1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Alat bantu dengar merupakan alat yang dapat membantu pendengaran khususnya tuna rungu. Alat bantu dengar dirancang untuk meningkatkan kejelasan suara untuk pengguna yang mengalami gangguan pendengaran. Kejernihan suatu suara pada alat bantu dengar tidak hanya berkurang karena gangguan pendengaran, tetapi juga karena kebisingan lingkungan, gema ruangan, serta distorsi yang disebabkan oleh alat bantu dengar. Speech Intelligibility Index (SII), sebuah metode standar untuk menghitung kejelasan ucapan dari pengukuran akustik dari pidato, kebisingan, dan ambang pendengaran telah menjadi solusi beberapa masalah yang memengaruhi kejelasan ucapan. (Carrozzo, 2018).
Dalam sebuah percakapan, terdapat tahap-tahap yang menjelaskan bagaimana pesan dari pengirim pesan dapat tersampaikan kepada si pendengar.
Salah satunya adalah ‘Intelligibility’ yaitu bagaimana kejelasan suara yang diucapkan dalam penyampaian pesan. Penilaian Percent Correct Word didasari pada seberapa banyak (dalam presentase) kata yang bisa ditulis kembali setelah didengarkan Perolehan nilai kemudian di cocokan dengan grafik hubungan Percent Correct Word dengan Articulation Index. (Sulistomo, 2016).
Beberapa peneliti telah melakukan penelitian terhadap alat bantu dengar berbasis getaran salah satu contohnya adalah optical waveguide vibration sensor for use in hearing aid (Guann-Pyng, 2008). Getaran sendiri banyak digunakan dan diaplikasikan seperti sensor getaran yang diintegrasikan ke dalam gedung, jembatan atau struktur lain untuk peringatkan gempa bumi atau getaran yang berpotensi merusak bangunan lainnya. Terdapat jenis khusus dari sensor getaran meliputi getaran akustik yaitu getaran yang akan mendeteksi suara pada saat berada di rentang suara. Sensor getaran telah memasuki di bidang teknologi pendengaran yaitu teknik peningkatan pendengaran, teknik peningkatan pendengaran digunakan untuk mengkompensasi gangguan pendengaran yang tidak dapat diperbaiki melalui teknik pengobatan atau operasi (Guann-Pyng,2008).
2 Gangguan pendengaran ini biasanya disebabkan oleh telinga bagian dalam atau disebut gangguan pendengaran sensorineural. Banyak orang yang mengalami gangguan ini menggunakan alat bantu dengar untuk menguatkan suara yang diterima. Dengan menggunakan vibration speaker dikarenakan konduksi tulang adalah jalur transmisi suara yang efisien yang dapat dimanfaatkan untuk memberikan amplifikasi pendengaran. Alat bantu dengar getaran dapat diindikasikan ketika patologi saluran telinga menghalangi penggunaan alat bantu dengar konvensional, serta dalam kasus hilangnya pendengaran sepihak.
(Ellsperman,2021).
Berdasarkan permasalahan dan referensi penelitian di atas, pada tugas akhir ini akan dikembangkan alat bantu dengar yang akan menggunakan getaran sebagai keluaran (output). Berbasis Speech Intelligibility dengan evaluasi kualitas subjektif untuk responden menjelaskan kejelasan sinyal ucapan dengan kalimat yang berbeda dari kemampuan mendengar untuk ucapan tertentu.
1.2 Rumusan Masalah
Permasalahan yang dibahas pada penelitian tugas akhir ini adalah sebagai berikut
1. Bagaimana Performa Vibration Speaker yang sudah di rancang pada saat suara datang dari arah dan jarak yang berbeda.
2. Bagaimana Speech Intelligibility yang bisa terdengar dari Vibration Speaker menggunakan DMOS dan percent correct word.
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian tugas akhir ini adalah sebagai berikut:
1. Merancang Vibration speaker menjadi alat bantu dengar berbasis getaran.
2. Memperoleh akurasi kalimat yang bisa terdengar dari Vibration Speaker dari arah dan jarak yang berbeda.
3. Memperoleh Speech Inteligibilty dengan menerapkan output getaran menggunakan DMOS dan percent correct word.
3 1.4 Batasan Masalah
Pada penelitian ini terdapat batasan masalah yaitu sebagai berikut 1. Alat yang digunakan menjadi Alat bantu dengar adalah Vibration Speaker.
2. Data yang digunakan berdasarkan evaluasi subjektif kepada responden.
3. Responden memiliki pendengaran normal dan tuna rungu.
4. Menggunakan SNR untuk menentukan DMOS.
5. Menggunakan % correct word untuk menentukan speech inteligibility alat.
1.5 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian tugas akhir ini adalah sebagai berikut 1. Vibration Speaker dapat dijadikan alat bantu dengar berbasis getaran.
2. Menjadikan Vibration Speaker sebagai alat bantu dengar yang tidak membutuhkan operasi pada penggunanya.
3. Dapat menjadi referensi pengembangan dalam penelitian mendatang.
1.6 Kerangka Penelitian
Pada penyusunan kerangka penelitian, dibuat diagram landasan dan keluaran dalam bentuk fishbone. Diagram yang disajikan memiliki beberapa indikator yaitu permasalahan, studi literatur, perancangan, pengujian, dan hasil. Pada bagian permasalahan seperti yang dijelaskan pada latar belakang alat bantu dengar umumnya mahal dan suara yang diterima tidak maksimal. Selain itu, syarat yang harus dipenuhi pada saat Speech Inteligibility diterapkan. Pada penelitian juga akan dilakukan perancangan dan pengujian pada alat bantu dengar secara keseluruhan.
Hasilnya, alat bantu dengar dapat mendengarkan suara dengan keakuratan tinggi dan performa yang dihasilkan juga maksimal. Berikut Gambar 1.1 adalah kerangka pemikiran yang akan dilakukan pada penelitian.
4 Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran Penelitian