Hal ini tentunya dapat menimbulkan permasalahan terkait pergerakan spesies air dan mikroorganisme yang terbawa oleh air pemberat kapal. Studi tersebut juga menilai resistensi terhadap penggunaan antibiotik pada bakteri Vibrio cholerae yang ditemukan dalam air pemberat. Ada hubungan antara keberadaan mikroba (Vibriochlerae, Escherichia coli dan Enterococcus usus) pada air pemberat dan di lingkungan pesisir.
Mereka menyimpulkan bahwa pendekatan ekonomi diperlukan untuk mencegah masuknya spesies baru dalam pengelolaan pembuangan air balas. Satir (2014) memperkirakan 7.000 spesies asing diangkut ke seluruh lautan di dunia setiap hari melalui air pemberat, yang kemudian dibuang ke lingkungan baru. Negara-negara yang telah mengatur pengelolaan air balas seperti Australia, Kanada, dan Amerika.
Air pelabuhan akan terlindungi dari penyebaran air pemberat yang mengandung spesies asing invasif atau organisme akuatik yang patogen dan berbahaya. Pada Bab III Bagian 2 Pasal 14 disebutkan bahwa salah satu penyebab pencemaran lingkungan hidup adalah air balas. Jika kapal berukuran 5000 m3 atau lebih, maka harus dilengkapi dengan sistem pengolahan air balas yang disetujui oleh pemerintah dan sesuai standar Konvensi BWM.
Sayangnya tidak ada sanksi bagi pemilik atau operator kapal yang tidak menerapkan pengelolaan air balas.
Perumusan Masalah
Menurut Direktorat Pelabuhan Tanjung Emas (2012), bahwa Pelabuhan Tanjung Emas Semarang merupakan pintu gerbang utama peningkatan arus barang ke luar negeri. Pada periode yang sama, kegiatan bongkar muat barang dalam negeri mengalami peningkatan yaitu bongkar muat dari 2,623 juta ton menjadi 2,710 juta ton, sedangkan bongkar muat meningkat dari 289,23 ribu ton menjadi 316,48 ribu ton. Dengan adanya dinamika arus barang pada kegiatan ekspor-impor yang berlangsung di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang (PTES) secara ekonomi terdapat dampak yang menguntungkan, namun di sisi lain juga terdapat dampak ekologis mengingat limbah yang dihasilkan. kapal (dalam hal ini air balas) juga akan mempengaruhi masuknya air balas ke perairan Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang, yang diduga akan diikuti dengan peningkatan invasi organisme (mikroba).
Kapal yang tiba di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang berasal dari pelabuhan luar negeri dan dalam negeri. Air pemberat yang digunakan sebagai penstabil kapal dikeluarkan di Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang, dari perairan dalam negeri dan dari luar negeri sesuai dengan asal kedatangan kapal. Penelitian yang dilakukan di Indonesia dan luar negeri menunjukkan bahwa air ballast dapat mencemari lingkungan karena mengandung logam berat (Tjahyono, 2017).
Air balas juga mempunyai dampak pencemaran terhadap lingkungan dan kesehatan manusia karena mengandung mikroba (Vibrio cholerae, Escherichia coli dan Enterococcus enterococcus), menurut hasil penelitian (El-Husna di perairan Singapura, Meksiko dan Virginia, USA melakukan penelitian untuk kemungkinan penyebaran Vibrio cholerae akibat pembuangan air balas dan juga diteliti resistensi terhadap antibiotik yang diuji, dengan hasil bahwa Vibrio cholerae resisten terhadap salah satu dari dua belas antibiotik yang diuji. bernilai $5 miliar (Duzgunes et al. al. 2018) Semua penelitian yang ada, seperti disebutkan di atas, berfokus pada bakteri Vibrio cholerae dan Escherichia coli serta Enterococcus usus, namun diduga air pemberat juga mengandung bakteri.
Oleh karena itu, dalam penelitian ini kami akan mencari bakteri apa saja yang ada pada air balast. Selain mencari mikroba pada air balas, penelitian ini juga mengkaji air yang berasal dari perairan PTES (Perda no 13 Tahun 2018) untuk mengetahui dampak distribusi air balas terhadap biota di perairan PTES, sehingga dilakukan juga pada ikan dan kerang. Sehingga semakin banyak kapal yang membawa dan membuang air balas di berbagai perairan, termasuk di wilayah Indonesia.
Sejauh ini belum ada data kandungan mikroorganisme patogen pada air balas kapal yang singgah di pelabuhan Tanjung Emas, Semarang, maupun data kandungan mikroorganisme patogen pada ikan dan kerang yang ditangkap di perairan pelabuhan Tanjung Emas, Semarang. .Tanjung Emas,Semarang. Apa saja jenis dan jumlah mikroba patogen dari air balas yang tertahan dan dibuang ke perairan Pelabuhan Tanjung Emas Semarang. Bagaimana penyebaran mikroba patogen dari air balas di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang dan berapa kandungan mikroba patogen pada ikan dan kerang hasil tangkapan.
Orisinalitas Penelitian
Hukum internasional tentang pencemaran laut oleh air pemberat. penanganan pencemaran akibat pembuangan air balas. pembuangan air balas yang berdampak terhadap lingkungan, kesehatan. lingkungan, properti dan keanekaragaman hayati,. perangkat lunak dari seperangkat aturan hukum. Keberadaan bakteri patogen pada air balas beberapa kapal yang berasal dari wilayah maritim berbeda di Laut Marmara, Turki. Hal ini menunjukkan masih banyak kapal yang membawa air balas yang membahayakan lingkungan.
Analisis teknis dan ekonomi pilihan pengelolaan air balas kapal di Indonesia. Konvensi Internasional tentang Pengendalian dan Pengelolaan Air Ballast dan Sedimen dari Kapal tahun 2004 dan UU no. 17 Tahun 1985 tentang ratifikasi Konvensi PBB tentang Hukum Laut (UNCLOS). Mengembangkan model dan strategi pengelolaan air balas kapal niaga yang ramah lingkungan untuk meminimalkan dampak terhadap perairan pelabuhan yang dikunjungi kapal niaga.
Korelasi keberadaan fitoplankton dan zooplankton serta logam berat (Cd, Zn, Cu dan Pb) pada air balas dan air pelabuhan. Korelasi keberadaan Vibrio cholerae, Escherichia coli dan Enteroccus usus pada air pemberat dan perairan pantai. Prosedur pengujian untuk pergerakan kapal yang aman dan pertukaran air balas yang efektif di atas kapal.
Identification of ballast water discharge profiles for a port to enable effective ballast water management and environmental studies. The Menguji method and approach to assess volume air ballast and asal pehabuhan tempat pengama air ballast. Potential ballast water transfer of organisms from the west to east coast of India: Insights through on-board sampling.
Penentuan mikroorganisme patogen yang berasal dari air pemberat pada ikan dan kerang.
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian