PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Nilai pertumbuhan ekspor sejak tiga tahun terakhir mengalami penurunan.
BPS menyebut : nilai ekspor mebel Indonesia tahun 2016 turun US$ 1,6 miliar dari tahun sebelumnya US$ 1,9 miliar. Sedangkan Pada tahun 2015 merupakan era awal diselenggarakannya Asean Economic Community (AEC) atau yang biasa disebut dengan pasar bebas atau MEA. Sehingga tercipta arus ekspor-impor produk lebih mudah. Satu dari enam alasan yang dikemukakan oleh (Congge, 2015:101) hambatan Indonesia dalam menghadapi MEA adalah lemahnya Indonesia dalam menghadapi serbuan impor terutama dari Tiongkok.
Kurnia Mebel merupakan salah satu produsen mebel jati terbaik di kota Blora, lebih tepatnya di kecamatan Jiken, desa Genjahan RT/RW 01/11. Perusahaan ini dirintis sejak tahun 1997 oleh bapak Sutiyono dan pernah mengalami masa kejayaan pada tahun 2000-an. Konsumennya tersebar dibeberapa kota di Indonesia, bahkan sempat ekspor ke beberapa negeri tetangga. CV. Kurnia Mebel mengalami pemerosotan daya beli sejak tahun 2015. Dan tiap tahun semakin mengalami pemerosotan hingga sekarang (2019). Mulai dari merosotnya daya beli konsumen hingga berkurangnya jumlah pelanggan tetap dari berbagai wilayah. Hal ini disebabkan oleh dua hal. Yang pertama masuknya produk-produk impor yang sejenis, dan yang kedua dengan berkembangnya transaksi jual beli online menyebabkan konsumen-konsumen tetapnya dapat dengan mudah mencari
perbandingan produk sejenis dengan jaminan kualitas, desain, dan harga yang lebih murah.
Selama ini, CV. Kurnia Mebel masih menggunakan sistem pemasaran yang sederhana, yaitu sistem pemasaran konvensional door to door. Sumber pendapatan terbesar perusahaan ini adalah dari pelanggan tetapnya yang sudah loyal. Sehingga ketika pelanggannya beralih pada perusahaan lain maka berkurang juga sumber pendapatannya. Berdasarkan permasalahan tersebut diperlukan adanya penyelarasan sistem pemasaran dengan menerapkan teknik marketing online agar dapat survive dalam mengikuti persaingan industri mebel baik di pasar lokal maupun internasional seiring perkembangan teknologi dan zaman..
Pada studi kasus ini penulis memberikan solusi atas permasalahan yang ada dengan membangun toko online dengan judul “Penerapan Framework Code Igniter Pada Sistem Informasi Penjualan CV. Kurnia Mebel”. Dimana pada
perancangannya penulis menggunakan framework codeigniter. Kelebihan framework ini diantaranya yaitu selain menghasilkan struktur pemrograman yang sangat rapi, juga dapat mempercepat dan mempermudah proses pembuatannya.
Disamping itu untuk memberikan standar coding dalam memudahkan developer jika sewaktu-waktu dibutuhkan perbaikan.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis mengidentifikasi masalah yang di alami oleh CV. Kurnia Mebel sebagai berikut :
1. Perkembangan marketing CV. Kurnia Mebel dirasa sangat lambat karena wilayah promosi yang terbatas, sehingga tidak mampu menjangkau pasar lebih luas dan tertarget
2. Sistem penjualan CV. Kurnia Mebel saat ini masih kurang efektif karena belum terkomputerisasi secara online.
3. Tidak semua masyarakat atau pelanggan mengenal produk CV. Kurnia Mebel sebagai produsen jati kualitas terbaik.
1.3 Perumusan Masalah
Untuk memperjelas kasus yang akan di angkat, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimana memperluas area pemasaran CV. Kurnia Mebel sehingga mendapatkan kriteria pelanggan yang sesua target market?
2. Bagaimana sistem informasi yang dibangun dapat menjawab kebutuhan informasi yang berkenaan dengan transaksi dan penjualan CV. Kurnia Mebel, pengelolaan pemesanan, serta layanan jasa berbasis web?
3. Bagaimana membangun kepercayaan calon pelanggan bahwa produk CV.
Kurnia Mebel merupakan produsen jati terbaik?
1.4 Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan dalam penulisan skripsi ini adalah :
1. Mengetahui sistem berjalan yang ada pada CV. Kurnia Mebel.
2. Memudahkan calon konsumen untuk mengetahui secara detail produk CV.
Kurnia Mebel secara online tanpa harus datang langsung ke showroom.
