• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pemerintah Indonesia merespon tuntutan akuntabilitas dengan ditetapkannya Undang Undang No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Undang Undang No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dan Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Dengan payung hukum tersebut, mulai tahun 2005 pemerintah menyusun laporan keuangan sebagai bentuk akuntabilitas kepada rakyat terhadap pengelolaan keuangan negara khususnya atas hak dan kewajiban negara/daerah yang dapat dinilai dengan uang.

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, bahwa laporan keuangan merupakan laporan terstruktur mengenai posisi keuangan dan transaksi-transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan. Entitas pelaporan dalam pemerintah adalah unit pemerintahan yang terdiri dari satu atau lebih entitas akuntansi yang menurut ketentuan 8 perundang-undangan wajib menyampaikan laporan pertanggungjawaban berupa laporan keuangan, yang terdiri dari: (a) Pemerintah Pusat, (b) Pemerintah Daerah, (c) Satuan organisasi di lingkungan pusat/daerah atau organisasi lainnya, jika menurut perundangundangan satuan organisasi dimaksud wajib menyajikan laporan keuangan.untuk memberikan informasi sebagai bentuk pemenuhan hak- hak publik.

(2)

Menteri Keuangan Sri Mulyani (2019) Indrawati menginginkan laporan keuangan pemerintah pusat tidak hanya mendapat predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) tetapi juga sehat. Hal itu dinilainya penting agar pemerintah dipandang kredibel dan transparan dalam menjalankan fungsi dan tugasnya.

"Sehat itu artinya bahwa dari sisi belanja operasional bisa dibiayai oleh pendapatan operasional," katanya usai mengikuti Rapat Paripurna DPR RI dengan agenda Penyampaian RUU Pertanggungjawaban atas Pelaksanaan APBN (PPAPBN) TA 2018, Mohamad Ifran (2019).

Dalam ruang lingkup skala yang lebih kecil, untuk mendongkrak Wajar dengan pengecualian (WDP) dan mencapai wajar tanpa pengecualian (WTP), Pemerintah Provinsi Jawa Barat akan mengambil langkah-langkah strategis, mulai dari identifikasi masalah, penyelesaian masalah dari aspek regulasi dan administrasi, hingga menyusun rencana aksi pencegahan korupsi. Dikarenakan masih adanya 3 daerah di Jawa Barat yang termasuk dalam predikat wajar dengan pengecualian, yakni Kabupaten Cianjur, Kabupaten Tasikmalaya dan Kabupaten Bandung Barat. Demikian disampaikan Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat Iwa Karniwa (2019) saat membuka Rapat Koordinasi Penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Lingkup Pemprov/Kabupaten/Kota di Jawa Barat Mitra Kerja Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Jabar tahun 2019, di Aula Soekarno Gedung Dwi Warna, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Kamis 20 Juni 2019.

Meskipun daerah wilayah Kabupaten Bandung dalam pelaporan laporan keuangan menurut BPK (Badan Pemeriksa Keuangan) termasuk dalam WTP (wajar tanpa pengecualian) bukan berarti dapat diartikan sebagai angin segar

(3)

bahwa kualitas pelaporan keuangan sudah mencapai titik maksimal. Namun, tetap adanya perlu pengawasan dan pengendalian dari pihak Pemerintah, Iwa selaku Sekda Provinsi Jawa Barat memberi semangat pertahankan prestasi kepada daerah yang sudah mendapat predikat wajar tanpa pengecualian tersebut.

Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 1 Tahun 2015 Tentang Penyajian Laporan Keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Laporan keuangan disusun memiliki tujuan untuk menyediakan informasi keuangan mengenai suatu perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan sebagai pertimbangan dalam pembuatan keputusan- keputusan ekonomi. Sedangkan kualitas laporan keuangan adalah informasi yang diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.

Semakin besar tingkat pengungkapan yang diinformasikan semakin baik jugatingkat pemahaman akan kinerja dari laporan keuangan. Kualitas laporan keuangan mengandung unsur kelengkapan informasi, ketepatwaktuan informasi, informasi yang andal atau dapat dipercaya serta dapat dibandingkan dan kelengkapan informasi pada laporan keuangan. Pembuatan laporan keuangan di sektor pemerintahan adalah suatu bentuk kebutuhan transparansi yang merupakan syarat pendukung adanya akuntabilitas yang berupa keterbukaan pemerintah atas aktivitas pengelolaan sumber daya publik (IAI 2009).

