• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Indonesia saat ini sedang menghadapi perkembangan teknologi dan perekonomian yang semakin maju (Serlina & Widjaja, 2012). hal tersebut menuntut pemerintah untuk memeratakan pembangunan. Pemerataan pembanguanan tersebut tentunya membutuhkan dana yang sangat besar (Fajar, 2014). Sumber dana tersebut dapat diperoleh melalui peran masyarakat secara bersama-sama dalam berbagai bentuk satu diantaranya pajak (Nurdin & Riana, 2013).

Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan suatu negara yang akan dipergunakan untuk membiayai pengeluaran, insfratuktur negara, yakni pengeluaran-pengeluaran yang akan memberikan suatu manfaat bagi masyarakat luas (Mulyanti & Sugiharty, 2016). Semakin banyaknya pengeluaran yang di bayarkan, maka pemerintah akan melakukan peningkatan penerimaan negara.

Dimana yang diharapkan pemerintah berasal dari dalam negeri, tanpa adanya bergantung pada bantuan Negara lain (Mangkuwinata, 2014).

Indonesia melakukan usaha untuk mengoptimalkan pendapatan dari sektor pajak dilakukan melalui usaha intensifikasi dan ekstensifikasi penerimaan pajak (Surat direktur jendral pajak No. S-14/PJ.7/2003,2003). Tetapi dalam usahanya memiliki kendala dalam mengoptimalkan penerimaan pajak yaitu dengan adanya aktivitas penghindaran pajak (tax avoidance). Perusahaan di indonesia bahkan

(2)

tidak sedikit yang melakukan praktik penghindaran pajak (Budiman & Setiono, 2012).

Perusahaan merupakan organisasi suatu sistem yang terdiri dari pemegang peranan penting (Widjaja, 2015). Setiap perusahaan harus membuat metode dan keputusan dengan berbagai cara demi menjaga kelangsungan perusahaan agar tetap bertahan dan tidak kalah dengan perusahaan lain (Mulyanti & Supriyani, 2018). Sehingga seiring dengan bertambah luasnya aktivitas perusahaan, pihak manajemen dituntut untuk bisa bekerja secara lebih efektif dan efisien dalam menjalankan aktifitas perusahaan tersebut (Putriyandari, 2014).

Pajak bagi perusahaan merupakan beban yang akan mengurangi pendapatan pada laba bersih, dan perusahaan akan mencari cara bagaimana pajak yang akan dibayarkan seminimal mungkin (Martani, 2012).

Banyak cara yang dilakukan wajib pajak badan atau perusahaan untuk menghindari pembayaran pajak dari penghasilan yang telah mereka terima. Mulai dengan cara memalsukan data, menyembunyikan harta dan lain sebagainya, bahkan pada saat ini tidak sedikit perusahaan yang melakukan kegiatan penghindaran pajak tersebut (Utami, 2013).

Penghindaran pajak merupakan masalah serius di Indonesia, dikarenakan setiap tahun ada Rp.110 triliun angka penghindaran pajak. Kebanyakan adalah badan usaha, sekitar 80 persen, dan sisanya adalah wajib pajak perorangan (www.Pajak.go.id).

Penghindaran pajak (tax avoidance) merupakan suatu usaha yang dilakukan perusahaan untuk meminimalkan beban pajak dengan cara memanfaatkan celah hukum (loopholes) di suatu negara sehingga tindakan yang dilakukan tersebut

(3)

legal karena tidak melanggar hukum yang berlaku, meskipun tindakan ini legal, namun tindakan tersebut bertentangan dengan tujuan pemerintah (Praditasari, 2017). Penghindaran pajak (tax avoidance) merupakan persoalan yang cukup rumit karena jika dilihat dari segi hukum tindakan tersebut tergolong legal meskipun pemerintah tidak menginginkan adanya aktivitas tersebut (Budiman &

Setiono, 2012).

PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) adalah perusahaan poperty dan real estate. Perusahaan ini melakukan pembayaran pajak penghasilan kepada negara dari tahun 2009-2017 yang ditunjukan pada Tabel I.1.

