BAB I
PENDAHULUAN
Pada pendahuluan ini akan dibahas mengenai latar belakang penelitian, serta rumusan masalah, tujuan, sasaran, ruang lingkup, manfaat, dan kerangka penelitian yang akan dilakukan
1.1. Latar Belakang
Kota Balikpapan memiliki ruang terbuka hijau (RTH) yang sudah ditetapkan dalam Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Balikpapan. Dalam peraturan tersebut disebutkan bahwa terdapat tiga strategi untuk meningkatkan RTH yang proporsional di seluruh wilayah kota, salah satunya adalah menyediakan RTH minimal 30% dari luas wilayah kota.
Adapun RTH yang disebutkan terdiri atas RTH publik dan RTH privat, yang memiliki luas masing-masing 4.582 hektar dan 320 hektar atau sekitar 12,92 persen dan 0,9 persen dari luas kawasan perkotaan Kota Balikpapan. Maka diketahui bahwa luas RTH minimal yang ditetapkan dalam RTRW Kota Balikpapan masih belum tercapai. Oleh sebab itu dibuat rencana pengembangan RTH kota dengan cara mempertahankan RTH publik eksisting serta mengembangkan bentuk-bentuk RTH publik lainnya seperti Taman RT, Taman Kelurahan, Taman Kecamatan, Taman Kota, Sabuk Hijau, RTH resapan air dan RTH fungsi tertentu.
Salah satu kendala dalam pelaksanaan tersebut adalah pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat sehingga juga turut meningkatkan kepadatan penduduk. Menurut Haaland dan Konijnendijk (2015) bahwa kepadatan penduduk (densifikasi) dapat mengakibatkan berkurangnya ruang hijau perkotaan publik dan swasta serta memunculkan risiko-resiko lainnya seperti penyediaan ruang hijau yang tidak mencukupi di area yang mengalami fenomena densifikasi, kualitas ruang hijau yang berkurang, prioritas perencanaan ruang hijau yang rendah, dan ketimpangan sosial yang akan semakin menguat.
FINAL
Menurut data Badan Pusat Statistik Kota Balikpapan (2018) pada tahun 2013 jumlah penduduk Kota Balikpapan sebesar 594.322 jiwa, yang dimana jumlah penduduk ini naik secara terus menerus hingga diketahui bahwa jumlah penduduk pada tahun 2018 menjadi sebesar 645.727 jiwa, dengan rata-rata angka pertumbuhan penduduk setiap tahunnya sejumlah 1,65%. Jumlah ini juga diikuti oleh angka kepadatan penduduk yang terus meningkat. Pada tahun 2013 kepadatan penduduk Kota Balikpapan sebesar 1.191 jiwa per km2, selanjutnya meningkat menjadi 1.271 jiwa per km2 pada tahun 2018, dengan kepadatan penduduk tertinggi berada di Kecamatan Balikpapan Tengah dengan jumlah kepadatan penduduk sebesar 9.529 jiwa per km2 pada tahun 2013 dan naik menjadi 10.341 jiwa per km2 pada tahun 2018. Hal ini menjadikan Kecamatan Balikpapan Tengah memiliki hambatan yang lebih besar dalam pengembangan ruang terbuka hijau khususnya ruang terbuka hijau publik dikarenakan sedikitnya lahan yang tersedia serta kepadatan penduduk yang semakin meningkat.
Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan pada tahun 2016 dan Balikpapan Dalam Angka Tahun 2019 menunjukkan bahwa di Kecamatan Balikpapan Tengah diketahui terdapat 3 penggunaan lahan terbesar yakni 60,83 persen merupakan lahan permukiman, 23,38% merupakan lahan sarana dan prasarana, dan 8,73% merupakan lahan yang belum terbangun. Ruang terbuka hijau (RTH) terdiri atas hutan kota, hutan mangrove, dan jalur hijau, dengan masing-masing presentse terhadap luas administrasi Kecamatan Balikpapan Tengah yakni sebesar 7,36%; 0,72%; dan 0,68%. Maka presentase luas keseluruhan RTH terhadap luas Administrasi Kecamatan Balikpapan Tengah yakni sebesar 8,76%. Angka ini masih dibawah standar luas RTH terhadap luas administrasi yang ditetapkan oleh Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yakni sebesar 30%. Seiring dengan perubahan kondisi lingkungan dan sosial perkotaan di Kecamatan Balikpapan Tengah yang disebabkan kepadatan penduduk yang semakin meningkat, maka ketersediaan ruang terbuka hijau perlu dijaga dan ditingkatkan penyediaannya.
