1 I.1 Latar Belakang Masalah
Pada era globalisasi ini perubahan sangat cepat, membawa dampak serta pengaruh yang sangat berarti untuk perkembangan perekonomian khususnya di negara kita pada bidang bisnis (Alfin & Nurdin, 2017). Dengan semakin pesatnya perubahan yang ada di Indonesia, menyebabkan terjadinya persaingan. sedangkan disisi lain jumlah permintaan konsumen masih terbatas. Maka fungsi pemasaran menempati proporsi yang semakin menentukan bisnis perusahaan, tentu saja tanpa mengesampingkan fungsi-fungsi bisnis lainnya (Mevita afrida, 2013).
Industri batik di Indonesia termasuk ke dalam unit usaha kecil menengah (UKM). Sehingga proses pengembangannya sangat membutuhkan kebijakan- kebijakan dari pemerintah agar tidak terlindas dari industri-industri besar yang mempunyai modal besar. Saat ini pasar domestik Indonesia untuk produksi batik masih menjanjikan walaupun batik printing dari Cina, Vietnam dan Malaysia terus saja memasuki pasar Indonesia tapi dari sisi desain dan mutu, batik produksi industri batik tanah air tidak kalah bahkan lebih baik. Dan masih sanggup memenuhi permintaan di pasar domestik. Tetapi untuk bahan baku sebagian industri mengimpor dari luar negeri seperti sutera dan poliester. Sedangkan untuk memenuhi permintaan ekspor memang agak tersendat-sendat kecuali untuk industri batik tertentu. Nilai Rupiah terhadap Dolar juga terus menguat sehingga dengan perbaikan nilai tukar ini
mempengaruhi harga import obat-obatan untuk pewarna dari luar negeri. Secara nasional ekspor produk batik dari industri kecil dan menengah pada 2004 mencapai US$561,72 juta. Angka ini lebih besar dibandingkan pada tahun 2000 sebesar US$460,43 juta (Nurainun & Rasyimah, 2014).
Persaingan dalam industri batik di Indonesia kini semakin meningkat , tetapi peluang pasarnya semakin bertambah . Indonesia telah memasuki pasar bebas tingkat Asia (ASEAN Free Trade Area) sejak 2013, yaitu merupakan bentuk kerjasama perdagangan di wilayah negara-negara ASEAN yang mempunyai tujuan untuk meningkatkan volume perdagangan diantara negara anggota melalui penurunan tarif beberapa komoditas tertentu, dalam kesepakatan AFTA mulai efektif pada tahun 2008 namun dalam perkembangannya dipercepat menjadi tahun 2003. Bagi Indonesia, kerjasama AFTA merupakan peluang yang cukup terbuka bagi kegiatan ekspor selama ini dihasilkan dan sekaligus menjadi tantangan untuk menghasilkan komoditas yang kompetitif dipasar regional AFTA (Anugrah, 2013). Sehingga produk batik dari luar juga masuk ke dalam industri, Penggunaan pakaian batik oleh masyarakat menjadi tidak terbatas pada acara-acara kebudayaan, melainkan telah menjadi tradisi ke dalam budaya kerja dan pergaulan, dan ini menjadi peluang yang terus dimanfaatkan oleh perusahaan batik, disamping mempertahankan budaya berpakaian.
Studio Batik Hasan Bandung mempertahankan budaya batik tidak hanya dengan kain ataupun pakaian batik saja tetapi memperluas menjadi hiasan seperti kain dinding, sarung bantal, seprei, alas meja, tudung saji, bad cover, dan lain-lainnya (Yuliati,2010). Studio Hasan Batik Bandung, salah satu usaha kecil dan menengah
(UMKM) di Kota Bandung, merespons persaingan dalam industri batik dengan melakukan pengembangan produk. Ia mengembangkan batik klasik menjadi kontemporer. Eksistensinya dalam industri batik tidak hanya sebatas rent seeker, melainkan perlu diapresiasi sebagai eksistensi untuk mempertahankan budaya tekstil asli Indonesia. Oleh karena itu, upayanya dalam pengembangan produk batik menarik untuk diamati dan mampu menciptakan kepuasaan pelangganya (Dari, 2012). Berikut ini adalah data penjualan Batik di Studio Hasan Batik Bandung sebagai contoh data diagram penjualan dari tahun 2012-2017 sebagai berikut :
Sumber : Studio Hasan Batik Bandung Gambar I.1
Diagram Penjualan Studio Hasan Batik Bandung
Berdasarkan Gambar I.1 Diagram penjualan Batik Pada Studio Hasan Batik Bandung dari Tahun 2012 hingga 2014 adanya peningkatan pada setiap produk- produk Studio Hasan Batik terutama pada Kain batik, namun pada Tahun 2015
Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017
Interior 10 10 10 20 20 40
Pakaian 20 27 28 20 22 31
Kain 440 440 400 380 440 500
Penjualan Produk Studio Hasan Batik
hinggan 2016 produk kain dan pakaian jadi memiliki adanya penurunan penjualan hingga pada Tahun 2017 Studio Hasan Batik bandung produk Studio Hasan Batik Bandung mulai adanya peningkatan pada produk kain, produk pakaian dan interior pun mulai adanya peningkatan kembali terutama produk interior yang mulai meningkat walau pun tidak sebanyak produk kain batik tetapi ketiga produk ini menjadi produk yang unggulan pada Studio Hasan Batik berikut ini merupakan contoh berbagai gambar dari Produk Hasan Batik yang meliputi Kain Batik, Pakaian dan Aksesoris :
Gambar I.2
Contoh Gambar Produk Studio Hasan Batik Bandung
Studio Hasan Batik Bandung menyediakan bagi konsumen ataupun pelanggan yang ingin belajar atau mengerti tentang batik terutama tentang Studio Hasan Batik menyediakan peralatan dan pelatihan khusus bagi pelanggan yang ingin mencoba bahkan ingin belajar membatik, dengan adanya pelatihan ini semakin meningkatkan kepuasan pelanggan Studio Hasan Batik Bandung.
