1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia dan teknologi saat ini sudah terikat. Setiap proses yang dilakukan oleh manusia saat ini tidak bisa lepas dari teknologi. Contohnya adalah dalam bersosialisasi, bertransaksi, dan juga dalam berkomunikasi. Dalam bersosialisasi misalnya. Saat ini kita tidak bisa terlepas dari teknologi, seperti handphone, media sosial seperti facebook, twitter, google plus, dan masih banyak lagi media sosial lainnya. Serta internet yang memungkinkan kita dapat berkomunikasi dengan sesama, tidak terbatas jarak dan waktu. Dengan begitu, kita dengan mudah mendapatkan informasi (Aligarth, 2016).
Jaringan internet dan teknologi yang dipakai hingga saat ini memungkinkan kita dapat berkomunikasi dengan orang lain di seluruh dunia. Sehingga dengan begitu peluang untuk terjadinya kejahatan, baik itu pada dunia maya dan dunia nyata, menjadi lebih besar dibandingkan sebelumnya. Modus operasi yang dilancarkan oleh pelaku biasanya akan lebih bervariasi oleh karena bantuan teknologi dan internet ini, bisa dikatakan juga kejahatan digital. Jika dibandingkan dengan kejahatan tanpa bantuan teknologi seperti pada zaman sekarang (Aligarth, 2016).
Adanya barang bukti digital sangat membantu petugas dalam mengungkapkan tindak pidana. Sehingga rekaman suara menjadi salah satu barang bukti digital (digital evidence) yang bisa digunakan. Berdasarkan Undang-Undang Informasi Transaksi Elektronik (UU ITE) No. 19 tahun 2016 pada Pasal 1 menyatakan bahwa“ Informasi Elektronik adalah salah satu sekumpulan data elektronik, termasuk tetapi tidak terbatas pada tulisan, suara, Gambar, peta, rancangan, foto, electronic data interchange (EDI), surat elektronik (electronic mail), telegram, teleks, telecopy atau sejenisnya, huruf, tanda, angka, kode, akses, simbol, atau perforasi yang telah diolah yang memeliki arti atau dapat dipahami oleh orang yang mampu memahaminya”. Dalam salah satu kasus, KPK
2
menggunakan rekaman suara sebagai barang bukti digital. Rekaman suara yang dimaksud adalah rekaman sadapan pelaku tindak pidana korupsi.(detik.com,2019) Suara adalah salah satu cara berkomunikasi manusia. Suara manusia merupakan sesuatu hal yang unik dan memikiki ciri khas pemilik suara. Kemajuan teknologi saat ini memungkinkan suara manusia untuk dijadikan perintah di perangkat komputer (Umar, 2018). Suara setiap individu memiliki karakteristik yang cukup untuk membedakannya dari suara orang lain. Dalam mekanisme terbentuknya suara manusia terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi terbentuknya suara tersebut. Salah satu faktor yang mempengaruhi keunikan suara pada manusia adalah terletak pada ukuran dari rongga vokal, seperti rongga tenggorokan, hidung dan mulut pada setiap orang. Faktor lainnya yang menentukan keunikan suara terletak pada cara berbicara oleh setiap orang, dimana artikulator-artikulator seperti bibir, gigi, lidah, langit-langit lunak dan otot-otot rahang yang digunakan untuk proses berbicara akan menghasilkan karakter suara yang berbeda beda (Marco,2008). Suara terdiri dari beberapa komponen yaitu, pitch, formant dan spectrogram yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi karakteristik suara seseorang untuk kepentingan voice recognition (Al-Azhar, 2013). Di dalam suara juga terdapat informasi berupa tinggi rendahnya intensitas suara yang dapat disimpulkan sebagai emosi seseorang pada saat berbicara (Helmiyah 2018).
Audio forensik adalah bagian dari bidang ilmu yang menganalisis audio seperti rekaman suara. Rekaman suara selalu memiliki informasi berupa ciri frekuensi, frekuensi tersebut dapat diketahui identitasnya (Huizen, Jayanti, &
Hostiadi, 2017). Terdapat empat langkah dasar untuk aktivitas audio forensik, yaitu : memastikan otensitas barang bukti audio, melakukan proses enhancement untuk meningkatkan kualiatas barang bukti audio, melakukan analisis dan interpretasi barang bukti, serta melengkapi dokumentasi dan prosedur agar output dapat diterima oleh penegak hukum (Maher, 2009). Hasil dari pemeriksaan rekaman audio dapat digunakan sebagai barang bukti yang kuat setelah melalui beberapa proses hingga laporan siap dilampirkan untuk persidangan (Talib, 2006).
