52 1.1. Konteks Penelitian
Perkembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) perempuan di Indonesia mengalami peningkatan yang cukup signifikan, data yang dilansir oleh berita online kompas, mengungkapkan bahwa 51 persen bisnis mikro dan kecil di Indonesia dimiliki oleh perempuan.Fenomena meningkatnyaUMKM perempuan ini telah terjadi di salah satu kota di Indonesia yaitu Kota Bandung.
Perkembangan UMKM di kota Bandung tidak luput dari upaya penguatan yang dilakukan oleh pemerintah kota Bandung. Upaya penguatan yang dilakukan meliputi bidang permodalan, jaringan usaha, perijinan, produksi, keuangan, SDM, hingga pemasaran.Kunci keberhasilan menggerakkan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Kota Bandung juga tidak bisa lepas dari peran kaum perempuan di dalamnya.
Data dari Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (KUMKM) Kota Bandung mengungkapkan, bahwa perkembangan UMKM perempuan di Kota Bandung mengalami peningkatan dalam lima tahun terakhir.
Persentase kenaikan UMKM perempuan di Kota Bandung lima tahun terakhir terlihat telah mencapai angka rata - ratalima sampai tujuh persen. Pada tahun 2012 persentase UMKM perempuan di Kota Bandung mencapai 53 persen. Sedangkan pada tahun 2013 persentase UMKM perempuan di Kota Bandung meningkat sekitar 10 persen menjadi 63 persen. Berbeda dengan tahun sebelumnya, tahun
1
2014 terjadi penurunan persentase UMKM perempuan menjadi 58,5 persen, namun hasil ini tetap lebih banyak dari UMKM laki-laki. Tahun 2015 menjadi titik balik banyaknya UMKM perempuan di Kota Bandung, data menunjukkan kenaikan 4,9 persen sehingga persentase UMKM perempuan tahun 2015 menjadi 63,4 persen. Tahun berikutnya 2016, persentase UMKM perempuan di Kota Bandung terus mengalami peningkatan hingga mencapai angka 66,6 persen.Berikut tabel prosentase perkembangan UMKM di Kota Bandung:
Tabel 1.1 Perkembangan UMKM di Kota Bandung
Tahun
Perkembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Kota Bandung Pelaku UMKM
Perempuan
Pelaku UMKM Laki-laki 2012
53 % 35,5 %
2013 63 % 37 %
2014 58,5 % 42 %
2015 63,4 % 36,5 %
2016 66,6 % 33,3 %
Sumber :Data dari Dinas KUMKM Kota Bandung diakses pada tanggal 12 April 2018
Perempuan punya banyak kelebihan yang bisa menjadi kunci utama di dalam menjalankan dunia usaha khususnya UMKM.Pada mulanya perempuan dianggap memiliki beragam keterbatasan dibandingkan laki – laki, seperti keterbatasan kaum perempuan untuk memperoleh pendidikan, akses ekonomi, akses memperoleh pelatihan, informasi mengenai teknologi pemasaran, dan beragam aspek terkait lainnya yang sangat menentukan keberhasilan dalam
menembus suatu pasar.Oleh karena itu pelaku UMKM perempuan seringkali mengalami kesulitan untuk memasarkan produk–produk mereka secara strategis, efektif, dan efisien.Konsekuensinya pelaku UMKM perempuanseringkali memasarkan produk mereka ke pasar–pasar terdekat dengan pembeli yang cenderung sedikit,sehingga kultur laki-laki sebagai pengusaha sukses masih sangat mendominasi.
Dewasa ini dengan berkembangnya dunia pendidikan dan juga teknologi pemasaran, perempuan juga dapat membuka dan mengelola usaha mereka sendiri hingga mencapai keberhasilan.Keberhasilan perempuan dalam menjalankan usaha sendiri khususnya dalam bidang UMKM tidak terlepas dari banyaknya perempuan yang memiliki banyak ide kreatif serta ingin mendapatkan penghasilan sendiri.
