• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

Bab I penelitian ini berisi tentang latar belakang dilakukan penelitian ini yang menjadi suatu permasalahan. Adapun tujuan dari penelitian ini serta empat sasaran yang harus dipenuhi. Untuk membatasi penelitian ini maka terdapat ruang lingkup berdasarkan wilayah, pembahasan dan substansi. Adapun beberapa manfaat yang diharapkan sebagai output dari penelitian ini, serta kerangka penelitian yang menjadi dasar untuk memenuhi tujuan dan sasaran yang diinginkan.

1.1 Latar Belakang

Pangan adalah bahan yang dikonsumsi setiap hari oleh dan menjadi kebutuhan paling dasar (Fauzi, et al., 2019). Jika kondisi pangan sebuah negara tidak bisa memenuhi kebutuhan pangan dari tingkat negara hingga perorangan, maka kondisi ini di sebut kerawanan pangan (Fauzi, et al., 2019). Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2015 Ketahanan Pangan adalah kondisi terpenuhinya Pangan bagi negara sampai dengan perseorangan, yang tercermin dari tersedianya Pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, beragam, bergizi, merata, dan terjangkau serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat, untuk dapat hidup sehat, aktif, dan produktif secara berkelanjutan. Dalam ketahanan pangan menurut Badan Ketahanan Pangan Kementrian Pertanian (2020) terdapat tiga aspek utama, yakni ketersediaan pangan, akses pangan, dan pemanfaatan pangan.

Kemiskinan merupakan permasalahan mendasar yang terjadi di berbagai negara yang memerlukan perhatian dari pemerintah (BPS, 2021). Kemiskinan adalah ketidakmampuan individu untuk memenuhi kebutuhan konsumsi dasar dan juga dalam memperbaiki keadaan (Purwanti, 2010). Kemiskinan memiliki keterkaitan yang erat dengan tingkat kerawanan pangan (Badan Ketahanan Pangan Kementerian, 2020). Kemiskinan biasanya banyak terjadi pada masyarakat pesisir, salah satunya pada masyarakat yang memiliki pekerjaan sebagai nelayan di mana

(2)

2

adanya peningkatan persaingan antar nelayan, daerah penangkapan yang terbatas, modal yang tersedia sedikit yang membuat terhambatnya usaha penangkapan ikan padahal aktivitas ekonomi masyarakat pesisir memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi sebuah daerah (Delly, et al., 2019).

Nelayan merupakan pekerjaan yang memiliki pendapatan yang rendah atau termasuk ke dalam masyarakat berpenghasilan rendah (Rosada, et al., 2020).

Adanya tekanan ekonomi dan kemiskinan adalah permasalahan yang di hadapi oleh rumah tangga nelayan (Devanda, et al., 2020). Keadaan ketahanan pangan rumah tangga nelayan sulit tercapai jika akses pangan rendah karena pendapatan rendah, kesempatan kerja yang memiliki peluang kecil, dan harga pangan yang terus meningkat (Salim & Darmawanty, 2016). Keadaan rumah tangga nelayan dalam keadaan rawan pangan biasanya tidak hanya terjadi di perdesaan saja namun, pada daerah perkotaan juga terjadi (Konoralma, et al., 2017).

Menurut Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Balikpapan (2021) terjadi penurunan jumlah penduduk yang bekerja sebagai nelayan yang pada tahun 2019 sebanyak 2.430 jiwa menjadi 2.392 Jiwa tahun 2020. Nelayan di Kota Balikpapan pada tahun 2018 dapat menghasilkan hingga Rp 3.000.000 per bulannya namun menurun pada tahun 2019 hanya dapat menghasilkan Rp 1.500.000 per bulannya dan pada tahun 2020 pendapatan bersih mereka terus berkurang yakni mencapai Rp 750.000 - Rp 1.000.000 per bulannya (Daton &

Aprian, 2020). Penurunan jumlah pendapatan merupakan salah satu masalah yang dapat memengaruhi akses pangan, hal tersebut di karenakan dengan pendapatan yang rendah mencerminkan ketersediaan pangan yang rendah serta daya beli yang rendah (Delly, et al., 2019). Kemudian, harga pangan Kota Balikpapan khususnya pangan pokok komoditas beras tiap tahun terus meningkat, di mana tahun 2019 harga 1 kilogram (Kg) beras sebesar 11.450 rupiah dan meningkat di tahun 2020 sebesar 12.000 rupiah tiap 1 kilogramnya (BPS, 2021). Berdasarkan hal tersebut, akan peluang terjadi kerawanan pangan pada rumah tangga nelayan di Kota Balikpapan akan meningkat seperti yang di jelaskan oleh Salim dan Darmawanti (2016), di mana hal ini juga dilihat dari jumlah penduduk miskin Kota Balikpapan pada tahun 2020 meningkat sebanyak 1.240 jiwa atau sekitar 0,15 persen di bandingkan pada tahun 2019 yang artinya sebanyak 17.020 jiwa atau sekitar 2,57

(3)

3 persen dari seluruh penduduk Kota Balikpapan, selain itu terjadinya peningkatan indeks kedalaman kemiskinan dan indeks keparahan kemiskinan menjadi 0,38 dan 0,12 di tahun 2020 yang memiliki arti bahwa semakin jauh rata-rata pengeluaran penduduk miskin di bandingkan garis kemiskinan serta akan meningkatkan usaha oleh pemerintah Kota Balikpapan untuk mengurangi penduduk miskin (BPS, 2021).