Dalam sisi sistem informasi akuntansi, tidak jauh berbeda dengan penjelasan yang dijelaskan oleh Suryantara (2014:4) definisi dari sistem informasi menurutnya adalah “Sistem informasi dapat dimaknai sebagai suatu sistem yang dibuat oleh manusia yang terdiri dari komponen-komponen dalam organisasi untuk mencapai suatu tujuan, yaitu untuk menyajikan informasi”.

(4)

Begitupun juga dengan sistem informasi akuntansi yang dimana berupa sistem terdiri dari beberapa komponen sehingga dapat menyampaikan informasi, yaitu informasi keuangan sesuai dengan kebutuhan.

Penerapan standar akuntansi pemerintahan, dalam cakupan wilayah kabupaten Bandung berpatokan bada beberapa peraturan pemerintah yakni Undang Undang Nomort 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Undang Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah (Lembaga Negara Republik Indonesia), Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, dan beberapa peraturan lainnya yang tercantum dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri.

Dalam peraturan daerah Nomor 2 tahun 2007 dibahas mengenai tata cara pelaporan keuangan berlandaskan Penganggaran Terpadu (unified budgeting), yaitu penyusunan rencana keuangan tahunan yang dilakukan secara terintegrasi untuk seluruh jenis belanja guna melaksanakan kegiatan pemerintahan yang didasarkan pada prinsip pencapaian efisiensi alokasi dana. Dilain hal, Sitem Pengendalian Internal pun menjadi bahasan penting dalam memperoleh kualitas laporan keuangan seperti tercantum dalam Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian intern Pemerintah (SPIP). Dalam PP tersebut menyebutkan bahwa tujuan SPIP bertujuan untuk memberikan keyakinan yang memadai bagi tercapainya: (a) efektivitas dan efisiensi pencapaian tujuan penyelenggaraan pemerintahan negara; (b) keandalan Laporan Keuangan; (c) pengamanan aset negara; dan (d) ketaatan terhadap peraturan perundang- undangan.

(5)

Sebagai penjelasan, Dinas Pemadam Kebakaran Dan Penyelamatan Kabupaten Bandung merupakan unsur pelaksana pemerintah yang memiliki tanggungjawab dalam melaksanakan tugas-tugas penanganan masalah bencana kebakaran. Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia mengeluarkan kebijakan tentang kebakaran dan bencana dalam urusan pemerintahan sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 bahwa kebakaran merupakan sub urusan bagian dari urusan bidang ketenteraman dan ketertiban umum serta perlindungan masyarakat yang masuk dalam urusan wajib yang berkaitan dengan pelayanan dasar. Sub urusan kebakaran menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota, namun di dalam matrik pembagian kewenangan, penanggungjawab utama adalah pemerintah daerah Kabupaten/Kota, oleh karena itu sub urusan kebakaran menjadi stategis dan prioritas dalam perencanaan dan anggaran pemerintah daerah sebagai perwujudan menjamin kehadiran pemerintah daerah didalam melayani penderitaan rakyat akibat bencana dan kebakaran.

Dalam pelaporan laporan keuangan pada dua tahun terakhir, Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kabupaten Bandung berusaha semaksimal mungkin menyampaikan laporan keuangan sesuai dengan peraturan pemerintah. Disisi lain, sistem informasi akuntansi yang digunakan sudah dioptimalkan dalam setiap adegan keuangan. Sebagai informasi terkait pelaporan keuangan, Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kabupaten Bandung menggunakan sistem yang dibuat oleh Pemerintah dengan nama Simcan (Simda Perencanaan). Pengendalian yang dilakukan oleh pihak pemerintahpun seakan

(6)

menjadi prioritas untuk melakukan pengecekan tentang isi anggaran dari setiap organisasi pemerintah daerah.

Isi kualitas laporan keuangan menjadi bahasan penting dalam sisi penentu laporan keuangan, yang dimana bentuk pertanggung jawaban pemerintah selaku pemakai anggaran dari kas Negara. Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka penulis mengangkat judul penelitian “Pengaruh Sistem Informasi Akuntansi, Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan, Dan Sistem Pengendalian Internal Terhadap Kualitas Laporan Keuangan” untuk mengetahui kualitas laporan keuangan Dinas Kebakaran dan Penyelamatan Kabupaten Bandung .

1.2. Identifikasi dan Rumusan Masalah 1.2.1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, terdapat masalah-masalah yang berkaitan dengan penelitian ini. Masalah tersebut diidentifikasikan sebagai berikut :

1. Sistem informasi akuntansi sebagai pengelola laporan keuangan.

2. Kedisiplinan dalam menerapkan standar akuntansi pemerintah yang belum merata.

3. Standar akuntansi pemerintah yang dinilai belum merata.

4. Sistem pengendalian internal oleh pihak pemerintah menggunakan Inspektorat dalam aktivitas keuangan Organisasi Pemerintah Daerah.

