• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kepulauan riau atau sering disebut dengan Kepri adalah sebuah provinsi yang ada di Indonesia. Berdasarkan UU Nomor 25 tahun 2002 Provinsi Kepulauan Riau ditetapkan sebagai provinsi di Indonesia dengan 4 kabupaten dan 2 kota, yaitu Kabupaten Karimun, Kabupaten Bintan, Kabupaten Natuna, Kabupaten Lingga, serta Kota Batam dan Kota Tanjungpinang. Sejak tahun 2008, berdasarkan UU No.33 tahun 2008 terbentuk Kabupaten Kepulauan Anambas sebagai hasil pemecahan wilayah Kabupaten Natuna.

Pajak daerah adalah sumber penerimaan daerah yang bisa disesuaikan dengan keadaan khusus masing-masing daerah sesuai dengan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Sistem otonomi daerah yang memberikan kebebasan kepada setiap daerah untuk menguasai dan mengurus kepentingan dan urusan pemerintahannya sendiri.

Sistem pemerintahan desentralisasi (di mana Pemerintah Daerah mengatur administrasi keuangannya sendiri). Oleh sebab itu, setiap daerah berlomba-lomba untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) agar dapat membangun perekonomian yang baik dan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam pertumbuhan ekonomi. Sebagian besar pendapatan daerah berasal dari pajak.

(2)

Pajak menjadi suatu kewajiban setiap individu maupun kelompok/organisasi yang diwajibkan oleh hukum dan bersifat memaksa. Otonomi daerah diharapkan membawa perubahan bagi daerah khususnya dibidang keuangan. Maka dari itu, pemerintah daerah terus berupaya untuk menaikkan pendapatan daerah. Pemerintah daerah baik di provinsi maupun kabupaten atau kota memungut pajak yang diatur sesuai dengan peraturan daerah masing-masing dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah. Inilah pengertian pajak daerah dalam konteks lokal.

Menurut Mandagi et.al, (2022) Jika dibandingkan dengan sumber penerimaan PAD lainnya, potensi pemungutan pajak daerah memberikan peluang yang lebih besar bagi daerah untuk melakukan koordinasi secara efektif, karena sudah jelas karakteristik potensi pemungutan pajak daerah, baik dari segi kebijakan maupun teori dan bagaimana penerapannya. PAD dapat ditingkatkan dengan cara meningkatkan sumber daya yang ada, dalam hal ini adalah pajak daerah.

Pemungutan pajak daerah adalah tindakan wajib pajak yang secara langsung dan bersama-sama untuk memenuhi tanggungjawab pajak yang digunakan untuk pembiayaan dan pembangunan daerah. Kabupaten Lingga mengelola berbagai pajak daerah, salah satunya yaitu pajak penerangan jalan dan pajak mineral bukana logam dan batuan.

Kabupaten Lingga ialah salah satu daerah otonom yang mempunyai kewenangan untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan daerah, termasuk sumber- sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) seperti pajak daerah. Berikut adalah perkembangan pajak daerah Kabupaten Lingga dari tahun 2018-2021 :

(3)

Table 1.1

Realisasi Pajak Daerah Kabupaten Lingga Tahun 2018 s/d 2021

Sumber : Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Lingga, 2022

Tabel 1.1 memperlihatkan perkembangan pajak daerah Kabupaten Lingga dari tahun 2018-2021. Dilihat dari data diatas penerimaan pajak daerah Kabupaten Lingga sudah semakin membaik, walaupun mengalami penurunan penerimaan pajak daerah di tahun 2021.

Tabel 1. 2

Target dan Realisasi Pajak Penerangan Jalan Kabupaten Lingga Tahun 2018 s/d 2021

No Tahun Pajak Penerangan Jalan

Persentase Pencapaian Target Realisasi

1 2018 Rp 1.670.000.000 Rp 2.242.304.158 134,27%

2 2019 Rp 2.000.000.000 Rp 2.361.148.438 118,06%

3 2020 Rp 2.242.304.000 Rp 2.498.203.113 111,41%

4 2021 Rp 2.242.304.000 Rp 2.645.637.096 117,99%

Sumber : Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Lingga, 2022

Berdasarkan Tabel 1.2 diatas, pada tahun 2018 target pajak penerangan jalan di Kabupaten Lingga yaitu sebesar Rp1.670.000.000 dan terealisasi sebesar Rp2.242.304.158 atau mencapai 134,27%, pada tahun 2019 target pajak penerangan jalan di Kabupaten Lingga sebesar Rp2.000.000.000 dan terealisasi sebesar Rp2.361.148.436 atau mencapai 118,06%, pada tahun 2020 target pajak penerangan jalan di Kabupaten Lingga sebesar Rp2.242.304.000 dan terealisasi sebesar

Tahun Pajak Daerah 2018 Rp 12.240.720.864,17 2019 Rp 16.149.736.044,25 2020 Rp 27.641.005.196,91 2021 Rp 26.540.374.163,00

(4)

Rp2.498.203.113 atau mencapai 111,41% dan pada tahun 2021 target pajak penerangan jalan di Kabupaten Lingga sebesar Rp2.242.304.000 dan terealisasi sebesar Rp2.645.637.096 atau mencapai target 117,99%. Jadi, untuk pajak penerangan jalan di Kabupaten Lingga dari tahun 2018-2021terus mengalami peningkatan.

Tabel 1. 3

Target dan Realisasi Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan Kabupaten Lingga Tahun

2018 s/d 2021

No Tahun Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan Persentase Pencapaian Target Realisasi

1 2018 Rp 2.292.000.000 Rp 6.685.199.074 291,68%

2 2019 Rp 3.972.245.070 Rp 9.554.624.465 240,53%

3 2020 Rp 18.416.814.000 Rp 21.985.910.054 119,38%

4 2021 Rp 21.339.000.000 Rp 20.086.577.446 94,13%

Sumber : Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Lingga, 2022

Target pajak mineral bukan logam dan batuan di Kabupaten Lingga tahun 2018 didasarkan pada informasi pada tabel 1.3 di atas mengenai target dan realisasi pajak tersebut yaitu sebesar Rp2.292.000.000 terealisasi sebesar Rp6.685.199.074 atau mencapai 291,68%. Target tahun 2019 sebesar Rp3.972.245.070 yang tercapai sebesar Rp9.554.624.465 atau mencapai 240,53%. Target tahun 2020 sebesar Rp18.416.814.000 yang tercapai sebesar Rp21.985.910.054 atau mencapai 119,38%

dan untuk target tahun 2021 adalah sebesar Rp21.339.000.000 dan hanya tercapai sebesar Rp20.086.577.446 atau hanya mencapai target 94,13%. Jadi, untuk pajak mineral bukan logam dan batuan di Kabupaten Lingga terjadi penurunan yang drastis pada tahun 2021 yang diakibatkan berkurangnya bahan galian di Kabupaten Lingga.

(5)

Kekayaan alam yang terdapat di Kabupaten Lingga seharusnya bisa menjadi kesempatan untuk dimanfaatkan secara maksimal sebagai sumber pendapatan meskipun tetap memperhatikan kondisi sosial, ekonomi serta unsur legalitas, dikarenakan masih adanya yang melakukan pertambangan secara ilegal dan sangat berpengaruh terhadap penerimaan realisasi pajak mineral bukan logam dan batuan.

Beberapa variabel pajak daerah yang bisa mempengaruhi penerimaan pajak daerah yaitu pajak penerangan jalan dan pajak mineral bukan logam dan batuan.

Kesamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya oleh Anumpitan et.al, (2016) dan Turang et.al, (2021) adalah sama-sama meneliti penerimaan pajak daerah sebagai variabel dependen nya. Perbedaan penelitian ini ialah menggunakan metode kuantitatif dengan analisis regresi sedangkan penelitian sebelumnya menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan analisis efektivitas dan kontribusi. Perbedaan dari analisis ini yaitu analisis regresi adalah perhitungan statistik untuk menguji seberapa dekat hubungan suatu variabel independen terhadap variabel dependen di sisi lain kegunaan analisis regresi adalah untuk deskripsi, kendali, dan prediksi (peramalan).

Sedangkan analisis efektivitas adalah efektivitas diukur dengan rasio efektivitas, yaitu perbandingan antara realisasi penerimaan pajak dengan target yang ingin dicapai. Adapun analisis kontribusi adalah besarnya pengaruh dari variabel independen terhadap variabel dependen dilakukan dengan menghitung persentase.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Pendapatan Pajak Penerangan

(6)

Jalan dan Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan Terhadap Penerimaan Pajak Daerah di Kabupaten Lingga Tahun 2018-2021”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berikut ini dapat disimpulkan dari permasalahan yang disebutkan di atas:

1. Kepatuhan dan kesadaran wajib pajak yang relatif rendah.

2. Pajak daerah mengalami penurunan di tahun 2021, dan pendapatan dari pajak mineral bukan logam dan batuan tidak mencapai persentase pendapatan yang diinginkan, yaitu kurang dari 100%.

