1
BAB I
PENDAHULUAN
Bab pendahuluan berisi mengenai gambaran serta uraian permasalahan pada penelitian tujuan dan manfaat sebagai pedoman dalam melaksanakan penelitian.
Latar Belakang
Kepadatan lalulintas telah menjadi permasalahan umum Kota-Kota di Indonesia, juga dialami di Kota Balikpapan. Terlebih lagi dengan perkembangan kota dan pertumbuhan kendaraan yang sangat tinggi. Jumlah kendaraan di Kota Balikpapan terus mengalami peningkatan, rata-rata setiap tahunnya meningkat sebanyak 6,8% dari tahun 2012-2015. Jalan Ahmad Yani merupakan koridor jalan yang berada di pusat kegiatan kota Balikpapan dan memiliki permasalahan penurunan tingkat pelayanan jalan menjadi F. Ini diakibatkan banyaknya kendaraan yang melalui tidak seimbang dengan kapasitasnya. Selain itu juga penyebab lainnya adalah banyaknya titik-titik parkir dibadan jalan sehingga mengurangi lebar efektif jalan (Wulandari, 2019). Solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi kepadatan lalulintas diantaranya adalah dengan peningkatan atau memperlebar jalan maupun peralihan moda. Akan tetapi untuk melakukan pelebaran jalan mengahadapi adanya keterbatasan lahan sehingga sulit dilakukan. Selain itu untuk melakukan peralihan moda juga sulit dilakukan dan membutuhkan biaya yang besar untuk mengalihkan ke angkutan umum massal, sehingga dapat dilakukan alternatif lain dengan mempromosikan Non-Motorize Transportation seperti berjalan kaki. Non-Motorize Transport (NMT) atau transportasi tidak bermotor merupakan aspek penting dalam perwujudan sistem transportasi perkotaan yan berkelanjutan. Hal ini dapat menjadi alternatif moda ramah lingkungan (ITDP, 2020). Agar masyarakat dapat beralih ke kendaraan tidak bermotor (berjalan kaki) perlu tersedia sarana dan prasarana fasilitas pejalan kaki yang berkualitas dan lingkungan yang ramah pejalan kaki, sehingga masyarakat akan tertarik untuk berjalan kaki.
Di Kota Balikpapan sudah menerapkan jalur pejalan kaki yang dapat menjadi solusi permasalahan tersebut. Namun fasilitas pejalan kaki yang tersedia di Kota Balikpapan belum optimal. Penyediaan fasilitas pejalan kaki belum meyeluruh, panjang trotoar di Kota Balikpapan adalah 72.694 meter. Dari total panjang tesebut dapat diidentifikasi bahwa baru 4.800 meter atau 5,92% trotoar yang representatif khususnya bagi warga berkebutuhan khusus (RPJMD Kota Balikpapan). Sebagaimana dalam RTRW Kota Balikpapan menyebutkan
2 penyediaan dan pemanfaatan prasarana dan sarana jaringan jalan pejalan kaki meliputi salah satunya Jalan Ahmad Yani. Jalan Ahmad Yani memiliki panjang 5 Km,mulai dari simpang Plaza Balikpapan (jalan Jendral Sudirman) sampai Tugu Kilang Minyak. Merupakan jalan arteri sekunder yang menghubungkan dan memiliki berbagai aktivitas pada ruas jalannya. Pada jalan Ahmad Yani memiliki karakteristik dan kondisi jalur pejalan kaki yang beragam. Seperti pada ruas dari simpang Plaza sampai dengan simpang antara Jalan Ahmad Yani dengan jalan Mayjen Sutoyo telah tersedia jalur pejalan kaki dengan kondisi baik, permukaan jalur pejalan kaki tidak mengalami kerusakan serta fasilitas disabilitas. Berbeda dengan kondisi jalur pejalan kaki pada Jalan Ahmad Yani sekitar Tugu Adipura yang dapat ditemui kondisinya masih kurang baik seperti terdapat kerusakan serta penggunaanya belum maksimal, masyarakat masih menggunakan badan jalan untuk berjalan kaki (Survey primer, 2021). Berikut beberapa kondisi pada jalan Ahmad Yani.
(a) (b)
Gambar 1. 1 (a) Kondisi Jalur Pejalan Kaki yang Rusak, (b) Kondisi jalur pejalan kaki dengan pejalan kaki berjalan pada badan jalan
*) Sumber : Survey Primer, 2021
Pemerintah perlu memberikan perhatian yang lebih besar kepada pejalan kaki dalam mengurai permasalahan transportasi. Salah satu hal yang perlu dipersiapkan adalah penyediaan fasilitas pejalan kaki yang berkualitas dapat menarik minat pengguna. Tersedianya jalur pejalan kaki di harapkan mampu mendukung kegiatan di masyarakat untuk bermobilitas sehingga kedepannya masyarakat akan beralih dari moda transportasi bermotor menjadi berjalan kaki.