Penyediaan RTH membutuhkan sebuah perencanaan yang bentuknya dapat berupa perencanaan partisipatif. Signifikansi perencanaan partisipatif dalam perencanaan RTH yakni melengkapi pengetahuan perencana dengan pengetahuan
FINAL
lokal dan memaksimalkan manfaat dari lahan hijau yang terdapat di daerah perkotaan (Javaid dan Habeeb, 2018). Selain itu Menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, dalam menyusun rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJP-D) perlu diselenggarakan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrembang) yang dilaksanakan dengan melibatkan semua pihak yang berkepentingan (stakeholders) terhadap pembangunan. Oleh sebab itu stakeholders memiliki peranan penting dalam proses perencanaan pembangunan.
Dengan luas RTH publik yang belum terpenuhi dan diikuti oleh kepadatan penduduk yang semakin meningkat menjadikan Kecamatan Balikpapan Tengah perlu dilakukan penelitian mengenai identifikasi kebutuhan RTH publik untuk dapat membuat rekomendasi dalam memenuhi kebutuhan RTH tersebut.
1.2. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah dijabarkan, maka permasalahan yang diangkat pada penelitian ini adalah mengenai peningkatan jumlah penduduk di Kecamatan Balikpapan Tengah yang mengakibatkan peningkatan kepadatan penduduk yang bisa berdampak pada berkurangnya ruang hijau perkotaan. Dengan peningkatan tersebut maka RTH di Kecamatan Balikpapan Tengah perlu dijaga penyediaannya. Sehingga rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
“Bagaimanapenyediaan ruang terbuka hijau di Kecamatan Balikpapan Tengah?”
1.3. Tujuan Penelitian
Penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut:
1. Mengetahui penyediaan ruang terbuka hijau publik di Kecamatan Balikpapan Tengah
1.4. Sasaran
Adapun 2 sasaran dalam penelitian ini adalah:
1. Menentukan kebutuhan luas setiap jenis ruang terbuka hijau publik di Kecamatan Balikpapan Tengah
FINAL
2. Menganalisis jenis dan fungsi ruang terbuka hijau publik berdasarkan persepsi stakeholders
1.5. Ruang Lingkup Penelitian 1.5.1 Ruang Lingkup Wilayah
Lokasi pembahasan penelitian adalah Kecamatan Balikpapan Tengah, Kota Balikpapan. Peta wilayah administrasi Kecamatan Balikpapan Tengah dapat dilihat di Gambar 1.1
1.5.2 Ruang Lingkup Pembahasan
Dalam penelitian ini akan membahas mengenai teori-teori mengenai penyediaan ruang terbuka hijau publik yang sesuai dengan tema penelitian yang diangkat.
1.5.3 Ruang Lingkup Substansi
Dalam ruang lingkup substansi penelitian ini mencakup hal-hal yang mengenai penyediaan ruang terbuka hijau publik dalam bentuk taman kota dan hutan kota di Kecamatan Balikpapan Tengah serta penentuannya berdasarkan kebutuhan luas dan persepsi stakeholders
1.6. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini sebagai berikut;
1. Memberikan gambaran mengenai jenis, fungsi, dan lokasi ruang terbuka hijau yang dibutuhkan di Kecamatan Balikpapan Tengah
2. Sebagai bahan pertimbangan dalam pembuatan kebijakan terkait dengan ruang terbuka hijau di Kecamatan Balikpapan Tengah
3. Sebagai bahan pertimbangan untuk penelitian terkait dengan ruang terbuka hijau
FINAL
FINAL
1.7. Kerangka Pemikiran Penelitian
Adapun kerangka pemikiran penelitian sebagai berikut:
Gambar 1.2 Kerangka Berpikir (Penulis, 2019)