• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Perubahan pada kondisi lingkungan yang diakibatkan dari pemanasan global, bencana-bencana yang timbul akibat kerusakan lingkungan, dan juga perkembangan penyakit akibat penggunaan bahan-bahan kimia yang berbahaya bagi tubuh membuat timbulnya kesadaran pada masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan. Desakan dari kerusakan lingkungan tersebut membuat suatu perubahan pola hidup masyarakat yang kini lebih memperhatikan lingkungan, seperti misalnya saat berbelanja di supermarket tidak lagi menggunakan tas plastik tetapi menggunakan tas yang ramah lingkungan, lalu memisahkan sampah plastik dengan sampah yang dapat didaur ulang dan terlebih lagi masyarakat melakukan pola makan sehat yang dimulai dari mengonsumsi makanan organik (Agus & Pramudana, 2017).

Eco-label atau sering disebut sebagai label yang memberikan petunjuk bahwa produk tersebut diproduksi dengan proses produksi yang ramah lingkungan.

Gejala ini sedang mewabah pada sejumlah produk di Amerika Serikat (AS) dan negara-negara Eropa. Di Eropa “White Swan” adalah satu contoh label yang menunjukkan bahwa produk tersebut mendapat sertifikasi karena meminimalkan efek negatif terhadap lingkungan. Sedangkan di AS, label “no animal testing”

pada produk kosmetik dan “dolphin safe” pada produk ikan tuna kaleng, merupakan label yang menunjukan industri tersebut telah berusaha ramah lingkungan pada saat memproduksi barang. Permasalahan lingkungan sebagai akibat dari aktivitas manusia, baik secara langsung maupun tidak langsung, telah

(2)

menjadi isu internasional bahkan sejak 30 tahun yang lalu. Berbagai belahan dunia tengah berupaya untuk mengurangi aktivitas-aktivitas yang dapat memperparah kerusakan pada lingkungan. Pandangan dan pola hidup manusia pun mulai bergeser seiring dengan meningkatnya kepedulian dan kesadaran terhadap lingkungan (Muslim & Indriani, 2014).

Pihak pelaku bisnis akan berlomba-lomba untuk menghasilkan sekaligus memasarkan produk dengan konsep produk ramah lingkungan memiliki biaya yang relatif tinggi harga yang mahal karena biaya produksi yang tinggi dan ketersediaan produk yang rendah sehingga konsumen harus mengeluarkan upaya lebih untuk memperolehnya. Dalam konteks konsumen di Indonesia, gerakan kepedulian terhadap lingkungan memang belum sebesar yang terjadi di negara- negara Eropa, Amerika dan negara maju lainnya, yang telah dimulai pada era 1970 dan 1980an. Kebijakan perdagangan, termasuk perdagangan internasional, yang semakin pro lingkungan, seperti ecolabelling, serta tekanan dari lembaga swadaya masyarakat yang peduli lingkungan dan sorotan dari media, merupakan faktor lain yang mendorong perusahaan-perusahaan menjadi lebih pro lingkungan.

Jaminan ramah lingkungan, atau lazimnya dikenal sebagai eco-label, menunjukkan bahwa produk tersebut terjamin mutunya. Negara-negara Asia lainnya seperti Cina, Jepang, Korea, India, Thailand, Malaysia, dan Singapura sudah jauh lebih tanggap dalam mengatasi isu-isu lingkungan (Muslim & Indriani, 2014).

Indonesia menerapkan program Eco-Label pada tahun 2004, dan mulai menerapkan secara penuh pada tahun 2006 dengan alasan untuk memenuhi tuntutan perdagangan internasional atas hambatan perdagangan yang

(3)

mengharuskan sebuah negara memproduksi produk ramah lingkungan dan memiliki dampak negatif yang relatif kecil pada lingkungan. Tujuannya adalah agar produk Indonesia mampu bersaing dengan produk negara lain. Program Eco- Label juga merupakan upaya menjaga lingkungan sebagai bentuk jaminan atas keamanan lingkungan (environmental security) dan membantu menjaga lingkungan dari kerusakan serta menerapkan prinsip pembangunan berkelanjutan (Seminar, Kulit, & Setyadewi, 2015).

Produk Eco-Label sebetulnya membantu bagi konsumen untuk memilih produk ramah lingkungan, yang juga berperan sebagai alat bagi produsen untuk menginformasikan kepada konsumen bahwa produk yang diproduksinya memililiki sifat ramah lingkungan baik bahan bakunya ataupun proses produksinya. Eco-label merupakan salah satu tipe pelabelan yang didasarkan atas suatu produk performance atau jasa dan keterkaitannya dengan lingkungan, yang secara khusus label ini memberikan informasi kepada konsumen tentang kualitas produk yang membedakan dengan produk sejenis tanpa bereco-label dan menjamin ramah lingkungan (Ii, Pustaka, & Hipotesis, 2011).