Tabel I.1

Pembayaran Pajak Penghasilan PT Agug Podomoro Land Tbk tahun 2009-2017 dalam (rupiah )

Tahun Laba Sebelum Pajak Pajak Terhutang PPH Badan

2009 70.281.358.021 42.449.379.288

2010 383.258.294.631 100.675.781.750

2011 888.224.228.000 203.321.472.000

2012 1.097.546.731.000 256.255.978.000

2013 1.177.175.519.000 246.935.022.000

2014 1.229.697.293.000 245.821.925.000

2015 1.138.920.945.000 22.157.498.000

2016 960.933.911.000 21.196.803.000

2017 1.896.492.410.000 13.911.010.000

Sumber : Laporan Keuangan APLN

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat meskipun pendapatan atau laba perusahaan tahun 2009 sampai dengan tahun 2014 setiap tahun ada peningkatan, dan tahun 2014 sampai dengan tahun 2016 mengalami penurunan, kemudian di 2017 mengalami kenaikan kembali. Pembayaran pajak juga dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2012 setiap tahun selalu meningkat tetapi tahun 2013 sampai dengan 2017 mengalami penurunan yang sangat drastis, pada tahun 2015

(4)

sebesar Rp.22.157.498.000, awalnya pada tahun 2014 sebesar Rp.245.821.925.000, Bahwa dapat dilihat, perusahaan APLN melakukan penghindaran pajak untuk menyiasati pembengkakan pengeluaran perusahaan.

Kegiatan dari aktivitas penghindaran pajak (tax avoidance) membuat Indonesia kehilangan sumber pendapatan utama yang bersumber dari pajak, seharusnya dapat digunakan untuk mengurangi berbagai beban-beban anggaran yang dikeluarkan negara ini. Tax avoidance yang sering dilakukan oleh perusahaan untuk memperkecil biaya yang harus dikeluarkan untuk membayar pajak sekaligus meningkatkan cash flow perusahaan tersebut (Praditasari, 2017).

Beberapa faktor dapat mempengaruhi adanya hubungan aktivitas tax avoidance, salah satu nya adalah profitabilitas. Profitabilitas yang dimana perusahaan besar akan cenderung melaporkan kondisi keuangannya secara lebih akurat dibandingkan perusahaan kecil. Pelaporan yang lebih akurat mengindikasikan bahwa tindakan oportunis manajemen rendah, ini berarti bahwa manajer efesien dalam melakukan tindakan manajemen laba sehingga aktivitas Tax avoidance juga rendah. (Nasution & Doddy, 2007).

Perusahaan yang memiliki tingkat laba yang tinggi akan mendapatkan perhatian yang sangat luas dari kalangan masyarakat dan pemerintah sebagai regulator sehingga menyebabkan terjadinya biaya politis yang tinggi, salah satunya pengenaan pajak yang lebih tinggi. Oleh karena itu, hal ini akan menyebabkan semakin besar kecenderungan perusahaan itu melakukan menejemen pajak untuk meminimumkan biaya peembayaran pajak yang di tanggung. (Riana, 2017).

(5)

Profitabilitas terdiri dari beberapa rasio, salah satunya adalah ROE (Return On Equity). ROE menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dengan menggunakan modal sendiri dan menghasilkan laba bersih yang tersedia bagi pemilik atau investor. ROE digunakan karena dapat memberikan pengukuran yang memadai atas keseluruhan efektifitas perusahaan dan ROE juga dapat memperhitungkan profitabilitas. ROE merupakan pengukur keuntungan bersih setelah pajak penghasilan yang dibagi Ekuitas. Semakin tinggi nilai ROE, maka semakin besar juga laba yang diperoleh perusahaan. (Kasmir, 2015).

Grafik I.1.

Penghasilan Profitabilitas Diukur Rasio ROE Laba Bersih Dengan Total Ekuitas (Presentase)

Sumber : Laporan Keuangan PT Agung Podomoro Land (diolah)

Berdasarkan Grafik diatas dapat diketahui bahwa penghasilan return on equity (roe) PT Agung Podomoro Land dari tahun 2009-2017 presentasenya mengalami fluktuasi. Berarti laba yang didapatkan perusahaan juga setiap tahunnya ada kenaikan dan penurunan, maka pengembalian modal untuk investor juga tidak optimal.