3. Besarnya pengaruh pajak penerangan jalan dan pajak mineral bukan logam dan batuan terhadap penerimaan pajak daerah di Kabupaten Lingga.

1.3 Rumusan Masalah

Berikut adalah rumusan masalah yang didapatkan dari latar belakang diatas : 1. Apakah pendapatan pajak penerangan jalan berpengaruh terhadap penerimaan

pajak daerah di Kabupaten Lingga tahun 2018-2021 ?

2. Apakah pendapatan pajak mineral bukan logam dan batuan berpengaruh terhadap penerimaan pajak daerah di Kabupaten Lingga tahun 2018-2021?

3. Apakah pendapatan pajak penerangan jalan dan pajak mineral bukan logam dan batuan secara bersama-sama berpengaruh terhadap penerimaan pajak daerah diKabupaten Lingga tahun 2018-2021 ?

(7)

1.4 Batasan Masalah

Pembatasan masalah dalam penelitian imi dibuat untuk menghindari meluasnya pembahasan pada penelitian yang akan dilakukan. Oleh sebab itu batasan masalah dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut :

1. Penelitian ini hanya dibatasi oleh sumber laporan realisasi penerimaan pajak daerah di Kabupaten Lingga.

2. Penerimaan pajak mineral bukan logam dan batuan dan pajak penerangan jalan.

3. Tahun yang diambil dalam penelitian ini yaitu tahun 2018-2021.

1.5 Tujuan Penelitian

Berikut adalah tujuan penelitian dalam penelitian ini, diambil berdasarkan rumusan masalah di atas:

1. Untuk mengetahui pengaruh pendapatan pajak penerangan jalan terhadap penerimaan pajak daerah di Kabupaten Lingga tahun 2018-2021.

2. Untuk mengetahui pengaruh pendapatan pajak mineral bukan logam dan batuan terhadap penerimaan pajak daerah di Kabupaten Lingga tahun 2018- 2021.

3. Untuk mengetahui pengaruh pendapatan pajak penerangan jalan dan pajak mineral bukan logam dan batuan secara bersama-sama terhadap penerimaan pajak daerah di Kabupaten Lingga tahun 2018-2021.

(8)

1.6 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut berdasarkan tujuan penelitian yang telah ditetapkan :

1. Badan Pendapatan Daerah, penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan evaluasi dalam merumuskan kebijakan untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah melalui hasil penerimaan dan pemungutan pajak masing-masing daerah, seperti pajak penerangan jalan dan pajak mineral bukan logam dan batuan.

2. Peneliti, Penelitian ini dapat memperluas pengetahuan dan pemahaman tentang pengaruh pendapatan pajak penerangan jalan dan pajak mineral bukan logam dan batuan terhadap penerimaan pajak daerah di Kabupaten Lingga.

3. Bagi akademisi, penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi untuk penelitian lain dengan judul yang serupa.

1.7 Sistematika Penulisan

Adapun sistematika yang ada di dalam penelitian ini adalah : BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisikan latar belakang, identifikasi masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

(9)

Bab ini berisikan kajian pustaka, review penelitian terdahulu, kerangka pemikiran, pengembangan hipotesis dan hipotesis.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini berisikan objek dan ruang lingkup penelitian, metode penelitian, operasional variabel penelitian, metode penentuan populasi atau sampel, prosedur pengumpulan data serta metode analisis.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisikan deskripsi unit analisis atau observasi, serta hasil penelitian dan pembahasan.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisikan kesimpulan dan saran yang diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan dengan hasil penelitian.

Referensi

Dokumen terkait

HI: Firm with even number of directors have inadequate corporate governance activities As He and Luo 2018 explains about how even numbers of directors can affect the firm performance

Apprenticeship in Korea 2017 Table 3-1 Requirements for participation in apprenticeship ··· 43 Table 3-2 Exceptional condition for participation in apprenticeship ··· 44 Table 3-3