Kepuasaan pelanggan terhadap suatu produk atau jasa tergantung pada beberapa faktor seperti besarnya biaya untuk berpindah ke produk barang atau jasa yang lain, adanya kesamaan mutu, kualitas atau pelayanan dari jenis produk atau jasa pengganti dan berubahnya tingkat kepuasaan yang didapat dari produk baru dibanding dengan pengalaman terhadap produk sebelumnya yang pernah dipakai.
Pelanggan dalam memenuhi kebutuhan dan keinginanya akan membeli produk dengan produk tertentu. Apabila produk yang dipilih pelanggan itu dapat memuaskan kebutuhan dan keinginannya maka konsumen akan memiliki ingatan yang dalam suatu produk tersebut (Yani & Nugraha, 2016) .
Langkah yang diambil Studio Hasan Batik Bandung dalam bersaing pada industri batik secara nasional maupun internasional, adalah dengan sering melakukan kegiatan-kegiatan pameran, workshop bahkan lomba-lomba tentang fasion batik.
Dengan adanya kegiatan-kegiatan Studio Batik Hasan dalam tingkat Nasional maupun Internasional membuktikan bahwa eksistensi produk Batik Hasan sangat bermutu dan layak menjadi salah satu warisan budaya Indonesia yang masih berkembang di kota Bandung dan mampu bersaing dengan produk-produk import dari luar negri. Kepuasaan pelanggan merupakan kunci dalam menciptakan berbagai pelanggan yang akan kembali berminat pada suatu produk yang ditawarkan banyak
manfaat yang diterima oleh perusahaan dengan tercapainya tingkat kepuasan pelanggan yang tinggi, yakni selain dapat meningkatkan kepuasaan pelanggan tapi juga dapat mencegah terjadinya perputaran pelanggan, mengurangi sensitivitas pelanggan terhadap harga, mengurangi biaya kegagalan pemasaran, mengurangi biaya operasi yang diakibatkan oleh meningkatnya jumlah pelanggan, meningkatkan efektivitas iklan, dan meningkatkan reputasi bisnis (Fernández, 2011).
Bauran pemasaran (marketing mix) merupakan alat bagi pemasaran yang terdiri dari beberapa unsur yang saling mempengaruhi, Lupiyoadi dan Hamdani (2009) menyatakan bahwa bauran pemasaran produk merupakan alat bagi pemasar yang terdiri atas berbagai unsur suatu program pemasaran yang perlu dipertimbangkan agar implementasi strategi pemasaran dan positioning yang ditetapkan dapat berjalan sukses(Grönroos, 2015). Bauran pemasaran merupakan salah satu strategi pemasaran untuk menyampaikan informasi secara luas, memperkenalkan suatu produk barang dan jasa, merangsang konsumen untuk memberi bahkan menciptakan preferensi pribadi terhadap image suatu produk. Oleh karena itu bauran pemasaran dianggap sebagai salah satu unsur strategi yang paling potensial di dalam memasarkan produk.
Strategi bauran pemasaran yaitu : produk, harga, promosi dan tempat sangat berperan terutama pada keadaan persaingan yang semakin tajam dan perkembangan akan permintaan barang. Didalamya keadaan persaingan yang sangat tajam dewasa ini terutama dalam pasar pembeli, peranan penetapan harga dan promosi penjualan sangat penting terutama untuk membangun kepuasaan pelanggan (Selang 2013).
Kepuasan pelanggan yang cukup unik untuk dapat diperkirakan, maka kita akan membahasnya melalui sudut pandang manajemen pemasaran dalam membentuk suatu
perusahaan dengan pendekatan model bauran pemasaran (marketing mix) yang dikembangkan oleh Kotler (2010), terdiri dari product, promotion, price, dan place.