Kaum perempuan selain memiliki multitalenta yaitu terampil, tekun, ulet, dan teliti, mereka juga dikenal sosok yang tahan banting dan tidak mudah menyerah.Pada awalnya UMKM yang dilakukan perempuan lebih banyak dilakukan sebagai pekerjaan sampingan untuk membantu menambah pendapatan rumah tangga, namun jika dikerjakan dengan sungguh-sungguh dapat menjadi sumber pendapatan utama dalam rumah tangga(Ayu, Widyastuti, Nuswantoro, &
Purnomo, 2016).
Berbeda dengan ibu rumah tangga,motif menyalurkan hobi dengan memulai usaha sendiri seperti UMKM disaat waktu luang menjadi alasan yang paling utama.Disamping faktor–faktor tersebut untuk memasarkan produknya para pelaku UMKM perempuan lebih memilih menggunakan internet dan media sosial.Data Kominfo Indonesia menyatakan bahwa pengguna internet di Kota Bandung mencapai 579.000 jiwa, banyak kemungkinan bahwa pelaku usaha
UMKM perempuan di Kota Bandung memiliki keterampilan dalam menggunakan internet(Rachman & Yuldinawati, 2016). Hal ini terjadi karena revolusi teknologi informasi telah mengubah lanskap dunia pemasaran dalam beberapa tahun terakhir.Metode komunikasi pemasaran yang sebelumnya bersifat tradisional dan konvensional, kini sudah terintegrasi dalam dunia digital (digital marketing).Hal ini merupakan fenomena pergeseran ruang (space shift) dari ruang offline ke ruang online, dari real-space menuju cyber-space,bahkan saat ini online 80 persen lebih cepat dari offline, yang juga diikuti oleh pergeseran paradigma (paradigm shift) atau cara berpikir penggunanya (Suwatno, 2017: 99).
Media sosial merupakan suatu sarana Komunikasi Pemasaran di Era Digital(Digital Marketing) yang paling mudah untuk dimanfaatkan. Sebelum sebuah usaha memiliki situswebsite, tidak jarang kita menemukan terutama di pasar seperti Indonesia, khususnya pelakuUMKM perempuan Kota Bandung, mereka telah mulai memasuki ranah dunia maya melalui media sosial.Data dari hasil penelitian APJII (Asosiasi Pengguna Jasa Internet Indonesia) menyatakan perempuan juga cenderung mendominasi penggunaan internet selama beberapa tahun terakhir. Dominasi gender perempuan dalam penggunaan internetterlihat dengan prosentase 51 persen perempuan dan 49 persen laki-laki. Data yang diperoleh oleh APJII juga menunjukkan bahwa internet paling tinggi berada pada tingkat 31,5 persen yang digunakan oleh sektor perdagangan(Rachman &
Yuldinawati, 2016).
Era digital memang tidak mungkin untuk dihindari.Jika ingin bertahan di tengah banyaknya kompetitor dan pesatnya perkembangan digital, maka pelaku UMKM harus mampu memaksimalkan manfaat perkembangan digital.Strategi digital marketing yang dijalankan pelaku UMKM perempuan dalam menjalankan usahanyaini lebih prospektif, hal ini dapat terjadi karena komunikasi pemasaran digital memungkinkan para calon pelanggan potensial untuk memperoleh segala macam informasi mengenai produk dan bertransaksi melalui internet.Seluruh kegiatan komunikasi pemasaran digital yang dilakukan UMKM perempuan yang berhasil di Kota Bandung dilakukan untuk memenuhi salah satu tantangan dalam dunia usaha yaitu bertahan ditengah daya saing yang tinggi.
Pada dasarnya hubungan antara keunggulan daya saing dan keberhasilan bersifat dinamis.UMKM yang berdaya saing tinggi dicirikan melalui ; tren yang meningkat dari laju pertumbuhan volume produksi, pangsa pasar (dalam negeri maupun luar negeri) terus meningkat, yang melayani tidak hanya pasar lokal tetapi juga pasar nasional, promosi dan juga pemasaran yang mengikuti perkembangan teknologi (Tambunan, 2009:37). Keberhasilan sebuah bisnis dapat terjadi ketika daya saing meningkat dan permintaan dari konsumen juga meningkat.Guna memperoleh keberhasilan tersebut maka pelaku UMKM perempuan di Kota Bandung melakukan komunikasi dua arah dengan konsumennya dalam komunikasi pemasaran digital.
Dunia bisnis, termasuk UMKM, diperlukan pendekatan tertentu kepada generasi di era digital.Generasi era digital lebih percaya informasi dua arah dari user dengan konsumennya daripada informasi searah.Iklan atau informasi dari perusahaan besar bukan lagi pilihan utama, tergantikan oleh pengalaman pribadi
dan hal subjektif-personal lainnya. Pembelian produk lebih didasarkan pada penilaian dan pengalaman orang lain di internet.Mengingat aktivitas mereka yang internet-minded, maka tidak aneh jika banyak keluhan dan kekecewaan, juga pujian akan menyebar melalui media yang terkoneksi dengan internet, inilah yang menjadi keuntungan tersendiri bagi pelaku UMKM perempuan yang memiliki sifat teliti dan juga sabar, karenamerekadapat mudah mengerti apa yang dibutuhkan konsumen.
Dunia maya atau digital marketing juga membantu pelaku UMKM perempuan yang kini tak lagi hanya mampu menghubungkan orang dengan perangkat, namun juga menghubungkan dengan orang yang berada di seluruh Indonesia hingga Dunia.UMKM merupakan usaha paling bertahan dari krisis moneter, ekonomi, pangan, dan energi yang menimpa dunia dan Indonesia dalam kurun waktu 10 tahun terakhir.Sehingga, banyak dukungan yang seharusnya diberikan kepada perempuan untuk menjadi pengusaha.Dampak positif yang ditimbulkan dari adanya pelaku UMKM perempuan yaitu, pengentasan kemiskinan, menyerap tenaga kerja, dan yang terakhir adalah pemerataan kesejahteraan.
Beberapa pelaku UMKM perempuan yang telah berhasil melakukan komunikasi pemasaran digital melalui media sosial di Kota Bandung yang pertama yaitu Dapur Gladies.Dapur Gladies yang merupakan UMKM milik Poetry Gladies Karina Dewi, produsen brownies panggang berbagai topping unik asal Kota Bandung dengan sistem penjualan online. Dengan memanfaatkan media sosial kepentingan bisnis dan modal awal 300 ribu rupiah, Dapur Gladies berdiri
sejak November 2013 dan kini telah mempunyai cabang di Jakarta dengan omset puluhan juta per bulannya.
Usahanya membangun bisnis kue melalui media sosial, semakin hari terus laris-manis. Lewat usaha Dapur Gladies-nya yang dibangun sejak November 2013 lalu, bungsu dari dua bersaudara ini terus berkreasi. Gladies berkisah bahwa sudah sejak lama ia menekuni hobi dan kesenangannya membuat kue, namun baru diseriusi setelah lulus kuliah di Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung.Awalnya Gladies tidak berniat untuk membuka usaha.Ia hanya senang berbagi kepada pengikutnya, dan ia hanya ingin mengajak anak muda kembali ke dapur dan senang memasak. Namun karena kerap disemangati pengikut, ia tertarik mencoba menjual kue tanpa meninggalkan pekerjaannya di TV.Sebab merasa senang, Gladies sama sekali tidak merasa terbebani. Ia memang sudah memiliki pelanggan setia, tidak terkecuali kalangan selebritas. Selain itu, dengan memanfaatkan media sosial ia dengan mudah mempromosikan melalui teman dan selebritas yang ia kenal.Kini bisnis kue yang ia namai Dapur Gladies itu, sudah menjadi pekerjaan utama baginya. Dengan memanfaatnya endorser, ia mempromosikan brownies buatannya. Sejak saat itu, dalam dua bulan akun Twitter Dapur Gladies mendapatan tambahan pengikut sebanyak 2 ribu orang.
