1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Sumber daya manusia (SDM) kini makin berperan besar bagi kesuksesan suatu organisasi. Banyak organisasi menyadari bahwa unsur manusia dalam suatu organisasi dapat memberikan keunggulan bersaing untuk mewujudkan sasaran atau tujuan suatu organisasi. Suatu organisasi atau perusahaan perlu mengetahui dan mengevaluasi seberapa besar potensi SDM yang dimiliki dan terus berupaya untuk meningkatkannya kualitas SDM yang dapat diukur dari penilaian kinerja pegawai berdasarkan kriteria – kriteria tertentu (Djunaedi, Subiyakto, & Fetrina, 2017)
Karyawan merupakan salah satu sumber daya yang di gunakan sebagai alat penggerak dalam memajukan suatu perusahaan. Kinerja karyawan cukup berpengaruh dalam keuntungan yang didapat oleh perusahaan tersebut. Untuk memacu kinerja karyawan, maka suatu perusahaan melakukan pemilihan karyawan berprestasi setiap priodenya dengan memberikan bonus atau kenaikan gaji pada setiap karyawan yang terpilih. Penilaian prestasi kerja merupakan keinginan untuk melaksanakan tugas atau pekerjaan yang sulit menguasai memanipulasi atau mengorganisasi objek-objek fiscal. Manusia, atau ide-ide melaksanakan hal-hal tersebut secepat mungkin dan seindependen mungkin dan sesuai dengan kondisi yang berlaku. Mengatasi skala-skala standar yang tinggi, mencapai performa puncak untuk diri sendiri, mampu menang dalam persaingan dengan pihak lain,
meningkatkan kemampuan diri melalui pencapain bakat secara berhasil (Herman Firdaus, Abdillah, & Renaldi, 2016)
Pada industri transportasi, PT. Kereta Api Indonesia merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara dengan jumlah sumber daya manusia yang cukup besar.
Tentunya dengan pengelolaan sumber daya manusia yang baik, dapat berdampak positif bagi perusahaan. Perlu adanya pengelolaan sumber daya manusia atau karyawan salah satunya adalah dengan memberika penghargaan bagi karyawan yang mempunyai kinerja yang baik bagi perusahaan.
Sistem Pendukung Keputusan (SPK) adalah sebuah solusi teknologi komputer yang dapat digunakan untuk mendukung pengambilan keputusan yang sifatnya kompleks dalam pemecahan masalah pada suatu organisasi. Tetapi SPK bukan alat untuk pengambilan keputusan, melainkan hanya sebuah sistem yang membantu mengambil keputusan tentang suatu masalah, sehingga pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan cepat dan akurat (Okaviana & Susanto, 2014).
Salah satu metode dari SPK adalah Multifactor Evaluation Process (MFEP).
MFEP adalah suatu metode dengan mementingkan berbagai faktor dan kriteria yang melakukan perhitungan weighting system, dimana perhitungan akan bernilai untuk setiap faktor yang mempengaruhi dalam pengambilan keputusan dari data data yang akan diproses. Metode MFEP disebut juga sebagai skor skala yang memerlukan suatu norma pembanding agar dapat di interpretasikan secara kualitatif dan ini yang menjadikan kelebihan dari metode MFEP. Beberapa penelitian mengenai MFEP dari dan dapat disimpulkan bahwa MFEP dapat memberikan pertimbangan subyektif dan intuitif terhadap faktor kriteria yang dianggap pengaruh penting terhadap alternatif pilihannya (Afrianty & Umbara, 2016).
PT Kereta Api Indoensia khususnya pada stasiun bandung membutuhkan sebuah sistem yang dapat membantu keputusan untuk memilih best ticketing officer sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Penulis akan membangun sistem yang akan membantu PT Kereta Api Indonesia khusunya pada stasiun bandung dalam memilih best ticketing officer. Sistem yang dibangun oleh penulis akan menggunakan metode Multifactor Evaluation Process.
Berdasarkan permasalahan yang ada, penulis tertarik untuk mengambil judul “Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Best Ticketing Officer Menggunakan Metode Multifactor Evaluation Process (Studi Kasus : PT. Kereta Api Indonesia Stasiun Bandung”.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang bisa kita simpulkan adalah:
1. Bagaimana membangun sebuah sistem pendukung keputusan penentuan best ticketing officer pada PT. Kereta Api Indonesia Stasiun Bandung dengan metode MFEP?
2. Bagaimana mengimplementasikan sistem pendukung keputusan penentuan best ticketing officer pada PT. Kereta Api Indonesia Stasiun Bandung?
3. Apa yang ingin dicapai dengan adanya sistem pendukung keputusan penentuan best ticketing officer pada PT Kereta Api Indonesia Stasiun Bandung?
1.3 Maksud dan Tujuan
Maksud dari penelitian ini adalah:
1. Memberikan rekomendasi best ticketing officer pada PT. Kereta Api Indonesia Stasiun Bandung.
2. Memberikan informasi ticketing officer yang paling sesuai dengan kriteria yang sudah ditentukan
3. Memberikan informasi kepada pihak yang membutuhkan
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk memenuhi persyaratan ujian Sarjana Jurusan Teknik Informatika pada Universitas Bina Sarana Informatika.
1.4 Metode Penelitian
Adapun metode penelitian yang akan penulis gunakan, yaitu:
1.4.1 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan beberapa metode seperti:
a. Observasi
Penulis melakukan observasi dengan mengunjungi tempat penelitian secara langsung ke PT Kereta Api Indonesia Stasiun Bandung agar bisa mengetahui secara langsung.
b. Wawancara
Penulis akan melakukan proses wawancara dengan cara tanya jawab dengan Supervisor Commercial untuk mendapatkan informasi tentang kriteria apa saja yang dipakai oleh PT. Kereta Api Indonesia Stasiun Bandung dalam menentukan best ticketing officer.
c. Studi Pustaka
Penulis juga akan mengambil beberapa data yang berasal dari buku, jurnal, laporan, dll dalam bentuk cetak dan elektronik agar dapat menjadi panduan untuk melakukan penelitian ini.
1.4.2 Metode Pengembangan Aplikasi
Metode pengembangan aplikasi yang diterapkan pada sistem ini adalah metode prototype. Metode prototype dipilih untuk penelitian ini bertujuan agar peneliti dan pengguna dapat bersama-sama menentukan tujuan keseluruhan dari perangkat lunak dan mengidentifikasi hal apapun yang dibutuhkan dalam sistem, karena metode prototype memperbolehkan komunikasi secara aktif antara peneliti dan pengguna pada saat menentukan model dan sistem operasional sehingga diharapkan pengguna puas dengan apa yang diharapkannya.
Sistem prototype memperbolehkan pengguna atau pelanggan untuk mengetahui bagaimana sebuah sistem berjalan dengan baik. Penggunaan metode prototyping di dalam penelitian ini bertujuan agar peneliti mendapatkan gambaran
aplikasi yang akan dibangun melalui tahap pembangunan aplikasi prototype terlebih dahulu yang akan dievaluasi oleh user. Aplikasi prototype yang telah dievaluasi oleh user selanjutnya akan dijadikan acuan untuk membuat aplikasi yang dijadikan produk akhir sebagai output dari penelitian ini (Pradipta, Yuli Adam Prasetyo, & Nia Ambarsari, 2015).
1.5 Ruang Lingkup
Untuk memperjelas masalah dan fokus utama pada penelitian ini, penulis akan memberi ruang lingkup pembahasan pada penelitian kali ini. Tujuan dari pemberian ruang lingkup pembahasan agar kita mengetahui cakupan apa saja yang
ada di dalam penelitian.. Ruang lingkup permasalahan yang ada dalam penelitian ini adalah:
1. Fokus dari objek penelitian ini adalah ticketing officer
2. Penelitian hanya dilakukan di lingkungan PT. Kereta Api Indonesia Stasiun Bandung
3. Aplikasi yang dibuat dan digunakan berbasis web bersifat offline
4. Menerapkan metode Multifactor Evaluation Process pada aplikasi yang dibuat