3. Mempermudah dalam proses transaksi dan pembayaran secara online.
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai syarat kelulusan pada program strata satu (S1) jurusan Sistem Informasi di Universitas Bina Sarana Informatika (UBSI) Bandung.
1.5 Metode Penelitian
Metode yang digunakan penulis adalah metode kualitatif, suatu metode penulisan yang berusaha menyajikan dan mengembangkan keadaan yang sebenarnya kegiatan perusahaan dengan cara mengumpulkan data dan melihat dokumen yang ada pada perusahaan tersebut.
1.5.1 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan untuk mengumpulkan data–
data yang diperlukan guna menyusun sistem perancangan informasi penjualan mebel berbasis web pada CV. Kurnia Mebel menggunakan tiga metode, yaitu :
a. Metode Observasi
Metode menggali data dengan mendatangi langsung ke tempat industri Kurnia Mebel, kemudian mengamati mulai dari tahap awal desain hingga proses produksi dan finishing sampai distribusi kepada konsumen. Kemudian mengumpulkan data yang diperlukan serta mencatatnya sebagai hasil dari observasi tersebut.
b. Metode Interview
Penulis memperoleh data yang dibutuhkan untuk menyusun laporan dengan tanya jawab secara langsung kepada pemilik dan beberapa karyawan industri Kurnia Mebel, sehingga kebenaran dan keakuratan data dapat dipertanggungjawabkan.
c. Kajian Pustaka
Pengumpulan data dengan Teknik kepustakaan yaitu dimana penulis mencari referensi serta teori-teori yang relevan untuk dijadikan sebagai dasar kriteria dalam membahas suatu masalah yang ditemukan dalam penelitian. Dalam hal ini penulis
juga menggunakan beberapa bahan pustaka baik buku, ataupun referensi yang bersumber dari internet untuk menyusun laporan ini.
1.5.2 Model Pengembangan Sistem
Metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini menggunakan watrefall diagram. Menurut Rosa dan M. Shalahuddin dalam (Tabrani & Pudjiarti, 2017:33).
“Model SDLC air terjun (waterfall) sering juga disebut model sekuensial linier (sequential linier) atau alur hidup klasik (classic life cycle). Model air terjun menyediakan pendekatan alur hidup perangkat lunak secara sekuentual atau terurut dimulai dari analisis, desain, pengkodean, pengujian, dan tahap pendukung (support)”. Adapun tahapan-tahapannya adalah sebagai berikut :
a. Analisis Kebutuhan
Proses pengumpulan kebutuhan dilakukan secara intensif untuk menspesifikasikan kebutuhan perangkat lunak agar dapat dipahami perangkat lunak seperti apa yang dibutuhkan oleh user.
b. Desain
Desain perangkat lunak dimulai dari struktur data, arsitektur perangkat lunak, representasi antarmuka, dan prosedur pengkodean. Tahapan ini merupakan representasi dari tahapan analisis kebutuhan.
c. Pembuatan Kode Program
Setelah tahapan desain dilakukan tahapan selanjutnya adalah pembuatan kode program. Dimana desain harus ditranslasikan ke dalam program perangkat lunak. Hasil dari tahapan ini adalah program komputer sesuai dengan desain yang telah dibuat pada tahap desain.
d. Pengujian
Pada tahapan ini berfokus pada pengujian perangkat lunak dari segi logik dan fungsional dan memastikan bahwa semua bagian sudah diuji. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir kesalahan dan memastikan keluaran yang dihasilkan sudah sesuai yang diinginkan
e. Pendukung atau Pemeliharaan
Pada tahap ini sebagai proses pemeliharaan program perangkat lunak. Tidak menututp kemungkinan sebuah pernagkat lunak mengalami perubahan ketika sudah dikirimkan ke user. Hal ini bisa terjadi karena adanya kesalahan yang muncul dan tidak terdeteksi saat pengujian.
1.6 Ruang Lingkup
Ruang lingkup yang digunakan dalam sebuah pembahasan bertujuan agar dalam pembahasannya lebih terarah dan sesuai dengan tujuan yang akan dicapai, adapun ruang lingkupnya yaitu:
1. Pengunjung hanya dapat melihat halaman pengunjung saja dan tidak dapat melakukan transaksi, Apabila ingin melakukan transaksi, pengunjung harus mendaftar terlebih dahulu sehingga statusnya menjadi member.
2. Member selain dapat mengakses halaman pengunjung secara keseluruhan, juga dapat melakukakan transaksi pada halaman keranjang.
3. Admin selain dapat merubah data pada halaman pengunjung, admin juga dapat menghapus, menarik dan mengkonfimasi transaksi member