Selain Dapur Gladies Pengusaha UMKM perempuan yang berhasil di Kota Bandung lainnya adalah Papyrus Photo yang dikelola Aprilia Kristiawan, ia juga menjelaskan pentingnya pemasaran via online, bahkan perusahaannya maju pesat ketika ia memutuskan bisnisnya going online. Menurutnnya memang sudah saatnya memasuki gerbang dunia digital termasuk cara terefisien, efektif, dan sangat memberi dampak. Tidak ada lagi biaya-biaya promosi yang melangit
dengan dampak yang tidak bisa diukur.Musuh terbesar kita sebagai kaum perempuan adalah keterbatasan.Itu masa lalu ketika dunia digital belum ada.Sekarang, masanya dunia tanpa batas.Ini menunjukkan, pendekatan bisnis yang ditujukan khusus untuk para wanita Indonesia sangatlah penting.
Media sosial memudahkan para pelaku bisnis untuk menggaet audiens yang lebih luas, dan jika digunakan dengan tepat, dapat memberikan dampak pemasaran yang menguntungkan.UMKM perempuan yang telah memutuskan going online pasti memiliki berbagai pengalaman – pengalaman yang mereka miliki.Kesuksesan UMKM perempuan tentunya tidak lagi diragukan dalam perkembangan komunikasi pemasaran digital.Melihat fenomena banyaknya UMKM perempuan yang berhasil di Kota Bandung menjadi alasan peneliti tertarik untuk meneliti pengalaman – pengalaman dari para pelaku UMKM perempuan yang berhasil di Kota Bandung melalui Komunikasi Pemasaran Digital.Berdasarkan pemaparan diatas maka peneliti mengangkat fokus fenomena yaitu “Bagaimana analisis Pelaku UMKM Perempuan yang Berhasil dalam Komunikasi Pemasaran Digitaldi Kota Bandung”.
1.2. Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimana makna kewirausahaan bagi pelaku UMKM perempuan?
2. Bagaimana pemaknaan komunikator dalam pemasaran media digital?
3. Bagaimana pengalaman perempuan pelaku UMKM dalam perumusan pesan pemasaran di media digital?
4. Bagaimana pengalaman pelaku UMKM perempuan dalam pengelolaan media komunikasi pemasaran digital?
1.3. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui makna kewirausahaan bagi pelaku UMKM perempuan.
2. Untuk mengetahui pemaknaan komunikator dalam pemasaran media digital.
3. Untuk mengetahui pengalaman perempuan pelaku UMKM dalam perumusan pesan pemasaran di media digital.
4. Untuk mengetahui pengalaman pelaku UMKM perempuan dalam pengelolaan media komunikasi pemasaran digital.
1.4. Kegunaan Penelitian
Melalui penelitian ini, diharapkan memperoleh hasil yang bermanfaat sebagai berikut :
1.4.1. Kegunaan Teoritis
Secara akademis penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi pada pengembangan Ilmu Komunikasi, khususnya dalam dunia Marketing Public Relations.Dapat memberikan pengetahuan dari kajian Ilmu Komunikasi dan mengungkapkan makna pengalaman dalam kajian Fenomenologi yang didapatkan selama masa perkuliahan.
1.4.2. Kegunaan Praktis
1. Penelitian ini menjadi bahan pembelajaran dalam mengolah data serta sebagai sarana untuk mengaplikasikan teori yang telah didapatkan selama perkuliahan. Lebih lanjut penelitian ini memberikan pengetahuan dan pembelajaran bagi penulis khususnya dalam bidang Ilmu Komunikasi yang berguna bagi penulis di masa yang akan datang.
2. Penelitian ini dapat menjadi acuan referensi atau perbandingan untuk melakukan penelitian dengan kajian yang sama. Penelitian ini diharapkan memberikan pengetahuan dan pengalaman bagi mahasiswa Universitas BSI Bandung dan pada khususnya bagi mahasiswa Ilmu Komunikasi.
3. Penelitian ini diharapkan menambah wawasan pengetahuan dalam bidang komunikasi dan menjadi bahan masukan untuk pembaca. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan kepada pelaku UMKM perempuan khususnya serta masyarakat luas pada umumnya.