• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

Bab I penelitian ini membahas mengenai latar belakang mengapa dilakukan penelitian ini yang menjadi suatu permasalahan. Adapun tujuan dari penelitian ini serta empat sasaran yang harus dipenuhi. Untuk membatasi penelitian ini maka terdapat ruang lingkup berdasarkan wilayah, pembahasan dan substansi. Adapun beberapa manfaat yang diharapkan sebagai output dari penelitian ini, serta kerangka penelitian yang menjadi dasar untuk memenuhi tujuan dan sasaran yang diinginkan.

1.1 Latar Belakang

Indonesia adalah negara agraris yang memiliki tanah dengan tingkat kesuburan yang tinggi. Kondisi tersebut sangat menguntungkan dalam sektor pertanian. Hasil dari sektor pertanian harus mampu mencukupi kebutuhan masyarakatnya baik dalam hal konsumsi maupun gizi. Jika telah terpenuhi maka Indonesia mampu mencapai kondisi ketahanan pangan. Dalam RPJM tahun 2020 – 2024 ketahanan pangan terus ditingkatkan untuk mewujudkan sistem ketahanan mandiri, berdaulat, berkelanjutan dan mensejaterahkan. Kelaparan (zero hunger) merupakan salah satu permasalahan yang diupayakan untuk diatasi sesuai dengan target dari tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).

Menurut Simatupang (2007) ketahanan pangan merupakan isu strategis dalam pembangunan suatu wilayah. Oleh karena itu sektor pertanian merupakan sektor inti yang memiliki peran dalam penyedia pangan utama. Menurut UU Nomor 18 Tahun 2012 Ketahanan Pangan adalah “kondisi terpenuhinya pangan bagi negara sampai dengan perseorangan, yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, beragam, bergizi, merata, dan terjangkau serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat, untuk dapat hidup sehat, aktif, dan produktif secara berkelanjutan”.

Dalam pemenuhan ketahanan pangan terdapat tujuan dari program yang telah dibuat yaitu menjamin hak atas pangan, menjadi basis pembentukan sumberdaya

(2)

2 manusia yang berkualitas dan menjadi pilar ketahanan Nasional (Suharyanto, 2011). Tujuan dilakukan pembangunan ketahanan pangan sendiri ialah untuk menjamin ketersediaan dan konsumsi pangan yang cukup, aman, bermutu dan gizi seimbang, pada tingkat nasional hingga rumah tangga. Indonesia telah mengalami gangguan pada ketahanan pangan pada tahun 1997/1998 (Bulog, 2014). Hal tersebut menyebabkan meroketnya harga beras serta dampak multidimensi yang memicu kerawanan sosial yang membahayakan stabilitas ekonomi dan Nasional.

Dari kasus tersebut, ketahanan pangan berpengaruh besar terhadap konsumsi pangan, karena jika suatu wilayah tidak memiliki ketahanan pangan maka akan merubah pola konsumsi masyarakatnya, hal ini terjadi karena sifat ketahanan pangan yang multidimensional.

Pemenuhan ketahanan pangan dapat didukung oleh beberapa pilar utama yaitu kelembagaan penguasaan tanah, kelembagaan hubungan kerja, dan kelembagaan perkreditan (Holiencinova, 2016). Selain pilar-pilar tersebut terdapat faktor yang mempengaruhi ketahanan pangan seperti lahan, infrastruktur, teknologi, keahlian dan wawasan, energi, dana, lingkungan fisik/iklim, relasi kerja dan faktor lainnya. Faktor geografis merupakan salah satu faktor pendukung dalam efek sebab akibat. Pada beberapa pula besar di Indonesia terdapatnya gunung vulkanik aktif yang dapat meningkatkan kesuburan tanah. Berbeda halnya dengan Pulau Kalimantan yang tidak terdapat gunung vulkanik.

Pada kondisi eksistingnya terdapat 2 provinsi di Kalimantan yang tidak dapat memenuhi kebutuhan pangannya, yaitu Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara (Katadata, 2018). Pada tahun 2011 Kalimantan Timur mengalami krisis pangan dengan kekurangan pangan beras mencapai 62.000 ton (Kompas, 2011).

Kondisi tersebut tidak berubah menjadi lebih baik, karena pada tahun 2017 kekurangan pangan beras sebesar 123.000 ton dari kebutuhannya sebesar 458.000 ton (Kompas, 2016). Selain itu Kepala Dinas Pertanian dan Hortikultura mengatakan bahwa Kalimantan Timur mengalami kekurangan beras mencapai 90.000 ton setiap tahunnya. Berbagai upaya pemerintah telah dilakukan dalam pemenuhan kebutuhan pangan.