2,73%

6,28%

13,61% 13,25% 12,89%

11,62% 12,31%

9,45%

16,37%

2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

(6)

Selain faktor profitabilitas, yaitu terdapat ukuran perusahaan yang juga dapat mempengaruhi adanya hubungan aktivitas tax avoidance. Ukuran Perusahaan menunjukkan kemampuan perusahaan dengan memiliki tindakan pengembalian keputusan perpajakannya. Ukuran perusahaan menunjukkan kestabilan dan kemampuan perusahaan untuk melakukan aktivitas perekonominya. Semakin besar ukuran perusahaan maka semakin menjadi pusat perhatian dari pemerintah dan akan menimbulkan kecenderungan untuk berlaku patuh (compliances) atau menghindari pajak (tax avoidance). (Kurniasih & Sari, 2013).

Ukuran perusahaan dapat kita ukur melalui total aset perusahaan yang dimiliki perusahaan. Suatu Ukuran perusahaan ditunjukkan melalui Ln total aset, karena dapat dinilai bahwa ukuran memiliki tingkat kestabilan yang lebih dibandingkan yang lainnya dan cenderung berkesinambungan antar periode- periodenya (Utami, 2013).

Grafik I.2

Total Aset PT Agung Podomoro Land Tbk tahun 2009-2017 (dalam Triliun)

Sumber : Laporan Keuangan PT Agung Podomoro Land (diolah)

4,4

7,56

10,78

15,19

19,67

23,68 24,55 25,71

28,79

2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

(7)

Dari grafik I.2 menunjukan bahwa total aset PT Agung Podomoro Land dari tahun 2009-2017 menunjukan bahwa aset yang mereka peroleh mengalami kenaikan setiap tahunnya dan dapat diketahui bahwa ukuran perusahaannya digolongkan perusahaan yang besar.

Apabila perusahaan memiliki total aset yang besar, biasanya cenderung akan mampu dan stabil dapat memperoleh laba apabila dibandingkan dengan perusahaan yang memperoleh total aset yang kecil. Laba yang besar akan cenderung mendorong suatu perusahaan untuk melakukan praktik penghindaran pajak (Dewinta & Setiawan, 2016).

Terdapat beberapa penelitian sebelumnya mencoba mengkaitkan beberapa faktor perusahaan terhadap penghindaran pajak (tax avoidance), salah satunya memfokuskan pada tingkat profitabilitas perusahaan. Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba. penelitian yang dilakukan Saputra & Asyik, (2017), membuktikan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap tax avoidance, Hal tersebut diindikasikan tingkat kesdaran masyarakat akan kewajiban membayar pajak telah meningkat sehingga nilai ROE yang tinggi menunjukan bahwa perusahaan telah memanfaatkan ekuitas secara efektif dan efesien sehingga perusahaan mampu membayar beban-beban perusahaan termasuk beban pajaknya, maka perusahaan dengan nilai ROE yang tinggi akan lebih memilih membayar beban pajak dari pada harus melakukan tindakan penghindaran pajak.

Hasil tersebut berbanding terbalik dengan hasil yang diteliti oleh Riana, (2017) bahwa faktor profitabilitas menghasilkan pengaruh yang signifikan terhadap tax avoidance. Rasio profitabilitas yang tinggi menunjukan bahwa

(8)

adanya efisiensi yang di lakukan oleh pihak manajemen. Dengan rata-rata profitabilitas sample 0.064%.

Lalu terdapat faktor lain yaitu ukuran perusahaan merupakan kemampuan perusahaan dalam memperoleh total aset, penelitian yang dilakukan Tuerfia, (2016), mengatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh signifikan positif terhadap tax avoidance. Artinya semakin tingginya total aset yang dimiliki oleh perusahaan maka diduga adanya tindakan tax avoidance.

Dewinta & Setiawan, (2016), mengatakan juga bahwa ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap tax avoidance. kekuasaan politik menyatakan bahwa perusahaan besar akan lebih agresif untuk melakukan penghindaran pajak agar mencapai penghematan beban pajak yang optimal karena memiliki sumber daya yang besar untuk mempengaruhi kebijaksanaan umum (pemerintah) yang dikehendaki dan menguntungkan perusahaan termasuk untuk melakukan penghindaran pajak (tax avoidance).