Asumsi dapat menawarkan produknya kepada konsumen yang memiliki daya lebih tinggi. Namun demikian dengan masih rendahnya kepercayaan konsumen terhadap produk ramah lingkungan (Green Trust), menuntut supermarket mengevaluasi strategi pemasarannya dimana sejatinya berupaya untuk meningkatkan konsumen dalam melakukan pembelian produk ramah lingkungan, salah satunya produk yang berasal biasanya dari bahan yang tidak mencemari lingkungan dan kemasannya juga mudah di urai sehingga tidak menjadi sampah selain itu proses produksinya juga tidak banyak mengeluarkan limbah

(4)

sesungguhnya produk ramah lingkungan ini sendiri belum ada standarnya.

Konsumen tidak akan mempercayai kegiatan perusahaan yang ramah lingkungan sampai mereka yakin tentang manfaat yang dihasilkan. Konsumen tidak hanya mengandalkan produk hijau tanpa informasi sebelumnya tentang dampak lingkungan (Astini, 2016).

Green Trust, Kepercayaan merupakan salah satu faktor utama yang mempengaruhi pembelian. Kepercayaan mengacu pada keyakinan individu bahwa konsumen akan berperilaku berdasarkan harapannya. Kepercayaan konsumen adalah dasar pertimbangan dan harapan konsumen dengan tingkat kepercayaan diri dalam harapan kepada pihak lain yang akan mengarah pada perilaku konsumen jangka panjang (Astini, 2016).

Meningkatkan performa melalui kepercayaan konsumen atas produk ramah lingkungan. Hal ini yang menjadi kajian pada penelitian saat ini dalam mengevaluasi kinerja produk ramah lingkungan. Melalui Eco-Label konsumen atas produk ramah lingkungan yang terdapat di ritel swalayan, serta dampaknya kepada kepercayaan konsumen atas produk ramah lingkungan atau Green Trust.

Mengingat pada penelitian para ahli sebelumnya dikatakan bahwa terdapat dalam meningkatkan Green Trust konsumen atas produk ramah lingkungan melalui Eco- Label.Tujuan utama pada penelitian ini mengkaji Eco-Label dan Green Trust atas produk ramah lingkungan serta gambaran analisisnya.Jaminan ramah lingkungan, atau lazimnya dikenal sebagai eco-label, menunjukkan bahwa produk tersebut terjamin mutunya. Negara- negara Asia lainnya, seperti Cina, Jepang, Korea, India, Thailand, Malaysia, dan Singapura sudah jauh lebih tanggap dalam mengatasi isu-isu lingkungan (Muslim & Indriani, 2014).

(5)

Fenomena akhir-akhir ini yang bersangkutan dengan produk ramah lingkungan yang terdapat di ritel swalayan seluruh Kota Bandung yang menjual produk ramah lingkungan serta adanya Eco-label pada produk tersebut. Di Indonesia, ritel swalayan dominan dalam hal menjual produk organik atau produk ramah lingkungan dan kenyataan bahwa letaknya didominasi di pusat kota.

Kehadiran toko swalayan (supermarket) dengan konsep pasar yang berbeda dapat menggeser pola hidup masyarakat (Sunawarman, Rohendi, & Sofyan, 2018).

Penelitian mengenai kepercayaan konsumen pada Eco-Label produk ramah lingkungan yang didasari pada sikap dan kepeduliannya terhadap lingkungan akan diteliti pada produk ramah lingkungan di ritel swalayan yang ada di Kota Bandung salah satunya data ritel dari Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Bandung. Dinas Perdagangan dan Perindustrian merupakan salah satu Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang ada di Pemerintah Kota Bandung.

Tabel I.1

Data Toko Modern (Ritel) yang menjual produk Ramah Lingkungan/produk Organik

NO TOKO MODERN 1 YOMART

2 BORMA 3 GIANT 4 SUPERINDO 5 CARREFOUR 6 LOTTE

7 TRANSMART 8 HYPERMART

Sumber : Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Bandung

(6)

Berdasarkan tabel I.1. pada Tahun 2012-2018 data ritel swalayan di Kota Bandung berjumlah 671, yang menjual produk ramah lingkungan berjumlah sekitar 8 ritel swalayan. Dengan adanya tren penggunaan produk ramah lingkungan yang terus meningkat contohnya pada makanan di antaranya beras organik, sayuran organik, dan lain-lain. Semua produk ramah lingkungan di Indonesia didominasi dijualnya hanya di ritel swalayan tidak di pasar Tradisional sehingga target penelitian hanya pada konsumen Ritel swalayan di Kota Bandung.