Diperlukan jalur pejalan kaki yang berkualitas dan dapat menarik minat pengguna terutama masyarakat sekitar kawasan. Oleh karena itu untuk menujang kegiatan berjalan kaki di Jalan Ahmad Yani Kota Balikpapan perlu dilakukan kajian terhadap jalur pejalan kaki.
3
Rumusan Masalah
Jalan Ahmad Yani merupakan jalan arteri sekunder dengan guna lahan pada sekitarnya seperti perdagangan dan jasa, perkantoran serta pemukiman yang menjadi pusat-pusat kegiatan mengalamai permasalahan salah satunya kemacetan atau kepadatan lalulintas. Adapun terdapat beberapa solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut diantaranya adalah dengan peralihan moda. Namun untuk melakukan peralihan moda sulit dilakukan dan membutuhkan biaya yang besar untuk mengalihkan ke angkutan umum massal, sehingga dapat dilakukan alternatif lain dengan Non-Motorize transportation seperti berjalan kaki. Sehingga agar masyarakat beralih menggunakan non-motorize transport seperti berjalan kaki dibutuhkan optimalisasi jalur pejalan kaki. Sehingga diperoleh pertanyaan dari penelitian ini yaitu
“bagaimana kondisi jalur pejalan kaki pada Jalan Ahmad Yani Kota Balikpapan dan bagaimana optimalisasi jalur pejalan kaki pada jalan Ahmad Yani Kota Balikpapan?”
Tujuan dan Sasaran Penelitian
Adapun tujuan dan sasaran penelitian adalah sebagai berikut.
Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang diangkat, tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah melakukan kajian optimalisasi jalur pejalan kaki pada jalan Ahmad Yani sebagai upaya mendukung peralihan moda.
Sasaran Penelitian
Adapun sasaran yang ingin dicapai dalam penelitian ini antara sebagai berikut:
1. Analisis lingkungan pejalan kaki pada Jalan Ahmad Yani Kota Balikpapan.
2. Menganalisis persepsi masyarakat pengguna terhadap kepuasan jalur pejalan kaki di Jalan Ahmad Yani, Kota Balikpapan.
3. Menganalisis preferensi masyarakat potensial terhadap jalur pejalan kaki di jalan Ahmad Yani, Kota Balikpapan
Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini antar lain :
1. Manfaat Penelitian terhadap kepentingan dunia akademik adalah untuk memperluas pengetahuan tentang infrastruktur jalan yakni jalur pejalan kaki.
4 2. Manfaat penelitian tehadap kepentingan dunia praktis adalah menjadi masukkan atau pertimbangan bagi pemerintah dalam pengembangan atau penyediaan fasilitas untuk optimalisasi jalur pejalan kaki di Kota Balikpapan khususnya pada koridor jalan Ahmad Yani.
Ruang Lingkup
Ruang Lingkup Wilayah
Wilayah penelitian dalam penelitian ini yaitu berada di Kota Balikpapan, pada kawasan koridor ruas Jalan Ahmad Yani. Pada koridor jalan Ahmad Yani mengalami beberapa permasalahan antara lain kemacetan, parkir serta fasilitas pejalan kaki yang dalam kondiisi rusak. Ruang lingkup wilayah yang menjadi lingkup penelitian yakni wilayah yang termasuk dalam radius berjalan kaki pada segmen Jalan Ahmad Yani. Pada lingkup wilayah tersebut terdapat sebagian wilayah dari 5 Kelurahan yakni Kelurahan Gunung Sari Ulu, Kelurahan Karang Jati, Kelurahan Karang Rejo, Kelurahan Mekarsari dan Kelurahan Sumber Rejo.
Adapun wilayah studi dapat dilihat dari peta lokasi pada Gambar 1.2.
Ruang Lingkup Pembahasan
Adapun pada penelitian ini akan dikaji terkait jalur pejalan kaki, yakni membahas terkait kajian optimalisasi jalur pejalan kaki serta persepsi masyarakat terhadap jalur pejalan kaki pada wilayah studi yakni Jalan Ahmad Yani Kota Balikpapan.