5. Faktor kekurangan sumber daya manusia yang mempengaruhi kualitas laporan keuangan Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan.

(7)

1.2.2. Rumusan Masalah

Untuk mengetahui seberapa baik tingkat kualitas laporan keuangan pada Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kabupaten Bandung, maka berdasarkan latar belakang masalah yang penulis jabarkan di atas, rumusan masalah yang penulis himpun adalah :

1. Bagaimana Sistem Informasi Akuntansi pada Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kabupaten Bandung?

2. Bagaimana Penerapan Standar Akuntansi Pemerintah pada Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kabupaten Bandung?

3. Bagaimana Sistem Pengendalian Internal pada Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kabupaten Bandung?

4. Bagaimana Kualitas Laporan Keuangan pada Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kabupaten Bandung?

5. Bagaimana pengaruh sistem informasi akuntansi terhadap kualitas laporan keuangan ?

6. Bagaimana pengaruh penerapan standar akuntansi pemerintah terhadap kualitas laporan keuangan?

7. Bagaimana pengaruh sistem pengendalian Internal terhadap kualitas laporan keuangan?

8. Bagaimana pengaruh sistem informasi akuntansi, penerapan standar akuntansi pemerintah dan sistem pengendalian Intern terhadap kualitas laporan keuangan?

(8)

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1. Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian yang ingin dicapai secara penuh sehingga penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang terlibat. Dilain hal hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan informasi dengan refrensi bacaan bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian dengan topik yang sejenis.

Selain itu guna meningkatkan kinerja penulis agar lebih mampu dalam bereksperimen dalam melakukan pola berfikir agar lebih baik lagi dan untuk menambah ilmu pengetahuan, pengalaman, pengenalan dan pengamatan sebuah sistem informasi penerimaan mahasiswa baru pada Universitas BSI Bandung sehingga penulis melakukan penelitian untuk menyelesaikan Tugas Akhir/Skripsi.

1.3.2. Tujuan Penelitian

Sesuai rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah untuk : 1. Untuk mengetahui bagaimana Sistem Informasi Akuntansi pada Dinas

Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kabupaten Bandung

2. Untuk mengetahui bagaimana Penerapan Standar Akuntansi Pemerintah pada Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kabupaten Bandung

3. Untuk mengetahui bagaimana Sistem Pengendalian Internal pada Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kabupaten Bandung

4. Untuk mengetahui bagaimana Kualitas Laporan Keuangan pada Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kabupaten Bandung

5. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh sistem informasi akuntansi terhadap kualitas laporan keuangan.

(9)

6. Untuk mengetahui pakah terdapat pengaruh penerapan standar akuntansi pemerintah terhadap kualitas laporan keuangan.

7. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh sistem pengendalian internal terhadap kualitas laporan keuangan.

8. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh sistem informasi akuntansi, penerapan standar akuntansi pemerintah dan sistem pengendalian internal terhadap kualitas laporan keuangan.

1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1. Manfaat Akademis

Manfaat akademis yang diharapkan adalah bahwa hasil penelitian dapat dijadikan rujukan bagi upaya pengembangan Ilmu Ekonomi Akuntansi, dan berguna juga untuk menjadi referensi bagi mahasiswa yang melakukan kajian terhadap kualitas laporan keuangan.

1.4.2. Manfaat Praktis

Manfaat praktis secara rinci maksud yang ingin dicapai akan dijelaskan dibawah ini :

1. Sebagai masukan bagi pemerintah daerah khususnya Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kabupaten Bandung dalam pelaksanaan laporan keuangan.

2. Sebagai salah salah satu media untuk memperdalam ilmu akademik penulis, dan memahami lebih dalam penerapan ilmu pengetahuan pada tataran teori dan aplikatifnya.

(10)

3. Sebagai referensi bagi penulis dan pihak lain yang tertarik dengan kajian mengenai pengukuran kualitas laporan keuangan melalui beberapa faktor.

Referensi

Dokumen terkait

Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan, Sistem Pengendalian Intern, Sistem Akuntansi Keuangan Daerah, Dan Sumber Daya Manusia Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah

Last Name First Name NAME OF JUNIOR HIGH SCHOOL SHS STRAND MACARIOLA MIGUEL ANDREI Notre Dame of Marbel University - Integrated Basic Education Department SCIENCE, TECHNOLOGY,