1 A. Latar Belakang
World Health Organization telah menetapkan wabah novel coronavirus
sebagai pandemi yang menjadi ancaman bagi umat manusia. Salah satu dari banyaknya sektor yang terkena dampak dari pandemi ini adalah sektor pendidikan. Berdasarkan laporan ABC News pada 7 Maret 2020, puluhan negara terpaksa menutup sekolah dikarenakan wabah COVID-19. UNESCO melaporkan pada tahun yang sama, pandemi ini mengganggu kegiatan belajar 577 juta siswa di seluruh dunia. (Putri dan Wijayanti, 2020)
Pandemi COVID-19 memaksa sekolah-sekolah untuk berhenti beroperasi dan melakukan sistem pembelajaran jarak jauh menggunakan teknologi internet dan perangkat komunikasi. Menurut Munir (2012:16), pembelajaran jarak jauh merupakan proses pembelajaran tanpa terjadinya kontak langsung dalam bentuk tatap muka antara pengajar dan pembelajar.
Komunikasi berlangsung dua arah yang dijembatani media seperti komputer, televisi, radio, telepon, internet, video, dan sebagainya. (Abidin, Hudaya dan Anjani, 2020)
Selama pandemi ini berlangsung, sebagian besar kegiatan terpaksa dirumahkan. Kebijakan ini disebut dengan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang bertujuan untuk memutus rantai penyebaran virus corona.
(Nasruddin dan Haq, 2020)
Salah satu kegiatan yang terpaksa harus dirumahkan adalah sekolah pada seluruh jenjang pendidikan mulai dari Taman Kanak-Kanak (TK) hingga perguruan tinggi. Kegiatan ini dilakukan dengan cara memanfaatkan kemajuan teknologi, yaitu gadget. (Astuti dan Harun, 2020)
Pembelajaran Jarak Jauh melalui gadget menjadi salah satu penyebab penggunaan layar perangkat elektronik meningkat. Penggunaan gadget dalam waktu yang lama akan menyebabkan gangguan penglihatan. Salah satu penyebab yang ditimbulkan penggunaan gadget dalam waktu yang lama adalah Digital Eye Strain atau Kelelahan Mata Digital.
Digital Eye Strain (DES) merupakan serangkaian gejala yang berkaitan dengan mata dan penglihatan yang disebabkan oleh hasil pajanan perangkat elektronik seperti komputer dalam jangka waktu yang lama.
Sindrom ini juga biasa dikaitkan dengan istilah Visual Fatigue (VF) atau kelelahan visual dan Computer Vision Syndrome (CVS) atau Ketegangan Mata Digital. Menurut American Optometric Association, gejala paling umum terkait dengan digital eye strain (DES) adalah asthenopia (mata lelah), sakit kepala dan penglihatan kabur. (Sheppard dan Wolffsohn, 2018)
Digital Eye Strain (DES) adalah kondisi yang ditandai dengan gangguan penglihatan dan/atau ketidaknyamanan okular terkait dengan penggunaan perangkat elektronik berlebihan yang mengakibatkan tekanan pada sistem okular termasuk fotofobia, mata terasa kering, mata terasa lelah, mata sulit fokus dan penglihatan tidak nyaman. (Coles-Brennan, Sulley dan Young, 2019)
Berdasarkan data dari World Health Organization, angka kejadian kelelahan mata (eye strain) pada tahun 2014 berkisar antara 40% sampai 90%.
Penelitian Arianti (2016) Bahnderi, dkk (2008) menyatakan bahwa 43,5%
pengguna komputer mengalami kelelahan mata (DES) dengan gejala mata terasa sakit, dan berat, penglihatan kabur, penglihatan berbayang, mata terasa panas, mata berair dan kelopak mata terasa berat. (Irma, Lestari dan Kurniawan, 2019). Pada penelitian yang dilakukan oleh Asih, Adi dan Supriyadi pada tahun 2021, sebanyak 87,4% responden dengan rentang usia 10 – 13 tahun mengalami mata lelah. Kondisi ini dapat mengganggu konsentrasi, proses belajar dan prestasi akademik responden di sekolah.
Pada penelitian pendahuluan yang peneliti lakukan dengan cara survey dan wawancara sebelumnya, didapatkan dua kasus keluhan mata lelah selama pembelajaran jarak jauh pada siswa di sekolah tersebut.
Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Gambaran kejadian Digital Eye Strain (DES) pada siswa kelas 4 dan 5 di SD Muhamadiyah I Sayati Bandung”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, identifikasi masalah pada penelitian ini adalah “Bagaimana gambaran kejadian Digital Eye Strain pada siswa kelas 4 dan 5 di SD Muhamadiyah I Sayati Bandung?”
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran angka kejadian Digital Eye Strain pada siswa kelas 4 dan 5 di SD Muhamadiyah I Sayati Bandung.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui gambaran Digital Eye Strain yang disebabkan oleh durasi penggunaan gadget pada siswa kelas 4 dan 5 di SD Muhamadiyah I Sayati Bandung.
b. Untuk mengetahui gambaran Digital Eye Strain yang disebabkan frekuensi pemakaian gadget pada siswa kelas 4 dan 5 di SD Muhamadiyah I Sayati Bandung.
c. Untuk mengetahui gambaran Digital Eye Strain yang disebabkan jarak penggunaan gadget pada siswa kelas 4 dan 5 di SD Muhamadiyah I Sayati Bandung.
d. Untuk mengetahui gambaran Digital Eye Strain yang disebabkan oleh intensitas pencahayaan ruangan.
D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu sumber referensi tentang Gambaran Digital Eye Strain Pada Siswa Sekolah Dasar.
2. Manfaat Praktis a. Bagi Peneliti
Penelitian ini dapat menjadi tambahan pengetahuan, wawasan dan pengalaman bagi peneliti, khususnya dalam bidang refraksi.
b. Bagi Pelajar
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai kelelahan mata akibat penggunaan perangkat elektronik selama pembelajaran jarak jauh.
c. Bagi Institusi
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber referensi bagi mahasiswa Optometri, baik dalam proses pembelajaran ataupun sebagai referensi untuk penelitian-penelitian selanjutnya.
d. Bagi Profesi
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu sumber referensi keilmuan Optometri, khususnya tentang gambaran kelelahan mata yang disebabkan karena penggunaan perangkat elektronik selama pembelajaran jarak jauh.
E. Ruang Lingkup Penelitian 1. Ruang Lingkup Keilmuan
Penelitian ini masuk dalam keilmuan mata kuliah Refraksi Klinik dan Ergonomi Penglihatan.
2. Ruang Lingkup Metode
Penelitian ini menggunakan metode Observasional Deskriptif, dengan menggunakan kuesioner pada siswa kelas 4 dan 5 di SD Muhamadiyah I Sayati Bandung.
3. Ruang Lingkup Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada minggu ketiga di bulan April 2022, di SD Muhammadiyah I, Desa Sayati, Kecamatan Margahayu, Kabupaten Bandung.