surat paksa di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Bojonagara.

3. Untuk mengetahui efektivitas penagihan pajak melalui surat perintah melaksanakan penyitaan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Bojonagara.

4. Untuk mengetahui efektivitas penerimaan pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Bojonagara.

5. Untuk mengetahui seberapa besar efektivitas penagihan pajak melalui surat teguran terhadap penerimaan pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Bojonagara.

6. Untuk mengetahui seberapa besar efektivitas penagihan pajak melalui surat paksa terhadap penerimaan pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Bojonagara.

7. Untuk mengetahui seberapa besar efektivitas penagihan pajak melalui surat perintah melaksanakan penyitaan terhadap penerimaan pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Bojonagara.

8. Untuk mengetahui seberapa besar efektivitas penagihan pajak melalui surat teguran, surat paksa, dan surat perintah melaksanakan penyitaan terhadap penerimaan pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Bojonagara.

(9)

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi beberapa pihak:

1. Bagi Penulis

Sebagai tambahan literatur dan dapat menambah wawasan, pengetahuan peneliti dan menambah ilmu baik dalam teori maupun praktek khususnya tentang efektivitas penagihan pajak melalui surat teguran, surat paksa dan surat perintah melaksanakan penyitaan terhadap penerimaan pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Bojonagara.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Sebagai referensi dan informasi tambahan mengenai efektivitas penagihan pajak melalui surat teguran, surat paksa dan surat perintah melaksanakan penyitaan terhadap penerimaan pajak.

1.4.2 Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi beberapa pihak : 1. Bagi Instansi/Perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan suatu masukan guna menunjang kinerja yang lebih baik lagi di masa yang akan datang.

2. Bagi Pihak Lain

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan informasi mengenai efektivitas penagihan pajak melalui surat teguran, surat paksa dan surat perintah melaksanakan penyitaan terhadap penerimaan pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Bojonagara.

Referensi

Dokumen terkait

(Maaring sumagot nang mas marami pa sa isa) ①Kung ako ay may libreng oras, gusto kong mag-aral ②Kung mayroon akong sapat na pera na magagamit para sa pag-aaral ng Nihongo.. ③Kung may