Peneliti sebelumnya (Putri & Sunarno, 2014) mereka melakukan penelitian audio forensik yang bertujuan untuk menentukan keindentikan rekaman suara
3 sebagai barang bukti dengan beberapa suspect sebagai pemilik suara yang diduga pemilik suara pada rekaman tersebut. Metode yang digunakan adalah Analisis statistik pitch dan analysis of variant (anova) dari formant, namun sampel suara yang didentifikasi terbilang sedikit yaitu hanya 3 sampel dan tidak menunjukan tingkat keakurasian dari metode tersebut. Penelitian (Aligarh & Hidayanto, 2016) mengimplementasikan proses audio komparasi yang menggunakan Known sample dan Unknown sample sebagai salah satu cara uji coba untuk mengetahui identitas pemilik rekaman suara dengan analisis codec, Analisis codec dirasa kurang cukup dalam membantu proses identifikasi kemiripan suara tersangka terhadap pelaku.
Penelitian (Subki, Sugiantoro, Prayudi, 2018) mereka menganalisis tingkat kemiripan rekaman suara yang telah dimanipulasi dengan aplikasi smartphone dengan menaikan dan menurunkan pitch. Kemudian audio tersebut dianalisis apakah sama dengan rekaman suara asli Hasil yang diperoleh, analisis menggunakan metode analysis of variance (anova) hanya bisa menganalisis separuh dari keseluruhan suara asli yang sudah dimodifikasi pitch-nya.
Pada penelitian kali ini pembuktian rekaman suara barang bukti dilakukan dengan Metode Itakura Saito Distance. Metode ini digunakan karena komponen suara yang dianalisis tidak hanya pitch dan formant saja, namun keseluruhan dari spectral suara. Selanjutnya akan dilakukan analisis terhadap performa itakura saito distance terhadap perubahan pitch dan formant. Kemudian akan digunakan analisis pitch dan analysis of variance sebagai pembanding. agar mengetahui apakah metode ini dapat digunakan untuk analisis suara. Dengan prosedur penanganan barang bukti rekaman suara yang benar yang kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan dan analisisnya yang prosedural, serta diharapkan hasil pemeriksaan voice recognition dapat menunjukkan secara ilmiah kepemilikan suara yang ada dalam rekaman tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalahan yang akan dislesaikan dalam penelitian ini adalah
:
4
1. Bagaimana hasil analisis rekaman barang bukti dan rekaman suara pembanding ?
2. Apakah Metode Itakura Saito Distance dapat digunakan untuk analisis pada barang bukti rekaman suara?
1.3 Batasan Masalah
Batasan-batasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adala : 1. Analisis yang dilakukan yaitu Analisis Pitch, Anova Formant dan Anova
Itakura Saito Distance.
2. Pada penelitian ini suara yang diidentifikasi adalah suara manusia yang di rekam pada ruangan tertutup dan ruangan terbuka.
3. Pada penelitian ini rekaman suara pada ruang tertutup diambil di dalam studio musik yang kedap suara dan rekaman suara pada ruang terbuka di ambil di dalam rumah.
4. Pada rekaman suara di ruang tertutup background noise yang terdeteksi sekitar 40 dB dan pada rekaman suara di ruang terbuka background noise yang terdeteksi sekitar 50 dB
5. Pada penelitian ini digunakan aplikasi berbasis android yaitu Sound Meter – Decibel & Noise Meter untuk mengukur background noise pada saat perekaman suara.
6. Pada penelitian ini subjek rekaman suara yang digunakan adalah 2 suara laki-laki dan 2 suara perempuan dengan umur 22 tahun.
7. Pada penelitian ini jenis file audio yang digunakan adalah *.wav 8. Pada penelitian ini jumlah kata yang dianalisis 35 kata.
1.4 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan pada penelitian ini berdasarkan rumusan masalah adalah:
1. Untuk mendapatkan hasil analisis rekaman suara barang bukti/subjek dan rekaman suara pembanding.
2. Untuk membandingkan hasil dari analisis pitch, anova formant dan Metode Itakura Saito antara rekaman suara pembanding/subjek dengan rekaman suara barang bukti.
5
1.5 Manfaat Penelitian
Dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada analisis audio forensic terkait kasus kejahatan yang menggunakan rekaman suara palsu atau dengan cara memodifikasi nilai pitch, sehingga dapat membantu ataupun mempermudah untuk memecahkan kasus kejahatan dan dapat membuktikan secara ilmiah sebagai bukti kuat pengadilan.
1.6 Sistematika Penelitian
Penyusunan laporan penlitian ini mengkaji beberapa bab pembahasan dalam pengerjaannya. Sistematika penulisan dimulai dari bab 1 sampai bab 5 yaitu:
BAB I Pendahuluan
Berisi latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah dan tujuan penelitian dan sistematika penulisan ini
BAB II Tinjaun Pustaka
Bagian ini berisi tentang landasan teori dan ilmu penunjang bagi penelitian BAB III Metodologi Penelitian
Bagian ini menjelaskan mengenai alur pengerjaan tugas akhir dan data –data yang akan diolah pada pengerjaan tugas akhir ini
BAB IV Analisis Data
Bagian ini berisi tentang analisis mengenai data data yang telah diolah BAB V Kesimpulan dan Saran
Bagian ini menyimpulkan hasil dari keseluruhan analisis yang telah dilakukan serta berisi saran untuk penelitian yang akan datang