Kenohan, Kembang Janggut dan Tabang merupakan Kecamatan di Kabupaten Kutai Kartanegara yang memiliki permasalahan dalam ketahanan

(3)

3 pangannya. Setelah dilakukan wawancara dengan kepala Bidang Penyuluhan Dinas Pertanian dan Holtikultura, disebutkan bahwa ketiga Kecamatan tersebut yang memiliki masalah dalam kurangnya dalam hasil pangannya. Dalam kondisi eksistingnya Kabupaten Kutai Kartanegara memiliki kondisi surplus dalam hasil pangan dan mampu memberikan hasil pangannya kepada kota/kabupaten sekitar seperti Kota Balikpapan dan Kota Samarinda. Tetapi kondisi tersebut tidak dapat memenuhi kebutuhan pangan pada beberapa kecamatannya sendiri. Permasalahan tersebut dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti akses, kurangnya pelatihan, rendahnya wawasan petani dan lain sebagainya (Elizabeth dan Sanjur, 1981). Kecamatan yang bermasalah pada Kabupaten ini ialah Kenohan, Kembang Janggut, dan Tabang. Sehingga diperlukan arahan untuk meningkatkan jumlah produksi pangan agar mampu memenuhi kebutuhan Kabupaten secara mandiri dan mampu memenuhi kebutuhan Provinsi Kalimantan Timur. Dalam hal ini, dengan terpenuhinya kondisi kebutuhan pangan maka dapat memunjang kondisi ketahanan pangan di Kabupaten Kutai Kartanegara, karena salah satu indikator dari ketahanan pangan adalah ketersediaan pangan.

1.2 Rumusan Masalah

Indonesia pernah mengalami gangguan ketahanan pangan yang menyebabkan dampak multidimensional. Dampak tersebut berupa kenaikan harga beras, serta kerawanan sosial yang dapat membahayakan stabilitas ekonomi dan Nasional. Kalimantan Timur merupakan salah satu provinsi yang mengalami kekurangan pangan. Intensitas kekurangan pangannya mencapai 90.000 ton per tahun. Jumlah kekurangan pangan tersebut mencapai 26% dari total kebutuhan pangan di Kalimantan Timur. Kondisi tersebut dapat menyebabkan gangguan dalam ketahanan pangan. Kabupaten Kutai Kartanegara merupakan lokasi yang ditetapkan sebagai lumbung padi Provinsi Kalimantan Timur, tetapi Kabupaten Kutai Kartanegara belum dalam memenuhi kebutuhan pangan secara mandiri.

Sehingga diperoleh pertanyaan bagaimana meningkatkan kondisi ketahanan pangan di Kabupaten Kutai Kartanegaraberdasarkan ketersediaan pangannya?

(4)

4 1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini ialah untuk memberikan arahan terkait jumlah pangan untuk meningkatkan kondisi ketahanan pangan di Kabupaten Kutai Kartanegara. Berdasarkan tujuan tersebut, maka terdapat sasaran dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi produksi pangan di Kabupaten Kutai Kartanegara

2. Analisis tipologi ketersediaan pangan di Kabupaten Kutai Kartanegara 3. Merumuskan arahan untuk meningkatkan jumlah produksi pangan di

Kabupaten Kutai Kartanegara

1.4 Ruang Lingkup Penelitian

Pembahasan dalam penelitian ini, memiliki batasan dan ruang lingkup pembahasan didalamnya. Berikut adalah ruang lingkup penelitian:

1.4.1 Ruang Lingkup Wilayah

Dalam penelitian ini, wilayah yang diteliti adalah Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur. Berikut peta lokasinya:

(5)

5 Gambar 1. 1 Peta Lokasi Studi

Sumber: Olahan Penulis, 2020

(6)

6 1.4.2 Ruang Lingkup Pembahasan

Penelitian ini memiliki pembahasan pokok mengenai ketahanan pangan di Kabupaten Kutai Kartanegara, Kabupaten Kutai Kartanegara. Dalam pembahasannya peneliti membatasi dengan mencari kondisi ketahanan pangan berdasarkan jumlah pangan. Dalam pemenuhan tujuan penelitian, peneliti menentukan faktor yang berpengaruh dalam produksi hasil pangan, yang berikutnya akan di lakukan analisis lanjutan dengan kondisi pangan di lokasi studi.

1.4.3 Ruang Lingkup Substansi

Pada penelitian ini akan mengidentifikasi ketahanan pangan berdasarkan jumlah pangan di Kabupaten Kutai Kartanegara. Dengan identifikasi yang telah diperoleh, maka akan dibuat arahan peningkatan jumlah pangan sebagai upaya peningkatan kondisi ketahanan pangan Kabupaten Kutai Kartanegara.

1.5 Manfaat Penelitian

Pada penelitian ini terdapat manfaat yang dapat diperoleh antara lain:

1. Membantu masyarakat lokal dalam mengidentifikasi ketahanan pangan 2. Memberikan rekomendasi kepada pihak terkait dalam ketahanan pangan 3. Mempersiapkan masyarakat sekitar dalam mengatasi krisis pangan 4. Meningkatakan kondisi ketahanan pangan Kabupaten Kutai Kartanegara 5. Menjadi referensi dalam penelitian berikutnya

1.6 Kerangka Pemikiran Penelitian

Dalam pelaksanaan penelitian ini, terdapat kerangka pemikiran penelitian yang telah disusun sebagai berikut:

(7)

7 Gambar 1. 2 Kerangka Pemikiran

Sumber: Olahan Penulis, 2019

Referensi

Dokumen terkait

The comparison of the usefulness of the various monetary aggregates for monetary policy analysis is based on a series of empirical tests: long and short-run money demand stability

ALLEGHANIAN At the regular meeting of the Alleghanian Lyceum, Saturday evening, the following excellent program was presented: Devotions Meredith Maxson Paper Aloysius Gaiss Music