Untuk menciptakan lingkungan yang berkelanjutan, peneliti berupaya untuk menyelidiki faktor apa saja yang memepengaruhi sikap terhadap niat beli terhadap produk-produk hijau di Indonesia yang dikategorikan sebagai Negara Berkembang. Produk Eco-Label sebetulnya membantu bagi konsumen untuk memilih produk tersebut ramah lingkungan, yang juga berperan sebagai alat bagi produsen untuk menginformasikan kepada konsumen bahwa produk yang diproduksinya memililiki sifat ramah lingkungan baik bahan bakunya ataupun proses produksinya. Eco-label merupakan salah satu tipe pelabelan yang didasarkan atas suatu produk performance atau jasa dan keterkaitannya dengan lingkungan, yang secara khusus label ini memberikan informasi kepada konsumen tentang kualitas produk yang membedakan dengan produk sejenis tanpa bereco- label dan menjamin ramah lingkungan (Ii et al., 2011).

Berdasarkan uraian diatas, penulis memilih topik mengenai Eco-Label pada Green Trust. Maka penulis mengangkat judul Green Trust Konsumen pada Eco-Label Produk Ramah Lingkungan di Ritel Swalayan Kota Bandung”

(7)

1.2. Identifikasi dan Rumusan Masalah 1.2.1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat diidentifikasikan beberapa permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut:

1. Eco-label pada produk ramah lingkungan khususnya di Kota Bandung belum di ketahui seutuhnya oleh konsumen berdasarkan hasil riset sebelumnya.

2. Green Trust pada produk ramah lingkungan belum diketahui seutuhnya karena masih rendahnya pemilihan konsumen terkait produk ramah lingkungan maka disinyalir kepercayaannya pun ikut rendah berdasarkan hasil riset sebelumnya.

1.2.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan dengan uraian latar belakang penelitian yang dikemukakan diatas, maka penulis mencoba merumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana gambaran Eco-Label produk ramah lingkungan di ritel swalayan Kota Bandung ?

2. Bagaimana gambaran Green Trust Konsumen di Ritel Swalayan Kota Bandung ?

3. Bagaimana pengaruh Eco-Label produk ramah lingkungan pada Green Trust Konsumen di Ritel Swalayan Kota Bandung ?

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1. Maksud Penelitian

Maksud diadakan penelitian adalah untuk mengetahui gambaran pengaruh Eco-Label produk ramah lingkungan pada Green Trust Konsumen di Ritel Swalayan Kota Bandung, untuk mengolah dan mendapatkan informasi dalam

(8)

rangka menyusun skripsi sebagai salah satu syarat dalam menempuh kelulusan di Fakultas Ekonomi Universitas BSI Bandung.

1.3.2. Tujuan Penelitian

Setiap penelitian memiliki tujuan, berikut tujuan dari penelitian dengan fokus pada produk ramah lingkungan yaitu untuk mengetahui sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui gambaran Eco-Label produk ramah lingkungan di ritel swalayan Kota Bandung.

2. Untuk mengetahui gambaran Green Trust Konsumen di Ritel Swalayan Kota Bandung.

3. Untuk mengetahui pengaruh Eco-Label produk ramah lingkungan pada Green Trust Konsumen di Ritel Swalayan Kota Bandung.

1.4.Manfaat Penelitian 1.4.1. Manfaat Akademis

Secara akademis dihadapkan penelitian dapat memberikan manfaat diantaranya :

1. Bagi Penulis

Untuk menambah pengetahuan mengenai mengetahui Eco-Label produk ramah lingkungan pada Green Trust Konsumen di Ritel Swalayan Kota Bandung, hasil penelitian dapat dijadikan landasan teori untuk kegiatan- kegiatan penelitian selanjutnya.

2. Bagi pembaca

Hasil penelitian ini diharapkan memberi masukan bagi pihak lainnya berguna sebagai informasi tambahan serta wawasan dalam pengetahuan yang dapat dijadikan referensi bagi yang bermaksud untuk meneliti lebih lanjut kajian yang sama.

(9)

1.4.2. Manfaat Praktis

Sebagai sarana untuk mengaplikasikan ilmu yang telah didapat khususnya di bidang manajemen pemasaran dengan memberi masukan terhadap masalah yang dihadapi oleh perusahaan serta dapat dijadikan bahan evaluasi dan diskusi mengenai Eco-Label produk ramah lingkungan pada Green Trust Konsumen di Ritel Swalayan Kota Bandung.

Referensi

Dokumen terkait

Other Corporate Affiliations: Chairman, Amon Trading Inc., East Asia Computer Center, Inc., Far Eastern College Silang, Inc., Nicanor Reyes Educational Foundation, Inc., FEU High