Menurut Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Kota Balikpapan (2021) 34% nelayan Kota Balikpapan berada di Kelurahan Manggar Baru, pekerjaan nelayan merupakan pekerjaan yang terbanyak kedua setelah karyawan swasta, yakni sebesar 17 % penduduk di Kelurahan Manggar Baru bekerja sebagai nelayan, namun jumlah ini pengalami penurunan sebanyak 968 jiwa tahun 2019 yang menurun pada tahun 2020 sebanyak 931 jiwa sama seperti keadaan jumlah nelayan di seluruh Kota Balikpapan. Menurut hasil wawancara dengan Sakkirang sebagai salah satu ketua nelayan dari 16 kelompok nelayan yang ada di Kelurahan Manggar Baru, yakni Kelompok Nelayan Tunas Nelayan pada tanggal 21 Februari 2021 nelayan di Kelurahan Manggar Baru banyak mengalami kesulitan pada tahun 2019 terkendala oleh biaya bahan bakar kapal serta iklim Kota Balikpapan sehingga yang awalnya jumlah anggota 20 anggota yang aktif melaut, tahun 2020 kurang lebih 16 anggota yang saat ini masih aktif melaut, hal tersebut di karenakan harga pembelian ikan oleh tengkulak di beli dengan cukup murah, harga beras yang terus meningkat, dan restoran yang menjadi pelanggan tetap ada beberapa yang tutup sehingga, anggota kelompoknya banyak yang harus mencari pekerjaan tambahan agar dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka.

Berdasarkan hasil wawancara dengan bapak Aswin selaku ketua kelompok nelayan bersatu pada tanggal 20 Februari 2021 kelompok nelayannya kesulitan untuk memenuhi kebutuhan pangan khususnya beras jika di rata-rata penghasilan pada musim biasa adalah Rp 0 hingga Rp 2.500.000, sehingga mereka sering memilih untuk mengonsumsi hasil tangkapan laut mereka ketika penjualan hasil tangkapan tersebut tidak mendapatkan keuntungan, seperti ikan sebagai salah satu lauk pauk utamanya dan membuat pola konsumsi mereka mengikuti besaran pendapatan hasil tangkapan laut. Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat dilihat bahwa nelayan di Kelurahan Manggar sendiri masih memiliki pola konsumsi yang masih cukup

(4)

4

sederhana dan belum adanya diversifikasi terhadap pola konsumsi mereka. Pola konsumsi yang mengandalkan hasil tangkapan laut belum bisa memenuhi Tingkat Kecukupan Energi (TKE) rumah tangga (Ismah, et al., 2020). Menurut penelitian dari Devanda et. al (2020) 50% rumah tangga nelayan ketahanan pangannya termasuk kategori rendah karena pengaruh pendidikan ibu rumah tangga, pengeluaran rumah tangga, anggota rumah tangga, dan pendapatan rumah tangga karena hal tersebut dapat menentukan pemilihan pola konsumsi yang memiliki harga pangan yang berbeda. Sedangkan, menurut Ismah, et. al (2020) juga menghasilkan bahwa ketahanan pangan rumah tangga nelayan termasuk kategori krisis rawan pangan berdasarkan indikator TKE dan pangsa pengeluaran pangan (PPP). Berdasarkan hal-hal tersebut, maka perlu dilakukan penelitian terkait ketahanan pangan rumah tangga nelayan Kelurahan Manggar Baru Kecamatan Balikpapan Timur Kota Balikpapan yang dapat memengaruhi pertumbuhan ekonomi Kota Balikpapan ke arah yang postif atau sebagai pencegahan untuk peningkatan jumlah penduduk miskin di tahun berikutnya dan agar adanya keberlanjutan keberadaan nelayan Kota Balikpapan berlansung lama serta didapatkan strategi dalam peningkatannya.

1.2 Perumusan Masalah

Kelurahan Manggar Baru merupakan kelurahan yang memiliki jumlah nelayan terbanyak di Kota Balikpapan. Nelayan di Kelurahan Manggar Baru sebagai salah satu pekerjaan yang rawan pangan mengalami penurunan jumlah tenaga kerja akibat pendapatan mereka yang menurun. Pendapatan yang menurun dan harga pangan pokok yang meningkat menyebabkan para nelayan di Kelurahan ini lebih banyak mengonsumsi hasil tangkapan laut mereka sebagai lauk pauk utama dan membuat mereka hanya mengandalkan besaran pendapatan dari hasil tangkapan laut mereka. Hal tersebut, dapat membuat tingkat kecukupan energi rumah tangga nelayan memiliki peluang untuk berada pada tingkat rawan pangan.

