• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Teknologi diciptakan untuk mempermudah setiap kegiatan manusia,dengan pertumbuhan yang sangat pesat. Perkiraan dari lembaga riset digital marketing emarketer bahwa pada 2018 Indonesia akan meningkat jumlah pengguna aktif smartphone akan mencapai lebih dari 100 juta jiwa, maka Indonesia akan menjadi sebagai negara pengguna aktif smartphone terbesar keempat di dunia setelah Cina, India, dan Amerika.Smartphone atau dalam bahasa Indonesia bisa disebut dengan telepon pintar adalah perkembangan dari telepon genggam sebelumnya yang hanya memiliki beberapa fungsi saja seperti SMS atau telepon. Akan tetapi smartphone untuk sekarang ini sudah memiliki beberapa keunggulan multifungsional yang dapat membantu pekerjaan manusia dan mempermudah kegiatan yang diinginkan dalam satu genggaman (Purwanto, Atina, & Desylawati, 2019).

Seperti yang diketahui mata adalah suatu panca indra yang sangat penting dalam kehidupan manusia untuk melihat. Dengan mata melihat, manusia dapat menikmati keindahan alam dan berinteraksi dengan lingkungan sekitar dengan baik. Jika mengalami gangguan atau penyakit mata, maka akan berakibat sangat fatal bagi kehidupan manusia. Jadi sudah semestinya mata merupakan anggota tubuh yang perlu dijaga dalam kesehatan sehari-hari. Seiring perkembangan teknologi yang sangat pesat, pada bidang kedokteran saat ini juga telah

(2)

memanfaatkan teknologi untuk membantu peningkatan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat luas (Simargolang, Saleh, 2018).

Setiap penyakit mata memiliki ciri-ciri atau sering kita sebut sebagai gejala penyakit mata. setiap penyakit mata memiliki gejala yang berbeda-beda namun beberapa penyakit mata memiliki gejala yang beragam dan beberapa penyakit mata juga memiliki gejala yang mirip. Pada proses pemeriksaan, Seorang dokter dapat menentukan penyakit mata yang diderita pasiennya melalui diagnosa. Pasien menjelaskan apa saja yang mejadi keluhannya. Dokter bisa mengklasifikasi penjelasan dari pasien tersebut, setelah terbentuk sebuah pola gejala penyakit mata, dokter akan membandingkan dengan gejala yang sama yang pernah ada sebelumnya. Setelah itu, dokter dapat menyimpulkan penyakit mata yang diderita pasien (Mata, 2016).

Maka kemudahan informasi dan banyaknya teknologi baru akan mempersulit praktisi dalam melakukan penanganan penyakit. Salah satu jenis penyakit yang sebagian besar pernah diderita oleh semua lapisan masyarakat adalah penyakit infeksi pada mata. Infeksi pada mata bisa terjadi karena virus, bakteri maupun disebabkan karena lingkungan yang berdebu dan kotor. Penyakit infeksi pada mata yang umumnya terjadi adalah penyakit Blefaritis, Konjungtivitis, Selulitis Orbitalis, Skleritis dan Ulkus Kornea. Informasi tentang jenis-jenis penyakit infeksi pada mata sebaiknya diketahui secara benar oleh semua masyarakat sejak dini sehingga dapat dilakukan penanganan yang tepat sebelum penyakit menjadi bertambah parah sehingga merusak kesehatan mata maupun kesehatan tubuh secara umum (Puspitasari, Septiriana, 2015).

(3)

Metode Certainly Factor telah digunakan dalam beberapa contoh kasus diantaranya: untuk menentukan CF pengguna, telah dapat diimplementasikan dengan baik dalam aplikasi sistem pakar untuk menangani penyakit. Metode ini memudahkan pengguna dalam memberikan jawaban terkait dengan besarnya kepercayaan terhadap gejala yang dialami (Simargolang et al., 2018).

Salah satu implementasi yang diterapkan sistem pakar dalam bidang kedokteran atau kesehatan adalah sistem pakar. Seorang pakar/ahli dalam hal ini biasanya dokter sering kali menganalisis informasi yang ada dengan ungkapan seperti “mungkin”, “kemungkinan besar”, “hampir pasti”. Untuk mengakomodasi hal ini maka digunakan certainty factor untuk menggambarkan tingkat keyakinan pakar terhadap masalah yang sedang dihadapi (Bimantoro, 2017).

Pembuatan sistem pakar menggunakan metode certainty factor berguna untuk membantu ketergantungan masyarakat terhadap para medis, memberikan informasi tentang diagnosa dampak pada mata yang mudah dipahami oleh masyarakat, dengan demikian program ini akan memberikan pembelajaran kepada masyarakat akan pentingnya teknologi informasi.

1.2 Perumusan Masalah

Untuk menentukan solusi yang tepat dalam suatu permasalahan, maka permasalahan tersebut dianalisa dan disusun. Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian adalah :

(4)

1. Bagaimana mentransfer kemampuan pakar dokter penyakit mata kedalam sistem agar dapat dimanfaatkan untuk membantu mendiagnosa penyakit mata berdasarkan gejala?

2. Bagaimana membuat sistem pakar diagnosa penyakit mata, agar masyarakat dapat mendiagnosa dan mengetahui cara mencegah penyakit mata?

3. Bagaimana membuat sistem pakar berbasis mobile android menggunakan metode certainty factor?

1.3 Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan skripsi ini antara lain :

1. Membantu masyarakat untuk mendiagnosa penyakit mata yang di derita agar mengetahui sejak dini dan tidak salah dalam penangannannya.

2. Membuat sebuah aplikasi mobile sistem pakar dengan mentransfer ilmu pakar penyakit mata untuk mendiagnosa penyakit mata yang dapat digunakan oleh masyarakat.

3. Membuat sistem pakar yang mudah di pahami dan membantu masyarakat untuk mendiagnosa penyakit berbasis mobile android menggunakan metode certainty factor.

Tujuan penulis skripsi ini adalah sebagai salah satu persyaratan untuk menyelesaikan program studi S1 jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas BSI bandung.

(5)

1.4 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah metode analisa deskriftif yaitu metode yang dimaksud untuk mengumpulkan data yang dapat memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai objek yang sedang diteliti dan kemudian diadakan analisa terhadap objek penelitian.

1.4.1 Teknik Pengumpulan Data

a. Observasi

Peneulis melakukan pengumpulan data secara langsung dengan melakukan penelitian di klinik mata netra bandung.

b. Wawancara

Penulis melakukan wawancara dengan dokter sepesialis mata di klinik mata netra bandung yaitu Dr. Pratiwi Yuliandari, Sp.M, M,kes

c. Studi Pustaka

Studi pustaka dilakukan dengan mencari beberapa buku atau jurnal penelitian dari pakar, studi pustaka nantinya akan dikumpulkan dan diruntun, mencari kesimpulan guna menentukan kriteria yang menjadi bahan indentifikasi masalah sistem pakar.

1.5 Metode Pengembangan Aplikasi

a. Analisa kebutuhan

Kebutuhan software adalah kondisi atau kemampuan yang harus dimilki oleh perangkat lunak untuk memenuhui apa yang disyaratkan diinginkan oleh pemakai atau user. Dalam pembuatan aplikasi sisistem pakar diagnosa penyakit

(6)

mata menggunakan metode certainty factor berbasis android adalah kebutuhan software android studio halaman gejala penyakit mata.

b. Desain

Pada tahapan ini design panulis mulai merancang UML (Unified Modeling languages ), use case diagram, class diagram, activty diagram, sequence diagram.

c. Testing

Pada tahap ini setelah program selesai, kita harus melakukan testing untuk mengetahui program yang telah dibuat sesuai dengan apa yang telah dirancang serta memastikan agar tidak eror. teknik pengujian yang dilakukan penulis menggunakan black box testing dan white box testing.

d. Impelementasi

Penerapan aplikasi diagnosa Penyakit pada mata meliputi antara lain berbasis mobile menngunakan bahasa pemograman java android.

1.6 Ruang Lingkup

Dalam mewujudkan kesehatan dan mengetahui penyakit pada mata merupakan hal yang penting bagi masyarakat, sehingga ruang lingkupnya mencakup antara lain :

1. Didalam sistem ini penulis hanya membahas tentang penyakit pada mata manusia contohnya penyakit Xerophtalmania, Selulitis Orbitalitas, Glaukoma, Dakriosistitis, Katarak, Trakoma, Degenerasi Makula, AblasioRetina, blefaritis.

(7)

2. Aplikasi ini berbasis mobile android studio bukan sebagai pengganti pakar tetapi sebagai pembantu untuk mendiagnosa penyakit mata dan bukan sebagai rujukan utama dalam mendiagnosa penyakit.

3. Aplikasi ini berbasis mobile android studio menngunakan metode certainty factor.

Referensi

Dokumen terkait

Implementasi sistem pakar untuk mendiagnosa tingkat depresi pada mahasiswa tingkat akhir dengan metode certainty