1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara umum,penyakit tuberculosis paru merupakan penyakit infeksi yang masih menjadi masalah kesehatan dalam masyarakat kita . Penyakit Tuberkulosis (TB) paru adalah infeksi yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis . Kuman ini paling sering menyerang organ paru
dengan sumber penularan adalah pasien TB paru Basil Tahan Asam (BTA) positif ( Amin dan Bahar, 2010 )
Tuberculosis paru (TB paru) merupakan salah satu penyakit infeksi yang kasusnya paling tinggi di dunia. Sepertiga populasi dunia yaitu sekitar dua milyar penduduk terinfeksi Mycobacterium Tuberculosis . Lebih dari 8 juta populasi terkena TB aktif setiap tahunnya dan sekitar 2 juta jiwa meninggal . Lebih dari 90% kasus TB dan kematian berasal dari negara berkembang salah satunya Indonesia ( Departemen Kesehatan RI, 2012 )
Keluarga yang merupakan bagian dari masyarakat sesungguhnya mempunyai peranan yang sangat penting dalam membentuk budaya dan perilaku sehat . Dari keluargalah pendidikan kepada individu dimulai, tatanan masyarakat yang baik diciptakan, budaya dan perilaku sehat dapat lebih dini ditanamkan . Oleh karena itu, keluarga mempunyai posisi yang strategis untuk dijadikan sebagai unit pelayanan kesehatan karena masalah kesehatan dalam
keluarga saling berkaitan dan saling mempengaruhi antar anggota keluarga, yang pada akhirnya juga akan mempengaruhi juga keluarga dan masyarakat yang ada disekitarnya ( Friedman,Bowdes dan Jones, 2011 )
Di Indonesia, tuberculosis merupakan masalah utama kesehatan masyarakat dengan jumlah menempati urutan ke 3 terbanyak di dunia setelah Cina dan India, dengan jumlah sekitar 10% dari total jumlah pasien tuberculosis di dunia . Diperkirakan terdapat 539.000 kasus baru dan kematian 101.000 orang setiap tahunnya . Jumlah kejadian TB paru di indonesia yang ditandai dengan adanya Basil Tahan Asam (BTA) positif pada pasien adalah 110 per 100.000 penduduk ( Riset Kesehatan Dasar, 2013 )
Jumlah kasus tertinggi yang dilaporkan terdapat di provinsi dengan jumlah penduduk yang besar yaitu Jawa Barat, Jawa Timur dan Jawa Tengah . Kasus baru Basil Tahan Asam positif (BTA) ditiga provinsi tersebut hampir sebesar 40% dari jumlah seluruh kasus baru di Indonesia . Kasus TB berdasarkan diagnosis terbesar 0,4% dari jumlah penduduk . Dengan kata lain, rata-rata tiap 100.000 penduduk indonesia terdapat 400 orang yang didiagnosis kasus TB oleh tenaga kesehatan . ( Riskesdas, 2013 )
Penyakit TB paru dinyatakan pada responden untuk kurun waktu < 1 tahun berdasarkan diagnosis yang ditegakkan oleh tenaga kesehatan melalui pemeriksaan dahak, foto thoraks atau dengan keduanya . Hasil Riskesdas 2013 tersebut tidak berbeda dengan Riskesdas 2007 yang menghasilkan angka kasus TB paru 0,4% ( Riskesdas, 2013 )
Sepanjang tahun 2015 penderita TBC di Kota Bandung tercatat 5.987 kasus . Sedangkan dari bulan Januari 2013 sampai Juni 2013 tercatat 3.567 kasus . Dibandingkan tahun lalu jumlah kasus TBC kota Bandung mengalami kenaikan . ( Depkes RI, 2012 )
Diperoleh data dari Rekam Medik Puskesmas Ibrahim Adjie pasien yang berkunjung ke poliklinik Puskesmas Ibrahim Adjie tahun 2018 yaitu sebanyak 269 pasien . Tercatat Januari 2018 sebanyak 63 pasien, Februari sebanyak 36 pasien, Maret sebanyak 40 pasien, April sebanyak 34 pasien, Mei 36 pasien, Juni 36 pasien dan Juli sebanyak 34 pasien , terjadi penurunan dalam periode Januari – Juli tetapi Tuberkulosis tetap menjadi penyakit yang perlu segera ditangani karena tuberkulosis adalah penyakit yang sangat perlu mendapatkan perhatian untuk ditanggulangi, sebab jika tidak segera ditangani TBC ini dapat mengakibatkan rusaknya bagian organ dalam, kerusakan pada paru-paru, kerusakan pada mata dan dapat mengakibatkan resisten pada obat- obatan tertentu . ( Laporan penderita TB tahun 2018 )