Ruang Lingkup Substansi
Ruang lingkup substansi yang akan dibahas dalam penelitian ini mencakup hal-hal yang berkaitan dengan kondisi jalur pejalan kaki, kepuasan terhadap jalur pejalan kaki dan preferensi masnyarakat potensial terhadap jalur pejalan kaki. Adapun substanasi dalam penelitian ini yaitu membahasas kondisi jalur pejalan kaki, evaluasi jalur pejalan kaki serta persepsi kepuasan masyarakat terhadap jalur pejalan kaki. Pada penelitian ini hanya menitikberatkan pada beberapa hal, sebagai berikut :
1. Kajian yang dimaksud adalah kajian terkait jalur pejalan kaki serta penilaian yang dilakukan terhadap jalur pejalan kaki pada jalan Ahmad Yani Kota Balikpapan. Pada penelitian ini yaitu evaluasi jalur pejalan kaki.
2. Masyarakat potensial yang dibahas atau dimaksud dalam penelitian ini adalah masyarakat yang potensial untuk berjalan kaki yang bertempat tinggal pada radius berjalan kaki pada lokasi studi yaitu Jalan Ahmad Yani. Ghel (2010) mengemukakan
5 radius jarak tempuh berjalan kaki memiliki toleransi terbatas pada jarang 400 m sampai dengan 1000 m. Radius kemampuan pejalan kaki dapat melintasi suatu kawasan dengan nyaman adalah 800 m (TCRPC,2012) . Sehingga radius berjalan kaki yang digunakan pada penelitian ini adalah 800 meter.
3. Jalur pejalan kaki yang dibahas dalam penelitian ini adalah jenis jalur pejalan kaki jenis Sidewalk. Sidewalk adalah ruang khusus di sisi jalan dengan posisinya sejajar jalan yang diperuntukan untuk perjalanan pejalan kaki dalam penelitian ini yang dimaksud adalah trotoar.
4. Persepsi merupakan suatu proses yang digunakan individu dalam mengelola atau menafsirkan kesan dalam memberikan makna atau nilai pada lingkungannya. Persepsi masyarakat pada penelitian ini didefinisikan berdasarkan pendapat atau penilaian terhadap kepuasan dari masyarakat mengenai jalur pejalan kaki pada Jalan Ahmad Yani, Kota Balikpapan.
5. Optimalisasi yang dimaksud adalah tindakan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan atau menjadikan ke kondisi terbaiknya/optimal.
6. Peralihan moda yang dimaksud dalam penelitian ini adalah peralihan moda dari kendaraan pribadi ke moda non-motorize transport yakni berjalan kaki.
7. Jalan Ahmad Yani dalam penelitian tidak mencakup keseluruhan jalan Ahmad Yani, tetapi hanya pada salah satu koridor atau segmen yakni pada koridor Jalan Ahmad yani dari simpang 3 Jalan Mangga sampai dengan simpang jalan Dr. Sutomo dan simpang jalan Panorama.
6 Gambar 1. 2 Peta Lingkup Wilayah Studi
Sumber : Bappeda Litbang, 2016
7
Kerangka Pemikiran Penelitian
Berikut merupakan kerangka pemikiran pada penelitian ini : Latar Belakang
Jalan Ahmad Yani merupakan jalan arteri sekunder dengan guna lahan yang menjadi pusat-pusat kegiatan dan ramai dilalui sehingga terjadi kemacetan.
Terdapat beberapa solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi kepadatan lalulintas diantaranya adalah dengan peralihan moda. Namun untuk melakukan peralihan moda sulit dilakukan dan membutuhkan biaya yang besar Sehingga dapat dilakukan alternatif lain dengan Non-Motorize transportation seperti berjalan kaki. Agar masyarakat berminat untuk berjalan kaki perlu terlebih dahulu mengetahui terkait kondisi jalur pejalan kaki, sehingga dibutuhkan kajian untuk optimalisasi jalur pejalan kaki.
Sasaran
1. Analisis kualitas lingkungan pejalan kaki pada Jalan Ahmad Yani Kota Balikpapan.
2. Menganalisis persepsi kepuasan pengguna terhadap jalur pejalan kaki di Jalan Ahmad Yani, Kota Balikpapan.
3. Menganalisis preferensi masyarakat potensial terhadap jalur pejalan kaki di jalan Ahmad Yani, Kota Balikpapan
4.
Tujuan
“Melakukan kajian optimalisasi jalur pejalan kaki pada jalan Ahmad Yani, Kota Balikpapan sebagai upaya mendukung peralihan moda ”
Output
Kajian Optimalisasi jalur pejalan kaki pada jalan Ahmad Yani, Kota Balikpapan
Gambar 1. 3 Pola Pikir Penelitian
*)Sumber : Penulis,2020