Ketahanan pangan rumah tangga ini dapat memengaruhi pertumbuhan ekonomi karena jika semakin menurun maka tingkat kemiskinan akan semakin meningkat di buktikan nya dengan peningkatan jumlah penduduk miskin ditahun 2020 sehingga di rumuskan “Bagaimana strategi peningkatan ketahanan pangan rumah tangga

(5)

5 nelayan Kelurahan Manggar Baru Kecamatan Balikpapan Timur Kota Balikpapan?”.

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk merumuskan strategi peningkatan ketahanan pangan rumah tangga nelayan Kelurahan Manggar Baru Kecamatan Balikpapan Timur Kota Balikpapan. Untuk mencapai tujuan yang telah di jabarkan maka terdapat sasaran sebagai berikut:

1. Menganalisis kondisi tingkat ketahanan pangan rumah tangga nelayan Kelurahan Manggar Baru Kecamatan Balikpapan Timur Kota Balikpapan 2. Menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi tingkat ketahanan pangan rumah tangga nelayan Kelurahan Manggar Baru Kecamatan Balikpapan Timur Kota Balikpapan

3. Merumuskan strategi peningkatan ketahanan pangan rumah tangga nelayan Kelurahan Manggar Baru Kecamatan Balikpapan Timur Kota Balikpapan

1.4 Ruang Lingkup Penelitian

Pembahasan dalam penelitian ini, memiliki batasan dan ruang lingkup pembahasan didalamnya. Berikut adalah ruang lingkup penelitian:

Ruang Lingkup Wilayah

Menurut data dari Badan Pusat Statistik (2020) Kelurahan Manggar Baru, Kecamatan Balikpapan Timur, Kota Balikpapan. Berdasarkan data dari BAPEDDA, Kelurahan Manggar Baru memiliki luas wilayah sebesar 489,879 hektare. Ruang lingkup penelitan ini berada di daerah tempat tinggal kelompok nelayan Kelurahan Manggar Baru khususnya yang berada dalam Rukun Tetangga (RT) yang sama dengan rumah ketua kelompok nelayan, yakni RT 03, 09, 10, 11, 20, 22, 28, 29, 32, dan 40. Peta ruang lingkup wilayah dapat dilihat pada Gambar 1. 2. Batas administrasi Kelurahan Manggar Baru, sebagai berikut :

Utara : Kelurahan Lamaru Selatan : Kelurahan Manggar

(6)

6

Timur : Selat Makassar Barat : Kelurahan Manggar

Ruang Lingkup Pembahasan

Ruang lingkup pembahasan yang akan dibahas dalam laporan ini, yaitu mengenai kondisi ketahanan pangan rumah tangga nelayan Kelurahan Manggar Baru Kecamatan Balikpapan Timur Kota Balikpapan, mengidentifikasi variabel faktor- faktor yang memengaruhi berdasarkan hasil tinjauan pustaka tanpa validasi faktor yang akan digunakan dalam menentukan faktor yang memengaruhi ketahanan pangan rumah tangga nelayan Kelurahan Manggar Baru Kota Balikpapan.

Ruang Lingkup Substansi

Ruang lingkup substansi yang akan dibahas dalam laporan ini, yaitu mengenai ketahanan pangan masa rumah tangga nelayan Kelurahan Manggar Baru Kecamatan Balikpapan Timur Kota Balikpapan.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat dalam penelitian ini, terdiri atas manfaat teoretis dan praktis.

Berikut adalah manfaat penelitian:

Manfaat Teoritis

Penelitian ini di harapkan berguna dalam merumuskan strategi peningkatan ketahanan pangan rumah tangga nelayan Kelurahan Manggar Baru Kecamatan Balikpapan Timur Kota Balikpapan bedasakan teori yang telah di kaji dan kondisi eksisting yang ada. Serta, menjadi refrensi bagi penelitian selanjutnya.

Manfaat Praktis

Penelitian yang dilakukan diharapkan dapat menjadi masukan bagi pemerintah Kota Balikpapan untuk meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat

(7)

7 khususnya nelayan ataupun masukan terhadap Dinas Pangan, Pertanian, dan Perikanan Kota Balikpapan dalam penentuan kebijakan atau program.

(8)

9 Gambar 1. 1 Peta Administrasi Kelurahan Manggar Baru (Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan, 2018)

(9)

10

Gambar 1. 2 Peta Ruang Lingkup Penelitian (Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan, 2018)

(10)

11

1.6 Pola Pikir Penelitian

Berikut kerangka pemikiran pada penelitian ini di sajikan dalam bentuk Flowchart sebagai berikut:

Gambar 1. 3 Kerangka Alur Pikir (Penulis, 2021)

Referensi

Dokumen terkait

4.1087 Ilmy Amiqoh Ilmu Administrasi Publik 4.1088 Dikhla Rif`A Ilmu Administrasi Publik 2.39 4.1089 Elfananda Istiqlalia Ilmu Administrasi Publik 4.1090 Hamida Condrowati Jayadi

2 Meningkatkan kemampuan bekerjasama dalam Kelompok Wanita Nelayan yang di dalamnya tergabung kumpulan wanita nelayan mengorganisir anggotanya untuk bekerjasama sesuai dengan