Produk yang baik dan bermanfaat bagi konsumen, dengan harga yang yang kompetitif dan ditunjang oleh sistem distribusi yang baik dan promosi yang dilakukan, akan berimplikasi pada kepuasaan pelanggan saat membeli produk tersebut (Melisa, 2012). Oleh karena itu, setiap perusahaan termasuk dalam hal ini Studio Batik Hasan Bandung berusaha meningkatkan kepuasaan pelanggan melalui Bauran pemasaran yang baik agar dapat bertahan dan bahkan unggul ditengah-tengah persaingan. Berdasarkan hal tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Membangun Kepuasan Pelanggan Melalui Strategi Marketing Mix Pada Studio Batik Hasan Bandung”.
I.2. Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah I.2.1 Identifikasi Masalah
Berdasarkan Latar belakang masalah di atas maka identifikasi Masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Kegiatan memasarkan suatu produk dipengaruhi oleh interaksi empat hal yang biasa disebut marketing mix yaitu produk, harga, distribusi(tempat) dan promosi.
2. Perusahaan menghadapi persaingan di pasar perlu strategi pemasaran perusahaan yang tepat, upaya ini dilakukan dengan maksud untuk mencari informasi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasaan pelanggan dalam pembelian suatu produk.
3. Untuk mendapatkan kepuasan pelanggan memang bukan perkara mudah, hal yang bisa dilakukan adalah dengan menerapkan strategi dari marketing mix itu dengan hati-hati.
I.2.2 Rumusan Masalah
Secara umum rumusan masalah penelitian ini adalah, apakah struktur hubungan antara variabel bauran pemasaran mempengaruhi variabel kepuasaan pelanggan Studio Batik hasan di Bandung didukung secara fakta dan spesifik rumusan masalah tersebut dapat dirinci sebagai berikut :
1. Apakah terdapat pengaruh produk terhadap kepuasaan pelanggan secara parsial pada Studio Batik Hasan di Bandung ?
2. Apakah terdapat pengaruh harga terhadap kepuasaan pelanggan secara parsial pada Studio Batik Hasan di Bandung ?
3. Apakah terdapat pengaruh tempat terhadap kepuasaan pelanggan secara parsial pada Studio Batik Hasan di Bandung ?
4. Apakah terdapat pengaruh promosi terhadap kepuasaan pelanggan secara parsial pada Studio Batik Hasan di Bandung ?
5. Apakah terdapat pengaruh produk, harga, tempat dan promosi terhadap kepuasaan pelanggan secara simultan pada Studio Batik Hasan di Bandung ?
I.3. Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian
Maksud penelitian mengadakan penelitian ini adalah untuk mencari data dan informasi yang diperlukan untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai
seberapa besar pengaruh bauran pemasaran (marketing mix) terhadap kepuasaan pelanggan pada Studio Batik Hasan sehingga data-data, informasi dan gambaran tersebut dapat digunakan oleh penulis untuk penyusunan skripsi yang merupakan salah satu syarat untuk menempuh ujian sarjana pada Fakultas Ekonomi jurusan Manajemen Universitas BSI.
1.3.2 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian merupakan rumusan kalimat yang akan dalam sebuah penelitian. Tujuan penelitian mengungkap keinginan peneliti untuk memperoleh jawaban atas permasalahan penelitian yang diajukan. Tujuan dari penelitian ini dapat dirinci sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengaruh produk terhadap kepuasaan pelanggan secara parsial pada Studio Batik Hasan di Bandung.
2. Untuk mengetahui pengaruh harga terhadap kepuasaan secara parsial pada Studio Batik Hasan di Bandung.
3. Untuk mengetahui pengaruh tempat terhadap kepuasaan pelanggan secara parsial pada Studio Batik Hasan di Bandung.
4. Untuk mengetagui pengaruh promosi terhadap kepuasaan pelanggan secara parsial pada Studio Batik Hasan di Bandung.
5. Untuk mengetahui pengaruh produk, harga, tempat dan promosi terhadap kepuasaan pelanggan secara simultan pada Studio Batik Hasan di Bandung.
I.4. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian merupakan dampak dari pencapaian tujuan penelitian.
Manfaat dari penelitian ini dapat dirinci sebagai berikut : 1.4.1 Manfaat Akademis
1. Memberikan pengetahuan kepada penulis mengenai teori,harga,tempat dan promosi serta bagaiman penerapanya di dunia organisasi sehingga kedepanya penulis, Instansi dan pembaca mampu mengaplikasikan teori tersebut dalam merancang strategi pemasaran di perusahaan.
2. Memberikan informasi mengenai teori produk,harga,tempat dan
promosi yang belum terungkap sampai saat ini kepada penulis, instansi dan pembaca.
1.4.2 Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi yang positif untuk memahami karakteristik pelanggan kepada perusahaan yang diteliti sehingga dapat menjadi pertimbangan dalam rangka menentukan strategi perusahaan terhadap pembentukan layanan Bauran pemasaran (Marketing mix) yang berkualitas sehingga pada akirnya akan terbentuk kepuasaan pelanggan terhadap produk Studio Batik Hasan di Bandung.