Peran keluarga sesuai dengan tugas – tugas keluarga dalam bidang kesehatan salah satunya adalah memberikan perawatan kepada anggota keluarga yang sakit, misalnya keluarga mengingatkan atau memonitor waktu minum obat, mengontrol persediaan obat, mengantarkan penderita untuk kontrol, memisahkan alat-alat penderita dengan anggota keluarga yang lain, meningkatkan kesehatan lingkungan penderita, dan pemenuhan kebutuhan
psikologis agar penderita tidak merasa terisolir dalam lingkungannya (Friedman, 2011)
Mengawasi keteraturan minum obat penderita TB paru diperlukan peran penting keluarga sebagai unit terkecil dengan penderita, sehingga pengetahuan dan persepsi keluarga tentang TB Paru yang meliputi : pengertian, penyebab, tanda dan gejala, cara penularan, cara perawatan dan pengobatan, serta cara pencegahan TB Paru sangat di perlukan oleh keluarga agar mendukung dalam proses penyembuhan penderita TB Paru dalam keluarga . ( Widiastuti, 2009 )
Penulis mengangkat studi kasus TB paru karena merupakan jenis penyakit dengan kekhasan tersendiri, yaitu tergolong penyakit kronis dan infeksius ( cepat menular ke individu lain ), sehingga kemungkinan penderita di asingkan akan lebih besar . Peran keluarga akan sangat berarti bagi penderita, dengan pemberian semangat dari orang-orang yang berada di sekitar penderita, secara tidak langsung memberikan dukungan psikologis yang pada akhirnya akan meningkatkan daya tahan tubuh sehingga meningkatkan status kesehatan . Dukungan sosial dari semua orang yang berada di sekitar penderita TB paru sangatlah penting dan berdampak terhadap kesembuhan penderita . Kesembuhan penderita TB Paru biasanya mengalami hambatan atau kegagalan oleh karena kurangnya perhatian dan dukungan sosial dari keluarga. Akan tetapi berdasarkan kenyataan di masyarakat banyak keluarga yang anggota keluarganya menderita TB paru
malah disingkirkan, bahkan mereka tidak peduli dengan kesembuhan si penderita . ( Widiastuti,2009 )
B. Perumusan Masalah
Dari latar belakang diatas penulis merumuskan masalah penelitian studi kasus ini dengan rumusan masalah “Bagaimana Gambaran asuhan keperawatan keluarga Ny.S dengan gangguan sistem pernafasan tuberculosis (TB) pada Tn.F di Wilayah Kerja Puskesmas Ibrahim Adjie?”
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengetahui penerapan asuhan keperawatan keluarga Ny.S dengan gangguan sistem pernafasan pada Tn.F di wilayah kerja Puskesmas Ibrahim Adjie.
2. Tujuan khusus
a. Melakukan pengkajian pada keluarga Ny.S khususnya pada Tn.F Keluarga Ny S. dengan masalah TB Paru
b. Merumuskan dan menegakkan diagnosa keperawatan pada Tn.F keluarga Ny.S dengan masalah TB Paru
c. Menyusun rencana tindakan keperawatan pada Tn.F keluarga Ny.S dengan masalah TB Paru
d. Melaksanakan tindakan keperawatan pada Tn.F keluarga Ny.S dengan masalah TB Paru
e. Melaksanakan evaluasi tindakan keperawatan pada Tn.F keluarga Ny.S dengan masalah TBC
D. Manfaat
1. Manfaat teoritis
Karya tulis ini diharapkan dapat berguna sebagai dasar masukan atau informasi dalam pengembangan pengetahuan pasien tentang penyakit Tuberkulosis (TBC).
2. Manfaat praktis a. Bagi penulis
Sebagai sarana dan alat untuk memperoleh pengetahuan dan informasi tentang asuhan keperawatan keluarga dengan TBC yang dapat digunakan sebagai bahan menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah (KTI) bagi mahasiswa keperawatan.
b. Bagi Tenaga Kesehatan
Bagi tenaga kesehatan karya tulis diharapkan dapat mampu menjadi bahan masukan untuk memberi konseling, penyuluhan dan promosi kesehatan khususnya di puskesmas .
c. Bagi Puskesmas Ibrahim Adjie
Sebagai informasi dan masukan dalam upaya pembinaan dan pengawasan terhadap pasien Tuberkulosis (TBC) di Puskesmas Ibrahim Adjie dengan mengadakan penyuluhan dan membuat banner sebagai alat informasi tentang penyakit Tuberkulosis (TBC)
d. Bagi keluarga
Sebagai sarana untuk memperoleh pengetahuan tentang Tuberkulosis (TBC) beserta penatalaksanaannya