Hasil tersebut berbeda dengan hasil yang diteliti oleh Utami, (2013), yang mengatakan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap tax avoidance.

Hal ini terjdi karena nilai total aset bukan tolak ukur untuk melihat tinggi rendahnya suatu perusahaan, tetapi dilihat dari seberapa makmur perusahaannya.

Berdasarkan fenomena yang ada, maka penulis terdorong untuk melakukan analisis untuk mengetahui kondisi setiap tahunnya, apa saja yang dapat adanya pengaruh dengan tax avoidance dan juga apakah ada peminimalisiran yang dilakukan perusahaan terhadap tax avoidance dengan mengembangkan penelitian- penelitian terdahulu. Dalam penelitian ini penulis tertarik melakukan penelitian

(9)

dengan judul “Analisis Kondisi Profitabilitas, Ukuran Perusahaan Meminimalisir Tax Avoidance PT Agung Podomoro Land”.

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka permasalahan yang dapat diidentifikasi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. 80% perusahaan di Indonesia yang masih melakukan penghindaran pajak (tax avoidance) dikarenakan tidak ingin mengeluarkan beban pajak yang besar.

2. PT Agung Podomoro Land Tbk melakukan penghindaran pajak di tahun 2015 laba perusahaan meningkat sementara beban pajak penghasilan menurun 3. Laba perusahaan meningkat tetapi pajak menurun.

1.2.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka perumusaan masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana kondisi Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, dan Tax Avoidance pada PT Agung Podomoro Land ?

2. Bagaimana pengaruh Kondisi Profitabilitas Terhadap Tax Avoidance secara Persial pada PT Agung Podomoro Land ?

3. Bagaimana pengaruh Kondisi Ukuran Perusahaan Terhadap Tax Avoidance secara Persial pada PT Agung Podomoro Land ?

(10)

4. Bagaimana pengaruh Kondisi Profitabilitas dan Ukuran Perusahaan Terhadap Tax Avoidance secara Simultan pada PT Agung Podomoro Land ?

1.3 Maksud dan Tujuan penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian

Penulis bermaksud mengadakan Penelitian ini adalah untuk mendapatkan dan memperoleh data informasi yang dapat memberikan pandangan bagi PT Agung Podomoro Land Tbk untuk memanfaatkan kebijakan perpajakan melalui tax avoidance sehingga tidak memberatkan beban pajak terhadap kas Negara.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah sesuai dengan Rumusan masalah di atas yaitu:

1. Untuk mengetahui kondisi Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, dan Tax Avoidance pada PT Agung Podomoro Land.

2. Untuk mengetahui pengaruh kondisi dari Profitabilitas Terhadap Tax Avoidance secara persial pada PT Agung Podomoro Land.

3. Untuk mengetahui pengaruh kondisi dari Ukuran Perusahaan Terhadap Tax Avoidance secara persial pada PT Agung Podomoro Land.

4. Untuk mengetahui pengaruh kondisi Profitabilitas dan Ukuran Perusahaan, Terhadap Tax Avoidance secara simultan pada PT Agung Podomoro Land.

(11)

1.4 Manfaat penelitian

Penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat, antara lain:

1. Bagi penulis

Diharapkan mampu membantu dan menambah wawasan dalam memahami beberapa faktor yang dapat menjadi hubungan perusahaan melakukan penghindaran pajak (tax avoidance) dalam perusahaan Sektor Poperty &

Real Estate yaitu PT Agung Podomoro Land Tbk.

2. Bagi investor

Dapat memberikan masukan terhadap perusahaan-perusahaan yang dititipkan modal agar dapat dipertanggung jawabkan sehingga aman dan bersih terhadap pelanggaran-pelanggaran.

3. Bagi pembaca

Menjadi kajian penelitian dan referensi selanjutnya sehingga kekurangan dari penelitian ini dapat disempurnakan oleh penelitian selanjutnya terkait tax avoidance.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa variabel profitabilitas dan ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap tax avoidance, sedangkan variabel rasio